BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Artikel Liburan ke Pulau Pari

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penataan angkutan penyeberangan Kepulauan Seribu

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKKAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. mencakup daerah kepulauan seperti daerah Kepulauan Seribu dan Raja Ampat.

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

ANALISIS DAMPAK PARIWISATA TERHADAP TIMBULAN SAMPAH DI PULAU TIDUNG

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB I LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor termasuk di dalamnya keberadaan penginapan (hotel, homestay,

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat seyogianya terlibat dalam usaha pengelolaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. yang mendatangkan wisatawan. Bali merupakan sebuah provinsi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. agama islam, hindu, budha, katolik, protestan, dan konghucu, namun mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

ADA BALI DI KOTA NGAPAK

BAB I PENDAHULUAN. baik kepada seluruh pelaku pariwisata dan pendukungnya. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara kepulaun, yang sering pula disebut negara maritim yang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

BAB I PENDAHULUAN. planet Bumi tahun yang lalu, letusan dari supervolcano di Indonesia hampir

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki banyak keindahan dari kekayaan laut yang dimiliki. Bahkan bukan hanya sekedar negara maritim, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan memiliki lebih dari tujuh belas ribu pulau. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah menjadi Undang-Undang 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah merupakan landasan bagi Pemerintah Daerah dalam menjalankan roda pemerintahan didaerahnya. Otonomi daerah menciptakan ruang gerak yang lebih bebas dalam membuat kebijakan dan peraturan daerah yang melibatkan pihak-pihak terkait yang sesuai dengan pemahaman dan kebutuhan masyarakat masing-masing daerah tersebut, tidak terkecuali dengan pembangunan sektor kepariwisataan. Pembangunan sektor pariwisata sebagaimana kedudukannya sekarang ini, merupakan salah satu sektor unggulan (leading sector)dalam perekonomian Nasional yang senantiasa perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Jika ditinjau dari aspek social ekonomi dapatmeningkatkan pendapatan masyarakat, perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan pemerintah, peningkatan penerimaan devisa meningkatkan kewirausahaan Nasional dan turut mendorong pembangunan di daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan digariskan bahwa pembangunan pariwisata perlu ditingkatkanuntuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa serta memperkenalkan alam kebudayaan bangsa Indonesia. Pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup, dan dalam mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu pariwisata sebagai suatu sektor yang kompleks, mampu menghidupkan sektor-sektor lain meliputi industri-industri seperti industri kerajinan tangan, industri cinderamata, penginapan, dan transportasi. Padatnya aktifitas kota besar seperti Jakarta seringkali memberikan tekanan tinggi para penduduknya baik secara fisik maupun fisiologis. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan baru bagi warga Jakarta, yaitu melonjaknya tingkat stress dan berkurangnya efektifitas pergerakan ekonomi di kota Jakarta. Oleh karena 1

2 itu, berlibur dapat menjadi salah satu alternative jawaban untuk mengurangi penat dari kehidupan sehari-hari. Dengan memberikan jenjang waktu untuk merilekskan tubuh dan pikiran dipercaya dapat meningkatkan semangat untuk kembali bekerja dan beraktifitas secara maksimal. Selain itu, suasana baru yang jauh dari perkotaan dapat memberikan inspirasi baru dan ide- ide segar. Namun, seringkali sempitnya waktu dan biaya membatasi penduduk Jakarta untuk berpergian ke luar kota atau luar negeri dengan tujuan sekedar refreshing atau meluangkan waktu bersama keluarga sambil menyegarkan pikiran. Berlibur ke Kepulauan Seribu menjadi sebuah pilihan yang tepat untuk destinasi wisata bahari yang mudah dijangkau, hemat namun tetap memberikan sebuah sensasi liburan yang menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga. Untuk mendongkrak perkembangan Kepulauan Seribu dalam segala aspek antara lain kelestarian lingkungan, konservasi sumber daya alam, ekonomi, sosial budaya dan kesejahteraan rakyat, maka kecamatan Kepulauan Seribu yang merupakan bagian dari wilayah Kotamadya Jakarta Utara ditingkatkan statusnya menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Ketentuan ini diatur dalam Undang-undang No. 34 Tahun 1999 tanggal 31 Agustus 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara RI Jakarta. Secara administrasi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memiliki luas wilayah 869,61 Ha, yang terbagi menjadi dua kecamatan dan 110 pulau. Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (terdiri dari 79 pulau) seluas 565,29 hektar. Kelurahan Pulau Kelapa, seluas 258, 41 hektar, Kelurahan Pulau Harapan, seluas 244,72 hektar, Kelurahan Pulau Panggang, seluas 62,10 hektar, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan (terdiri dari 31 pulau) seluas 304,32 hektar. Lalu, Kelurahan Pulau Tidung, seluas 106,90 hektar, Kelurahan Pulau Pari, seluas 94,57 hektar, Kelurahan Pulau Untung Jawa, seluas 102,85 hektar. Kilometer Kepulauan Seribu merupakan wilayah kepulauan berupa gugusan pulau-pulau karang yang terdapat disebelah utara atau di Teluk Jakarta. Diantara gugusan Kepulauan Seribu, adalah P. Kahyangan, P. Bidadari, P. Onrust, P. Edam, P. Kelor, P. Rambut, P. Pantara Timur, P. Pantara Barat, P. Subaru, P. Untung Jawa, Gugusan P. Kelapa, P. Ubi Kecil, P. Parung Indah, Kelurahan P. Panggang, P. Pari, P. Saktu, P. Penike, P. Pelangi, P. Puteri, P. Pabelokan, P. Laki, P. Pamagaran, P. Melinjo, P. Sabira, P. Matahari, P. Papa Theo, dan P. Ayer.Tidak semua pulau yang termasuk di dalam gugusan Kepulauan Seribu didiami manusia. Sebagian besar merupakan pulau yang tak berpenghuni.

3 Namanya Kepulauan Seribu, tapi bukan berarti pulau-pulau di dalam gugusan kepulauan itu berjumlah seribu. Jumlah pulaunya sekitar 342 buah,dengan banyaknya wisatawan domestik dan mancanegara yang datang kepulau seribu banyak dari masyarakat yang menjadikan objek tersebut sebagai mata pencarian dan dengan banyaknya wisatawan asing yang datang sekarang banyak dari masyarakat yang bekerja diantaranya menjadi guide mendirikan home stay atau penginapan, transportasi/kapal, membuat penyewaaan alat snorkeling berjualan pernakpernik/kerajinan barang hasil laut. Dan dari data yang Penulis terima dari dinas pariwisata pulau seribu bahwa ada Penurunan pengunjung wisatawan yang datang ke pulau seribu dapat di lihat pada table di bawah ini. Table 1.1 Data Pariwisata Kepulauan Seribu Pulau Seribu WisMan WisNus Jumlah 2003 16,121 83,101 99,222 2004 19,889 56,947 76,836 2005 20,012 110,638 130,650 2006 18,784 94,274 113,058 2007 19,223 111,355 130,578 2008 3,009 129,734 132,743 2009 3,316 137,910 141,226 2010 4,786 226,234 231,020 2011 6,692 552,306 558,998 2012 4,627 463,669 468,296 2013 15.521 1.482.949 1.498,470 Sumber : BPS 2013 Dari data di atas ialah dengan naiknya jumlah pengunjung tahun 2013 maka dibutuhkan suatu kualitas layanan yang lebih baik untuk, meningkatkan jumlah wisatawan salah satu cara untuk meningkatkanya yaitu dengan menerapkan OCB sebagai variabel dependen. Berdasarkan wawancara peneliti, dengan Sudin Pariwisata dengan (Bapak Asep), Pihak Home stay dengan (Ibu Hj.Tuti), Pihak Kapal(Bapak H. Hidayat), Travel Sodara (Kahar) dan Pemilik Penyewaan alat-alat Snorkling (Bapak Husen), Dari hasil wawancara peneliti dengan narasumber adanya beberapa kendala yang terkait dari variabel OCB yaitu, adanya beberapa karyawan

4 yang kurang disiplin dalam bekerja, kurangnya tolong menolong dalam bekerja dan mengeluh dalam bekerja. Yang dimaksud dengan sumber daya manusia yang berkualitas adalah bekerja sesuai dengan setandar-setandar yang dibutuhkan organisasi atau perusahaan. Dan mampu menghasikan kerja sesuai atau bahkan lebih dari apa yang di harapkan oleh perusahaan. jadi, diharapkan SDM manusia tidak hanya memiliki skill dan kualitas yang baik tetapi memiliki perilaku ekstra dimana salah satunya ialah OCB sebagai Variabel Dependen. Perilaku Ekstra tersebut seperti membantu rekan kerja, kesungguhan dalam bekerja dan lain-lain.akan tetapi perilaku tersebut tidak di miliki oleh setiap karyawan. Untuk menimbulkan OCB pada setiap karyawan tentunya karyawan harus merasa puas terlebih dahulu aspek-aspek Job Satisfaction yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, bantuan tekhnis, dan kerjasama yang baik dengan rekan kerja. Apabila karyawan sudah merasa puas dan nyaman dalam bekerja maka akan menimbulkan perilaku OCB. Maka dari itu dibutuhkan variabelvariabel seperti MCSQ, Job satisfaction, OCB untuk meningkatkan kualitas layanan dan peningkatan pariwisata itu sendiri..sumber daya manusia sebagai salah satu elemen utama yang sangat penting karena faktor manusia sangat berperan dalam mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia tidak saja membantu organisasi dalam mencapai tujuannya tetapi juga membantu menentukan apa yang benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, Dan hal tersebut sangat berdampak pada kualitas layanan dan peningkatan pariwisata dikepulauan seribu. Pariwisata Kepulauan Seribu juga dapat di sebutkan sebagai system karna mempunyai hubungan Interdepedensi dimana perubahan pada subsistem menyebabkan perubahan pada subsistem lainya. Dalam pariwisata ada banyak aktor yang berperan dalam pergerakan system. Aktor tersebut adalah insan-insan yang ada pada berbagai sector. Secara umum insan pariwisata di kelompokan dalam tiga pilar utama, yaitu: Masyarakat Kepulauan Seribu adat, dan Budaya Pemerintah : - Sudin pariwisata Kepulauan Seribu Pihak Swata/ Masyarakat yang berperan langsung dalam bisnis : - Home stay - Kapal - Travel - Penyewaan snorkling Gambar 1.1 Destinasi Pariwisata (Sumber : Drs. Bambang Sunaryo. M.Sc. Ms.)

5 Dari gambar di atas yang termasuk masyarakat umum yang hanya biasa atau hanya meningkatkan adat dan budaya, ada juga masyarakat sebagai pemilik dari berbagai sumber daya atau pengusaha (pihak swasta), seperti mempunyai Home stay, Kapal, Travel dan Penyewaan alat snokling.dan sedangkan dalam kelompok pemerintah adalah sudin pariwisata kepulauan seribu. Penyelenggaraan system pariwisata dapat sempurna bila komponen-komponen tersebut melebur menjadi satudan saling mendukung satu dengan yang lain nya.seperti kewajiban pemerintah bersama-sama merencanakan pembangunan pengorganisasian, pemeliharaan dan melakukan pengawasan. Maka dari itu penulis menganalisa mengenai Pengaruh Manajemen Comitment Service Qualities (MCSQ) Pada Job Satisfaction Serta Dampak nya Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan Bidang Pariwisata Di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 1.2 Perumusan Masalah Untuk memudahkan peneliti nantinya, adapun yang menjadi perumusan masalah ini adalah : a. Apakah ada pengaruh MCSQ terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Bidang Pariwisata di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu? b. Apakah ada pengaruh MCSQ terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan Bidang Pariwisata di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu? c. Apakah ada pengaruh Job satisfaction terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan Bidang Pariwisata di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu? d. Apakah ada Pengaruh MCSQ terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan Bidang Pariwisata di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu melalui Job satisfaction sebagai Variabel Intervening.? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian ini adalah : a. Untuk menganalisi pengaruh MCSQ terhadap Job Satisfaction pada Karyawan Bidang Pariwisata di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

6 b. Untuk menganalisis pengaruh MCSQ terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan Bidang Pariwisata di Kabupaten Administrasi kepulauan Seribu. c. Untuk menganalisis pengaruh Job Satisfaction terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan Bidang Pariwisata di Kabupaten Admnistrasi kepulauan seribu. d. menganalisis pengaruh MCSQ terhadap Organizational citizenship Behavior pada Karyawan Bidang Pariwisata di Kabupaten Administrasi kepulauan seribu melalui Job Satisfaction. 2. Kegunaan Penelitian a. Untuk Pariwisata di kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Hasil penelitian ini bisa menjadi masukan untuk pihak Pariwisata kepulauan seribu khususnya para karyawan, yang berkaitan dengan Organizational Citizenship Behavior. b. Untuk Peneliti Untuk Menambah pengetahuan dan Pengalaman, khususnya berkaitan dengan Management Commitment Service Qualities pada Job Satisfaction terhadap Organizational Citizenship Behavior. c. Untuk Universitas Bina Nusantara Bisa digunakan sebagai bahan referensi dan bahan untuk penelitian untuk menambah literatur penelitian tentang MCSQ pada Job Satisfaction terhadap Organizational Citizenship Behavior.