Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id
Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan Analisa Duppont Analisa Market Value Added (MVA) Analisa Economic Value Added (EVA)
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan Mampu menganalisa kondisi dan kinerja perusahaan
Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan Analisa Duppont Analisa Market Value Added (MVA) Analisa Economic Value Added (EVA)
Rasio Keuangan Analisa hubungan antara data keuangan yang diambil dari laporan keuangan perusahaan Tujuan untuk perbandingan: Internal : data tahun lalu dan tahun ini rasio saat ini dibanding dengan proyeksi sebelumnya Antar perusahaan dengan perusahaan sejenis dengan perusahaan seukuran dengan rata-rata industri
Kategori Rasio Keuangan RASIO LIKUIDITAS (Short-term solvency ratios), kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek RASIO LEVERAGE / RASIO SOLVABILITAS (Long-term solvency ratios), seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang RASIO AKTIVITAS (asset management ratios), efektivitas perusahaan menggunakan aset RASIO PROFITABILITAS (profitability ratios), kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari penjualan dan investasi
RASIO LIKUIDITAS Short-term solvency ratios secara keseluruhan ditujukan untuk menyediakan informasi likuiditas perusahaan Rasio-rasio ini sangat penting bagi kreditur jangka pendek Rasio ini mencerminkan kemapuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya
RASIO LIKUIDITAS Current Ratio Salah satu rasio yang paling banyak digunakan untuk mengukur likuiditas jangka pendek Untuk kreditur, semakin tinggi rasio semakin baik Current Ratio Aktiva Lancar Hutang Lancar
RASIO LIKUIDITAS Quick Ratio Persediaan dikeluarkan dari rasio ini karena aktiva lancar yang paling tidak likuid Data keuangan untuk quick ratio dapat ditemukan dalam neraca Quick Ratio Aktiva Lancar - Persediaan Hutang Lancar
RASIO LIKUIDITAS Cash Ratio Cash Ratio Kas Hutang Lancar
RASIO LIKUIDITAS Net Working Capital to Total Assets Ratio NWC to TA Ratio NWC Total Assets
RASIO LEVERAGE Long -term solvency ratios secara keseluruhan ditujukan untuk mengukur kemampuan perusahaan mebayar kewajiban jangka panjang Rasio-rasio ini juga disebut Rasio Solvabilitas Leverage kadang-kadang disebut sebagai hutang
RASIO LEVERAGE Total Debt Ratio Juga disebut Debt to Assets Ratio atau Rasio Hutang Total Aktiva Modal Sendiri Total Aktiva Total Hutang Total Aktiva
RASIO LEVERAGE Debt to Equity Ratio Variasi dari Total Debt Ratio Debt to Equity Ratio Total Hutang Total Modal Sendiri Equity Multiplier Sama dengan (1+Debt to Equity Ratio) Equity Multiplier Total Aktiva Total Modal Sendiri
RASIO LEVERAGE Debt to Equity Ratio Variasi dari Total Debt Ratio Debt to Equity Ratio Total Hutang Total Modal Sendiri Equity Multiplier Sama dengan (1+Debt to Equity Ratio) Equity Multiplier Total Aktiva Total Modal Sendiri
RASIO LEVERAGE Equity Multiplier 1 + Debt to Equity Ratio 1 Total Modal Sendiri Total Modal Sendiri Debt to-equity Ratio Equity Multiplier Total Modal Sendiri Total Modal Sendiri + Total Hutang Total Modal Sendiri Total Aktiva Total Modal Sendiri Equity Multiplier Total Aktiva Total Modal Sendiri
RASIO LEVERAGE Times Interest Earned Ratio Mengukur seberapa laba bisa berkurang tanpa kesulitan membayar beban bunga Data keuangan untuk rasio ini ada pada LAPORAN RUGI LABA Times Interest Earned Ratio Laba Sebelum Bunga dan Pajak Bunga
RASIO LEVERAGE Cash Coverage Ratio Mengukur ketersediaan kas untuk membayar bunga Cash Coverage Ratio Laba Sebelum Bunga dan Pajak + Penyusutan Bunga
RASIO AKTIVITAS Sering disebut sebagai Rasio Manajemen Aset Menggambarkan efisiensi perusahaan menggunakan aset untuk menghasilkan Penjualan Rasio Manajemen aset juga disebut Rasio Pemanfaatan Aset
RASIO AKTIVITAS Inventory Turnover Ratio (Rasio Perputaran Persediaan) Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan dapat mengelola persediaannya secara efektif Inventory Turnover Harga Pokok Penjualan Persediaan
RASIO AKTIVITAS Days Sales in Inventory (rata-rata hari persediaan menjadi penjualan) Berapa lama waktu kita untuk menyimpan persediaan secara rata-rata sebelum dijual Days sales in Inventory 365 hari Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
RASIO AKTIVITAS Receivables Turnover Ratio (Rasio Perputaran Piutang) Mengukur kecepatan mengumpulkan piutang Receivables Turnover (Perputaran Piutang) Days Sales Outstanding Disebut juga rata-rata pengumpulan piutang Mengukur berapa lama mengumpulkan penjualan secara kredit Days Sales Outstanding (Rata2 Pengumpulan Piutang) Penjualan Piutang 365 hari Perputaran Piutang
RASIO AKTIVITAS Net Working Capital Turnover Ratio Mengukur kecepatan perputaranmodal kerja menjadi penjualan Net Working Capital Turnover Penjualan Modal Kerja Bersih
RASIO AKTIVITAS Fixed Assets Turnover Ratio Fixed Asset Turnover Penjualan Aktiva Tetap Bersih Total Asset Turnover Ratio Fixed Asset Turnover Penjualan Total Aktiva
RASIO AKTIVITAS Rasio aktiva seluruhnya mengikuti pola yang sama: Apapun Turnover Penjualan Apapun Kecuali : Perputaran Persediaan, yaitu Harga Pokok Penjualan dibagi Persediaan
RASIO PROFITABILITAS Mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asset dan mengelola operasional untuk menghasilkan keuntungan Fokus rasio profitabilitas adalah pada bottom line, yaitu Laba Setelah Bunga dan Pajak (Laba Bersih)
RASIO PROFITABILITAS Profit Margin Menunjukkan berapa sen per rupiah dari Penjualan menjadi Laba Bersih Profit margin yang diinginkan adalah yang tinggi Profit Margin Laba Bersih Penjualan
RASIO PROFITABILITAS Net Return on Equity Ratio menunjukkan berapa banyak keuntungan pemegang saham selama setahun mengukur seberapa banyak laba bersih yang dihasilkan per rupiah dari modal sendiri Net Return on Equity Laba Bersih Total Modal Sendiri
RASIO PROFITABILITAS CARA MENGHAFAL Rasio Profabilitas seluruhnya mengikuti pola yang sama: Net Return on Apapun Laba Bersih Apapun
PT ABC Neraca Akhir Tahun 2012 dan 2013 (dalam miliar Rupiah) AKTIVA PASIVA 2012 2013 2012 2013 Kas Rp 32 30 Hutang Dagang Rp 87 40 Surat Berharga 75 70 Hutang Wesel 210 150 Piutang 250 200 Hutang Bank 400 425 Persediaan Barang Jadi 200 100 Hutang Lainnya 25 25 Persediaan Barang dalam proses 150 100 Hutang pajak 125 120 Persediaan bahan mentah 300 200 Total Hutang Lancar Rp 847 760 Total Aktiva Lancar Rp 1,007 700 Hutang Jangka Panjang Rp 600 540 Pabrik dan Perlengkapannya 2,000 2,300 Akumulasi Penyusutan (400) (500) Saham biasa ( 50,000,000 lembar) 700 700 Total Aktiva Tetap Rp 1,600 1,800 Laba ditahan 460 500 Total Modal Sendiri Rp 1,160 1,200 Total Aktiva Rp 2,607 2,500 Total Pasiva Rp 2,607 2,500
PT ABC Laporan Rugi Laba Untuk Tahun 2013 (dalam miliar Rupiah) Penjualan Rp 3,600 Persediaan awal barang jadi 200 Harga Pokok Produksi 2,600 Harga Pokok Barang Tersedia untuk dijual 2,800 Persediaan akhir barang jadi 100 Harga Pokok Penjualan 2,700 Laba Kotor Rp 900 Ongkos-ongkos operasi (administrasi, penjualan, umum) 200 Laba Sebelum Bunga dan Pajak Rp 700 Bunga 150 Laba Sebelum Pajak Rp 550 Pajak (40%) 220 Laba Bersih Setelah Pajak Rp 330 Deviden 290 Kenaikan Laba Ditahan 40
RASIO RUMUS PERHITUNGAN INDUSTRI PENILAIAN Likuiditas Current Ratio Aktiva Lancar 700 Pasiva Lancar 760 0.92 Current Ratio Aktiva Lancar - Persediaan 300 Pasiva Lancar 760 0.39 2.10 Buruk 1.00 Buruk Leverage Debt Ratio Times Interest Earned Total Hutang 1300 Total Aktiva 2500 Laba Sebelum Bunga dan Pajak 700 Bunga 150 52% 4.67 Laba Sebelum Bunga dan Pajak + 800 Cash Coverage Penyusutan 2.42 Bunga 330 40% Kurang Memuaskan 6 kali Kurang Memuaskan 6 kali Kurang Memuaskan
RASIO RUMUS PERHITUNGAN INDUSTRI PENILAIAN Aktivitas Perputaran Persediaan Harga Pokok Penjualan 2700 27.00 Persediaan Barang Jadi 100 kali 15 kali Baik 365 365 Rata-rata Persediaan 13.52 Perputaran Persediaan 27.00 hari 24 hari Baik Perputaran Piutang Penjualan 3600 Piutang 200 18.00 kali 15 kali Baik Rata-rata pengumpulan Piutang 365 365 20.28 Perputaran Piutang 18.00 hari 24 hari Baik Perputaran Aktiva Tetap Penjualan 3600 2.00 Aktiva Tetap Bersih 1800 kali 1.9 kali Baik Perputaran Total Aktiva Penjualan 3600 1.44 Total Aktiva 2500 kali 129 kali Baik
RASIO RUMUS PERHITUNGAN INDUSTRI PENILAIAN Profitabilitas Profit Margin Laba Bersih Setelah Pajak 330 Penjualan 3600 Return on Total Assets Laba Bersih Setelah Pajak 330 Total Aktiva 2500 9.17% 13.20% 9% Baik 13% Baik Return on Equity Laba Bersih Setelah Pajak 330 Modal Sendiri 1200 28% 21.6% Baik
Analisa Rasio PT ABC Data: Rasio Likuiditas : Buruk dibandingkan tahun sebelumnya dan dibandingkan industri PT ABC akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya Rasio Leverage : Kurang Memuaskan dibandingkan industri PT ABC dapat mengalami kesulitan untuk memenuhi hutang jangka panjangnya baik bunga dan pokoknya
Analisa Rasio PT ABC Data: Rasio Aktivitas : Baik dibandingkan industri PT ABC efisien menggunakan aset untuk menghasilkan Penjualan Rasio Profatibilitas : Baik dibandingkan industri PT ABC efisien menggunakan asset dan mengelola operasional untuk menghasilkan keuntungan
Analisa Rasio PT ABC Likuiditas PT ABC perlu mendapat perhatian khusus. Penyebabnya: Keputusan Investasi: terjadi penambahan aktiva tetap (kenaikan aktiva tetap) Keputusan Financial: penambahan aktiva tetap dibiayai dari hasil operasional (penurunan aktiva lancar) sedangkan hutang mengalami penurunan dan modal sendiri tidak bertambah perusahaan tidak menggunakan sumber dana jangka panjang karena struktur leveragenya sudah sangat tinggi (52%) Keputusan Deviden: Perusahaan memilih laba sebagian besar dibagikan kepada pemilik sebesar 88%, padahal laba tersebut dapat ditahan untuk melakukan investasi pada aktiva tetap
Analisa Rasio PT ABC Leverage PT ABC kurang memuaskan dibandingkan industri: Tingkat Return on Investment (Return on Assets) sebesar 13.2% lebih besar dari cost of debt sebesar 6% Karena financial legerage PT ABC adalah 52%, maka tingkat Return on Equity diangkat naik menjadi 28% Ketika keadaan ekonomi sedang baik, penggunaan hutang akan meningkatkan ROE, namun tingkat leverage yang tinggi menimbulkan risiko kesulitan keuangan apabila tingkat ROI dibawah cost of debt.
Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan Analisa Duppont Analisa Market Value Added (MVA) Analisa Economic Value Added (EVA)
Analisa Dupont Mengurai ROE menjadi tiga bagian Efisiensi Kegiatan Operasi diukur dengan Profit Margin Efisiensi Penggunaan Aktiva, diukur dengan Total Asset Turnover Financial Leverage, diukur dengan Equity Multiplier
Analisa Dupont Return on Assets Return on Equity Laba Bersih Penjualan Aktiva x x Penjualan Aktiva Modal Sendiri Profit Margin Perputaran Aktiva Equity Multiplier Hutang 1 + Modal Sendiri
PT ABC Return on Equity Laba Bersih Penjualan Aktiva x x Penjualan Aktiva Modal Sendiri 27,5 % 9,17 % x 1.44 kali x 2,083 ROA 13,2 %
Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan Analisa Duppont Analisa Market Value Added (MVA) Analisa Economic Value Added (EVA)
Analisa Market Value Added (MVA) Tujuan dari keputusan keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan Bagi perusahaan go public nilai perusahaan tercermin pada harga saham Kemakmuran pemilik saham dapat dimaksimumkan dengan memaksimumkan PERBEDAAN ANTARA NILAI PASAR SAHAM DENGAN NILAI BUKU SAHAM Semakin besar selisihnya semakin berhasil pekerjaan manajemen mengelola perusahaan
Analisa Market Value Added (MVA) Perhitungan MVA Market Value Added Nilai Pasar Saham - Nilai Buku Saham Jika Harga saham PT ABC per lembar Rp. 16.000, maka MVA: MVA 50 juta X Rp. 16,000,- - Rp. 700 miliar MVA Rp. 800 milyar - Rp. 700 miliar Rp. 100 miliar
Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan Analisa Duppont Analisa Market Value Added (MVA) Analisa Economic Value Added (EVA)
Analisa Economic Value Added (EVA) MVA menilai tambahan kemakmuran pemilik saham sejak perusahaan berjalan EVA menilai EFEKTIVITAS MANAJERIAL UNTUK SUAATU TAHUN TERTENTU Rumus EVA: Economic Value Added Laba Sebelum Bunga dan Pajak x (1-tarif pajak) - Operating Capital x biaya modalsetelah pajak
Analisa Economic Value Added (EVA) PT ABC apabila biaya modal setelah pajak 15%, maka: EBIT (1-% Taxes) (Net Working Capital + Net Fixed Assets) x biaya modal setelah pajak EVA 700 (0,6) - ((700 760) + 1800) x15% Rp 420 milyar - Rp 261miliar Rp 159 miliar
Analisa Economic Value Added (EVA) Antara MVA dan EVA mempunyai hubungan tidak langsung Apabila secara historis EVA negatif, mungkin sekali MVA juga negatif, dan sebaliknya Namun karena MVA menhitung nilai pasar tergantung proyeksi kinerja perusahaan di masa depan maka mungkin saja EVA negatif namun MVA positif dan sebaliknya.
Terima Kasih Basharat Ahmad, SE, MM