LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING) PUSKESMAS MANIMPAHOI

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

D. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Petugas P2 Diare (Program Pemberantasan Diare) Puskesmas Payolansek

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk

SOP PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI BAKTERIOLOGIS No. Dokumen 60/L/PL/2013

LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Tugas Pokok Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular TBC

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemapuan hidup sehat bagi setiap orang agar

RENCANA USULAN KEGIATAN ( RUK ) PROGRAM KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT (PERKESMAS) TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

Pendanaan Sektor Kesehatan di Indonesia: Studi Kasus Bantuan Operasional Kesehatan. Fatmah Afrianty Gobel

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.3

MINI LOKAKARYA PUSKESMAS SUKABUMI

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian. daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

PEDOMAN KAJI BANDING UPTD PUSKESMAS PALANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

RENCANA USULAN KEGIATAN PROGRAM KE PUSKESMAS CIMAHI SELATAN TAHUN 20

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai agen penyakit. Penyakit yang penyebab utamanya berakar pada

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bupati dalam melaksanakan kewenangan otonomi. Dengan itu DKK. Sukoharjo menetapkan visi Masyarakat Sukoharjo Sehat Mandiri dan

KERANGKA ACUAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

PEMERINTAH KOTA AMBON Tahun Anggaran : 2014 TARGET KINERJA (KUANTITATIF)

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menurut Hendrik L. Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu: faktor

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

Pembangunan merupakan rangkaian dari program-program disegala bidang secara

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMBINAAN DAN BUKTI PEMBINAAN. No. Kode : Terbitan: No. Revisi : Tgl.Mulai Berlaku: Halaman :

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BULUPODDO. Alamat : JL. Bulu Rappa No.1 Desa L.Riattang Kec. Bulupoddo PENANGGUNG JAWAB UKM

M ENULAR DAN GIZI BU RU K

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERANTASAN DAN ELIMINASI PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN SIAK

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS. SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DBD

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB IV PENUTUP. wilayah kerjanya. Sejak didirikan tahun 1976, Puskesmas ini bernama. Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Semarang Timur, berubah

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA PADANG TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.2

Review. Bantuan Operasional Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM KLINIK SANITASI PUSKESMAS KOTA BUKITTINGGI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Puskemas Kedungmundu Kota Semarang

BAB I LATAR BELAKANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

Transkripsi:

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESLING LAPORAN TAHUNAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN BAB I UMUM 1.1. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana yang dimaksudkan dalam pancasila dan UUD 45. Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas sebagai bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem yang harus berjalan, Puskesmas dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan kesehatan. Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok pelayanan kesehatan diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat. program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Ada (5) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling 1) Penyehatan sumber air bersih (SAB) Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kjualitas air, inspeksi sanitasi SAB, pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air. 2) Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)

Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga), saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS). 3) Penyehatan tempat-tempat umum (TTU) Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas rambut, dilakukan upaya pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan perkantoran 4) Penyehatan tempat pengelola makanan (TPM) Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiapsiagaan dan penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan 5) Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk) Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin menjadi perindukan nyamuk. 6) Konsultasi kesling klinik sanitasi Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit yang berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB Paru, dan lainnya. 1.2. VISI DAN MISI PROGRAM KESLING Sebagai penjabaran dari visi misi Depkes.RI 2010/2014 maka visi dan misi program kesling VISI : Mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan di bidang kesling MISI : 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan lingkungan. 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan lingkungan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya di bidang kesehatan lingkungan. 4) Menciptakan tata kelola lingkungan yang baik.

1.3. KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN Dalam usaha pelaksanaan kegiatan Program Kesling di puskesmas yang lancar dan berkesinambungan maka disusun suatu kebijakan umum anggaran di bidang kesling. 1) Pelatihan dan peningkatan kemampuan kader kesling 2) Pemeriksaan rumah dan jentik berkala 3) Pemeriksaan tempat-tempat umum 4) Operasional forum kota sehat 5) Klinik konsultasi kesling 6) Monitoring jamban keluarga 7) Pengambilan sampel air 1.4. STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.4.1. Strategi Upaya peningkatan derajat kesehatan lingkungan melalui pemberian motivasi kepada masyarakat guna peningkatan kesadaran tentang pentingnya perbaikan kualitas lingkungan dalam penurunan angka penyakit yang berhubungan dengan lingkungan. 1.4.2. Kebijakan - Melakukan metode pemicuan CLTS kepada Kepala keluarga yang belum memiliki jamban - Melakukan penyuluhan berkelompok di sarana ibadah (mesjid/mushalla), sekolah, posyandu balita/lansia - Melakukan pemantauan sarana sanitasi masyarakat dibantu oleh PWS dan kader kesling di tiap desa/kelurahan. - Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pengelola tempat pengelolaan makanan. - Melatih tenaga penjamah makanan tentang higiene sanitasi makanan. - Melakukan penyuluhan dalam gedung dengan pemberian solusi guna pemecahan masalah kesling pada klinik konsultasi kesling. - Membina kerja sama dengan aparat pemerintahan di kelurahan/desa dan tokoh masyarakat guna mencari solusi pemecahan masalah kesling. - Pemantauan sarana sanitasi tempat-tempat umum.

- Pemantauan kualitas sarana SAB masyarakat. 1.5. JUMLAH DAN KOMPOSISI PERSONIL Jumlah tenaga di Puskesmas Kampung Teleng 2 orang dengan latar belakang pendidikan D III Kesling dan status kepegawaian PNS. BAB II PROGRAM DAN KEGIATAN 2.1. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PELAKSANAAN KEGIATAN BERSUMBER DANA APBD KOTA a. Masukan Dana : SDM : Pimpinan puskesmas, sanitarian, farmakmin, lintas program/sektor Material : Pemeriksaan rumah dan jentik digunakan instrument formulir kartu rumah Pengambilan sampel air menggunakan botol sampel steril Pemeriksaan TTU dan TPM digunakan blanko pemeriksaan TTU/TPM, buku pemeriksaan karyawan TTU/TPM Pembinaan TTU/TPM menggunakan power point dan infokus Metode : Pemeriksaan rumah dan jentik dilakukan dengan metode; wawancara, survei langsung dan check list. Pengambilan sampel air dilakukan dengan melalui Tes Laboratorium Pemeriksaan TTU/TPM dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan check list. Pembinaan TTU/TPM dilakukan dengan metode penyuluhan Waktu :

Pemeriksaan rumah daan jentik dilaksanakan tiap bulan dimana dana dianggarkan pada bulan Februari, mei, Agustus dan Oktober. Sementara makan dan minum dianggarkan pada bulan Februari, mei, Agustus dan Oktober juga. Pengambilan sampel air dilaksanakan sebanyak empat kali yaitu bulan Februari, mei, Agustus dan Oktober Pemeriksaan TTU/TPM dilaksanakan sebanyak dua kali setahun yaitu Tahap I Pada Bulan Juni dan Tahap II pada Bulan November Pembinaan TTU/TPM dilaksanakan sebanyak dua kali setahun yaitu Pada Bulan April dan September b. Proses Pemeriksaan rumah dan jentik Dilakukan secara berkala dengan cara survei ke rumah masyarakat yang dilakukan oleh sanitarian dibantu oleh kader kesling dan PWS. Pengambilan Sampel Air Yaitu dilakukan dengan cara turun langsung kerumah-rumah masyarakat yang dilakukan oleh pimpinan puskesmas dan sanitarian dengan menggunakan botol steril Pemeriksaan TTU dan TPM Yaitu dilakukan survey terhadap rumah makan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan cara melihat langsung keadaan sanitasi TPM nya Pembinaan TTU dan TPM Yaitu dilakukan terhadap pengelola rumah makan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan cara penyuluhan c. Keluaran 1. Pemeriksaan rumah dan jentik berkala Jumlah rumah wilayah kerja puskesmas kampung Teleng sebanyak 1655 Unit Jumlah rumah permanen sebanyak 1067 Unit Jumlah rumah semi permanen sebanyak 495 Unit Jumlah rumah kayu sebanyak 93 Unit Jumlah rumah sehat sebanyak 1194 Unit Jumlah rumah memiliki jamban sebanyak 1608 Unit Jumlah rumah memiliki jamban sehat sebanyak 1071 Unit

2. Pengambilan sampel air Pengambilan sampel air depot dilakukan sebanyak 4 kali yaitu 1 kali 3 bulan terhadap 6 depot air minum Pengambilan sampel air masyarakat dilakukan sekali 3 bulan dimana diambil sumber air yang beresiko saja sebanyak 40 sampel 3. Pemeriksaan TTU / TPM TPM yang terdaftar sebanyak 104 buah, diperiksa tahap I sebanyak 104 sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 81 TPM yang terdaftar sebanyak 104 buah, diperiksa tahap II sebanyak 104 sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 79 TTU yang terdaftar sebanyak 93 buah, diperiksa tahap I sebanyak 93 sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 83 TTU yang terdaftar sebanyak 93 buah, diperiksa tahap II sebanyak 93 sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 88 Jumlah rumah makan seluruhnya 17 buah dan jasa boga 3. Diperiksa tahap I sebanyak 17 dan yang memenuhi syarat sebanyak 12 buah Pada tahap II diperiksa 17 buah dan memenuhi syarat sebanyak 13 buah 4. Pembinaan TTU/TPM Pembinaan dilakukan kepada 17 rumah makan dan 3 jasa boga dengan melalui penyuluhan. d. Manfaat 1. Pemeriksaan rumah dan jentik berkala Termotivasinya masyarakat untuk memiliki rumah yang sehat dan bebas jentik Terpantaunya keadaan sarana sanitasi dasar dan lingkungan rumah Masyarakat mengetahui potensi resiko penyakit akibat sarana sanitasi yang tidak memenuhi syarat Termotivasinya masyarakat untuk memiliki jamban yang memenuhi syarat sehingga tidak mencemari lingkungan 2. Pengambilan sampel air Untuk mengetahui berapa banyak kuman E-coli yang terkandung dalam air sampel tersebut Untuk mengetahui apakah air depot tersebut layak untuk diminum

3. Pemeriksaan TTU / TPM Terpantaunya keadaan sarana sanitasi dasar TPM / TTU Termotivasinya pengelola TTU / TPM dalam mengelola usahanya agar bersih dan sehat sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pembelinya 4. Pembinaan TTU/TPM Untuk memberikan pengetahuan kepada pengelola rumah makan apa saja syarat rumah makan yang sehat e. Dampak 1. Pemeriksaan rumah dan jentik berkala Meningkatnya masyarakat yang ber PHBS dan memiliki sarana sanitasi yang memenuhi syarat 2. Pengambilan sampel air Menurunkan angka penyakit diare 3. Pemeriksaan TTU / TPM Adanya rasa aman dan nyaman bagi konsumen dari hal-hal yang akan membahayakan kesehatannya. 4. Pembinaan TTU/TPM Pengelola rumah makan lebih meningkatkan lagi kebersihan rumah makannya dan dapat disesuaikan dengan persyaratan rumah makan PELAKSANAAN KEGIATAN YANG TIDAK DI DANA 1. Klinik sanitasi a. Masukan SDM : Sanitarian, Dokter, perawat, bidan Material : Blangko tindak lanjut klinik sanitasi, kartu status klinik sanitasi Metode : Wawancara, penyuluhan perorangan / konseling yang hasilnya di tulis pada kartu status klinik sanitasi Waktu :

Setiap hari kerja b. Keluaran Dilaksanakan klinik sanitasi secara aktif Ditemukannya penyakit-penyakit berbasis lingkungan yaitu ISPA, diare, Kulit, Disentry, cacingan dan lain-lain Petugas sanitasi menindaklanjuti langsung ke lapangan terhadap kasuskasus penyakit yang berbasis lingkungan c. Manfaat Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan dan PHBS Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit-penyakit berbasis lingkungan d. Dampak Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan promotif serta kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan tersusun secara terus menerus 2. Pembakaran sampah medis a. Masukan SDM : Sanitarian, sopir Material : Incenerator, genset, bensin, Metode : Pembakaran langsung Waktu : Setiap bulan b. Keluaran Sudah dilaksanakannya pembakaran sampah medis setiap bulan c. Manfaat Mencegah penybaran penyakit yang berakibat dari sampah medis

d. Dampak Tidak berserakannya sampah medis puskesmas BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PROGRAM A. Pelaksanaan Kegiatan Bersumber Dana APBD Kota Air merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat banyak digunakan. Air yang memenuhi syarat yaitu air yang tidak berbau, berasa dan berwarna. Untuk air minum, air nya tidak boleh mengandung E-coli. Jika air tidak bersih, maka akan dapat menimbulkan penyakit bagi yang menggunakannya. Oleh sebab itu keadaan sarana air bersih dan depot selalu dilakukan pemantauan. B. Kegiatan bersumber dana bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Dana BOK dimanfaatkan sepenuhnya secara langsung oleh Puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan tidak dijadikan sumber pendapatan daerah sehingga tidak boleh disetorkan ke kas daerah. Pemanfaatan dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin (periodik bulanan/triwulanan). Satuan biaya setiap jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang dibiayai BOK mengacu pada ketentuan Peraturan Daerah (Perda). Jika belum terdapat Perda yang mengatur hal itu, maka satuan biaya tersebut ditetapkan melalui Peraturan Bupati/Walikota atas usulan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatan di Puskesmas berpedoman pada prinsip keterpaduan, kewilayahan, efisien, dan efektif. Tujuan umum dari BOK adalah untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif untuk mewujudkan pencapaian target SPM bidang kesehatan dan MDGs pada tahun 2015. Secara khusus, tujuan BOK ada tiga yakni: (1) memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif kepada masyarakat; (2) menyediakan dukungan biaya untuk upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat; (3) mendukung terselenggaranya proses Lokakarya Mini di Puskesmas dalam perencanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. C. Kegiatan yang tidak di danai

1. Klinik Sanitasi Klinik sanitasi adalah Ruang Pelayanan Informasi tentang upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit berbasis lingkungan. Penyakit berbasis lingkungan, yaitu karena sumber penyakitnya berasal dari lingkungan yang jelek (air, udara, tanah yang tercemar), yaitu Penyakit Diare, Kecacingan, ISPA, Malaria, DBD, TB Paru, Kulit/Gatal-Gatal, Keracunan Makanan/minuman/Pestisida dan keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat kerja. Klinik Sanitasi Berada di Puskesmas dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program pelayanan Puskesmas dimana yang Bertugas di Klinik Sanitasi yaitu Petugas sanitarian Puskesmas / Petugas Penyuluh Puskesmas Keuntungan yang diberikan dari Klinik sanitasi yaitu : Terhadap Pasien : 1. Dapat mengetahui penyebab penyakitnya 2. Mampu melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit akibat lingkungan Terhadap Petugas 1. Dapat Mengetahui secara tepat Gaya Hidup Pasien dan Kondisi Lingkungan Pasien 2. Dapat memberikan saran yang tepat kepada pasien sesuai dengan masalah yang dihadapinya 3. Dapat menyusun rencana intervensi perbaikan lingkungan Alur Pelayanan Klinik Sanitasi di Puskesmas : 1. Loket Di loket dilakukan pengisian kartu status pasien setelah mendapat kartu status pasien ke ruang periksa 2. Ruang Periksa Pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan dirujuk ke ruang Klinik Sanitasi 3. Ruang Klinik Sanitasi 4. Apotik Pasien ke Apotik untuk mengambil Obat 5. Pulang Untuk Klien bisa Langsung Ke Ruang klinik sanitasi.

2. Pemusnahan Sampah Medis Sampah medis sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat oleh sebab itu tidak boleh dibuang kemana-mana atau sembarangan. Sampah medis harus dimusnahkan menggunakan incenerator. BAB 1V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. HASIL PEMERIKSAAN TPM : 100 % 2. TPM YANG MEMENUHI SYARAT : 76 % 3. HASIL PEMERIKSAAN TTU : 100 % 4. TTU YANG MEMENUHI SYARAT : 94,6 % 5. RUMAH YANG MEMENUHI SYARAT : 72,1 % 6. SPAL YANG MEMENUHI SYARAT : 77,5 % 7. SAB YANG MEMENUHI SYARAT : 89,5 % 8. SAMPAH YANG MEMENUHI SYARAT : 84,1 % 9. JAMBAN YANG MEMENUHI SYARAT : 66,6 % B. LAPORAN HASIL KEGIATAN (LAMPIRAN)