Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing

dokumen-dokumen yang mirip
Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PLONG MANUAL DAN GLUEING MANUAL DI PT. X

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri manufaktur yang begitu pesat menuntut perusahaan

BAB VI LINE BALANCING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII SIMULASI CONVEYOR

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HELGESON-BIRNIE

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

BAB VI LINE BALANCING

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. massal. Sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokkan kedalam beberapa pusatpusat

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN METODE LINE BALANCING PADA PT. XYZ

BAB II LANDASAN TEORI

Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Mempertimbangkan Keseimbangan Lintasan (Studi Kasus)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Kata Kunci : Keseimbangan Lintasan, Metode Ranked Positional Weight, Produktivitas 1. PENDAHULUAN

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI KERJA DENGAN PENERAPAN KAIZEN (Studi Kasus pada PT Beiersdorf Indonesia PC Malang)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk.

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODE REGION APPROACH UNTUK KESEIMBANGAN LINTASAN

ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Usulan Perbaikan Performansi Lini Produksi PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KUE PIA XYZ

PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAR)

Peningkatan Kapasitas Produksi pada PT. Adicitra Bhirawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

SKRIPSI. PERBAIKAN LINI PROSES PEMOTONGAN NATA DE COCO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN KONSEP PENYEIMBANGAN LINI (Studi kasus : PT XYZ)

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan kepada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Line Balancing dengan RPW pada Departemen Sewing Assembly Line Style F1625W404 di PT. Pan Brothers, Boyolali

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN LINE BALANCING DALAM UPAYA PERBAIKKAN LINI PRODUKSI DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT CATERPILLAR INDONESIA

e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 4, November 2013 pp

BAB II LANDASAN TEORI

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis

ABSTRACT. Keywords: Efficiency, Productivity, Line Balancing, Idle Time. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Keseimbangan Lintasan pada Lantai Produksi CV. Bobo Bakery

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

PENYEIMBANGAN LINTASAN PADA PERAKITAN TRANSFORMATOR DENGAN METODE MOODIE YOUNG DAN COMSOAL PADA PT. MORAWA ELECTRIC TRANSBUANA

DAFTAR LAMPIRAN. viii

LINE BALANCING DENGAN METODE RANKED POSITION WEIGHT ( RPW)

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI LINE REAR AXLE ASSY DENGAN METODE LINE BALANCING DI PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi

Analisis Keseimbangan Lintasan untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi dengan Pendekatan Line Balancing dan Simulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan. Berikut ini merupakan

Perancangan Keseimbangan Lintasan Produksi untuk Mengurangi Balance Delay dan Meningkatkan Efisiensi Kerja

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING PADA PT SCOIL INDONESIA

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

ANALISIS LINE BALANCING PADA LINI PERAKITAN HANDLE SWITCH DI PT. X

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ

INOVASI PROSES DI SUATU INDUSTRI SANDAL

APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN SEBAGAI FUNGSI OUTPUT PRODUKSI DI PT INDOJAYA PRIMA SEMESTA-PASURUAN

PENINGKATAN EFSIENSI DAN PRODUKTIVITAS KINERJA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS RANGKED POSITIONAL WEIGHT METHOD PT. X

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Line Balancing (Keseimbangan Lini Produksi)

BAB II LANDASAN TEORI


ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ. Benny Winandri, M.

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

Manajemen Perakitan Mesin Traktor Tangan Iseki-Agrindo Model KAI 711

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN METODE 5S UNTUK MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS HASIL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB II LANDASAN TEORI

Upaya Penurunan Lembur Departemen Part, Apparel, dan Accessoris

MENINGKATKAN EFISIENSI LINI PADA LINE PROFILING DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING KILBRIDGE-WESTER HEURISTIC DI PT. MULTIKARYA SINARDINAMIKA

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Erwanto, et al / Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing / Jurnal Titra, Vol.5, No 2, Juli 2017, pp. 387-392 Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing Intan Mei Erwanto 1, Prayonne Adi 2 Abstract: Line Cu process flow have buildup of output in some operations because the amount of labor and line balance is not optimal. Existing problems require working observations to make suitable improvement designs. Observations were made by measuring directly using the stopwatch method. Observation results are used to determine the amount of labor and the optimal division of work stations with line balancing method. The improvement that writer propose is changing the number of workers and stations. Number of workers from improvement is 12 people and 6 stations from 7 stations. Reduced number of stations came from combined of 2 stations, which is washing and testing process. The result of writer s improvement is reduced labor cost for one coil and increased number of outputs. Keywords: Time Study, Line Balancing, Amount of Labor, Workstations. Pendahuluan PT. XYZ adalah perusahaan mendunia dalam sektor heat exchanger. Perusahaan ini mengutamakan produk yang inovatif dan kualitas tinggi kelas dunia. PT. XYZ berdiri sejak tahun 1995 di Wonokoyo Beji, Pasuruan. Perusahaan ini telah melakukan standarisasi pengaplikasian 6s dan ISO seperti ISO - 9001:2008, ISO 14001:2008, dan OHSAS 18001:2007. Sistem produksi yang digunakan oleh PT. XYZ adalah made-to-order, dimana jumlah dan tipe dari produk yang diproduksi sesuai dengan permintaan pelanggan. Penilaian kinerja dari proses produksi saat ini menggunakan sistem barcode yang dilakukan oleh operator produksi. Kinerja proses produksi ini dilihat dari tingkat efisiensi proses produksi. Setiap line yang ada pada PT. XYZ terdapat seorang Shift Leader yang berbeda untuk tiap shift-nya dan semua proses memiliki operator masing-masing. Penelitian dilakukan karena berdasarkan pengamatan, sering terjadi penumpukan output dan terdapat beberapa stasiun yang menunggu. Masalah ini mengakibatkan keterlambatan penyelesaian produk. Perbaikan yang akan dilakukan peneliti untuk mengurangi keterlambatan tersebut adalah melakukan analisa keseimbangan lintasan (line balancing). Peneliti kemudian merumuskan masalah apa yang akan diangkat sebagai bahan penelitian. Rumusan masalah yang ada didapatkan dari pertimbangan penulis berdasarkan pengamatan langsung pada lantai produksi. Permasalahan yang ada adalah perbaikan apa yang tepat untuk menyeimbangkan lintasan produksi CU di PT. XYZ. 1,2 Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri, U2niversitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Email: erwanto1495@yahoo.com, prayonne.adi@petra.ac.id Rumusan masalah akan menjadi dasar untuk menentukan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menyeimbangkan lintasan proses produksi line CU di PT. XYZ. Penyeimbangan ini akan dilakukan dengan menggunakan metode yang dipilih oleh penulis. Metode yang digunakan adalah metode yang memiliki hasil ter baik sesuai ketentuan atau faktor yang ditentukan. Tujuan ini membantu peneliti menentukan batasan masalah dari penelitian yang dilakukan. Batasan masalah dari penelitian yang dilakukan adalah pengambilan data dilakukan dengan menggunakan stopwatch, pengambilan data hanya dilakukan pada produk S-GSF 050.3J/37-END50.I, data yang diambil hanya dilakukan pada proses produksi CU, pengambilan data hanya dilakukan pada hari Senin hingga hari Jumat pada pukul 08.00 hingga pukul 16.00. Metode Penelitian Pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan wajar dalam rancangan sistem kerja yang terbaik[2]. Pengukuran kerja dengan jam henti (stopwatch time study) pertama kali diperkenalkan oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Metode ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat. Cara termudah untuk menuliskan makalah an Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata rata untuk menyelesaikan pekerjaan dengan memperhatikan kelonggaran yang diberikan[2]. Waktu baku yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: 387

Erwanto, et al / Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 387-392 (1) Keterangan persamaan adalah Wb waktu baku, Wn waktu normal, dan Allowance kelonggaran. Metode penyeimbangan lini (line balancing) digunakan untuk menekan waktu menganggur seminimal mungkin dengan membagi tugas dalam stasiun kerja. Fungsi dari line balancing adalah membuat suatu lintasan yang seimbang. Tujuan pokok dari penyeimbangan lintasan adalah meminimumkan waktu menganggur (idle time) pada lintasan yang ditentukan oleh operasi yang paling lambat. Line efficiency merupakan rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi dengan siklus dikalikan jumlah stasiun kerja atau jumlah efisiensi stasiun kerja dibagi jumlah stasiun kerja [3]. (2) Keterangan dari persamaan diatas adalah STi waktu stasiun kerja dari ke-i, K jumlah stasiun kerja, CT waktu siklus. Smoothness index (SI) adalah suatu indeks yang menunjukkan kelancaran relatif dari penyeimbangan lini perakitan tertentu. Keseimbangan line yang sempurna di indikasi kan dengan smoothness indeks bernilai 0. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut [3]: Keterangan persamaan diatas adalah STmaks maksimum waktu di stasiun, STi waktu stasiun di stasiun kerja ke-i. Biaya pekerja untuk 1 coil digunakan sebagai salah satu faktor untuk mengukur pengeluaran biaya. Total biaya pekerja (TB) didapatkan dari jumlah operator dikalikan dengan gaji mereka, kemudian dibagi dengan jumlah output. (3) Biaya pekerja = TB / Output (4) proses brazing, harus dicuci dulu untuk menghilangkan oli dan kotoran debu lainnya yang dinamakan proses brazing. Coil yang telah di brazing harus di tes kebocoran untuk mengetahui kualitas dari sambungan yang dibuat, kemudian proses selanjutnya adalah final assembly, electric assembling, dan packing coil. Stasiun FA (final assembly) CU merupakan stasiun yang prosesnya membutuhkan operator lebih karena semua pekerjaan yang dilakukan bersifat manual (dilakukan oleh manusia). Operator yang ada pada FA Cu saat ini berjumlah 4 orang untuk tiap shift. Stasiun ini biasanya membutuhkan operator tambahan sehingga meminta bantuan operator dari stasiun lain untuk dapat memenuhi target. Produk yang diamati adalah produk yang paling sering diproduksi, yakni S-GSF 050.3J/37-END50.I dimana memiliki ukuran 3000 x 700 cm. Kondisi Awal pada line Cu memiliki jumlah pekerja sebanyak 9 orang. Hasil pengamatan menunjukkan bagaimana pembagian operator yang ada, berikut pembagiannya: Tabel 1. Pembagian operator line CU Operator CA 2 Brazing 1 Washing 1 Testing 1 Final 2 Electric 1 Packing 1 Alur proses produksi juga merupakan data yang dibutuhkan peneliti untuk membuat usulan perbaikan. Alur proses produksi merupakan dasar dari cara pembuatan rancangan perbaikan yang dapat dibuat dengan peta proses operasi atau precedence diagram. Hasil dan Pembahasan Produksi produksi yang diamati dari line Cu memiliki beberapa sub proses. Produk WIP dalam line ini disebut sebagai coil. ini meliputi beberapa sub proses. coil assembling adalah proses perakitan fin, strinblech, dan pipa menjadi sebuah coil. coil assembling memiliki operator berjumlah 2 orang pada tiap shift. brazing merupakan proses penyambungan pipa u-bend dengan pipa utama (core tube) pada coil. Produk yang telah mengalami Gambar 2. Precedence Diagram line CU Precedence diagram pada gambar 2 dapat menunjukkan bahwa terjadi bottleneck diantara beberapa proses yang menyebabkan terjadinya penumpukan output dan waktu menunggu. Analisa dari diagram adalah sebagai berikut: Operasi 1 ke operasi 2 Waktu baku dari operasi 1 lebih cepat dari operasi 2 sehingga menyebabkan terjadi overtime dan 388

Erwanto, et al / Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing / Jurnal Titra, Vol.5, No 2, Juli 2017, pp. 387-392 penumpukan output pada operasi 2. Overtime pada proses ini menyebabkan kurang optimalnya waktu proses produksi sehingga harus dikurangi atau dihilangkan. Operasi 2 ke operasi 3 Waktu baku dari operasi 2 lebih lama dari operasi 3 sehinggga terjadi delay dan waiting time pada operasi 3 sehingga harus diseimbangkan waktu dari dua proses ini. Operasi 4 ke operasi 5 Operasi 4 memiliki waktu baku yang lebih cepat dari operasi 5 sehingga akan terjadi penumpukan output yang menunggu untuk diproses pada operasi 5. Operasi 5 ke operasi 6 Waktu baku operasi 5 lebih lama dari operasi 6. Masalah ini menyebabkan terjadinya delay dan waiting time pada operasi 6 dan overtime pada operasi 5. Data lain yang dibutuhkan adalah biaya pekerja untuk memproduksi 1 coil. Biaya ini dihitung dengan menggunakan jumlah output sebesar 54 coil, jumlah pekerja 9 orang dan gaji UMR sebesar 3.288.093 rupiah saat ini. Perhitungan biaya pekerja untuk memproduksi 1 coil adalah sebagai berikut: Data lain yang dibutuhkan adalah biaya pekerja untuk memproduksi 1 coil. Biaya ini dihitung dengan menggunakan jumlah output sebesar 54 coil, jumlah pekerja 9 orang dan gaji UMR sebesar 3.288.093 rupiah saat ini. Perhitungan biaya pekerja untuk memproduksi 1 coil adalah sebagai berikut: Biaya pekerja = 9 orang Rp 3.288.093 / 54 coil Biaya pekerja untuk 1 coil = 548.015,5 rupiah Keseimbangan lintasan sangat penting agar dapat memaksimalkan produksi dari suatu proses. Beberapa usulan line balancing akan diberikan sebagai perbaikan dari masalah ini. Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan hanya pada operator line CU saja, jumlah operator CA adalah 4 orang, brazing berjumlah 1 orang, washing 1 orang, testing 1 orang, washing 1 orang, FA 2 orang, electric assembly 1 orang, dan packing 1 orang. Hasil dari pengamatan berjumlah 10 data untuk tiap operasi dalam waktu empat hari. Data yang ada akan diuji keseragaman dan kecukupannya, kemudian data akan dianalisa untuk mendapatkan usulan perbaikan yang tepat. Hasil uji menyatakan bahwa data telah seragam, normal dan cukup. Tabel 2. Waktu baku dari hasil pengamatan Wb CA 122,71 Brazing 227,07 Washing 38,75 Testing 28,07 Final 332,29 Electric 207,50 Packing 188,37 Total 1144,76 Total waktu produksi dari produk Coil-S-GSF 050.3J / 37-END50.I adalah 1144,76 menit, yaitu 19 jam 5 menit. Waktu baku terlama adalah proses final assembly dengan waktu sebesar 332 menit, yaitu 5 jam 32 menit. Waktu baku yang ada digunakan untuk mengetahui output baku perharinya. Analisa Line Balancing Waktu standar yang digunakan didapat dari data perusahaan untuk tiap proses, sedangkan waktu aktual didapatkan dari perhitungan waktu baku tiap proses. Tabel 3. Persentase efisiensi tiap proses Waktu Standar (menit) Waktu Aktual (menit) Efisiensi Stasiun (%) Operator CA 93,15 122,71 75,91% 2 Brazing 191,40 227,07 84,29% 1 Washing 32,70 38,75 84,37% 1 Testing 22,53 28,07 80,28% 1 Final 254,90 324,04 78,66% 2 Electric 163,61 207,50 78,85% 1 Packing 150,96 186,14 81,10% 1 Rata-rata, Total 80,49% 9 Waktu Standar diatas merupakan waktu target dari perusahaan, sedangkan waktu aktual merupakan hasil perhitungan waktu baku dari pengamatan. Efisiensi kondisi awal sebesar 80,49% dari seluruh proses. Usulan perbaikan yang akan diajukan adalah penambahan jumlah operator pada proses yang memiliki waktu siklus yang besar. dikelompokkan berdasarkan task, berikut ini pengelompokannya: Gambar 2. Pengelompokkan proses berdasarkan pengamatan Rancangan stasiun kerja harus dibuat berdasarkan total operasinya, waktu total operasinya tidak boleh lebih dari waktu siklus. Efisiensi stasiun kerja akan dianalisa untuk tiap stasiun kerjanya. Perancangan perbaikan stasiun kerja memiliki keterbatasan kom- 389

Erwanto, et al / Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 387-392 binasi proses dikarenakan lantai produksi kurang mendukung. Usulan Perbaikan Penambahan Operator Usulan ini dilakukan berdasarkan waktu siklus yang didapatkan dari perhitungan waktu baku hasil pengamatan. Tujuan usulan ini adalah penambahan jumlah operator dari proses yang memiliki waktu siklus yang besar. Tabel 4. Hasil dari usulan penambahan operator Cycle Time (Sebelum) Operator Usulan Tambahan operator Cycle Time (Sesudah) CA 122,71 2 1 81,80 Brazing 227,07 1 1 113,53 Washing 38,75 1 0 38,75 Testing 28,07 1 0 28,07 Final 324,04 2 1 216,03 Electric 207,50 1 0 207,50 Packing 186,14 1 1 93,07 Hasil dari usulan penambahan operator menunjukkan bahwa efisiensi dari line masih kecil karena waktu siklus antar stasiun masih jauh berbeda, sehingga perlu pemberian usulan perbaikan kedua. Analisa selanjutnya dilakukan untuk usulan perbaikan pembagian stasiun kerja berdasarkan waktu siklus yang didapatkan dari penambahan jumlah operator. Usulan Perbaikan dengan Pembagian Stasiun Kerja dan Penambahan Operator Hasil dari usulan pertama, yaitu penambahan jumlah operator masih terlihat bahwa lintasan yang ada masih belum seimbang. Penyeimbangan lintasan pada usulan ini dilakukan dengan metode pembagian stasiun kerja berdasarkan waktu siklus dari usulan pertama. Pembagian stasiun kerja ini memiliki batasan dari perusahaan, dimana tidak semua proses dapat digabungkan karena keterbatasan lantai produksi dan prosesnya tidak memungkinkan. Batasan yang kedua adalah waktu siklus stasiun kerja tidak boleh lebih lama dari waktu siklus terlama. Tabel 5. Hasil dari usulan perubahan stasiun kerja Stasiun Operasi Waktu Stasiun Kerja Operator 1 1 81,80 3 2 2 113,53 2 3 3,4 66,82 1 4 5 216,03 3 5 6 207,5 1 6 7 93,07 2 Usulan perbaikan stasiun kerja yang dilakukan adalah menyatukan proses washing dan testing. Penyatuan proses ini juga mengubah jumlah operator menjadi 1 orang saja karena prosesnya continue. Perbandingan Kondisi Awal dan Usulan Perbaikan Hasil analisa keseimbangan lintasan pada kondisi awal perusahaan akan dibandingkan dengan usulan perbaikan yang diberikan. Perbandingan bertujuan untuk membuktikan bahwa usulan perbaikan lebih baik dari kondisi awal. Parameter yang digunakan dalam perbandingan ini telah ditentukan yaitu line efficiency (LE), balance delay (D), smoothness index (SI), waktu siklus terlama, output baku, biaya dan jumlah stasiun. Tabel 6. Perbandingan usulan dan kondisi awal Parameter Usulan Usulan Kondisi Perbaikan Perbaikan Awal 1 2 Line Efficiency 50,01% 51,50% 60,08% Balance Delay 49,99% 48,50% 39,92% Smoothness 501,52 332,36 151,47 Index Waktu Siklus Terlama Stasiun 324,04 menit 216,03 menit 216,03 menit 7 6 6 Output Baku 54 coil 82 coil 82 coil Biaya pekerja untuk 1 coil 548.015,5 521.283 481.184,3 Tabel 6 menunjukkan bahwa efisiency line dari usulan perbaikan jumlah operator dan pembagian stasiun kerja lebih baik dari kondisi awal, dimana usulan perbaikan kedua memiliki line yang lebih efisien dibandingkan dengan kondisi awal. Balance delay dan Smoothness Index dari usulan perbaikan kedua juga lebih baik dari kondisi awal karena nilainya lebih kecil. Waktu siklus terlama dari usulan juga lebih kecil dari kondisi awal, dimana waktu pengerjaan 1 produk pada usulan perbaikan kedua selama 216 menit, yaitu selama 3 jam 36 menit. stasiun kerja dari usulan perbaikan kedua juga berkurang. Output baku yang dihasilkan pada usulan perbaikan kedua lebih besar dibandingkan dengan kondisi awal. Biaya pekerja untuk 1 coil dalam 1 bulan pada usulan perbaikan 1 lebih baik dari biaya pekerja untuk 1 coil pada kondisi awal, tetapi biaya pekerja pada usulan perbaikan 2 adalah usulan dengan biaya pekerja untuk 1 coil yang lebih optimal. Usulan perbaikan kedua juga masih dapat dikatakan bisa diterima karena usulan yang diberikan sesuai dengan batasan dan target perusahaan. 390

Erwanto, et al / Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing / Jurnal Titra, Vol.5, No 2, Juli 2017, pp. 387-392 Simpulan Peneliti membahas mengenai perbaikan dari keseimbangan lintasan line CU di PT. XYZ. Usulan perbaikan untuk penyeimbangan lintasan di line CU adalah penambahan operator untuk mengurangi waktu siklus dari proses yang sangat besar dan membuat waktu dari tiap proses balance. Hasil usulan penambahan operator menjadi 13 orang masih belum bisa membuat lintasan lebih baik sehingga peneliti melakukan perancangan usulan perbaikan lagi. Usulan perbaikan kedua adalah merubah rancangan stasiun kerja dari line CU. Usulan ini menggunakan waktu siklus dan jumlah operator dari usulan pertama dan merubah operasi 3 dan 4 menjadi satu proses saja dan hanya menempatkan 1 operator sehingga jumlah operator menjadi 12 orang saja. Perbandingan nilai dari parameter, yaitu line efficiency, balance delay, smoothness index, waktu siklus terlama dan jumlah stasiun. Hasil dari usulan perbaikan kedua lebih baik dari nilai pada kondisi awal dan memiliki waktu pengerjaan produk yang lebih cepat sehingga lebih menguntungkan. Hasil dari analisa biaya juga menunjukkan bahwa hasil usulan perbaikan 2 adalah kondisi terbaik karena memiliki biaya pekerja untuk 1 coil paling kecil. Kesimpulannya, usulan perbaikan 2 adalah usulan terbaik berdasarkan analisa line balancing dan analisa biaya. Daftar Pustaka 1. Sinungan, M. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara, 1995. 2. Wignjosoebroto and Sritomo. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu (3rd ed.). Surabaya: Guna Widya, 2003. 3. Baroto, T. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. 391

Erwanto, et al / Perbaikan Lintasan CU dengan Metode Line Balancing / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 387-392 392