BAB I PENDAHULUAN. membayar berbagai kebutuhan masyarakat. Uang merupakan hal yang sangat penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar berbagai

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PE DAHULUA. keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Di Indonesia banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah

BAB I PENDAHULUAN. menutupi semua kebutuhan mereka, termasuk kebutuhan yang bersifat dadakan.selain untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk. mampu bersaing dan bertahan dalam setiap situasi.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa dapat menutupi semua kebutuhan mereka, termasuk kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang perkreditan tidak lepas dari pengaruhnya.

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Rumah sebagai tempat berlindung dari segala cuaca sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan bagian yang menunjang perekonomian nasional dengan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan IB Rahn Emas di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang Rahn menurut bahasa berarti ats-tsubut dan

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak pemberi pinjaman dan pihak peminjam. Dalam kesehariannya

BAB I PENDAHULUAN. produktif untuk kelangsungan usaha demi menunjang kehidupan mereka, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi serta dilaksanakan seirama dan serasi dengan kemajuan-kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara sebagaimana disebut di dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

(Damanik dan Sasongko. 2003). dimana TR adalah total penerimaan dan C adalah total biaya. TR didapat dari P x Q

BAB V PENUTUP. polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan perkreditan dapat terjadi dalam segala aspek kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. bank dan lembaga keuangan non bank. Kedua lembaga ini selain memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup. sehingga terjadi hubungan saling memberi dan saling menerima.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan saat ini menyebabkan banyak bank bank mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. itu PT. Pegadaian (Persero) adalah salah satu solusinya. dengan mottonya Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.

DILARANG MENGUTIP SEBAHAGIAN ATAU KESELURUHAN ISI JURNAL INI TANPA SEIZIN REDAKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT PRODUK KCA (KREDIT CEPAT AMAN) DAN PENANGANAN KREDIT MACET PADA PT.PEGADAIAN CABANG WONOKROMO SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Bagi nasabah yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kegiatan ekonomi saat ini, kebutuhan akan pendanaan pun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

I. PENDAHULUAN. Seiring meningkatnya perekonomian Indonesia, maka semakin tinggi pula

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat meningkatkan penyaluran kredit oleh perbankan dari

DAFTAR WAWANCARA Jawab

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Mengatasi Masalah Tanpa Masalah. cepat maka masyarakat tidak perlu menjual barang-barangnya, tetapi hanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. dan stabil, pemerintah atau otoritas moneter biasanya melakukan langkah-langkah yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap manusia memiliki kebutuhan yang beragam dalam kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. untuk konsumsi, investasi, atau modal usaha. Dalam pemenuhan kebutuhan itu,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan non bank yang khusus melayani kepentingan masyarakat kecil

ABSTRAK TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT CEPAT DAN AMAN (KCA) PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR WILAYAH X PUNGKUR BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI KANTOR PEGADAIAN CABANG SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Prosedur Pemberian Kredit..., Astrid Qisti Maharani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

hampir selalu merujuk pada maksimalisasi profit. Perekonomian yang telah mendominasi kehidupan sosial membuat segala sesuatunya dinilai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar berbagai kebutuhan masyarakat. Uang merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, bahkan dapat dikatakan seseorang tidak akan dapat bertahan hidup jika tidak memiliki uang. Namun terkadang kebutuhan yang harus dicukupi tidak dapat terpenuhi dengan uang yang dimiliki. Solusinya bisa saja dengan mengurangi konsumsi berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. Jika dana yang dibutuhkan relatif kecil, maka tidak akan terlalu sulit untuk mendapatkan dana dengan waktu singkat, namun jika dana yang dibutuhkan cukup besar dan sangat mendesak, tentu menjadi masalah tersendiri bagi orang-orang yang membutuhkan. Bagi mereka yang memiliki barang-barang berharga, kesulitan dana dapat segera dipenuhi dengan cara menjual barang berharga tersebut untuk mendapatkan sejumlah uang, namun resiko yang harus diambil adalah barang yang telah dijual akan hilang dan sulit bahkan hamper tidak mungkin untuk kembali, ataupun dana yang diterima masih belum mencukupi kebutuhan yang diperlukan. Solusi lain adalah dengan meminjam uang kepada rentenir, dan hal yang umum terjadi jika meminjam uang kepada rentenir adalah debitur tersebut terlilit hutang 1

2 yang jumlahnya semakin besar karena sangat tingginya bunga yang dibebankan oleh rentenir tersebut kepada debitur dan yang pada akhirnya justru menyengsarakan kahidupan debitur itu sendiri. Hal ini sering disebiut dengan praktik ijon. Oleh karena itu, terciptalah sebuah lembaga pemerintah yang dapat membantu masyarakat mendapatkan sejumlah dana segar tanpa harus kehilangan barang berharga yang mereka miliki ataupun tepaksa meminjam dengan bunga yang sangat tinggi, lembaga tersebut yaitu perum pegadaian yang sesuai dengan namanya, menggunakan prinsip gadai. Gadai merupakan salah satu kategori dari perjanjian utang piutang, yang mana untuk suatu kepercayaan dari orang yang berpiutang, maka orang yang berutang menggadaikan barangnya sebagai jaminan terhadap utangnya itu. Barang jaminan tetap milik orang yang menggadaikan (orang yang berutang) tetapi dikuasai oleh penerima gadai (yang berpiutang). Dalam memberikan pinjaman, pegadaian harus menerima barang yang bernilai ekonomis yang dijadikan sebagai jaminan dari debitur, sebagai syarat apabila debitur tidak dapat melunasi pinjamannya, setelah melalui peringatan terlebih dahulu, namun tidak diindahkan dan tidak meakukan perpanjangan, maka lembaga pegadaian mempunyai hak untuk mengambil pelunasan piutangnya dengan cara melelang barang jaminan gadai yang dibawah kekuasaannya.

3 Melihat kondisi perekonomian saat ini yang cenderung tidak stabil, apalagi dengan meningkatnya tingkat pelaksanaan korupsi, keadaan ekonomi masyarakat menengah kebawah semakin tercekik, karena semakin tingginya biaya hidup khususnya biaya pendidikan dan kesehatan yang tidak dapat dihindarkan, maka dapat diasumsikan bahwa minat masyarakat terhadap lembaga pegadaian akan mengalami peningkatan, apalagi prosedur memperoleh kredit gadai dapat dibilang sederhana, yaitu calon debitur cukup mengisi formulir permohonan kredit yang berisi identitas diri, jenis barang gadai dan jumlah kredit yang diinginkan, dana pinjaman pun dapat diterima dalam waktu yang relatif singkat. Tabel 1.1 Jumlah Pendapatan dan Barang Gadai Yang Masuk Ke Perum Pegadaian Selama Periode Bulan Maret Juni 2010 Bulan Golongan Barang Jaminan (Unit) Uang Pinjaman (Rp) Maret Kantong 127 8.275.765 Gudang 72 5.845.230 April Kantong 142 10.369.600 Gudang 64 8.593.826 Mei Kantong 133 7.571.205 Gudang 89 6.229.400

4 Juni Kantong 198 12.187.208 Gudang 102 10.201.250 TOTAL 69.273.484 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan dan barang gadai di Perum Pegadaian selama bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2010 cenderung mengalami kenaikan, pada bulan Maret jumlah pendapatan dari barang kantong sebesar Rp8.275.765 dan dari barang gudang sebesar Rp5.845.230, pada bulan April pendapatan meningkat menjadi Rp 10.369.600 dari barang kantong dan Rp8.593.826 dari barang gudang, namun pada bulan Mei mengalami penurunan pendapatan menjadi Rp7.571.205 dari barang kantong dan dari barang gudang menjadi sebesar Rp6.229.400, walaupun jika dilihat dari jumlah barang gudang yang digadaikan mengalami peningkatan, hal ini dapat dikarenakan kecilnya nilai ekonomis dari barang yang digadaikan oleh nasabah, sedangkan pada bulan Juni mengalami peningkatan pendapatan yang cukup signifikan, yaitu menjadi sebesar Rp 12.187.208 dari barang kantomg dan sebesar Rp10.201.250 dari barang gudang, hal ini dikarenakan pada bulan Juni bertepatan dengan kenaikan kelas ataupun kelulusan siswa sekolah yang tentu saja akan membutuhkan biaya yang lebih besar dari biasanya. Namun pada perjalanannya, sering kali terjadi ke tidak serasian keinginan antara pegadaian dengan debitur dalam menentukan jumlah pinjaman, biasanya jumlah pinjaman yang dikeluarkan oleh pegadaian lebih kecil dari keinginan nasabah,

5 hal ini tentu saja bisa menjadi masalah yang dapat merugikan Pegadaian sendiri, karena jika mereka tidak bisa membuat suatu tata cara atau prosedur penaksiran barang gadai dengan baik, maka nasabah bisa saja berpindah ke lembaga keuangan lain untuk menggadaikan barang ataupun memperoleh pinjaman dengan cara lain. Tabel 1.2 Jumlah Pinjaman Keinginan Nasabah Selama Periode Bulan Maret-Juli 2010 Bulan Golongan Barang Jaminan (Unit) Uang Pinjaman (Rp) Maret Kantong 127 10.127.500 Gudang 72 7.672.000 April Kantong 142 13.050.000 Gudang 64 11.112.000 Mei Kantong 133 9.753.500 Gudang 89 7.964.000 Juni Kantong 198 15.528.000 Gudang 102 12.698.000 TOTAL 87.905.000 Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah keinginan nasabah selama bulan Maret-Juni 2010 lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah pinjaman yang

6 diberikan Pegadaian pada tabel 1.1. Walaupun jika dilihat dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Pegadaian mengalami kecenderungan kenaikan jumlah barang gadai dan pendapatan, yang tentu saja menimbulkan pertanyaan bagaimana Pegadaian melakukan proses taksiran barang gadai nasabah sehingga dapat menaikan jumlah pendapatannya, oleh karena itu penulis berkeinginan mengambil judul ANALISIS PENAKSIRAN BARANG GADAI DALAM MENENTUKAN JUMLAH PINJAMAN PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR WILAYAH BANDUNG PUNGKUR. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Pegadaian dalam kegiatan operasionalnya mempunyai misi untuk membantu program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai, memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten, dan juga melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya. Kegiatan utama pegadaian adalah memberikan kredit kepada masyarakat dengan cara nasabah menggadaikan barang yang bernilai ekonomis yang dimilikinya sebagai jaminan dan mengajukan jumlah pinjaman yang diinginkannya, setelah itu

7 pegadaian akan menaksir barang jaminan untuk menentukan jumlah pinjaman yang bisa diterima nasabah. Jika jumlah pinjaman yang diberikan oleh pegadaian sudah sesuai dengan keinginan nasabah maka tentu saja nasabah akan merasa puas, akan tetapi sering kali jumlah pinjaman yang diterima oleh nasabah lebih kecil dari yang diinginkannya,maka tentu saja nasabah akan menciptakan rasa penasaran nasabah dan bertanya bagaimana metode penaksir dalam menaksir barang jaminan sehingga menghasilkan sejumlah nominal uang, hal ini merupakan permasalahan yang patut untuk diteliti. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana cara pegadaian menaksir barang gadai dalam menentukan jumlah pinjaman yang dapat diterima nasabah. 2. Apakah aplikasi pegadaian dalam menaksir barang gadai sudah sesuai dengan prosedur. 3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh penaksir dalam menaksir barang gadai dan bagaimana alternatif pemecahannya.

8 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tata cara pegadaian dalam menaksir barang gadai untuk menentukan jumlah pinjaman berdasarkan nilai ekonomis dan golongan barang jaminan, juga sebagai syarat mutlak dalam memperoleh gelar Diploma. 1.3.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dijelaskan tujuan dari penelitan ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana cara pegadaian menaksir barang gadai dalam menentukan jumlah pinjaman yang dapat diterima nasabah. 2. Untuk mengetahui apakah aplikasi pegadaian dalam menaksir barang gadai sudah sesuai dengan prosedur. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh penaksir dalam menaksir barang gadai dan bagaimana alternatif pemecahannya 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Hasil penelitian ini merupakan salah satu sumbang pikir bagi perusahaan yang dapat digunakan sebagai motivasi sebagai perusahaan untuk tetap

9 mempertahankan sistem operasional yang telah terbentuk dan berjalan dengan baik. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama bagi yang akan melakukan penelitian dalam masalah kuangan di masa yang akan datang. 1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan penambah ilmu pengetahuan, juga sebagai sarana untuk mengaplikasikan pengetahuan secara teoritis dari apa yang telah diperoleh di bangku kuliah, khususnya dalam bidang keuangan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan di bidang keuangan dalam pegadaian, khususnya mengenai penaksiran barang jaminan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kantor Wilayah Perum Pegadaian yang berlokasi di jl.pungkur no.125 Bandung.

10 1.5.2 Waktu Penelitian `Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada : NO BULAN APRIL MEI JUNI JULI KEGIATAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1 BIMBINGAN 2 PENELITIAN 3 PENGAMBILAN DATA 4 PENULISAN TUGAS AKHIR 5 SIDANG