03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

2. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berupa sengkang

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

KONSEP DAN METODE PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15

KOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING) Winda Tri W, ST,MT

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 3

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. struktur agar dapat mendesain suatu struktur gedung yang baik. Pemahaman akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB III LANDASAN TEORI. dan pasal SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2. U = 1,2 D + 1,6 L (3-2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkantoran, sekolah, atau rumah sakit. Dalam hal ini saya akan mencoba. beberapa hal yang harus diperhatikan.

PENGARUH DINDING GESER TERHADAP PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan yang serius, terutama pada konstruksi yang terbuat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen struktur yang harus diperhatikan. penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

STRUKTUR BETON BERTULANG II

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai ke tanah melalui fondasi. Berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya

BAB I PENDAHULUAN. runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,1996).

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

BAB 1 PENDAHULUAN. Metoda yang banyak digunakan dalam mendesain struktur beton bertulang

BAB II DASAR DASAR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS. Secara umum struktur atas adalah elemen-elemen struktur bangunan yang

A. Struktur Balok. a. Tunjangan lateral dari balok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beban mati, beban hidup dan beban gempa yang bekerja pada struktur bangunan. tak terpisahkan dari gedung (SNI ).

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KUSUMA MULIA TOWER SOLO MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa bumi merupakan getaran yang bersifat alamiah yang terjadi pada lokasi tertentu

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PENGARUH VARIASI BENTUK PENAMPANG KOLOM TERHADAP PERILAKU ELEMEN STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perancangan struktur suatu bangunan gedung didasarkan pada besarnya kemampuan gedung menahan beban-beban yang bekerja padanya. Disamping itu juga harus memenuhi unsur-unsur estetika dan kenyamanan bagi para penghuninya. Untuk perhitungan struktur rangka beton bertulang menggunakan daktilitas penuh (full ductility), struktur memberikan respon inelastik dengan nilai faktor pengali (Ktnin) = 1 dan tanpa mengalami keruntuhan getas (//) = 2. Dalam merencanakan elemen struktur gedung ini menggunakan metoda kekuatan batas (Ultimite Strength Design) yang mengacu pada SKSNI T-15-1991 - 03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi. Penampang struktur yang direncanakan harus memenuhi syarat kuat rencana minimum sama dengan kuat perlu, dan dihitung berdasarkan kombinasi beban dan gaya terfaktor. Kekuatan struktur ditinjau dari kombinasi beban mati, beban hidup, dan beban gempa. Untuk beban gempa dianalisis dengan analisis ragam spektrum respon dengan didasarkan Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung ( SKBI-2.3.53.1987 ).

Dari hasil analisis program SAP-90 didapat gaya-gaya yang bekerja pada bangunan, seperti gaya aksial, gaya momen, dan gaya geser, yang digunakan untuk menganalisis dan menghitung dimensi balok dan kolom. 2.2 Struktur Kolom Kolom adalah komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil paling tidak sama dengan tiga kalinya atau lebih, digunakan terutama untuk mendukung beban aksial tekan vertikal ( SK SNI T-15-1991-03 ). Kolom menempati posisi paling penting dalam sistem struktur bangunan, karena kolom berfungsi untuk menyalurkan energi/gaya secara vertikal kebawah menuju pondasi yang kemudian dilepaskan kedalam tanah. Kolom juga berfungsi untuk menahan kombinasi beban aksial dan momen lentur. Keruntuhan pada kolom mengakibatkan struktur bangunan akan hancur total, dengan tingkat rasio kerugian dan korban jiwa yang besar. Kerusakkan pada kolom sulit untuk diperbaiki, hai ini disebabkan karena kolom merupakan pusat penyalur beban yang menyatu dengan struktur. Menurut Dipohusodo, jenis kolom bertulang terbagi atas tiga bagian : a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. b. Kolom menggunakan pengikat spiral. c. Struktur kolom komposit. Tulangan pengikat lateral berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh di tempatnya yaitu pada tulangan pokok kolom, dan memberikan tumpuan lateral sehingga masing-masing tulangan memanjang hanya

dapat tertekuk pada tempat di antara dua pengikat. Tulangan pengikat lateral berbentuk bujur sangkar atau segi empat. Untuk sengkang spiral mempunyai fungsi yang sama dengan sengkang lateral, namun hanya bentuknya yang berbeda yaitu berbentuk bulat. Berdasarkan posisi beban terhadap penampang melintang, kolom dibedakan menjadi: a. kolom dengan beban sentris b. kolom dengan beban eksentris, yang dibedakan menjadi dua, yaitu kolom uniaksial dan kolom biaksial. Kolom uniaksial untuk beban eksentris satu arah dan kolom biaksial untuk beban eksentris dua arah. Berdasarkan panjangnya kolom dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. kolom pendek, pada kolom ini keruntuhan terjadi akibat kegagalan materialnya (luluhnya baja tulangan atau hancurnya beton), b. kolom langsing, pada kolom ini keruntuhan terjadi akibat tekuk Penulangan pengikat lateral pada kolom berfungsi untuk memegang tulangan memanjang dan lnemberikan tumpuan lateral sehingga masing- masing tulangan memanjang hanya dapat tertekuk pada tempat diantara dua pengikat, selain itu juga untuk menahan gaya geser pada kolom. 2.3 Elemen balok Balok berfungsi untuk menyangga dan meletakkan pelat lantai serta menyalurkan aliran energi/gaya dari berat lantai dan beban yang ada diatas lantai

menuju ke kolom. Pada balok bekerja sendi plastis yang menyalurkan bebanbeban akibat goyangan/getaran sehingga tidak menyebabkan keruntuhan. Menurut FIsieh, bila ditinjau dari analisis strukturnya balok terbagi atas dua macam yaitu balok statis tertentu dan balok statis tidak tertentu. Struktur statis tertentu (statically determinate structure) adalah analisis struktur dapat dilaksanakan dengan cara statika saja, sedangkan jika tidak dapat dilaksanakan secara statika maka disebut statis tidak tertentu. Balok-balok statis tertentu dapat diklasifikasikan : a. Balok sederhana, yaitu balok yang ditumpu pada kedua ujungnya dengan sebuah engsel dan sebuah rol (Gbr. 2-1 a). Bila terdapat beban pada satu bentang akan menyebabkan terjadinya momen lentur dan kelengkungan pada bentang tersebut. b. Balok konsol, yaitu balok yang dijepit atau terpasang di dalam pada satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain bebas (Gbr. 2-1 b). c. Balok sederhana dengan bagian yang menggantung, yaitu balok yang dapat ditumpu secara sederhana pada dua titik dan bagian ujung yang lain melewati titik tumpuan (Gbr. 2-1 c). d. Balok majemuk, yaitu balok-balok yang ditunjukkan diatas dapat disambung dengan engsel-engsel atau rol-rol dalam untuk membentuk suatu balok majemuk (Gbr. 2-1 d).

T5T A T (c) (d) (lumbar 2.1 Klasifikasi Balok Struktur statis tak tentu adalah struktur yang reaksi, gaya geser, dan momen lenturnya tidak dapat ditentukan secara langsung dengan hanya menggunakan persamaan keseiinbangan statika dasar Ely 0, IFx 0, EFz - 0. Struktur statis tertentu dapat ditinjau dari tinjauan desain, yaitu besar reaksi, gaya geser, dan momen lentur bergantung pada karakterist.k llsik penampang melintang, juga jenis material yang digunakan pada struktur tersebut, selain juga tentunya bergantung pada bentang dan beban yang bekerja (Schodek). Salah satu contoh balok statis tak tertentu yaitu balok menerus (lihat gambar 2-2) artinya balok yang memiliki bentang yang cukup panjang dan memiliki tumpuan lebih dari dua buah tumpuan. Balok menerus memiliki keistimewaan dibanding balok sederhana yaitu bila terdapat beban di satu bentang menyebabkan timbulnya momen dan kelengkungan pada bentang tersebut juga pada bentang-bentang yang lainnya, sehingga semua bentang ikut memikul beban. Jadi ukuran balok dapat lebih kecil dan momen yang timbul akan lebih kecil, juga strukturnya menjadi lebih kaku.

A A A A (lumbar 2.2 Balok Menerus 2.4 Struktur Dinding Geser Definisi dari dinding geser adalah dinding yang terbuat dari beton bertulang yang dibuat sangat kaku yang fungsinya untuk menahan gaya lateral akibat pengaruh angin, gempa atau getaran (gaya mendatar). Umumnya terdapat pada bangunan yang bertingkat dan berada di daerah rawan gempa. Dinding geser biasanya diletakkan pada daerah tangga atau elevator dalam bentuk rangkaian dinding yang memanjang secara vertikal sesuai jumlah tingkat atau lantai gedung, hal ini bertujuan supaya pada saat terjadi gempa struktur tangga tidak mengalami kerusakan walaupun balok sudah mulai rusak, sehingga penghuni masih dapat menyelamatkan diri. Dinding geser juga dapat dijadikan sebagai kolom tergantung besamya perbandingan kekakuan antar kolom dengan dinding geser itu sendiri. 2.5 Pelat Lantai Secara umum pelat dapat didefinisikan sebagai suatu struktur yang berfungsi untuk menyalurkan energi beban-beban mati maupun hidup yang berada diatasnya ke balok. Petak pelat dibatasi oleh balok anak pada kedua sisi panjang dan balok induk pada kedua sisi pendeknya. Struktur pelat terbagi atas dua jenis yaitu struktur pelat satu arah dan struktur pelat dua arah. Bila pelat didukung sepanjang keempat sisinya (sisi panjang maupun sisi pendek) dinamakan pelat dua arah

12 dimana lenturan akan timbul pada dua arah yang saling tegak lurus, sedangkan apabila perbandingan sisi panjang dan sisi pendek yang saling tegak lurus lebih besar dari 2, maka pelat dapat dianggap hanya bekerja sebagai pelat satu arah dengan lenturan utama pada sisi yang lebih pendek (Dipohusodo). Tebal pelat lentur satu arah tergantung pada beban atau momen lentur yang bekerja, defleksi yang terjadi, dan kebutuhan kuat geser minimum. Standart SKSNI-15-1991-03 menentukan kriteria tinggi balok dan pelat dikaitkan dengan bentangan dalam membatasi lendutan besar yang berakibat mengganggu beban kerja. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 2.1. Tebal minimum balok clan pelat satu arah (Sumber:Tabel 3.2.5(a) SK SNi 1-15-1991-03) KOMPONEN 1 STRUKTUR j 1 PELAT SOLID SATU! ARAH BALOK ATAU I! j j PELAT LAJUR SATU ARAH DUA TUMPUAN i satu ujung menerus TEBAL MINIMUM, h KEDUAIUUNU MENERUS i KANTIEEVER KOMPONEN TIDAK MENDUKUNG ATAU MENYATU DENGAN PART1SI ATAU KONSTRUKSI LAIN YANG AKAN RUSAK AKIBAT LENDUTAN BESAR 1, 20 j /. 24 /. -2S! 1 /, 10 /. 16 \ L 18,5 L 21 I 8 Pada struktur pelat dua arah elemen struktur yang memikul gaya geser dan momen akan sama dengan proses sembarang elemen struktur yang mengalami lentur. Beban lantai pada pelat akan dipikul pada kedua arah oleh empat balok pendukung sekeliling panel pelat, dengan demikian panel menjadi suatu pelat yang melentur pada dua arah. Menurut Schodek, ada faktor-faktor kritis yang mempengaruhi desain struktur pelat sebagai berikut ini :

13 a. Kondisi tumpuan. Cara efisien untuk meminimumkan momen lentur yang terjadi pada struktur yang mengalami lentur pada struktur kaku panel adalah mengatur kondisi tumpuan. Apabila sistem tumpuan dipakai secara berulang pada struktur (ada sederetan bentang kolom), maka penggunaan struktur kaku menerus dapat menghasilkan momen desain lebih kecil daripada yang diberikan oleh pelat yang ditumpu sederhana hanya di titik-titik diskret. b. Efek terhadap pemilihan struktur. Pada analisis struktur panel, bila bentuk bentang semakin tidak bujursangkar (semakin berbentuk segiempat panjang), maka struktur panel akan semakin tidak bersifat dua arah dan lebih mendekati sifat satu arah, yaitu dalam arah bentang pendek. c. Jenis-jenis beban. Untuk memikul beban terpusat besar, jenis struktur panel kaku kurang efisien, hal ini dapat diganti dengan sistem struktur grid berbutir halus di mana beban terpusat diusahakan bekerja tepat di pertemuan balok menyilang. Sedangkan untuk struktur panel ini hanya efektif untuk memikul beban permukaan. Struktur pelat dua arah untuk analisis dan perencanaan sistem pelat penulangan dua arah dapat dilakukan dengan dua pendekatan alternatif, yaitu dengan metode perencanaan langsung (direct design method) dan metode rangka ekivalen (equivalent frame method). Kedua pendekatan ini digunakan untuk mengatasi permasalahan-pcrmasaiahan umum struktur pelat dengan menerapkan factor keamanan terhadap kapasitas kekuatannya.