BAB I PENDAHULUAN. A. Judul : KEJURDA PANAHAN YUNIOR SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

dokumen-dokumen yang mirip
SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL

TEKNIK-TEKNIK DASAR BAGI ATLET PEMULA PANAHAN Oleh: Yudik Prasetyo Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2015 ANALISIS KINESIOLOGI TEKNIK CABANG OLAHRAGA PANAHAN

SILABUS MATA KULIAH. Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan Sumber Bahan/ Referensi 1 Kontrak Perkuliahan

BAB 4 TEKNIK MEMANAH

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJUARAAN PROVINSI PANAHAN SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Oleh: Yudik Prasetyo, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 ANALISIS PENAMPILAN TEKNIK

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH

2015 PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 15 (1), Januari Juni 2016 : 1-25

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

PEKAN OLAHRAGA PROVINSI (PORPROV) XI DIY TAHUN 2011 DI KABUPATEN SLEMAN

(Skripsi) OLEH GUSTI AGUNG RISMAN

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN PEKAN OLAHRAGA MAHASISWA NASIONAL (POMNAS) XI PALEMBANG, Oktober 2009

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

PENGARUH PLANK EXERCISE TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN AKURASI MEMANAH SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI. Oleh: Risang

DESKRIPSI MATA KULIAH PELATIHAN CABANG OLAHRAGA PANAHAN (Teori dan Praktek)

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KEJUARAAN PEKAN OLAHRAGA PELAJAR WILAYAH (POPWIL) III DI KABUPATEN BANTEN TAHUN 2012.

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Surat Penugasan Dekan FIK No:1730/UN 34.16/KP/2012

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011

BAB 7 ANALISIS BIOMEKANIK DALAM PANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 6 TECHNICAL POINT DAN SARAN DALAM MEMANAH

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TANGAN DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMANAH JARAK 30 METER PADA ATLET PANAHAN SULAWESI SELATAN

KEJUARAAN NASIONAL ASBD & April 2017 Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta Timur

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

Sejarah Lempar Lembing

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BIODATA VALIDATOR. : Taufiq Arif Setyawan, S.pd. Kor. TTL : Temanggung, 16 januari 1985

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar

BAB 2 PERALATAN PANAHAN

PPM UNGGULAN LAPORAN PROGRAM PPM

BAB 8 LATIHAN MENEMBAK

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PUKULAN OLAHRAGA WOODBALL. Putu Citra Permana Dewi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap cabang olahraga mempunyai sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga

PETUNJUK PELAKSANAAN. Memperebutkan Piala KAPOLDA BALI (*)

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEKAN OLAHRAGA NASIONAL (PON) XVIII DI PROVINSI RIAU TAHUN 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

SOFTBALL. Softball Kelas X Semster 1 Tahun 2015 design By Bramasto

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

PROPOSAL PELATIHAN WASIT JURI PENCAK SILAT KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

NARASI SURAT PENUGASAN / IJIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

PELATIHAN KIAT SUKSES PORDA XIII TAHUN 2015 KABUPATEN BANTUL

PELATIHAN SENAM AYO BERSATU 2 UNTUK GURU-GURU SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

4 Barebow (Putra/Putri) 18 meter 5 seri (set poin)

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM)

Kejuaraan Bulutangkis POLINELA CUP IX - Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I P S I KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN CABOR PANAHAN KEJURNAS PPLM DAN UKM UPI, BANDUNG, 25 November-1 Desember 2010

JAKARTA OPEN ARCHERY CHAMPIONSHIP 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SAMBUTAN PADA PELANTIKAN PENGURUS BESAR TAKO INDONESIA MEDAN, 23 FEBRUARI 2013

NARASI LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. PELATIHAN PELATIH DAN WASIT BAGI MAHASISWA DAN MASYARAKAT Surat Penugasan Dekan FIK No:1442/UN34.

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJUARAAN NASIONAL PANAHAN GANESHA OPEN 2010 DI ITB, BANDUNG

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat membanggakan. Bahkan para pemanah Indonesia Berjaya

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) PELATIH TIM BOLAVOLI PUTRA UNY DALAM PEKAN OLAHRAGA MAHASISWA (POMDA) DIY TAHUN 2011

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

BAB I. Menurut Margono dan Angkasa, Di Indonesia istilah rahasia dagang, trade. Undang Rahasia Dagang No. 30 tahun Menurut dasar diputuskannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

NARASI KEGIATAN JURI CABOR BOLA VOLI PADA O2SN SMP TINGKAT PROPINSI DIY TAHUN 2011

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Judul : KEJURDA PANAHAN YUNIOR SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. B. Analisis Situasi Cikal bakal panji olahraga di dunia Sport for All dan di Indonesia tahun 1983, memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Pemasyarakatan dan pemassalan olahraga bertujuan untuk mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakikat dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup. Sehubungan dengan itu, perlu diberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga yang didukung oleh proses pemahaman, penyadaran, penghayatan terhadap arti, fungsi, manfaat, terlebih lagi pada nilai-nilai olahraga guna mengembangkan akhlaq mulia Olahraga panahan merupakan suatu olahraga yang mempunyai karakteristik tersendiri dalam kelasnya, meskipun dalam perkembangannya kurang diminati oleh masyarakat, akan tetapi olahraga ini cukup mampu berbicara dan diperhitungkan oleh Negara lain di dunia sehingga hal ini mampu mengangkat nama bangsa Indonesia pada umumnya. Seharusnya panahan yang merupakan budaya bangsa dapat dikembangkan dalam bentuk olahraga bergengsi dan bermutu di mata masyarakat. Jika kita mau melihat keluar, maka kita akan mendapatkan hal yang belum kita ketahui dan itu memang benar-benar terjadi, dimana perkembangan panahan di Negara-negara tetangga kita dapat berkembang dengan cukup pesat. Selain daripada itu pemerintah mereka juga sangat mendukung sekali akan perkembangan olahraga di negaranya khususnya cabang olahraga panahan. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) adalah satu-satu nya di Yogyakarta yang mempunyai Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), dimana banyak mahasiswa yang menggeluti dunia olahraga dan berlatar belakang sebagai atlet. Mahasiswa yang masih menjadi atlet tersebut sering mengikuti kejuaraan-kejuaraan baik di tingkat nasional maupun internasional, sehingga hasil prestasi dari berbagai cabang olahraga sering diraih. Mahasiswa FIK-UNY dalam POMNAS XI 2009 di Palembang di cabang panahan meraih 10 medali emas. Prestasi 1

yang membanggakan ini otomatis mengangkat nama FIK khususnya dan UNY pada umumnya. Untuk mendapatkan mahasiswa yang berprestasi seperti ini, maka sangat penting UNY selain mengadakan promosi juga mencari atlet berpotensi dalam kejuaraan-kejuaraan yang harapannya nanti masuk menjadi mahasiswa baru. Hal ini sangat tepat apabila kejuaraan-kejuaraan di agendakan seperti kejurda maupun kejurnas. Kejurda cabang panahan sendiri untuk di Yogyakarta masih jarang dilakukan, terutama Kejurda Panahan Yunior yang peserta nya dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Umum hampir tidak ada padahal animo masyarakat dalam mengikuti kejuaraan tersebut sangat tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan cara mengadakan Kejurda Panahan Yunior agar olahraga panahan berkembang di masyarakat dan UNY mendapatkan atlet berpotensi. Oleh karena itu, Tim Program Pengabdian Masyarakat dari FIK UNY bermaksud untuk melaksanakan Kejurda Panahan Yunior Se-Daerah Istimewa Yogyakarta. C. Tinjauan Pustaka Kejurda panahan yunior adalah kejuaraan panahan tingkat daerah yang diikuti anakanak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Umum. Kejurda panahan yunior yang dilombakan meliputi 4 nomor yaitu jarak 50 meter perorangan, 40 meter perorangan, 30 meter perorangan, dan 40 meter beregu. Perpani dalam perkembangannya selalu berusaha dan berhasil mengikuti kejuaraan-kejuaraan dunia. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari teknik-teknik yang selalu dilatih dan diterapkan oleh para pemanah Indonesia dalam kejuaraan-kejuaraan baik Nasional maupun Internasional (www.koni.or.id). Teknik memanah yang tepat dan benar sangat menunjang pencapaian prestasi panahan yang optimal. Dengan dikuasainya teknik memanah yang tepat dan benar akan memungkinkan keajegan (consistency) gerakan memanah baik dalam latihan maupun kompetisi. Tehnik memanah bagi pemula pada dasarnya ada sembilan langkah, yaitu: 1. Cara berdiri (stance) 2

Stance adalah posisi kaki pada waktu berdiri di lantai atau tanah secara seimbang dan tubuh tetap tegak (Achmad Damiri, 1990: 14). Cara berdiri dalam memanah ada 4 macam, yaitu: a. Sejajar (square stance) 1) Posisi kaki pemanah terbuka selebar bahu dan sejajar dengan garis tembak. 2) Pemanah pemula di sarankan untuk mempergunakan cara ini 1 sampai 2 tahun, selanjutnya baru beralih ke terbuka (open stance). 3) Cara berdiri sejajar mudah dilakukan untuk membuat garis lurus dengan sasaran, namun dalam hal ini perlu diingat, yaitu pada waktu menarik dan holding cenderung badan bergerak (Lee dkk, 2000). b. Terbuka (open stance) 1) Posisi kaki pemanah membuat sudut 45 dengan garis tembak. 2) Pada saat menarik, posisi badan lebih stabil 3) Posisi leher atau kepala akan lebih relaks dan pandangan pemanah lebih mudah untuk fokus ke depan. 4) Cara berdiri seperti ini dianjurkan untuk pemanah lanjutan, karena pada tarikan penuh akan banyak space room pada bahu (Lee dkk, 2000). c. Tertutup (close stance) 1) Pemanah berdiri secara tertutup 2) Tubuh pemanah membelakangi sasaran. 3) Posisi ini sulit karena leher dan tubuh tidak rileks, sehingga sering tidak digunakan baik oleh pemanah pemula atau pun pemanah lanjutan. d. Menyamping (oblique stance) 1) Pemanah berdiri dengan kedua kaki menyerong/ silang dari garis tembak 2) Pada saat menarik, posisi badan cukup stabil dan kepala rileks. 3) Teknik ini digunakan oleh pemanah lanjutan, karena pemanah pemula apabila menggunakan posisi kaki menyamping masih sulit dalam membuat garis lurus dengan sasaran. 2. Memasang ekor panah (nocking). Nocking adalah memasukkan ekor panah ke nocking point pada tali dan menempatkan gandar (shaft) pada sandaran panah (arrow rest). Pemasangan anak panah 3

yang benar yaitu bulu indeks menjauhi sisi jendela busur, sedangkan pemasangan yang salah akibatnya anak panah tidak bisa terbang ke arah target dengan baik atau kemungkinan besar jatuh sebelum sampai target (Achmad Damiri, 1990: 16). 3. Posisi setengah tarikan (set up) Posisi badan releks dengan setengah tarikan. Pada saat posisi ini, pemanah sangat penting untuk merasakan agar posisi badan tetap tegak/center. Pemanah dalam menarik tali menggunakan tiga jari, yaitu: jari telunjuk di atas ekor anak panah, jari tengah dan jari manis berada di bawah ekor anak panah. Jarak antara jari telunjuk dan jari tengah kurang lebih satu sentimeter. Pada waktu set up buat satu garis lurus antara bow arm dengan draw arm (Lee dkk, 2000). 4. Menarik tali (drawing). Tehnik dengan gerakan menarik tali sampai menyentuh bagian dagu, bibir, dan hidung (Achmad Damiri, 1990: 21). Pemanah dalam menarik tali dengan irama yang sama, agar posisi badan selalu seimbang. Kemudian pada waktu menarik jangan dibantu dengan badan, tetapi gunakan otot-otot belakang bahu untuk menarik. Posisi yang benar adalah tali yang mendekati dagu atau kepala, sebaliknya jangan kepala pemanah yang mendekati tali. 5. Penjangkaran (anchoring). Teknik dengan gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu. Pada waktu anchoring, pernafasan harus dikontrol dengan baik dan konsentrasi tetap. Setelah anchoring, tekanan ke depan dari tarikan ke belakang terus kontinyu jangan sampai kendur/rileks (Lee dkk, 2000). Posisi anchoring ada 2 yaitu: penjangkaran yang tinggi dan penjangkaran yang rendah. Penjangkaran tinggi, dengan ujung jari telunjuk di sudut mulut sehingga ujung jari/ ujung tangan bertumpu sepanjang bagian bawah tulang pipi. Penempatan jari depan di sudut mulut membantu mengatur anak panah di bawah pandangan mata. Penjangkaran rendah, jari depan bertumpu langsung di bawah tulang rahang sehingga tali berada di garis tengah wajah. Tali menyentuh ujung hidung dan di tengah-tengah dagu. Pemanah banyak mengerutkan bibir dan mencium tali. Pemanah pemula biasanya menggunakan cara penjangkaran yang tinggi (Barrett J. A, 1990: 52-53). 6. Menahan sikap memanah (holding). Pemanah menahan sikap memanah beberapa saat sebelum anak panah dilepaskan (Achmad Damiri, 1990: 23). Pada posisi holding, untuk tekanan ke depan dan tarikan 4

kebelakang tetap kontinyu. Pemanah dalam posisi holding, jangan dibantu badan untuk menahan beban tarikan busur, tetapi yang dilakukan adalah otot-otot lengan penahan busur dan lengan penarik tali harus berkontraksi, agar sikap memanah tidak berubah/tetap merupakan satu garis lurus (Lee dkk, 2000). 7. Membidik (aiming). Suatu gerakan mengarahkan visir pada titik sasaran dan pemanah dalam memegang grip serileks mungkin. Bagi seorang pemanah pemula tehnik membidik sering berubah-ubah, hal ini disebabkan karena waktu membidik kadang terlalu cepat dan kadang terlalu lama, sehingga perlu latihan yang banyak agar bisa ajeg. Menurut hasil pengamatan di kejuaraan Nasional, pemanah dalam membidik rata-rata memerlukan waktu 4 detik. Penyetingan alat pembidik (visir) perlu disesuaikan tidak hanya pada jarak, tetapi pada saat cuaca dingin, panas, dan angin, agar memperoleh target sesuai yang diinginkan (Achmad Damiri, 1990: 26). 8. Melepaskan anak panah (release). Suatu gerakan melepaskan tali busur dengan cara tangan penarik tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah (Achmad Damiri, 1990: 26). Pada waktu release tekanan pada lengan kiri dan kanan jangan sampai bertambah pada salah satu bagian. Selain itu, jari-jari penarik tali juga harus rileks, agar mendapatkan release yang halus. Pemanah yang release nya halus, maka setiap arah panah dan speed (kecepatannya) sama, sehingga terbangnya anak panah menjadi mulus (Lee dkk, 2000). 9. Gerak lanjut (follow through). Pemanah selama beberapa detik melakukan gerak lanjut dengan tetap memberikan tekanan yang sama seperti release. Pandangan mata pemanah juga harus tetap konsentrasi kesasaran tidak beralih ke terbangnya anak panah. Busur diusahakan tetap diam sebelum anak panah menancap di target. Tujuan dari gerak lanjut adalah untuk memudahkan pengontrolan gerak memanah yang dilakukan (Lee dkk, 2000). D. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Olahraga panahan belum berkembang dengan pesat. 2. Kurangnya agenda Kejurda Panahan Yunior di Daerah Istimewa Yogyakarta 5

3. Universitas Negeri Yogyakarta dalam pencarian atlet untuk memperoleh mahasiswa yang berprestasi. E. Tujuan Kegiatan 1. Lebih mendekatkan jalinan antara dosen sebagai pengabdian masyarakat dengan masyarakat umum. 2. Kerja sama antara UNY dan Pengda panahan DIY secara bersama memiliki tujuan dalam mencari bibit-bibit atlet yang berguna di masa datang. 3. Untuk mengenalkan lebih dekat pada masyarakat bahwa FIK-UNY mempuyai wadah dalam pengembangan olahraga panahan. F. Manfaat Kegiatan PPM Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut adalah : 1. Memberikan kesadaran anak-anak untuk mengikuti olahraga panahan 2. Menambah ajang kompetisi dalam meraih prestasi setinggi-tingginya dan UNY dapat memperoleh mahasiswa yang berprestasi dalam cabang panahan. 3. Perlunya masyarakat mengenal lebih dekat bahwa FIK-UNY mempunyai wadah dalam pengembangan olahraga panahan. 4. Bagi tim pengabdi, sebagai bentuk mewujudkan Tri darma Perguruan BAB II METODE KEGIATAN A. Khalayak Sasaran Kegiatan ini direncanakan diikuti oleh maksimal 50 peserta dari masing-masing perwakilan dari atlet Yunior dari Pengda Kabupaten Sleman, Kota, Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul. B. Metode Kegiatan 6

Metode yang digunakan dengan teori dan praktek bagi mahasiswa yang diberi pelatihan dalam cara menyelenggarakan pertandingan dan pendekatan langsung: praktek dan evaluasi serapan pada siswa SD, SMP, dan SMU dalam mengikuti Kejurda Panahan Yunior Se-DIY secara baik. C. Jadwal Kegiatan Tahap Jenis Kegiatan Waktu Tempat I Pembuatan Proposal Bulan Maret FIK-UNY II Observasi Awal Bulan April Lapangan Panahan FIK-UNY III Pelaksanaan Kejurda Panahan Yunior Se- Bulan Juli Lapangan Panahan DIY FIK-UNY IV Evaluasi September FIK-UNY D. Pelaksanaan kegiatan. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juli 2010, waktu yang digunakan 20 jam dan dalam perencanaan sampai pelaksanaan butuh waktu 5-6 bulan di FIK UNY. Pelaksanaan PPM telah dilaksanakan tanggal 16 Juli 2010 s.d 18 Juli 2010. E. Kerangka Pemecahan Masalah Berdasarkan orientasi lapangan diperoleh gambaran bahwa sebagian besar siswa SD, SMP, dan SMU belum rutin mengikuti kompetisi sehingga untuk mencapai prestasi masih sangatlah kurang. Untuk Kejurda Panahan Yunior juga jarang dilakukan. Pemecahan masalah yang diajukan secara operasional untuk menjawab rumusan masalah adalah dengan mengadakan Kejurda Panahan Yunior di Daerah Istimewa Yogyakarta secara intensif. 7

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PPM A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Secara umum pelaksanaan kejurda panahan Yunior Se-DIY ini berjalan lancar dan sesuai dengan program yang sudah direncanakan. Lokasi Pengabdian di Kampus FIK dan Lapangan Panahan FIK UNY. Total lama pengabdian 20 jam, terdiri dari praktek selama 14 jam, teori selama 6 jam, dilaksanakan hari Jumat s.d Minggu, tanggal 16 Juli 2010 teori dan praktek dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 17 Juli s.d 18 Juli 2010. 8

Program kegiatan PPM yang telah dilaksanakan sebagai berikut: 1. Kegiatan ini merupakan gabungan pemberian materi teori dan praktek yang diharapkan sebagai bekal tambahan untuk mahasiswa yang akan mengembangkan olahraga panahan. 2. Kegiatan pelatihan materi teori sebanyak 6 jam sedangkan isinya antara lain: Manfaat Olahraga Panahan, Manajemen Pertandingan Olahraga Panahan, Pengecekan Alat Panahan Dalam Pertandingan. 3. Materi praktek ada 14 jam yang berisi : Pembuatan Lapangan untuk Pertandingan Panahan dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2010 dan menjadi Wasit dalam Pertandingan Kejurda Panahan Yunior Se-DIY tanggal 18 Juli 2010. 4. Sebagai evaluasi dan ujian bagi peserta adalah pada saat menjadi wasit pada Kejurda Panahan Yunior Se-DIY. Pelaksanaan pelatihan di ikuti oleh 23 peserta (mahasiswa) dari beberapa fakultas yang berbeda di Universitas Negeri Yogyakarta, yaitu dari mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, dan Fakultas Bahasa dan Seni. Kegiatan pelatihan dirasakan bermanfaat bagi para mahasiswa. Adapun manfaat tersebut diperoleh karena dapat langsung diterapkan dilapangan pada Kejurda Panahan Yunior Se-DIY sehingga menjadi bekal bagi mereka untuk lebih mendalami cara-cara dalam penyelenggarakan pertandingan panahan secara baik. Dari hasil evaluasi setelah pelatihan berlangsung yang dilakukan secara lisan mayoritas 90% mengatakan senang dan mengharapkan kalau ada pelatihan yang lain mohon diikut sertakan. Kegiatan pelatihan dikatakan berhasil bisa dilihat hasil evaluasi secara keseluruhan baik dari jumlah peserta yang direncanakan 20 mahasiswa bisa mencapai 23 mahasiswa, sedangkan jumlah atlet yang mengikuti pertandingan di rencanakan 50 atlet bisa mencapai 72 atlet yang terdiri dari perwakilan masing-masing Kabupaten. Hasil Kejurda Panahan Yunior Se-DIY yang meraih sebagai juara umum adalah dari Kontingen Kota Yogyakarta. Disamping dari jumlah peserta yang melampaui target keberhasilan juga bisa ditunjukkan dengan pelaksanaan sesuai dengan jadwal sehingga kegiatan pelatihan dan Kejurda Panahan Yunior Se-DIY dapat berjalan dengan tertib, lancar. Kejuaraan Panahan Yunior Se-DIY dilaksanakan pada hari minggu, tanggal 18 Juli 2010 bertempat di lapangan panahan FIK-UNY. Acara dibuka pada pukul 07.00 kemudian dilanjutkan dengan percobaan lapangan yang dilakukan selama kurang lebih 15 menit. 9

Setelah itu pertandingan dimulai dengan pertandingan panahan Pra Pemula dan Pemula. Pertandingan yang dilaksanakan adalah pertandingan satu jarak yaitu jarak 15 meter untuk Pra Pemula dan 20 meter untuk Pemula. Masing-masing dilaksanakan sebanyak 12 rambahan. Setelah itu diselingi dengan ISHOMA (Istirahat, Sholat, Makan). Pada pukul 13.00 pertandingan dilanjutkan dengan pertandingan Yunior A dan Yunior B. Pertandingan Yunior juga hanya pada satu jarak, yaitu jarak 30 meter untuk Yunior A dan 40meter untuk Yunior B. Pada pukul 16.00 pertandingan selesai dan dilanjutkan dengan penyerahan Piala Bergilir Kejurda Panahan Yunior Daerah Istimewa Yogyakarta kepada para pemenang. Pihak mitra dalam hal ini dari Pengprov Perpani DIY sangat senang dan mengharapkan kerjasamanya untuk dapat bersama-sama menyelenggarakan Kejurda Panahan Yunior Se-DIY di tahun-tahun berikutnya. Selain itu, Ketua Pengprov Perpani dalam sambutannya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada LPM Universitas Negeri Yogyakarta, karena baru pertama kali ini kegiatan Kejurda Panahan Yunior Se-DIY dapat terlaksana dan animo masyarakat pecinta panahan sangat tinggi. BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Kegiatan pelatihan dan penyelenggaraan Kejurda Panahan Yunior Se-DIY ini mendapat tanggapan yang positif bagi para peserta (mahasiswa) maupun atlet yang bertanding. Para mahasiswa merasakan manfaat karena teori yang di dapat, langsung dapat dipraktekan di lapangan. Dari kegiatan Kejurda Panahan Yunior Se-DIY yang berjalan lancar tersebut membuat mahasiswa lebih percaya diri dan mengetahui lebih dalam mengenai olahraga panahan dan peraturan panahan. Harapan dari tim Pengabdi, mahasiswa nantinya dapat mandiri menyelenggarakan pertandingan-pertandingan sejenisnya sehingga pembinaan maupun pemasalan olahraga panahan maju pesat. 2. Saran a. Perlu diadakan lagi pelatihan kepada mahasiswa secara terprogram dan berkelanjutan. 10

b. Setiap peserta setelah selesai mengikuti pelatihan diharapkan mampu membentuk kelompok/event organizer dalam penyelenggaraan pertandingan panahan. c. Perlunya optimalisasi kerjasama antara LPM-UNY, FIK-UNY, dengan mitra (Pengprov Perpani DIY) untuk mendukung kelancaran program Kejurda Panahan Yunior Se-DIY. DAFTAR PUSTAKA Achmad Damiri. (1990). Panahan. FPOK IKIP Bandung. Barrett J. A. (1990). Olahraga Panahan: Pedoman, Teknik dan Analisa. Semarang: DAHARA PRIZE. Lee dkk. (2000). Standar Baku Teknik Memanah Makalah Penataran Pelatih Panahan Tingkat Dasar. Jakarta: PB. Perpani Indosat Menyerahkan Bantuan Peralatan Olah Raga Panahan Untuk Pondok Pesantren Pondok Madinah, http://www.docstoc.com/docs/20098139/indosat-menyerahkan-bantuan- Peralatan-Olah-Raga-Panahan-Untuk-Pondok, diakses 13 Februari 2010. Tim PB PBSI (2005). http://bulutangkis.com/mod.php?mod=userpage&menu =401&page_id=5&PHPSESSID=7aa6d367ad0a8e085758d1297f821ddc (Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis), diakses 13 Februari 2010. 11

LAMPIRAN 12

LAMPIRAN FOTO Foto. 1 13

Foto. 2 Foto 1 dan 2: Pembuatan lapangan dan kroscek tempat pertandingan Foto. 3 14

Foto. 4 Foto 3 dan 4: Persiapan Peralatan Panahan dan Persiapan Pembukaan Kejurda Yunior Se-DIY Foto. 5 15

Foto. 6 Foto 5 dan 6: Koordinasi pelatih dan atlet sebelum bertanding Foto. 7 16

Foto. 8 Foto 7 dan 8: Tim Pengabdi bersama mahasiswa yang telah dilatih sedang mengatur jalannya pertandingan Foto. 9 17

Foto. 10 Foto 9 dan 10: Atlet putri dan putra sedang bertanding dalam Kejurda Panahan Yunior Se-DIY di Lapangan FIK-UNY Foto. 11 18

19