BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

Metode dan Pengukuran Kerja

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB II LANDASAN TEORI

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1

PERANCANGAN FASILITAS KERJA DAN PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING KARYAWAN TOKO MEGA MAS ELEKTRONIK MAKASSAR.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA

ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Redesain Alat Pemipihan Biji Melinjo Dengan Pendekatan Metode Antropometri Di UD. SARTIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

Jurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN

PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)

LAMPIRAN Kajian risiko cummulative..., Dieta Febriyanti, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB II LANDASAN TEORI

GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN I-1

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

MODUL I DESAIN ERGONOMI

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek penelitian. Objek penelitian ini yaitu pekerja MMH bagian gudang Hasil Baru Ngondang. 4.1. PENGUMPULAN DATA Pada bagian ini berisi tentang pengumpulan data dimulai dengan terlebih dahulu menyebarkan kuesioner keluhan posisi kerja. Tujuan kuisioner ini untuk mengetahui adanya keluhan WMSDs pada pekerja MMH bagian gudang Hasil Baru. Pekerja di bagian gudang berjumlah empat belas orang. Pengumpulan data dilakukan selama bulan pertengahan Februari 2013 yang bertujuan untuk memperoleh informasi awal di tempat penelitian. Metode untuk mendapatkan data awal dilakukan dengan pengamatan langsung, pendokumentasian dengan foto dan penyebaran kuesioner dengan tujuan huntuk mengetahui keluhan atau rasa tidak nyaman yang dirasakan pekerja ketika melakukan aktivitas MMH. Data studi pendahuluan yang dikumpulkan, sebagai berikut. 4.1.1. Dokumentasi Proses MMH Dokumentasi proses MMH dilakukan dengan pengambilan gambar (foto) dan rekaman video. Hasil rekaman diolah dengan teknik split rekaman menggunakan software windows movie maker yang bertujuan mendokumentasikan proses MMH yang dilakukan oleh pekerja dan alat identifikasi awal resiko yang dihadapi pekerja ketika melakukan aktivitas MMH di bagian gudang Hasil Baru. Data selanjutnya dibagi ke dalam fase gerakan untuk memudahkan penilaian dengan metode REBA. Berikut ini gambar 4.1, 4.2, 4.3 pembagian fase gerakan dapat dilihat pada gambar. IV-1

Gambar 4.1. Gerakan Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. Sumber: Data Primer. 2013 Gambar 4.2. Gerakan commit Menggendong to user Menuju Truk Sumber: Data Primer. 2013 IV-2

Gambar 4.3. Gerakan Menyusun Beras di Dalam Truk Sumber: Data Primer. 2013 4.1.2. Data Keluhan Pekerja Data keluhan ini didapat dari menyebarkan kuisioner kepada 14 responden pekerja aktivitas gudang Hasil Baru Ngondang yang bertujuan untuk mengetahui keluhan yang dialami pekerja ketika melakukan aktivitas bongkar muat beras. Kuesioner ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Rekapitulasi data keluhan pekerja di bagian gudang Hasil Baru Ngondang. Tabel 4.1. Rekapitulasi Data Keluhan Pekerja. No Jenis Keluhan Jumlah Persentase 1 Sakit pada Leher 9 64% 2 Sakit pada Bahu 12 86% 3 Sakit pada Siku 10 71% 4 Sakit pada Punggung Atas 14 100% 5 Sakit pada Punggung Bawah 14 100% 6 Sakit pada Pergelangan Tangan 9 64% 7 Sakit pada Pinggul 11 79% 8 Sakit pada Paha 8 57% 9 Sakit pada Lutut 12 86% 10 Sakit pada Pergelangan Kaki 8 57% Sumber: Pengolahan data, 2013 IV-3

Tabel 4.1 menunjukkan hasil rekapitulasi data keluhan pekerja ketika melakukan aktivitas MMH, dimana diperoleh hasil tingkat keluhan terbesar terjadi pada organ tubuh punggung atas dan bawah 100%. Organ tubuh bahu, lutut 86%. Organ gerak pinggul 79%, siku 71%, leher dan pergelangan tangan 64% Organ gerak paha dan pergelangan kaki 57%. Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa untuk sikap kerja statis, sikap memindahkan beban dengan awal membungkuk merupakan sikap kerja yang paling menimbulkan kelelahan. Pada sikap kerja dinamis, sikap kerja memindahkan beban dengan membawa (carrying). 4.3. PENILAIAN METODE REBA Penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA dilakukan dengan menggunakan bantuan software REBA dan REBA worksheet. Untuk menentukan sudut, digunakan cara pengukuran sudut dengan menggunakan software autocad. Berikut ini pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase gerakan mengangkat ke punggung pekerja kedua pada gambar 4.4. di bawah ini Gambar 4.4. Gerakan Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. commit Sumber: to user Data primer, 2013 IV-4

Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar 4.4, maka hasil kode REBA dari sikap kerja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Group A a. Leher (neck position) kode REBA : 2 Keterangan : leher flexion lebih dari 20 0 (2) b. Punggung (trunk position) kode REBA : 4 Keterangan : punggung 109 0 (4) c. Kaki (legs position) kode REBA : 1 Keterangan : kaki tertopang(1) Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada REBA WorkSheet. Langkah langkah penentuan skor untuk grup A adalah : 1. Kode REBA pada aktivitas Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua adalah : Leher (neck position) : 2 Punggung (trunk position) : 4 Kaki ( legs position) : 1 2. Pada baris pertama, masukkan kode untuk leher (neck position) yaitu 2. Kemudian tarik garis ke arah bawah. 3. Pada kolom trunk posture score, masukkan kode untuk punggung yaitu 4. Dan dilanjutkan ke baris legs, masukkan kode postur kaki yaitu 1. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk neck. 4. Diketahui skor untuk grup A adalah 5. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A. Tabel 4.2. Penentuan Skor Grup A pada Aktivitas Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. Table A Neck Legs 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Trunk Posture Score 1 1 2 3 4 1 2 3 5 3 3 5 6 2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7 3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8 4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9 5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9 Sumber: Pengolahan data, 2013 IV-5

2. Grup B tubuh bagian kanan dan kiri a. Lengan atas (upper arm) Kode REBA: 3 Keterangan : lengan atas 98 0 flexion (3) b. Lengan bawah (lower arm) kode REBA : 1 Keterangan : lengan bawah 10 0 flexion (1), c. Pergelangan tangan (wrist position) kode REBA : 2 Keterangan : pergelangan tangan 26 0 flexion (2) Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet. Penentuan skor untuk tubuh bagian kanan maupun kiri dilakukan dengan cara yang sama. Langkah langkah penentuan skor untuk grup B yaitu : 1. Kode REBA pada aktivitas Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua: Lengan atas (upper arm) : 3 Lengan bawah (lower arm) : 1 Pergelangan tangan (wrist position) : 2 2. Pada kolom pertama, masukkan kode untuk lengan atas (upper arm) yaitu 3. Dilanjutkan pada kolom kedua, masukkan kode untuk lengan bawah (lower arm) yaitu 1. 3. Pada baris wrist, masukkan kode untuk pergelangan tangan yaitu 2. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk upper arm maupun lower arm. 4. Diketahui skor untuk grup B adalah 4. Penentuan skor grup B akan diteruskan dengan menambahkan skor untuk gengaman (coupling), dan diteruskan ke Tabel C. Penentuan skor grup A akan diteruskan dengan menambahkan skor beban, dan diteruskan ke Tabel C bersama dengan skor grup B. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan Tabel B. IV-6

Tabel 4.3. Penentuan Skor Grup B pada Aktivitas Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. Table B Lower Arm 1 2 Upper Arm Score Wrist 1 2 3 1 2 3 1 1 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 3 4 3 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 6 7 5 6 7 8 7 8 8 6 7 8 8 8 9 9 Sumber: Pengolahan data, 2013 5. Penggunaan Gengaman (coupling) Kode REBA : 3 Keterangan : Tidak ada gengaman (3) 6. Beban (Load ) Kode REBA : 2 Keterangan : beban lebih dari 10 kg, dan dilakukan berulang-ulang. 7. Penilaian Aktivitas Kode REBA : 2 Keterangan : akitivitas di ulang lebih dari 4 kali/menit Langkah selanjutnya adalah menambahkan skor untuk penggunaan gengaman (coupling), beban (load) dan penilaian aktivitas. Skor grup B adalah 4, ditambah dengan skor gengaman (coupling), (3) sehingga skor menjadi 7 dan skor grup A adalah 5 di tambah beban (2) sehingga skor menjadi 7. Kemudian di hitung menggunakan tabel C dan di peroleh hasil skor 9 lalu di tambah skor Penilaian Aktivitas (2) sehingga total skor menjadi 11. Hasil penilaian skor grup A dan B setelah di tambahkan nilai beban dan genggaman yaitu : IV-7

Tabel 4.4. Penentuan Skor Total Aktivitas Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. Score A (score form table A +load/force score) Table C Score B, (table B value + coupling score) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7 2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8 3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8 4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9 6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10 7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11 8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11 9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12 10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12 11 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Sumber: Pengolahan data, 2013 Dari pengkodean diatas didapat penghitungan skor total untuk aktivitas mengangkat ke punggung pekerja kedua adalah 11, artinya postur gerakan tidak aman sehingga harus diinvestigasi dan dilakukan perubahan secepatnya. Penilaian sikap kerja memakai metode REBA dilakukan dengan membagi gerakan kedalam fase fase gerakan. Pengkodean metode REBA memerlukan pengetahuan tentang sudut yang dibentuk tubuh setiap fase gerakan. Penentuan sudut tubuh dilakukan dengan menggunakan software autocad. Selanjutnya, dilakukan penilaian Software REBA. Hasil penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA didapat hasil bahwa sikap kerja pekerja MMH bagian gudang memiliki grand skor 11. Nilai grand skor 11 berarti sikap kerja yang ditunjukkan termasuk dalam level resiko tinggi yang berarti sikap kerja termasuk perlu tindakan sekarang juga. Hasil lengkap dari kategorisasi aktivitas sikap kerja pekerja bagian gudang dengan menggunakan REBA worksheet yang di sertakan di dalam lampiran. IV-8

Berikut ini pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase gerakan menggendong menuju truk pada gambar 4.5. di bawah ini: Gambar 4.5. Aktivitas Gerakan Menggendong Menuju Truk. Sumber: Data primer, 2013 Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar 4.5, maka hasil kode REBA dari sikap kerja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Group A d. Leher (neck position) kode REBA : 2 Keterangan : leher flexion lebih dari 20 0 (2) e. Punggung (trunk position) kode REBA : 3 Keterangan : punggung 66 0 (3) f. Kaki (legs position) kode REBA : 2 Keterangan : kaki tidak tertopang atau bobot tubuh tidak tersebar merata(2) Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada REBA WorkSheet. Langkah langkah penentuan skor untuk grup A adalah : 1. Kode REBA pada aktivitas Menggendong Menuju Truk adalah : Leher (neck position) : 2 IV-9

Punggung (trunk position) : 3 Kaki ( legs position) : 2 2. Pada baris pertama, masukkan kode untuk leher (neck position) yaitu 2. Kemudian tarik garis ke arah bawah. 3. Pada kolom trunk posture score, masukkan kode untuk punggung yaitu 3. Dan dilanjutkan ke baris legs, masukkan kode postur kaki yaitu 2. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk neck. 4. Diketahui skor untuk grup A adalah 5. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A. Tabel 4.5. Penentuan Skor Grup A pada Aktivitas Menggendong Menuju Truk. Table A Neck Legs 1 2 3 Pergelangan tangan (wrist position) commit : 2 to user 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Trunk Posture Score 1 1 2 3 4 1 2 3 5 3 3 5 6 2. Grup B tubuh bagian kanan dan kiri 2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7 3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8 4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9 5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9 Sumber: Pengolahan data, 2013 d. Lengan atas (upper arm) Kode REBA: 3 Keterangan : lengan atas 40 0 flexion dan bahu di tinggikan (3) e. Lengan bawah (lower arm) kode REBA : 2 Keterangan : lengan bawah 25 0 flexion (2), f. Pergelangan tangan (wrist position) kode REBA : 2 Keterangan : pergelangan tangan 26 0 flexion (2) Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet. Penentuan skor untuk tubuh bagian kanan maupun kiri dilakukan dengan cara yang sama. Langkah langkah penentuan skor untuk grup B yaitu : 1. Kode REBA pada aktivitas menggendong menuju truk: Lengan atas (upper arm) : 3 Lengan bawah (lower arm) : 2 IV-10

2. Pada kolom pertama, masukkan kode untuk lengan atas (upper arm) yaitu 3 Dilanjutkan pada kolom kedua, masukkan kode untuk lengan bawah (lower arm) yaitu 2. 3. Pada baris wrist, masukkan kode untuk pergelangan tangan yaitu 2. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk upper arm maupun lower arm. 4. Diketahui skor untuk grup B adalah 5. Penentuan skor grup B akan diteruskan dengan menambahkan skor untuk gengaman (coupling), dan diteruskan ke Tabel C. Penentuan skor grup A akan diteruskan dengan menambahkan skor beban, dan diteruskan ke Tabel C bersama dengan skor grup B. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan Tabel B Tabel 4.6. Penentuan Skor Grup B pada Aktivitas Menggendong Menuju Truk Table B Lower Arm 1 2 Upper Arm Score Wrist 1 2 3 1 2 3 1 1 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 3 4 3 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 6 7 5 6 7 8 7 8 8 6 7 8 8 8 9 9 Sumber: Pengolahan data, 2013 5. Penggunaan Gengaman (coupling) Kode REBA : 3 Keterangan : Tidak ada gengaman (3) 6. Beban (Load ) Kode REBA : 2 Keterangan : beban lebih dari 10 kg, dan dilakukan berulang-ulang. 7. Penilaian Aktivitas Kode REBA : 2 Keterangan : akitivitas menyebabkan perubahan besar atau pada pijakan tidak stabil Langkah selanjutnya adalah menambahkan skor untuk penggunaan gengaman (coupling), beban (load) dan penilaian aktivitas. Skor grup B adalah 5, ditambah dengan skor gengaman (coupling), (3) sehingga skor menjadi 8 dan skor grup A adalah 6 di tambah commit beban to (2) user sehingga skor menjadi 8. Kemudian IV-11

di hitung menggunakan tabel C dan di peroleh hasil skor 10 lalu di tambah skor Penilaian Aktivitas (2) sehingga total skor menjadi 12. Hasil penilaian skor grup A dan B setelah di tambahkan nilai beban dan genggaman yaitu : Tabel 4.7. Penentuan Skor Total Aktivitas Menggendong Menuju Truk Score A (score form table A +load/force score) Table C Score B, (table B value + coupling score) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7 2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8 3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8 4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9 6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10 7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11 8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11 9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12 10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12 11 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Sumber: Pengolahan data, 2013 Dari pengkodean diatas didapat penghitungan skor total untuk aktivitas gerakan menggendong menuju truk adalah 12, artinya postur gerakan tidak aman sehingga harus diinvestigasi dan dilakukan perubahan secepatnya. Penilaian sikap kerja memakai metode REBA dilakukan dengan membagi gerakan kedalam fase fase gerakan. Pengkodean metode REBA memerlukan pengetahuan tentang sudut yang dibentuk tubuh setiap fase gerakan. Penentuan sudut tubuh dilakukan dengan menggunakan software autocad. Selanjutnya, dilakukan penilaian Software REBA. Hasil penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA didapat hasil bahwa sikap kerja pekerja MMH bagian gudang memiliki grand skor 12. Nilai grand skor 12 berarti sikap kerja yang ditunjukkan termasuk dalam level resiko tinggi yang berarti sikap kerja perlu tindakan sekarang juga. Hasil lengkap dari kategorisasi aktivitas sikap kerja pekerja bagian gudang dengan menggunakan REBA worksheet yang di sertakan di dalam lampiran IV-12

Berikut ini pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase gerakan gerakan menyusun beras di dalam truk pada gambar 4.6. di bawah ini Gambar 4.6. Gerakan Menyusun Beras di Dalam Truk. Sumber: Data Primer. 2013 Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar diatas, maka hasil kode REBA dari sikap kerja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Group A a. Leher (neck position) kode REBA : 3 Keterangan : leher flexion lebih dari 20 0 (2), leher memutar ke kanan dan ke kiri(1) b. Punggung (trunk position) kode REBA : 4 Keterangan : punggung 86 0 (4) c. Kaki (limb position) kode REBA : 1 Keterangan : kaki tertopang(1) Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada REBA WorkSheet. Langkah langkah penentuan skor untuk grup A adalah : 1) Kode REBA pada aktivitas Menyusun Beras Dalam Truk adalah : Leher (neck position) : 3 IV-13

Punggung (trunk position) : 4 Kaki (limb position) : 1 2) Pada baris pertama, masukkan kode untuk leher (neck position) yaitu 3 Kemudian tarik garis ke arah bawah. 3) Pada kolom trunk posture score, masukkan kode untuk punggung yaitu 4. Dan dilanjutkan ke baris legs, masukkan kode postur kaki yaitu 1. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk neck. 4) Diketahui skor untuk grup A adalah 6. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A. Tabel 4.8. Penentuan Skor Grup A pada Aktivitas Menyusun Beras Dalam Truk. Table A Neck 1 2 3 Legs 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Trunk Posture Score 1 1 2 3 4 1 2 3 5 3 3 5 6 2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7 3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8 4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9 5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9 Sumber: Pengolahan data, 2013 2. Grup B tubuh bagian kanan dan kiri g. Lengan atas (upper arm) Kode REBA: 2 Keterangan : lengan atas 13 0 flexion (1), bahu keluar dari sumbu tubuh (1) h. Lengan bawah (lower arm) kode REBA : 2 Keterangan : lengan bawah 50 0 100 0 flexion (2), i. Pergelangan tangan (wrist position) kode REBA : 2 Keterangan : pergelangan tangan 19 0 flexion (2) Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet. Penentuan skor untuk tubuh bagian kanan maupun kiri dilakukan dengan cara yang sama. Langkah langkah penentuan skor untuk grup B yaitu : 1. Kode REBA pada aktivitas Menyusun Beras Dalam Truk : Lengan atas (upper arm) : 2 Lengan bawah (lower arm) : 2 IV-14

Pergelangan tangan (wrist position) : 2 2. Pada kolom pertama, masukkan kode untuk lengan atas (upper arm) yaitu 2. Dilanjutkan pada kolom kedua, masukkan kode untuk lengan bawah (lower arm) yaitu 2. 3. Pada baris wrist, masukkan kode untuk pergelangan tangan yaitu 2. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk upper arm maupun lower arm. 4. Diketahui skor untuk grup B adalah 3. Penentuan skor grup B akan diteruskan dengan menambahkan skor untuk gengaman (coupling), dan diteruskan ke Tabel C bersama dengan skor grup A. Penentuan skor grup B akan diteruskan dengan menambahkan skor untuk gengaman (coupling) dan beban, dan diteruskan ke Tabel C bersama dengan skor grup A. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan Tabel B. Tabel 4.9. Penentuan Skor Grup B pada Aktivitas Menyusun Beras Dalam Truk. Table B Lower Arm 1 2 Upper Arm Score Wrist 1 2 3 1 2 3 1 1 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 3 4 3 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 6 7 5 6 7 8 7 8 8 6 7 8 8 8 9 9 Sumber: Pengolahan data, 2013 5. Penggunaan Gengaman (coupling) Kode REBA : 3 Keterangan : Tidak ada gengaman (3) 6. Beban (Load ) Kode REBA : 2 Keterangan : beban lebih dari 10 kg, dan dilakukan berulang-ulang 7. Penilaian Aktivitas Kode REBA : 2 Keterangan : akitivitas di ulang lebih dari 4 kali/menit Langkah selanjutnya adalah menambahkan skor untuk penggunaan gengaman (coupling), beban (load) dan penilaian aktivitas. Skor grup B adalah 3, ditambah dengan skor gengaman (coupling), (3) sehingga skor menjadi 6 dan skor grup A adalah 6 di tambah beban (2) sehingga skor menjadi 8. IV-15

Kemudian di hitung menggunakan tabel C dan di peroleh hasil skor 10 lalu di tambah skor Penilaian Aktivitas (1) sehingga total skor menjadi 11. Hasil penilaian skor grup A dan B setelah di tambahkan nilai beban dan genggaman yaitu : Tabel 4.10. Penentuan Skor Total Aktivitas Menyusun Beras Dalam Truk Score A (score form table A +load/force score) Table C Score B, (table B value + coupling score) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7 2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8 3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8 4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9 6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10 7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11 8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11 9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12 10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12 11 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Sumber: Pengolahan data, 2013 Dari pengkodean diatas didapat penghitungan skor total untuk aktivitas Menyusun beras dalam truk adalah 11, artinya postur gerakan tidak aman sehingga harus diinvestigasi dan dilakukan perubahan secepatnya. Penilaian sikap kerja memakai metode REBA dilakukan dengan membagi gerakan kedalam fase fase gerakan. Pengkodean metode REBA memerlukan pengetahuan tentang sudut yang dibentuk tubuh setiap fase gerakan. Penentuan sudut tubuh dilakukan dengan menggunakan software autocad. Selanjutnya, dilakukan penilaian Software REBA. Hasil penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA didapat hasil bahwa sikap kerja pekerja MMH bagian gudang memiliki grand skor 11. Nilai grand skor 11 berarti sikap kerja yang ditunjukkan termasuk dalam level resiko tinggi yang berarti sikap kerja termasuk perlu tindakan sekarang juga. Hasil lengkap dari kategorisasi aktivitas sikap kerja pekerja bagian gudang dengan menggunakan REBA worksheet yang di sertakan di dalam lampiran. IV-16

4.4 OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS) Analisis postur kerja OWAS merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran tubuh dimana prinsip pengukuran yang digunakan adalah keseluruhan aktivitas kerja direkapitulasi, dibagi ke beberapa interval waktu (detik atau menit), sehingga diperoleh beberapa sampling postur kerja dari suatu siklus kerja dan/atau aktivitas lalu diadakan suatu pengukuran terhadap sampling dari siklus kerja tersebut. pada penggunaan metote ini adalah untuk membandingkan antara penilaian metode REBA dengan penilaian metode OWAS. Berikut ini pengkodean dengan metode OWAS pada salah satu fase gerakan mengangkat ke punggung pekerja kedua pada gambar 4.7. di bawah ini Gambar 4.7 Gerakan Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. Sumber: Data primer, 2013 Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar diatas, adapun penjelasan adalah sebagai berikut : 1. Sikap Punggung (Back) Kode OWAS 2 : Membungkuk ke commit depan. to user IV-17

2. Sikap Lengan (Arm) Kode OWAS 1 : kedua lengan berada dibawah bahu. 4. Sikap Kaki (Leg) Kode OWAS 2 : berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus. 5. Berat Beban (load) Kode OWAS 3 : berat beban lebih besar dari 20Kg yaitu seberat 40Kg. Sehingga, Kode Sikap OWAS yang di dapat: 2 1 2 3 Tabel 4.11. penilaian analisa postur kerja menggunakan metode OWAS. 1 2 3 4 5 6 7 LEGS USE BACK ARMS OF 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 FORCE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 Sumber: Pengolahan data, 2013 kategori Hasil dari analisa sikap kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja yang berbahaya bagi para pekerja. KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak masalah pada sistem muskuloskeletal. Tidak perlu perbaikan. KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu perbaikan dimasa yang akan datang. IV-18

KATEGORI 3: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu perbaikan segera mungkin. KATEGORI 4: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja ini mengakibatkan resiko yang jelas). Perlu perbaikan secara langsung/saat ini Pada fase gerakan mengangkat ke punggung pekerja kedua setelah di lakukan penilaian menggunakan metode owas dengan nilai 3 merupakan kategori ke-3 sehingga perlu perbaikan segera mungkin. Berikut ini pengkodean dengan metode OWAS pada salah satu fase gerakan mengangkat ke punggung pekerja kedua pada gambar 4.8. di bawah ini Gambar 4.8. Aktivitas Gerakan Menggendong Menuju Truk. Sumber: Data primer, 2013 Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar diatas, adapun penjelasan adalah sebagai berikut : 1. Sikap Punggung (Back) IV-19

Kode OWAS 2 : Membungkuk ke depan. 2. Sikap Lengan (Arm) Kode OWAS 1 : kedua lengan berada dibawah bahu. 4. Sikap Kaki (Leg) Kode OWAS 3 : berdiri dengan beban berada pada salah satu kaki. 6. Berat Beban (load) Kode OWAS 3 : berat beban lebih besar dari 20Kg yaitu seberat 40Kg. Sehingga, Kode Sikap OWAS: 2 1 3 3 Tabel 4.12. penilaian analisa postur kerja menggunakan metode OWAS. 1 2 3 4 5 6 7 LEGS USE BACK ARMS OF 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 FORCE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 Sumber: Pengolahan data, 2013 kategori Hasil dari analisa sikap kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja yang berbahaya bagi para pekerja. KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak masalah pada sistem muskuloskeletal. Tidak perlu perbaikan. KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu perbaikan dimasa yang akan datang. IV-20

KATEGORI 3: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu perbaikan segera mungkin. KATEGORI 4: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja ini mengakibatkan resiko yang jelas). Perlu perbaikan secara langsung/saat ini Pada fase gerakan menggendong menuju truk di hasilkan dengan nilai 3 merupakan kategori ke-3 sehingga perlu perbaikan segera mungkin. Gerakan Menyusun Beras di Dalam Truk Gambar 4.9 di bawah ini Gambar 4.9. Gerakan Menyusun Beras di Dalam Truk. Sumber: Data Primer. 2013 Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar diatas, adapun penjelasan adalah sebagai berikut : 1. Sikap Punggung (Back) Kode OWAS 2 : Membungkuk ke depan dan menyamping. 2. Sikap Lengan (Arm) IV-21

Kode OWAS 1 : kedua lengan berada dibawah bahu. 4. Sikap Kaki (Leg) Kode OWAS 3 : berdiri dengan beban berada pada salah satu kaki. 7. Berat Beban (load) Kode OWAS 3 : berat beban lebih besar dari 20Kg yaitu seberat 40Kg. Sehingga, Kode Sikap OWAS: 2 1 3 3 Tabel 4.13. penilaian analisa postur kerja menggunakan metode OWAS. 1 2 3 4 5 6 7 LEGS USE BACK ARMS OF 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 FORCE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 Sumber: Pengolahan data, 2013 kategori Hasil dari analisa sikap kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja yang berbahaya bagi para pekerja. KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak masalah pada sistem muskuloskeletal. Tidak perlu perbaikan. KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu perbaikan dimasa yang akan datang. KATEGORI 3: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu perbaikan segera mungkin. IV-22

KATEGORI 4: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja ini mengakibatkan resiko yang jelas). Perlu perbaikan secara langsung/saat ini Pada fase gerakan menyusun beras dalam truk dengan hasil penilaian 3 menggunakan owas merupakan kategori ke-3 sehingga perlu perbaikan segera mungkin. IV-23

4.5. PERANCANGAN SIKAP KERJA METODE REBA Keluhan WMSDs diakibatkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah postur kerja yang tidak alamiah. Postur kerja yang tidak alamiah merupakan pergerakan tubuh pekerja yang menjauhi postur alamiah misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh jauh dari pusat gravitasi tubuh maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot. Kondisi ini muncul karena tuntutan pekerjaan, alat kerja maupun stasiun kerja yang tidak sesuai. Berdasar penilaian yang dilakukan dengan metode REBA, maka akan dilakukan perancangan sikap kerja yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya rasa nyeri pada organ gerak. Perancangan cara kerja akan mengacu pada penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA. Usulan perancangan sikap kerja kemudian disimulasikan pada pekerja MMH di bagian gudang HASIL BARU. Perbaikan sikap kerja untuk pekerja MMH bagian gudang HASIL BARU berdasar metode REBA adalah sebagai berikut : Gambar 4.10 Gerakan usulan perancangan sikap kerja Penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA menunjukkan bahwa sikap kerja pekerja MMH di bagian gudang HASIL BARU termasuk berbahaya dan perlu perbaikan segera. Perbaikan yang dilakukan lebih dititik beratkan pada mengurangi sikap kerja tidak alamiah untuk leher, kaki, punggung, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya WMSDs pada pekerja yaitu perbaikan sikap kerja. Perbaikan sikap kerja didasarkan pada usulan perbaikan dari metode yang digunakan untuk menilai sikap kerja commit yaitu to metode user REBA. IV-24

Berikut ini rancangan usulan sikap kerja manual material handling di bagian gudang HASIL BARU. 1. Pengangkatan beban dilakukan oleh 1 pekerja dengan posisi awal badan setengah jongkok. Lutut ditekuk di depan beban yang akan di angkat dan bertumpu pada tumit kaki. 2. Geser beban yang akan diangkat ke atas lutut yang bertumpu pada lantai. 3. Genggam beban yang akan diangkat dengan kedua tangan pada sisi beban kiri dan kanan. Kemudian angkat beban diatas lutut dan letakan beban pada pertengahan paha. Posisikan kepala menghadap ke depan, dan punggung pada posisi lurus. 4. Letakkan kedua lengan di bawah beban pada sisi kiri dan kanan beban di tahan pada perut (dengan telapak tangan menghadap ke atas) 5. Angkat beban diatas paha dengan kedua lengan menuju pertengahan dada dan perut. Posisikan kepala menghadap ke depan, dan punggung pada posisi lurus. 6. Persiapkan kedua kaki untuk berdiri dan tangan dalam posisi memeluk beban. 7. Pekerja berdiri dengan posisi punggung lurus dimana beban di tahan pada segmen tubuh perut dan dada. 8. Pekerja berjalan dengan posisi segmen tubuh kepala dalam sikap lurus menghadap ke depan, sikap kaki dalam sikap tertopang serta beban tersebar merata, punggung dalam sikap lurus, pergelangan tangan dalam sikap lurus dan tidak menekuk, sikap lengan bawah dalam sikap 100 0 lebih flexion, lengan atas dalam sikap lurus dan bahu tidak menekuk. Peletakan beban dapat di lakukan dengan membuka lengan kiri dan kanan kearah samping. Berikut ini fase gerakan rancangan sikap kerja usulan berdasar analisa metode REBA. Usulan rancangan sikap kerja melakukan perbaikan pada leher, kaki, punggung, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan. Pengurangan beban dilakukan dengan mengangkat beban sebanyak 2 karung beras dengan total 20 kg dan dilakukan oleh 1 orang pekerja, dan usulan Sikap kerja ini memungkinkan beban berada sedekat commit mungkin to user dengan tubuh. Secara garis besar IV-25

usulan rancangan sikap kerja ini melakukan perbaikan pada seluruh anggota tubuh berikut ini hasil perbandingan rancangan sikap kerja sebelum dan sesudah berdasar sudut yang di bentuk anggota tubuh Tabel 4.14 Perbandingan Sikap kerja Awal dan Usulan Berdasar Sikap Tubuh Anggota Tubuh Sikap Kerja Awal Sikap Kerja Usulan Leher Posisi Leher ekstension atau flexion lebih dari 20 0 dan menekuk kekiri atau kekanan Kaki Posisi Kaki menekuk 30 0 - Badan Pergelangan Tangan Lengan Atas Lengan Bawah 60 0 dan beban tumpuan tidak tersebar merata Badan membungkuk lebih dari 60 0 dan badan memutar kekiri atau kekanan Pergelangan tangan ekstension atau flexion lebih dari 15 0 dan menekuk kekiri atau kekanan Lengan atas ekstension atau flexion antara 45 0-90 0 dan salah satu bahu terangkat Lengan bawah ekstension atau flexion antara 0 0-60 0 Posisi Leher tegak lurus antara 0-20 0 dan tidak menekuk kekiri atau kekanan Posisi Kaki setengah jongkok dan bertumpu pada lutut dan pantat Badan tegak lurus dan tidak menekuk kekiri atau kekanan Pergelangan tangan lurus dan tidak menekuk kekiri atau kekanan Lengan atas sejajar sumbu tubuh antara 0 0-20 0 dan bahu tidak terangkat Lengan bawah flexion antara 60 0-100 0 Dari tabel 4.14 diatas bahwa saat pekerja bekerja dengan sikap kerja yang diusulkan, menghasilkan sikap tubuh yang lebih baik dalam beraktivitas dari sikap kerja awal, hal dapat dilihat dari sudut yang terbentuk saat melakukan aktivitas manual material handling lebih commit kecil dibandingkan to user dengan sikap kerja awal. IV-26

Dilihat dari sisi aktivitas dan jumlah pekerja rancangan sikap kerja usulan ini dalam melakukan aktivitasnya lebih efisien, karena dari 3 aktivitas pekerjaan dapat dikurangi menjadi 1 aktivitas pekerjaan pada proses bongkar muat beras. Dengan demikian proses manual manual material handling di bagian gudang HASIL BARU menjadi lebih baik dari sikap kerja awal. IV-27