(Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2013), hlm ), hlm. 29

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga

1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik gerak pada benda titik dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB I PENDAHULUAN. organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran. Dalam hal. ini subjek pembelajaran adalah peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mampu melahirkan siswa yang cakap dan berhasil menumbuhkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mereka mampu berpikir luas untuk mendapatkan apa yang setiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Pembelajaran

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran college ball terhadap

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB III HASIL PENELITIAN

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN QSH DAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang telah disebutkan, lebih mungkin dihasilkan dari lembaga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. Toha Putra, 2013), hlm Departemen Agama, Al Qur an Al Karim dan Terjemahnya, (Smarang: PT. Karya

Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), 64. 2

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SD N 82/VII SEI BENTENG II. Oleh Astri Wayuni ABSTRAK

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki setiap orang, karena pendidikan pada hakikatnya merupakan

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya. maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa: dengan pendekatan induktif pada materi pokok kalor diperoleh persentasi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WAWANCARA TIGA TAHAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN BATAM PADA POKOK BAHASAN BAKTERI

BAB V PENUTUP. hipotesis menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada aspek-aspek tertentu. 3. kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2009), hlm Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 29

Ilham Ilahi 1. Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bung Hatta

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Secara khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Judul Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Web Dengan exe Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Untuk SMA.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar (SD)/Madrasyah Ibtidaiyah (MI),

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu pilihan bahasa asing yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

íóñúýóúö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ãöäúßõãú æóçáøóðöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò. 2

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

NUR FITRIA STKIP PGRI

Uswatun Khasanah 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat besar dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, disinilah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 4 Pertemuan (8 jp x 45 menit)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku

Bahan Ajar FISIKA SEKOLAH. Besaran fisika dan pengukurannya. Oleh : Sutrisno

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kognitif Melalui Metode Teams Games Tournaments dengan Strategi Peta Konsep Pada Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DAFTAR RUJUKAN. Ahmadi, Abu Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penerapan pembelajaran Aktif dengan teknik Everyone Is a Teacher Here,

Ridwan Jusuf, S.Pd., M.Pd (Program Studi Pendidikan Fisika) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. 1. tingkah laku, kecakapan, keterampilan, dan kemampuan, serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

Implementasi model pembelajaran jigsaw pada pelajaran fisika SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan Margiyanto S UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

DESKRIPSI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan agar mencapai perubahan tingkah laku dan guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sehingga peserta didik dapat menerima pengetahuan. 1 Peserta didik mengikuti pembelajaran sehingga dapat terjadi proses pembelajaran dengan aktif, inovatif dan bersungguh-sungguh sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2 Proses pembelajaran aktif dan inovatif adalah melakukan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik sehingga peserta didik aktif dalam proses pembelajaran dengan cara memberikan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik. 3 Peserta didik dapat bersungguh-sungguh dalam memahami konsep, terutama dalam pembelajaran fisika. 1 Agus Suprijono, cooperative learning, teori dan aplikasi paikem, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2013), hlm. 3. 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta: Bumi aksara, 2003), hlm. 29 3 Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata, pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (paikem), (Bandung: UIN Sunan Gunung Jati, 2009), hlm. 13-16. 1

Fisika merupakan upaya menemukan pola-pola keteraturan alam dan membingkainya menjadi bagan berpikir yang runtut, yakni berupa kaitan logis antara konsep-konsep tertentu. Bagan bepikir tentang pola-pola keteraturan alamiah itu disebut teori. Jadi, Fisika adalah upaya membangun teori tentang gejala-gejala alamiah. Bagan berpikir tentang pola keteraturan alam secara matematis disajikan sebagai kaitan-kaitan matematis yang menghubungkan struktur-struktur matematis yang dengan konsepkonsep alam. Ilmu Fisika berusaha menemukan pola-pola keteraturan tersebut dan membingkainya dalam suatu rumusan matematis dengan berusaha mendapatkan gambaran matematis maksimal, yakni persamaan matematis yang paling tepat yang memiliki jangkauan paling luas dalam menjelaskan keteraturan alam. 4 Memahami atau mengerti fisika secara luas, harus dimulai dengan kamampuan pemahaman konsep dasar yang ada pada materi fisika. Pemahaman peserta didik dalam memahami fisika ditentukan oleh pemahaman konsep. Ilmu fisika sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan manusia, oleh karena itu perlu mengetahui fisika yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan, baik dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) bahkan sampai Perguruan Tinggi. Pembelajaran fisika perlu menekankan sentuhan baru dengan 4 Muhammad Farhani Rasyid dkk, Fisika Dasar Jilid I Mekanika, (Yogyakarta: Priuk, 2014), hlm. 4 2

menggunakan berbagai pendekatan dari strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi fisika tersebut. Materi fisika tidak semuanya dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik, seperti materi besaran vektor. Banyak di temui peserta didik yang belum bisa membedakan antara besaran vektor dan skalar pada materi fisika. Vektor adalah besaran yang memiliki besar (nilai) dan arah, misalnya gaya, kecepatan, dan percepatan. 5 Pemahaman konsep dasar vektor pada umumnya peserta didik masih kurang memahami, terutama pada operasi besaran vektor secara penulisan dan pelukisan. Perkalian vektor baik dengan operasi dot product dan operasi cross product dapat bernilai vektor maupun skalar, tetapi peserta didik pada umumnya beranggapan bahwa hasil dari perkalian tersebut adalah bernilai skalar. Hasil wawancara dengan bapak Ali Fathan selaku guru fisika di MA (Madrasah Aliyah) NU (Nahdlotul Ulama ) Ma arif Kudus, 6 mengatakan bahwa sebagian dari peserta didik sulit dalam memahami materi vektor dan merasa kebingungan ketika dihadapkan dengan penjumlahan dan perkalian vektor. Materi vektor dalam fisika baru diajarkan pada jenjang SMA atau MA dan belum diajarkan pada jenjang SMP maupun SD. Faktor yang lain adalah input peserta didik yang tidak berlandaskan kriteria 5 Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 14 2015 6 Wawancara dengan guru MA NU Maarif Kudus pada tanggal 1 Juni 3

pemilihan peserta didik yang berdasarkan patokan nilai. Kendala tersebut membuat guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan beberapa metode yang telah diajarkan kurang efektif dikarenakan kurangnya pengetahuan terhadap peserta didik yang masih tergolong peserta didik baru. Hal itu menyebabkan peserta didik kurang dalam memahami konsep yang ada dalam materi vektor dan hasil belajar peserta didik menjadi rendah. 7 Salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman materi vektor terhadap peserta didik dan meningkatkan kegiatan belajar adalah dengan memberikan metode pembelajaran yang aktif dan inovatif, yaitu dengan menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan open ended dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan open ended diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada meteri vektor. Pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan open ended diyakini dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman peserta didik, serta dapat mengolah pengetahuan, kerampilan dan meningkatkan pola pikir tingkat tinggi. Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen dan pendekatan open ended menjadi suatu pendekatan kognitif dan representatif ke dalam dunia fisika. Penggunaan metode eksperimen dengan pendekatan open ended eksperimen 2015 7 Wawancara dengan guru MA NU Maarif Kudus pada tanggal 1 Juni 4

menjadikan situasi pembelajaran fisika yang dianggap sulit dan menegangkan menjadi pelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik mudah mencapai kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti bermaksud untuk meneliti pengaruh keaktifan peserta didik dalam eksperimen berpendekatan open ended pada meteri vektor terhadap hasil belajar di kelas X MA NU Maarif Kudus tahun ajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Rumusan dalam penelitian ini adalah : Apakah keaktifan peserta didik dalam eksperimen dengan pendekatan open ended pada materi vektor berpengaruh terhadap hasil belajar di kelas X MA NU Maarif Kudus tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keaktifan peserta didik dalam eksperimen dengan pendekatan open ended pada meteri vektor terhadap hasil belajar di kelas X MA NU Maarif Kudus tahun ajaran 2015/2016 2. Manfaat Penelitian a. Bagi peserta didik 1) Mempermudah peserta didik dalam memahami konsep-konsep fisika. 5

2) Memberikan kesempatan dan dapat mendorong peserta didik berdiskusi dengan peserta didik lainnya, yaitu pada proses menemukan jawaban dari permasalahan. b. Bagi guru 1) Memperkaya variasi dalam proses pembelajaran. 2) Mendapatkan alternatif penggunaan model pembelajaran sehingga didapatkan kreatifitas serta kualitas pengajaran. 3) Dapat meningkatkan proses kualitas belajar mengajar di sekolah. c. Bagi peneliti Mendapat pengalaman langsung tentang pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan open ended. 6