BAB I. Industri perbankan dapat dikatakan sebagai Financial Intermediary yaitu. yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman untuk kepentingan bisnis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kekuatan agar mampu bersaing maupun bertahan dalam industrinya. Keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. (lack of fund) menjadi pilar penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan keuangan, maka usaha jasa perbankan selain mengedepankan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh masing-masing pemain dalam industri perbankan syariah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. dapat sepenuhnya terlepas dari pengaruh perkembangan lembaga keuangan. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai

ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra perusaahaan yang positif (Ariyanti, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan terutama untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu Bank adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan pasar yang tidak menentu dan tingkat persaingan antar bank yang

BAB I PENDAHULUAN. penting karena sifatnya sebagai lembaga intermediasi yaitu bertindak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. setuju bahwa Indonesia sangat kecil kemungkinannya untuk terimbas krisis

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bank dalam mendapatkan keuntungan yaitu menggunakan Return On

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan bank yang diperoleh dari sektor perkreditan masih

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini proses pengembangan integrasi masyarakat Asean (Manyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

I. PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi masih. belum sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kegiatannya meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan sangat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat (fiduciary

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor keuangan di Indonesia masih didominasi oleh industri perbankan

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. akan digunakan untuk membiayai kegiatan usaha maupun ekspansi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI DAN OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat pula berinvestasi dalam bentuk deposito. Berbeda dengan jenis simpanan tabungan, Penarikan deposito sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, bank sebagai. lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1 Sejarah Perbankan Indonesia Periode Agustus 2012.

I. PENDAHULUAN. Sebelum krisis moneter pada tahun 1997, sebagian besar. perbankan di Indonesia berekspansi usaha ke kredit korporasi dan

BAB I PENDAHULUAN. syariah. 2 Perkembangan perbankan syariah di Indonesia pasca. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan sehari-harinya. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Paket Kebijakan Pakto (27 Oktober 1988) memberikan dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. posisi yang strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya.

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Pemasaran seharusnya. yang terintegrasi, yaitu berfokus pada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. dan giro yang merupakan kewajiban bank sebab harus dikembalikan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini didukung oleh mulai bermunculnya bank bank syariah ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) yaitu sebagai lembaga perantara dua belah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 237 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan

I. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi pembangunan di Indonesia. Peranan bank sebagai agen

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan mampu bertahan dan bersaing dalam dunia usahanya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Teknologi informasi dan telekomunikasi yang berkembang dalam hitungan

Transkripsi:

BAB I 1.1 Latar belakang Industri perbankan dapat dikatakan sebagai Financial Intermediary yaitu lembaga yang melakukan peranan penggalangan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada para pihak yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman untuk kepentingan bisnis maupun kepentingan konsumsi, maka industri perbankan merupakan salah satu sektor penting dalam pengembangan ekonomi sebuah negara (Cetorelli et al., 2012). Menurut Setyowati (2011), sektor perbankan adalah salah satu faktor penentu kestabilan perekonomian suatu negara. Oleh karenanya pemerintah berkonsentrasi dalam pelaksanaan moneter yang selanjutnya diterapkan dalam industri perbankan. Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan akan sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dicapai perusahaan perbankan itu sendiri serta bagaimana upaya manajemen perbankan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Salah satu indikator keberhasilan perusahaan perbankan dalam menjalankan perannya adalah pencapaian laba yang didapatkan dari besarnya jumlah ekspansi (outstanding) serta kualitas (performance) kredit yang disalurkannya. Diperlukan strategi perusahaan yang mendukung terkait atas putusan kredit yang diterapkan di sebuah perusahaan. Kecenderungan dalam pengembangan ekspansi kredit

yang agresif serta Non Prudent tentu tidak membawa keuntungan bagi perusahaan tetapi akan menyebabkan permasalahan dikemudian hari yaitu kredit macet atau NPL (Non Performing Loan). Dengan munculnya NPL maka bank sangat dibebankan oleh pembentukan PPAP (Penyisihan penghapusan aktiva produktif) yang mengakibatkan cadangan pembukuan biaya yang semakin besar dan mengakibatkan angka laba menurun. Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu bank umum konvensional terbesar dengan kinerja keuangan terbaik di Indonesia. Kemampuan Bank Rakyat Indonesia dalam mengelola kualitas kredit, meningkatkan efisiensi operasional serta menjaga komposisi kredit yang cukup ideal mendukung pencapaian kinerja di tengah persaingan usaha perbankan yang ketat. Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu Badan usaha milik negara di industri perbankan yang berdiri sejak tahun 1895 dan memiliki jaringan terluas dari wilayah perkotaan, pedesaan hingga pelosok daerah di Indonesia. Salah satu strategi BRI untuk mendekatkan diri dengan masyarakat dan mengembangkan bisnisnya adalah melalui pendirian unit kerja baru seperti Kantor Cabang. Hingga Desember 2015, Kantor Cabang yang telah beroperasi sebanyak 467 buah dimana salah satunya adalah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai. Kantor Cabang Bumi Serpong Damai membawahi 5 (lima) Kantor Cabang Pembantu (KCP), 8 (delapan) Kantor Unit dan 4 (empat) Kantor Kas.

Gambar 1.1 Struktur Unit Kerja BRI KC BSD Kantor Cabang Bumi Serpong Damai Kantor Cabang Pembantu : Alam Sutera Serpong Puspiptek Pasar Modern Kantor Kas : Serpong Boulevard ITC BSD Pasar Delapan Kantor Unit : Kelapa Dua Curug Kulon Rawabuntu Serpong Bitung Bojong Nangka Legok Sumber : Data Internal per Des 2015 (BRI KC BSD) Melihat gambar struktur unit kerja yang disupervisi BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai memiliki penyebaran jaringan yang mencakup wilayah Serpong di Kota Tangerang Selatan. Wilayah tersebut memiliki pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang dan tentu diharapkan dapat menambah potensi pendapatan laba bagi BRI dengan beroperasionalnya BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai melalui penyaluran kredit ritel komersial yang dapat membantu pergerakan usaha UMKM. Produk kredit ritel komersial BRI terdiri dari 15 jenis kredit yang berdasarkan dari jenis usaha dan kebutuhan para nasabahnya. Batasan Kredit yang

dikategorikan sebagai kredit ritel komersial yaitu pinjaman dengan plafond Rp. 100 juta sampai dengan Rp. 5 milyar. Adapun pembagian wewenang putusan kredit itu sendiri sudah diatur berdasarkan tingkatan unit kerja, baik Kantor Cabang maupun KCP. Kondisi persaingan industri perbankan di wilayah saat ini, mempengaruhi pencapaian pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah outstanding kredit ritel komersial BRI Kantor Cabang. Hal ini disebabkan pesaing-pesaing utama BRI seperti Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA) dan Bank Negara Indonesia (BNI) yang termasuk bank dengan golongan BUKU 4 (Bank Indonesia, 2012) dimana bank-bank tersebut sudah membuka unit kerja di wilayah Serpong dan berbagai macam pelayanan yang telah ditawarkan kepada para calon nasabah dengan memiliki kesamaan dalam fitur-fiturnya. Berdasarkan studi empiris yang dilakukan Vicente (2006) pada sejumlah bank di Spanyol, disimpulkan bahwa bank dapat mengubah strategi kompetitifnya untuk memaksimalkan kesempatan bertahan dalam lingkungan yang senantiasa berubah. Bank dengan probabilitas tertinggi untuk bertahan adalah yang fokus pada aktivitas dimana mereka berada pada posisi kompetitif yang kuat dan secara terus menerus melakukan inovasi atau menawarkan produk dan jasa keuangan yang baru untuk segmen pasar tertentunya. Berbagai perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis, menuntut perbankan untuk melakukan penyesuaian-

penyesuaian dalam rangka memenangkan persaingan. Begitu pula yang terjadi di BRI, tuntutan nasabah, inovasi unggul bank pesaing, ketatnya persaingan layanan antar bank dan situasi perekonomian makro Indonesia, terus mendorong manajemen untuk melakukan perubahan demi perubahan agar posisinya sebagai salah satu bank besar di Indonesia semakin mantap atau bahkan mampu menduduki sebagai bank terbesar. 1.2 Rumusan Masalah BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dalam perkembangan operasionalnya dari periode Desember 2014 sampai Desember 2015 terus mengalami peningkatan dalam jumlah nasabah peminjam produk kredit ritel komersial. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat yang tinggi kepada BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dalam memanfaatkan produk dan jasa pinjaman kredit ritel komersial yang disalurkan kepada nasabah-nasabah pelaku usaha. Walaupun peningkatan kinerja kredit ritel komersial meningkat, BRI perlu memperhatikan para bank pesaing yang berlokasi di wilayah operasional BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang bisa melayani produk pinjaman. Terdapat beberapa bank konvensional maupun syariah sebagai pesaing diantaranya BCA, Mandiri, BNI, BTN, Bukopin, Permata, BTPN, Danamon, Mega, Maspion, Mayora, DBS, Commonwealth, CIMB Niaga, BJB, Muamalat,

Panin, Sinar Mas, Maybank, OCBC NISP, HSBC, Artos, Jasa Jakarta, Artha Graha, Nobu, QNB, BRI Syariah, Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BTN Syariah. Adapun beberapa Bank Perkreditan Rakyat sudah mendirikan unit kerja operasional di wilayah ini dikarenakan melihat potensi bisnis bagi industri perbankan. Dari 30 bank konvensional dan belum termasuk bank perkreditan rakyat yang beroperasional di wilayah Serpong, membuat tingkat persaingan diantara bankbank tersebut semakin kompetitif. Dalam persaingan produk pinjaman, kejadian ini sering mengakibatkan proses take over (peralihan nasabah) dari satu bank ke bank lainnya. Hal tersebut mempengaruhi kinerja BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai di masa yang akan datang dalam menguasai pangsa pasar di wilayah Serpong khususnya produk kredit ritel komersial. Kondisi ini melatarbelakangi untuk melakukan penelitian mengenai faktorfaktor apa yang menjadi keunggulan kompetitif bagi BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dibanding bank lain sehingga nasabah memilih BRI, mengingat di wilayah Serpong terdapat bank-bank lain yang bisa menjadi alternatif pilihan nasabah peminjam. Produk kredit ritel komersial di BRI pada dasarnya relatif sama dengan bankbank konvensional lainnya, namun nasabah memiliki preferensi tertentu dalam

memilih atau memanfaatkan produk tersebut. Produk pinjaman usaha perbankan cenderung merupakan indefferent product karena karakteristiknya sama namun nasabah memilih berdasarkan brand karena preferensi tertentu yang berbeda satu dengan yang lain. Keunggulan kompetitif BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dengan pendekatan Resource Based View (RBV) selama ini belum pernah diteliti. Pemahaman yang lebih detail atas keunggulan kompetitif yang dimiliki BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai sehingga menjadi pilihan masyarakat di wilayah Serpong dalam menggunakan produk pinjaman khususnya kredit ritel komersial, perlu diteliti agar dapat dikodifikasi secara jelas apakah keunggulan kompetitif yang dimiliki berasal dari faktor tangible assets yaitu fisik, produk dan teknologi atau intangible assets yaitu kapabilitas SDM dan reputasi berdasarkan pendekatan RBV. Penelitian perihal keunggulan kompetitif dengan pendekatan RBV ini dimaksudkan untuk menganalisis keunggulan yang dimiliki oleh BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dibanding bank lain di wilayah Serpong dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai persepsi nasabah terhadap keunggulan kompetitif yang dimiliki BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dibanding bank lain dengan pendekatan RBV.

Penelitian ini untuk menjawab faktor apa yang merupakan keunggulan kompetitif BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dibandingkan bank lain berdasarkan pendekatan RBV baik dari faktor fisik, produk dan teknologi yang merupakan tangible assets serta faktor kapabilitas SDM dan reputasi yang merupakan intangible assets, serta tingkat keunggulan kompetitif BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dibanding bank lain. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pemaparan latar belakang dan rumusan masalah mengenai keunggulan kompetitif BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai khususnya terkait persaingan kredit ritel komersial, maka penulis ingin mencoba melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian : 1. Apakah faktor fisik, produk dan teknologi yang merupakan tangible assets serta faktor kapabilitas SDM dan reputasi yang merupakan intangible assets BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai memiliki keunggulan kompetitif dibanding bank lain di wilayah Serpong?. 2. Apakah BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai memiliki keunggulan kompetitif dibanding bank lain di wilayah Serpong?.

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis keunggulan kompetitif bagi BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang meliputi faktor fisik, produk dan teknologi yang merupakan tangible assets serta faktor kapabilitas SDM dan reputasi yang merupakan intangible assets. 2. Menganalisis tingkat keunggulan kompetitif BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dibanding bank lain di wilayah Serpong. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan masukan kepada berbagai pihak sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan, sebagai masukan kepada manajemen BRI untuk mengetahui keunggulan kompetitif yang dimiliki BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dan dapat menjadi acuan untuk mengevaluasi keunggulan kompetitif BRI Kantor Cabang lain di wilayah masing-masing. 2. Memberikan manfaat bagi para Pemimpin Cabang BRI Bumi Serpong Damai dan kantor BRI cabang lainnya untuk menerapkan kebijakan yang lebih tepat

dalam rangka peningkatan kinerjanya berdasarkan karakteristik keunggulan kompetitif yang dimiliki. 3. Untuk akademisi, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi akademisi yang akan mendalami penelitian dengan menggunakan pendekatan RBV pada institusi perbankan. 1.6 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Penilaian keunggulan kompetitif dinilai berdasarkan faktor fisik, produk dan teknologi yang merupakan tangible assets serta faktor kapabilitas SDM dan reputasi yang merupakan intangible assets berdasarkan pendekatan RBV. 2. Penelitian ini dilakukan terhadap nasabah kredit ritel komersial BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai termasuk nasabah di Kantor Cabang Pembantu supervisi BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang juga menjadi nasabah bank lain dengan produk sejenisnya. 3. Bank lain dalam hal ini dipilih 3 bank saja, yaitu BCA, Mandiri dan BNI dengan pertimbangan bank-bank tersebut termasuk BRI memiliki modal inti lebih dari Rp 30 Triliun (BUKU 4). 4. Faktor-faktor keunggulan kompetitif yang meliputi faktor fisik, produk dan teknologi yang memrupakan tangible assets serta faktor kapabilitas SDM dan reputasi yang merupakan intangible assets diasumsikan telah mewakili untuk

menilai keunggulan kompetitif BRI Kantor Cabang Bumi Serpong Damai dibanding bank lain berdasarkan hasil survey nasabah. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan tesis atau laporan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. BAB I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan lingkup bahasan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2. BAB II Tinjauan Pustaka. Bab ini menjelaskan teori normatif dan empiris yang digunakan oleh penulis dalam penelitian. Selain itu dijelaskan kerangka teoritis dari penulis. 3. BAB III Membahas mengenai metode penelitian, definisi operasional variabel, metode analisis data dan profil perusahaan. 4. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini memaparkan data hasil penelitian serta membahas melalui landasan teori yang diurai pada BAB II dan analisa 5. BAB V Kesimpulan dan Saran. Merupakan bab terakhir yang menguraikan simpulan tentang masalah-masalah yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran bagi perusahaan.

1.8 Rumusan Proposisi 1. Po1: Faktor fisik Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI. Pa1: Faktor fisik Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya tidak memiliki keunggulan kompetitif dibanding Bank Mandiri, BNI. 2. Po2: Faktor produk Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI Pa2: Faktor produk Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya tidak memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI. 3. Po3: Faktor teknologi Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI. Pa3: Faktor teknologi Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya tidak memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI. 4. Po4: Faktor kapabilitas SDM Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI

Pa4: Faktor kapabilitas SDM Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya tidak memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI. 5. Po5: Faktor reputasi Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI. Pa5: Faktor reputasi Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya tidak memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI. 6. Po6: Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI Pa6: Bank BRI Kantor Cabang BSD dan Kantor Cabang Pembantu Supervisinya tidak memiliki keunggulan kompetitif dibanding BCA, Mandiri dan BNI.