PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, serta untuk meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten

2016, No Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

BUPATI SOPPENG BUPATI SOPPENG,

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 17/PRT/M/2012 TENTANG

2 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 131, Tambahan Lembar

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

2014, No639 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. mencanangkan suatu kebijakan yang dikenal dengan nama Gerakan Reformasi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indon

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.581,2012

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup, dan batasan

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86); 5. Per

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan

Bagian Hukum dan HAM pada Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2013, No Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor : 9 Tahun 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PELAPORAN KINERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/706/KPTS/013/2012 TENTANG

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di

PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama

LAPORAN KEGIATAN EVALUASI INTERNAL PELAKSANAAN WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

REVIU LAPORAN KINERJA DAN EVALUASI SAKIP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi guna mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, diperlukan penguatan akuntabilitas kinerja bagi setiap instansi pemerintah. Di dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dijelaskan yang dimaksud dengan akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Penguatan akuntabilitas kinerja ini dilaksanakan dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yaitu rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tersebut. 1

2 Guna mengetahui sejauh mana pengimplementasian SAKIP pada setiap instansi pemerintah, serta untuk mendorong upaya peningkatan kinerja instansi pemerintah, maka perlu dilakukan suatu evaluasi atas implementasi SAKIP. Evaluasi ini diharapkan dapat mendorong instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah untuk secara konsisten meningkatkan implementasi SAKIP dan mewujudkan capaian kinerja instansinya sesuai yang diamanatkan dalam perencanaan kinerja. Evaluasi atas implementasi SAKIP merupakan aktivitas analisis yang sistematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan, serta pemberian solusi atas masalah yang ditemukan untuk tujuan peningkatan akuntabilitas dan kinerja instansi/unit kerja pemerintah (Permenpan-RB Nomor 12 Tahun 2015). Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) memiliki fungsi dalam melakukan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan evaluasi atas implementasi SAKIP Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Sementara itu, setiap pimpinan instansi pemerintah perlu melakukan evaluasi atas implementasi SAKIP di lingkungannya setiap tahun. Evaluasi tersebut dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kewenangannya. Hasil evaluasi atas implementasi SAKIP tersebut digunakan untuk memperbaiki manajemen kinerja dan meningkatkan akuntabilitas kinerja khususnya kinerja pelayanan publik di instansi pemerintah secara berkelanjutan. Pelaksanaan evaluasi oleh APIP ini diatur lebih lanjut dalam Permenpan-RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman atas Evaluasi Impelementasi SAKIP.

3 Berdasarkan hasil evaluasi Kemenpan-RB atas implementasi SAKIP pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Provinsi pada tahun 2015 menempatkan Kementerian Keuangan dengan nilai akuntabilitas kinerja tertinggi diantara seluruh instansi pemerintah di Indonesia. Meskipun memperoleh predikat memuaskan dengan nilai 83,59 (A), akan tetapi masih terdapat beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian dan segera ditindaklanjuti, khususnya terkait penataan tata laksana dan penguatan pengawasan. Kementerian Keuangan terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan implementasi SAKIP agar senantiasa dapat ditingkatkan setiap tahunnya dan dapat memperoleh predikat sangat memuaskan (AA). Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan nilai akuntabilitas Kementerian Keuangan adalah dengan meningkatkan peran Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan dalam mengawal penerapan manajemen kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan yang memfokuskan pelaksanaan tugas dan fungsi yang memberikan manfaat bagi publik. Peran Inspektorat Jenderal tertuang dalam Permenpan-RB Nomor 12 Tahun 2015, dimana diterangkan bahwa di dalam penilaian komponen dan sub komponen SAKIP pada Pemerintah Pusat yang meliputi Kementerian/Lembaga dan unit organisasi, unit organisasi yang disampling setidaknya terdiri dari Inspektorat Jenderal dan unit kerja teknis yang menggambarkan kinerja utama Kementerian/Lembaga tersebut. Hal tersebut memperjelas posisi strategis Inspektorat Jenderal, selain sebagai APIP yang bertugas dalam melaksanakan evaluasi atas implementasi SAKIP di lingkungannya tetapi juga sebagai pihak yang selalu dievaluasi secara rutin oleh Kemenpan-RB dalam pengimplementasian SAKIP pada unitnya, sehingga

4 pengimplementasian SAKIP yang baik oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan akan mendorong terwujudnya penguatan implementasi SAKIP di Lingkungan Kementerian Keuangan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menguji beberapa faktor atau variabel yang dapat berpengaruh terhadap penguatan implementasi SAKIP pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Faktor pertama yang akan diuji dalam penelitian adalah ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pemahaman yang baik atas peraturan menjadi tuntutan dalam penerapan suatu kebijakan pada instansi pemerintah. Demikian pula dalam implementasi SAKIP, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan merupakan komponen yang senantiasa melekat mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja. Penelitian yang dilakunan Soleman (2007) menunjukkan bahwa ketaatan pada peraturan perundang-undangan berpengaruh sangat signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Faktor kedua yang akan diuji adalah komitmen organisasi. Komitmen organisasi menggambarkan loyalitas pegawai dalam berusaha dan bertindak secara aktif untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi. Untuk dapat membangun SAKIP yang baik diperlukan komitmen dan kesungguhan untuk mengikuti ketentuan yang sudah ditetapkan. Penelitian yang dilakukan oleh Silvia (2013) menunjukkan komitmen manajemen berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Artinya semakin tinggi komitmen manajemen, maka akan semakin baik pula akuntabilitas kinerja yang dihasilkan oleh instansi pemerintah.

5 Faktor terakhir yang akan dgunakan dalam penelitian adalah kejelasan sasaran anggaran. Kenis (1979) menjelaskan bahwa kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung-jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Kejelasan sasaran anggaran berimplikasi pada aparat untuk menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai instansi pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh Zakiyudin dan Suyanto (2015) menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hal ini berarti bahwa semakin jelas sasaran anggaran, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Ketiga faktor tersebut yang terdiri dari ketaatan terhadap peraturan perundangundangan, komitmen organisasi, dan kejelasan sasaran anggaran akan dianalisis sesuai dengan kondisi pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Penulis akan mencoba menuangkan penelitian ini dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: a. Apakah ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan berpengaruh terhadap implementasi SAKIP?

6 b. Apakah komitmen organisasi berpengaruh berpengaruh terhadap implementasi SAKIP? c. Apakah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap implementasi SAKIP? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk menguji secara empiris pengaruh ketaatan terhadap peraturan perundangundangan terhadap implementasi SAKIP. b. Untuk menguji secara empiris pengaruh komitmen organisasi terhadap implementasi SAKIP. c. Untuk menguji secara empiris pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap implementasi SAKIP. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam menganalisis implementasi SAKIP dan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

7 b. Aspek Praktis Manfaat yang diambil dari aspek praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbang saran bagi Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan dalam mencapai peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 1.5 Sistematika Penulisan Berikut ini penulis akan menyajikan uraian singkat materi pokok yang akan dibahas pada masing-masing bab, sehingga dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang skripsi ini: BAB I PENDAHULUAN Bab pertama dari skripsi ini menguraikan secara singkat mengenai isi skripsi yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan teori teori yang telah diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian yang telah ditetapkan untuk selanjutnya digunakan dalam landasan pembahasan dan pemecahan masalah serta berisi tentang penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis, dan kerangka teoritis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan berbagai hal, diantaranya desain penelitian, populasi dan sampel, data dan metode pengumpulan data, definisi operasional dan

8 variabel penelitian, metode penelitian, serta metodologi analisis yang digunakan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi data penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan. BAB V PENUTUP Bab terakhir merupakan bagian penutup, yang berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, serta saran untuk penelitian mendatang.