BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan, maka bank harus beroprasi secara sehat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, kasus fraud yang terjadi di perbankan semakin marak.

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan adalah menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun.pengukuran kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan berdirinya berbagai jenis perusahaan, diantaranya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. baik di negara berkembang dan negara maju. (Andreas, 2014 :1). Kecurangan

BAB I PENDAHULUAN. kredit. Sebagai badan usaha yang bergerak di bidang jasa, kepercayaan. pengelola bank maupun masyarakat pengguna jasa bank.

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan Menurut Mangkunegara (2000: 67) adalah hasil kerja

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya, merupakan gabungan dari

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tidak memiliki definisi tunggal. Menurut Forum for Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia perbankan syariah. dengan negara lain, terutama dalam sistem informasi akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran manajemen sumber daya manusia adalah menjaga dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) merupakan kelompok usaha yang paling banyak jumlahnya. Gubernur

BAB I PENDAHULUAN. sistem keuangan dan sistem pembayaran dunia. Mengingat hal tersebut, maka begitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa bunga kredit dan juga sekaligus sebagai sumber risiko operasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi dan kemajuan teknologi telah menjadi ciri khas bagi bisnis saat

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syariah yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan, hingga Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan negara tersebut. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. arah tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu peranan manusia sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad yang lalu (1840-an). Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia perbankan sebagai salah satu industri yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN. semua organisasi di setiap negara, di sektor industri apapun, termasuk sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan paling dominan dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha saat ini telah berkembang sangat pesat baik sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media

BAB I PENDAHULUAN. melalui hasil kinerja perusahaan, salah satunya informasi laba. 1

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan era globalisasi dan berkembangnya dunia usaha maka

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis diera global

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan perbankan Indonesia. Adanya rentang waktu pengembalian pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (Competitive

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, salah satu bidang potensi yang digalakkan di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting bagi perekonomian masyarakat. Dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tercakup sistem manajemen sumber daya manusia yaitu : a) Seleksi calon karyawan dan pengangkatan karyawan baru

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif ditambah dengan adanya ekonomi ASEAN. Ekonomi ASEAN tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam suatu organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentu sangat perlu akan kehadiran sektor

RIKA HAPSARI B

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan risiko, dan corporate governance. Telah banyak peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB 7 PENUTUP. membangun hubungan kekeluargaan yang harmonis. Nasabah merasa berada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Bank sangatlah cepat, dari waktu ke waktu kondisi, dunia

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Good Corporate Governance) pada setiap aktivitas bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan istilah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate

BAB I PENDAHULUAN. luar maupun di dalam organisasi. Fraud biasanya menyangkut penyajian yang secara

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan. sebagai sumber dayanya, tujuan perusahaan akan sulit tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini perbankan syariah telah menjadi fenomena global,

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam sektor jasa yang mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Saat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan hubungan antara organisasi perbankan dengan pelanggan. Kajian Bank Indonesia memproyeksikan, tahun 2014 pangsa pasar bank syariah nasional akan mencapai kisaran 5,25% hingga 6,25%. Berdasarkan posisi September 2013 lalu, 34 bank syariah terdiri dari 11 BUS dan 23 UUS dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 2.925, pangsa pasar baru mencapai 4,8% (sumber: info bank syariah, edisi Januari 2014). Dari pencapaian kinerja tersebut, dapat dilihat bahwa perbankan syariah nasional tumbuh sangat signifikan, persaingan antar perbankan syariah akan semakin berat. Maka salah satu cara menanggulangi hal tersebut perbankan syariah harus memiliki kondisi internal perbankan yang solid, untuk mencapai kondisi internal yang solid setiap bank termasuk elemen dalam struktur organisasi di dalamnya ditentukan oleh perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam entitas tersebut. Kunci persaingan dalam pasar perbankan adalah kualitas total yang mancakup penekanan-penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya, kualitas pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentuk kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus 1

2 kepada pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal. Keberhasilan operasional perbankan sangat tergantung pada keandalan dan kemampuan seluruh karyawan yang mengoperasikan unit-unit kerja yang menjadi pusat pertanggung jawabannya. Di samping keberhasilan operasional, efektivitas organisasi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin organisasi. Dalam organisasi bisnis, pemimpin unit dikenal dengan istilah manajer. Manajer ialah orang yang mengkoordinasikan kegiatan orang-orang dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Kemampuan manajerial merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa manajerial yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi, bahkan untuk beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi di dalam maupun di luar organisasi. Hal ini disebabkan karena sikap setiap manajer dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas kinerja, laba, dan going concern-nya perusahaan. Manajer memiliki otoritas yang berarti bahwa mereka memiliki hak atau kekuasaan untuk membuat bawahannya melakukan sesuatu, otoritas ini dilaksanakan melalui proses memimpin dan dipengaruhi oleh faktor posisi, kepribadian, dan wawasan. Idealnya seorang manajer melaksanakan tugasnya sebagaimana tercantum dalam Surat At-Taubah ayat 105 yang menekankan agar bekerja sesuai porsi tanggung jawabnya. Manajer selaku pemimpin unit harus dapat menjalankan tugasnya dengan baik seperti mengetahui kebutuhan, kepribadian, dan masalah-masalah yang dihadapi karyawannya, sehingga dapat bekerja sama dengan para

3 karyawannya, walau dalam prakteknya sering kita jumpai seorang manajer yang bekerja tidak efisien. Gaya kepemimpinan manajer dapat mempengaruhi kinerja karyawan serta kinerja perusahaan, banyak organisasi yang tidak berhasil mencapai tujuannya atau paling sedikit organisasi itu tidak mengembangkan diri, disebabkan karena kegagalan manajer dalam mengelola organisasi. Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategi suatu organisasi. Sedangkan kinerja manajerial merupakan prestasi yang dicapai oleh perusahaan melalui serangkaian proses atau kerangka kerja, yang melibatkan suatu kelompok orang-orang sebagai suatu kesatuan bisnis untuk mencapai tujuan selama periode tertentu. Untuk mengetahui kinerja manajerial yang dicapai maka perlu dilakukan pengukuran atau penilaian kinerja. Perhatian terhadap bagaimana menciptakan kinerja manajerial perusahaan yang unggul telah menjadi isu yang menarik bagi para peneliti dan praktisi dari tahun ke tahun. Pengukuran kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan. Manajer harus mampu menterjemahkan visi strategi menjadi langkah-langkah konkret agar dapat terlaksana. Untuk meningkatkan kinerja di perusahaan, diperlukan sistem pengendalian terhadap kinerja manajer. Hal ini berarti perusahaan harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tangguh, siap dan tidak takut dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi. Pengelolaan sumber daya manusia bertujuan meningkatkan suatu kinerja dalam perusahaan, sehingga membentuk satuan kerja yang efektif. Namun pada kenyataannya pengendalian tidak berjalan sesuai dengan konsepnya,

4 dikarenakan kurangnya tanggung jawab dan banyaknya penyimpanganpenyimpangan yang terjadi di dalam perusahaan. Bank Indonesia mengakui banyaknya kasus fraud atau pembobolan bank karena lemahnya pengawasan internal perusahaan. Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah, beberapa kasus besar industri perbankan global misalnya saja di Singapura beberapa waktu lalu dikarenakan lemahnya pengawasan internal dan level top manajemen. Terdapat pula kasus perbankan yang serupa di Indonesia yang ditemukan beberapa kelemahan, antara lain yaitu kelemahan level top manajemen dalam melakukan review secara berkala terhadap kebijakan sistem prosedur SOP dan pengendalian intern, kemudian pengawasan internal yang kurang optimal serta adanya kelemahan implementasi kebijakan sistem dan prosedur, serta SDM yang kurang menjalankan prinsip Know Your Employee. Ditambah ada beberapa pejabat yang kelewat batas dengan mudahnya memodifikasi data nasabah yang tidak diketahui pimpinan bank sehingga terjadi penarikan tanpa diketahui (sumber:detikfinance.com). Seperti yang terjadi pada perusahaan perbankan Citibank pada bulan Maret 2011. Terjadi pembobolan dana yang dilakukan oleh manajer dan teller bank itu sendiri, nilai dana yang dibobol mencapai Rp. 17 miliar. Tersangka pelaku yaitu MD (Malinda Dee) dan D (Ditta). Malinda menyalahgunakan wewenangnya sebagai relationship manager di Citibank untuk memanipulasi data serta mengalihkan dana milik nasabah, diduga modusnya dengan cara memindahkan uang nasabah ke beberapa perusahaan (sumber: Megapolitan, kompas.com). Kasus lain pun ditemukan pada perbankan syariah. Kasus pertama pada bulan Oktober 2012 terjadi penggelapan dana nasabah Bank BNI Syariah senilai Rp. 8,1 milyar yang dilakukan oleh Pemimpin Cabang Sulut bernama Sultot dan Pemimpin Cabang Pembantu

5 Lubuklinggau bernama Ryo (sumber: Palembang-pos.com). Kasus kedua terjadi pada Bank Syariah Mandiri (BSM) bulan Oktober 2013, terjadi penggelapan dana Rp. 102 milyar di Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor yang dilakukan oleh Kepala Cabang Utama BSM Bogor M. Agus, Kepala Cabang Pembantu BSM Bogor Haerul Hermawan, dan Account Officer BSM Bogor John Lopulisa. Modus yang digunakan adalah dengan memberi fasilitas kredit pembiayaan fiktif ke 197 nasabah senilai Rp. 102 milyar (sumber: bandung.bisnis.com). Kasus-kasus tersebut bisa terjadi di perusahaan perbankan di negara mana saja, akan tetapi perusahaan sekelas Citibank, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah kelalaian dalam pengendalian ini sangat memprihatinkan. Berdampak buruk terhadap reputasi perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Kasus semacam ini tidak bisa dianggap remeh, karena berdampak luas terhadap reputasi perusahaan dan kepercayaan masyarakat terutama jika terus berulang, apalagi dengan kerugian yang sangat besar. Kasus ini mengingatkan betapa pentingnya masalah integritas sumber daya manusia, karena sehebat apapun sistem perbankan yang diterapkan, jika aspek humanware (perangkat manusia) yang mengawakinya tidak memiliki integritas dan komitmen maka sistem tidak akan berjalan sempurna. Dari fenomena yang telah dipaparkan, untuk mengatasi persoalan atau masalah yang dapat menjamin tidaknya suatu perusahaan berlangsung dengan baik, maka manajemen perusahaan harus mampu menciptakan suatu sistem yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Manajemen harus dapat menggunakan strategi untuk mempertahankan atau meningkatkan posisi pasarnya. Dalam organisasi tersebut terangkum semuanya dalam suatu sistem

6 yang disebut dengan sistem pengendalian intern, agar terjadi keselarasan antara tujuan pribadi manajer dengan tujuan perusahaan. Sistem pengendalian intern akan menghasilkan laporan yang dikehendaki manajemen dalam arti yang tegas, dan sistem tersebut akan; (1) Mengamankan sumber pemborosan, kecurangan, dan ketidak efisienan; (2) Meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayainya data akuntansi; (3) Mendorong ditaatinya serta dilaksanakannya kebijakan organisasi; (4) Meningkatkan efisiensi. Didalam akuntansi, sistem pengendalian intern yang berlaku dalam organisasi merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan (IAPI, 2011:319.2 yang dikutip Sukrisno Agoes, 2012:100). Oleh karena itu perusahaan besar dan perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan peranan sistem pengendalian intern yang lebih besar juga. Karena semakin besar ukuran perusahaan, semakin banyak pula orangorang yang terlibat dalam kegiatan perusahaan yang dispesifikasikan dalam bidangbidang tertentu, maka memungkinkan munculnya kesalahan yang dapat terjadi. Di dalam sistem pengendalian intern, kinerja manajemen sangatlah penting karena merupakan inti dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian agar perusahaan dapat bersaing di era pasar global saat ini, diperlukan sistem pengendalian intern perusahaan yang baik sehingga akan meningkatkan produktivitas serta kinerja para manajer dan karyawan dalam

7 mengimplementasikan strategi perusahaan, agar setiap individu dapat selalu termotivasi kerja sehingga dapat membuahkan prestasi kerja yang baik. Penelitian ini menggunakan obyek bank sebagai obyek penelitian dengan pemikiran bahwa bank sebagai lembaga yang bergerak di bidang keuangan, kinerjanya sangat dipengaruhi oleh lingkungan bisnis serta perkembangan dan perubahan di sekitar perbankan itu sendiri. Kinerja suatu bank sangat erat hubungannya dengan peran dan fungsi manajemen dari bank tersebut. Keberhasilan suatu bank dapat menghasilkan keuntungan merupakan suatu prestasi yang dilakukan oleh pihak manajemen. Penulis mencoba melakukan penelitian ini dengan mengembangkan penelitian Nova Andriyanto (2013), peneliti terdahulu melakukan penelitian terkait dengan Pengaruh Pengendalian Intern Dan Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada PT BRI (Persero) Tbk Cabang Jember). Hasil dari penelitian itu adalah terdapat pengaruh signifikan yang sangat kuat antara pengendalian intern dan penerapan prinsipprinsip good corporate governance terhadap kinerja manajerial, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu tempat penelitian dan populasi yang berbeda. Penulis melakukan penelitian ini pada PT Bank Jabar Banten Syariah karena dari semua hal yang telah terurai diatas, penulis melihat fenomena lemahnya sistem pengendalian internal tersebut terdapat pada PT Bank Jabar Banten Syariah. Disamping itu, PT Bank Jabar Banten Syariah terus berupaya melakukan restrukturisasi luas mencakup manajemen, manusia, organisasi, sistem, nilai perilaku serta identitas perusahaan sebagai pondasi agar menjadi bank yang sehat, kuat dan efisien untuk meraih pertumbuhan yang lebih baik.

8 Oleh karena itu terus dilakukan perbaikan berkelanjutan di berbagai bidang, terutama untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi perusahaan. Diperlukan suatu perbaikan terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi sehingga diharapkan untuk periode selanjutnya penyimpangan-penyimpangan tidak terulang kembali. Berdasarkan uraian fenomena tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkan ke dalam sebuah skripsi dengan judul: Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Manajer Pada PT Bank Jabar Banten Syariah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan sistem pengendalian intern pada PT Bank Jabar Banten Syariah. 2. Bagaimana kinerja manajer pada PT Bank Jabar Banten Syariah. 3. Seberapa besar pengaruh penerapan sistem pengendalian intern terhadap kinerja manajer pada PT Bank Jabar Banten Syariah. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Berpijak pada latar belakang penelitian yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dilihat bahwa maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh

9 jawaban atas permasalahan yang timbul dalam perusahaan serta untuk memperoleh informasi dan data yang relevan dengan objek penelitian yang penulis ambil sehingga setelah diolah dan dianalisis dapat dijadikan bahan dalam penyusunan skripsi. 1.3.2 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui penerapan sistem pengendalian intern pada PT Bank Jabar Banten Syariah. 2. Untuk mengetahui kinerja manajer pada PT Bank Jabar Banten Syariah. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan sistem pengendalian intern terhadap kinerja manajer pada PT Bank Jabar Banten Syariah. 1.4 Kegunaan Penelitian Pada dasarnya penelitian ini mempunyai kegunaan praktis dan teoritis baik bagi penyusun maupun perusahaan itu sendiri. 1.4.1 Kegunaan Praktis a. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Pengendalian Intern. Merupakan latihan teknis untuk menerapkan teori yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam praktik atau aplikasi dilapangan.

10 Untuk Memenuhi syarat menyelesaikan studi program S-1 di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UNPAS b. Bagi Perusahaan Melalui penulisan ini penulis berharap dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pengembangan perusahaan untuk masa yang akan datang. 1.4.2 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan dan bahan perpustakaan atau sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya yang lebih luas dan mendalam.