Susur Gua Vertikal dan Horisontal

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENALAN CAVING (SUSUR GUA)

Materi Rock Climbing C. ASPEK YANG PERLU DIPERHATIKAN. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam etika panjat tebing adalah sebagai berikut :

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Height Safety Lifting Load Control

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sanctum merupakan film bergenre petualangan 3D yang menampilkan

2. Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan tali.

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!!

Disaster Management. Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana

ukur tinggi pohon dengan tali utama, kita turun dari pohon menggunakan tali prussik maupun descender.

K3 KERJA DIKETINGGIAN Oleh: Ramadin Wahono Subekti

Materi Tali Temali. Pendahuluan

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk

PELAKSANAAN ARUNG JERAM PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan umur, semua orang dapat melakukannya. Serta berenang adalah olahraga yang sangat

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Uji Kompetensi. Inpassing. Jabatan Fungsional Rescuer. Pedoman

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

DAFTAR ISI. COVER... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii. LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN... iv

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH OLAHRAGA AIR (RENANG) DATA MAHASISWA NAMA LENGKAP : KELOMPOK

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

Dalam panjat tebing terdapat 2 klasifikasi pembedaan, yaitu :

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang

ANALISIS BAHAYA CAVE RESCUE 6 ARISAN CAVING YOGYAKARTA 2016

K3 BEKERJA PADA KETINGGIAN & AKSES TALI [DTG1B2] K3 & Hukum Tenaga Kerja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

Ahli Tipografi disebut TIPOGRAFER (ahlinya tipografi gitu...)

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

MANAJEMEN PERJALANAN DI ALAM BEBAS

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

Pengertian Videografy

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4 HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengukuran Debit. Persyaratan lokasi pengukuran debit dengan mempertimbangkan factor-faktor, sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

1. Mengenal dan memahami standar dan prosedur serta prinsip-prinsip dasar bekerja di ketinggian. 2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ISSN Oleh: I Kadek Happy Kardiawan Dosen Jurusan PKO FOK Undiksha ABSTRAK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MAKALAH PENJASKES LARI JARAK JAUH

HOW TO BETTER FINNING?

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE

Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

PANDUAN ARUNG JERAM. I. Pendahuluan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU 2017 P K 2 M A B A JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang

5. Berkaitan dengan keterampilan seperti kelentukan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespiratori, keseimbangan, koordinasi, dan persepsi kinestetik.

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

Lampiran Standart Nordic Questionnaire

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

Pengendalian Air Hujan di bangunan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

Transkripsi:

Susur Gua Vertikal dan Horisontal Oleh: Sunu Widjanarko I. PENELUSURAN GUA HORISONTAL Medan pada gua horisontal sangat bervariasi, mulai pada lorong-lorong yang dapat dengan mudah di telusuri, sampai lorong yang membutuhkan teknik khusus untuk dapat melewatinya. a. Lumpur. Lorong yang berlumpur dapat dengan mudah kalau lumpur tersebut tidak terlalu tebal. Tapi dalam kondisi lumpur setinggi lutut bahkan sampai setinggi perut, kita tidak mudah untuk melaluinya. Untuk melewatinya kita bergerak dengan posisi seperti berenang. Dengan posisi seperti ini akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga. b. Air. Untuk kondisi lorong gua yang berair. terutama gua yang belum pernah di masuki kita tidak mengetahui kedalaman air dan kondisi di bawah permukaan air, untuk itu kita harus mengetahui prosedur dan mempunyai fasilitas pendukung. Syarat utama untuk melewati lorong yang berair adalah harus bisa berenang. Tetapi dengan kondisi lorong yang serba terbatas, teknik berenang dalam gua berbeda dengan berenang di kolam renang. Di sini kita memakai pakaian lengkap, sepatu bahkan mungkin membawa beban yang cukup berat. Pembagian team juga harus di sesuaikan, untuk leader ia tidak boleh membawa beban berat, karena leader harus membuat lintasan dan mempelajari kondisi medan. Dalam kondisi tertentu kita menggunakan pelampung, perahu karet terutama untuk lorong yang panjang dan berair dalam. Ada juga lorong yang hampir semua di penuhi oleh air hanya ada ruangan sedikit yang tersisa. Untuk melewatinya kita harus melakukan DUCKING ( kepala menengadah). Kadang-kadang kita harus melepas helm untuk menambah ruang gerak kepala. Dalam kondisi tertentu kita melakukan

II. ducking dengan jongkok, bahkan dengan berbaring kalau badan tidak dapat masuk seluruhnya. III. Diving, adalah teknik penyelaman dengan alat bantu pernafasan dan pakaian khusus. Teknik ini di lakukan pada lorong yang seluruh bagiannya tertutup oleh air (sump, siphon). Untuk perbandingan resiko kematian di cave diving adalah 60% tewas. Sedang resiko caving 15 %. Dengan melihat perbandingan resiko kematian yang besar ini kita di tuntut untuk ekstra hati-hati, seyogyanya tidak meneruskan penelusuran jika tanpa alat pendukung yang standart. c. Climbing. Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai adanya water fall ataupun lorong yang terletak di atas kita. Untuk dapat meneruskan penelusuran kita harus menggunakan teknik-teknik Rock Climbing. Seperti memasang pengaman sisip dan bor tebing untuk pembuatan lintasan, yang melakukan adalah leader dan kemudian anggota yang lain melewatinya dengan SRT. Teknik rock climbing harus bisa di lakukan pada kondisi medan seperti : * Aliran air yang deras dan kita tidak mengetahui kedalamannya. * Gua yang berbentuk celah dan menyempit bagian dasarnya * Sungai besar atau danau yang dalam. * Pemasangan rigging pada waterfall. * Menghindari calcite floor atau oolith floor. II PENELUSURAN GUA VERTIKAL Single Rope Technique, Susur Gua Vertikal Single Rope Technique (SRT) adalah teknik yang dipergunakan untuk untuk menelusuri gua-gua vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik dan turun medan-medan vertikal. Berbagai sistem telah berkembang sesuai dengan kondisi medan di tempat lahirnya masing-masing metode. Namun yang paling banyak dipergunakan adalah Frog Rig System.

Teknik yang lain adalah: rope walker, Texas Rig, jumaring, Mitchele System, floating cam system. Sistem frog rig menggunakan alat: 1. Seat harness, dipergunakan untuk mengikat tubuh dan alat-alat lain. Dipasang di pinggang dan pangkal paha. Jenis-jenisnya adalah: bucklet, avantee, croll, rapid, dan fractio. 2. Chest ascender, dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali dipasang di dada. Dihubungkan ke Delta MR oleh Oval MR. 3. Hand ascender, dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali di tangan. Di bagian bawah dipasang descender, tempat digantungkannya foot loop dan cows tail. 4. Descender, dipergunakan untuk menuruni tali. Ada beberapa jenis descender: Capstand (ada dua macam: simple stop dan auto stop), whaletale, raple rack (ada dua macam: close rack dan open rack), figure of eight, dan beberapa jenis lagi yang prinsip kerjanya sama dengan figure of eight. 5. Mailon rapid,ada dua macam Mailon Rapid (MR), yaitu: Oval MR untuk mengaitkan Chest Ascender kepada Delta MR. Delta MR sendiri adalah untuk mengkaitkan dua loop seat harness dan tempat mengkaitkan alat lain seperti descender berikut karabiner friksinya dan cowstail. 6. Foot loop, dicantolkan ke karabiner yang terhubung ke hand ascender. Berfungsi sebagai pijakan kaki. Ukuran dari foot loop harus tepat seperti gambar diatas. Hal ini sangat mengurangi kelelahan pada waktu ascending di pitc-pith yang panjang 7. Cows tail, memiliki dua buat ekor. Satu terkait di hand ascender, dan satu lagi bebas, dipergunakan untuk pengaman saat melewati lintasan-lintasan intermediate, deviasi, melewati sambungan, tyrolean, dan traverse. 8. Chest harness,untuk melekatkan chest ascender agar lebih merapat ke dada. Sehingga memudahkan gerakan sewaktu ascending normal, atau pada saat melewati sambungan tali. Chest harness lebih baik jika dapat diatur panjang pendeknya (adjustable), sehingga memudahkan pengoperasian, terutama apabila terjadi kasus dimana chest ascender terkunci di sambungan atau simpul, atau pada saat rescue.

(Gambar dari katalog Petzl ) Teknik-teknik yang harus dipelajari untuk SRT adalah ascending dan descending dengan penguasaan melewati jenis-jenis lintasan dan medan. Melewati intermediate anchor Melewati deviation anchor Melewati sambungan tali Melewati lintasan tyrolean, menggunakan satu tali dan dua tali. Meniti tali dengan medan slope (miring)

Ascending ((Gambar dari katalog Petzl) Gerakkan telapak kaki untuk menjepit tali dengan telapak kaki. Cara pertama adalah menjepit tali menggunakan bagian dalam pergelangan kaki dengan bagian luar telapak kaki. Cara kedua adalah menjepit tali dengan kedua telapak kaki ketika melakukan gerakan berdiri. Ketika mengangkat kedua kaki, kedua telapak kaki dibuka.

Descending (Gambar dari katalog Petzl ) PERHATIAN: Latihan ini harus dilakukan mengunakan peralatan yang mutu dan kekuatannya memenuhi standar Latihan harus dibawah pengawasan oleh ahli. Berlatihlah pada ketinggian yang tidak terlalu tinggi. Cegahlah latihan yang dapat merusakkan alat: membebani alat melebihi beban normal, beban dengan arah abnormal, menggunakan alat tidak sesuai dengan manual book-nya. Latihan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat alternatif, harus masih dalam tingkat aman. Pernah melakukan latihan teknik tertentu bukanlah jaminan bahwa kita sudah menguasai teknik tersebut. Berlatihlah satu teknik sampai lancar tanpa hambatan dan kesalahan sebelum berlatih teknik yang lain. Berlatihlah dengan selalu ditemani oleh orang lain yang juga memahami SRT. Berniatlah berlatih untuk menolong orang lain dan diri sendiri. Hindarilah terjadinya kecelakaan di gua untuk orang lain maupun diri sendiri. Saya mempunyai teman yang takut ketinggian, namun akhirnya dapat mengalahkan rasa takut itu, dia sudah berani menuruni medan-medan vertikal dengan kedalaman 50 meter dalam berbagai medan. Namun harus dengan penyesuaian diri yang intensif dan sungguh-sungguh. Sumber: http://subterra.web.id/caving