KONSELING REMAJA Putri Marlenny P, S.Psi, M.Psi, Psikolog Rumah Duta Revolusi Mental HP/WA :

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Psikologi Abnormal

Psikologi Konseling. Pengertian, Tujuan, Proses, dan Karakteristik Konselor. Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS

Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem

Psikologi Konseling Pendekatan Terapi Realitas (Reality Therapy)

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

Disusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog

PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

INTERVENSI DALAM PSIKOLOGI KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Putri Marlenny P, S.Psi, M.Psi, Psikolog Rumah Duta Revolusi Mental Kota Semarang

Psikologi Konseling MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

Model-model Bimbingan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

NO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau

MENJADI KONSELOR MULTIKULTUR EFEKTIF

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. konselor yang berusaha menolong atau membimbing dan konsele yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

1. Periode 18/ 19 tahun 20/ 21 tahun yaitu mahasiswa semester I s/ d semester IV. Pada periode ini tampak karakteristik sebagai berikut : Stabilitas

Psikologi Konseling Adhyatman Prabowo, M.Psi. Kompetensi konselor & Karakteristik klien

Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan yang berkenaan dengan pengentasan masalah dan fasilitasi perkembangan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebahagiaan. mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Efektivitas Bimbingan Konseling Islam di (BP -4) Kementrian Agama

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia. Dalam keluarga komunikasi orang tua dan anak itu. sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.

Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

KONSELING KELUARGA DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL: STRATEGI MEWUJUDKAN KEHARMONISAN DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang ada dikalangan remaja yang berada pada lingkungan sekolah

Modul intervensi merupakan tindak lanjut dari hasil assesment. Modul intervensi seyogyanya tailor made, rasional dan mampu laksana

Reality Therapy. William Glasser

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. Manusia dalam perkembangannya, sebagai makhluk sosial tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory

BAB I PENDAHULUAN. adalah penulisan tugas akhir (Iswidharmanjaya, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

ILMUWAN PSIKOLOGI DAN PSIKOLOG. Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si, Psikolog

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahap remaja melibatkan suatu proses yang menjangkau suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

KONSELING REMAJA Putri Marlenny P, S.Psi, M.Psi, Psikolog Rumah Duta Revolusi Mental HP/WA : 081-5687-1604 NB : Materi ini telah TIM RDRM persentasikan di Dinas Kesehatan Kota Semarang 2017

About Me Nama : Putri Marlenny P, S.Psi, M.Psi, Psikolog TTL : Yogyakarta, 3 Januari 1985 Agama Status Email Pekerjaan Alamat Kantor Website : Islam : Menikah : kakak_ciput@yahoo.com : Psikolog Klinis sub minat Psi. Hukum & Forensik : RDRM, Jln. Simongan Raya No: 49 Semarang : rdrm.semarangkota.go.id Riwayat Pendidikan : S1 Psikologi UGM; S2 Magister Profesi Psikologi UGM; S3 Program Doktor Ilmu Psikologi UGM (sedang menempuh)

Sesi Pembelajaran 1. Kesehatan Mental Remaja 2. Pengantar Tehnik Konseling Remaja a) Pengertian konseling remaja b) Prinsip-prinsip konseling c) Syarat/kondisi konseling d) Kompetensi konselor e) Harapan klien 3. Tahapan Praktik Konseling Remaja 4. Etika dalam praktik konseling

Ciri-Ciri Remaja SEHAT MENTAL SIKAP TERHADAP DIRI SENDIRI : menunjukkan penerimaan diri, memiliki jati diri yang memadai, memiliki penilaian yang realistik terhadap berbagai kelebihan dan kekurangan. PERSEPSI TERHADAP REALITAS : memiliki pandangan yang realistik terhadap diri dan terhadap dunia, orang maupun benda disekelilingnya. INTEGRASI : Berkepribadian utuh, bebas dari konflik batin yang melumpuhkan, memiliki toleransi yang baik terhadap stres.

KOMPETENSI : Memiliki kompetensi-kompetensi fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang memadai untuk mengatasi berbagai problem kehidupan. Ciri-Ciri Remaja SEHAT MENTAL OTONOMI : Memiliki kemandirian, tanggung jawab, dan penentuan diri yang memadai disertai kemampuan cukup untuk membebaskan diri dari aneka pengaruh sosial. PERTUMBUHAN AKTUALISASI DIRI : Menunjukkan kecenderungan ke arah menjadi semakin matang, semakin berkembang kemampuan-kemampuannya, dan menapai pemenuhan diri sebagai pribadi.

Kriteria Abnormalitas (Coleman, dalam Winkel 1991)

Penyebab Perilaku Abnormal (Coleman, Butcher, dan Carson, 1980 dalam Supratiknya, 1995) Penyebab primer : Kondisi yang tanpa kehadirannya suatu gangguan tidak akan muncul, misal infeksi sipilis yang menyerang sistem syaraf sehingga menyebabkan lumpuh. Penyebab yang menyiapkan : kondisi yang mendahului dan membuka jalan bagi kemungkinan terjadinya gangguan tertentu dalam kondisi-kondisi tertentu di masa mendatang, misal anak korban perceraian, anak yang dibesarkan dalam lingkungan KDRT, dsb. Penyebab pencetus : kondisi yang tak tertahankan bagi individu dan mencetuskan gangguan, misal diputus pacar, tidak diterima di AKPOL atau pendidikan TNI, batal jadi anggota DPR, dsb.

Penyebab Perilaku Abnormal (Coleman, Butcher, dan Carson, 1980 dalam Supratiknya, 1995) Penyebab yang menguatkan : kondisi yang cenderung mempertahankan atau memperteguh tingkah laku maladaptif yang sudah terjadi, misal orang tua yang memanjakan anak, teman sebaya yang mendukung kenakalan, dsb Sirkularitas faktor-faktor penyebab : serangkaian faktor penyebab yang kompleks, bukan sebagai hubungan sebab akibat, melainkan saling mempengaruhi

Gangguan Mental pada Remaja 1. Stres 2. Depresi 3. Gangguan kecemasan 4. Gangguan stres pasca trauma 5. Gejala awal gangguan psikotik

Tehnik Konseling Remaja

Definisi Konseling Baruth dan Robinson (1987); konseling berasal dari bahasa latin yaitu counsilium bicara bersama, mengandung arti orang-orang berkumpul untuk mendapatkan pengertian masalahnya. Hackney and Cormier (1979); konseling adalah hubungan membantu, terdiri dari : orang yang mencari bantuan; ada orang yang mau membantu dan orang tersebut terlatih; serta dalam setting yang memungkinkan untuk proses saling menerima dan memberi.

Jenis & Tujuan Konseling Tujuan konseling baik secara eksplisit dan implisit terkait pemecahan masalah; penerimaan diri; kesadaran diri; perubahan diri (kognitif dan perilaku); penguatan; restitusi; aktualisasi diri; dsb. Jenis konseling ada beberapa hal, antara lain 1) Konseling individu dan kelompok 2) Konseling pendidikan (sekolah) 3) Konseling karir 4) Konseling anak dan remaja serta dewasa

Prinsip-Prinsip Konseling Konseling sebagai proses (membutuhkan waktu) Konseling sebagai hubungan yang spesifik (konselor dengan klien) Konseling adalah membantu klien (bukan mengambil alih pekerjaan klien) Konseling untuk mencapai tujuan hidup (pemahaman dan penerimaan diri)

Konsep Salah Tentang Konseling Konseling adalah pemberian nasehat dan informasi 1) Tanggung jawab klien mencari pemecahan masalah 2) Adanya hubungan yang terapiutik Konseling menciptakan ketergantungan dan mempengaruhi klien (proses belajar dan meemcahkan masalah) Konseling harus netral nilai (keterbatasan konselor) Konseling sama dengan psikoterapi

KONGRUENSI ATAU KESEJATIAN ATAU KETERBUKAAN 1. Berpenampilan secara terbuka 2. Ada kesesuaian antara apa yang dikomunikasikan (verbal dan non verbal) PENGHARGAAN POSITIF TANPA SYARAT 1. Sambutan hangat 2. Penerimaan dan penghargaan tanpa syarat 3. Menghargai dan menghormati klien Kondisi Konseling PENGERTIAN SECARA EMPATI 1. Kemampuan untuk memahami persepsi atau cara pandang dan perasaan orang lain secara kognitif 2. Mendengarkan secara aktif 3. Mengkomunikasikan pemahaman kita terhadap klien

Kompetensi Konselor Spontanitas versus impulsif Fleksibilitas Konsentrasi Keterbukaan Komitmen pada rasa kemanusiaan Stabilitas emosi Totalitas

Peran Konselor 1 2 3 4 5 Membangun kedekatan dengan klien Memberikan kesempatan pada klien untuk mengeluarkan/mengekspresikan perasaannya Menunjukkan penerimaan tanpa syarat pada klien dan memberi dukungan emosi Menentukan permasalahan bersama-sama dengan klien Membantu klien mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya serta mencari berbagai alternatif solusi

Harapan Klien 1. Memperoleh kesempatan untuk meluapkan emosi dan pikirannya 2. Mengetahui duduk permasalahan yang sebenarnya 3. Mengetahui berbagai alternatif solusi dari permasalahannya 4. Memperoleh dukungan, ketenangan, dan kepercayaan diri kembali

COPING CLIENT (Gaya Mengatasi Masalah) PROBLEM FOCUS COPING Cara individu / pasangan dalam mencegah stres atau depresi akibat mengalami permasalahan. Dilakukan dengan cara memfokuskan diri untuk menemukan solusi dan menyelesaikan penyebab masalah, melalui membuat strategi pemecahan masalah, rencana/tujuan kehidupan, dll EMOTIONAL FOCUS COPING Cara individu / pasangan dalam mengontrol emosi karena mengalami suatu permasalahan. Dilakukan dengan cara melakukan relaksasi, dzikir, rekreasi, dll

Tahapan Praktik Konseling Membangun Kedekatan Eksplorasi Masalah Perumusan Masalah Identifikasi SWOT Perencanaan Tindakan dan Komitmen (Pemberian Motivasi) Penilaian dan Umpan Balik

Strategi Komunikasi Anti Konflik -SKAK- (Komunikasi berbasis solusi) LANGKAH-LANGKAH 1. Identifikasi Masalah 2. Pemilihan Tujuan Bersama-Jalan Tengah 3. Pembuatan Alternatif Solusi 4. Pertimbangan Konsekuensi 5. Pengambilan Keputusan 6. Pelaksanaan 7. Evaluasi TINDAKAN KOMUNIKASI 1. Apa masalah yang sedang klien hadapi? 2. Apa yang kita inginkan? (dari pihak klien) 3. Solusi apa saja yang bisa klien lakukan? 4. Konsekuensi apa saja yang akan klien dapatkan? 5. Apa keputusan klien atau bersama? 6. Mari klien menerapkan 7. Bagaimana dengan hasil yang telah klien lakukan?

CONTOH KASUS Identifikasi problem : Kecemburuan persahabatan akibat demam media sosial Pemilihan tujuan : Mendapatkan perhatian dan ingin didengarkan curhatnya. Pembuatan alternatif : 1) Tidak boleh punya handphone 2) Bersikap asertif 3) Hapus semua media sosialnya Pertimbangan konsekuensi : 1) Jika tidak punya handphone, semakin susah dihubungi dan berpengaruh pada persahabatan 2) Saya bisa belajar berkomunikasi terbuka dengan sahabat tentang kecemburuan dan berkompromi keinginan saya terhadap sahabat 3) Bisa menjadi beban sosial karena putus pertemanan dan kehilangan jejaring

CONTOH KASUS Pengambilan keputusan atau solusi : Langkah bersikap asertif terhadap sahabat, yakni mengajak komunikasi sahabat secara terbuka dan positif tentang kecemburuan dan berkompromi keinginan atau harapan tentang perilaku dalam bermedia sosial. Pelaksanaan : Salah satu sahabat tersebut melakukan keterampilan berkomunikasi secara positif dan tegas tentang etika dalam bermedia sosial dan mengungkapkan apa yang dirasakannya sehingga sahabatnya dapat lebih memahami. Evaluasi : Tujuan bersikap tersebut adalah berkomunikasi terbuka dan berkompromi dengan sahabattanpa harus marah serta menyadari bahwa tidak ada jaminan akan terpenuhi semua keinginan atau harapannya.

PRAKTEK RELAKSASI DULU

Praktik dan Sharing Yuuuk...

Etika dalam Praktik Konseling 1. Mendapatkan persetujuan atau kesediaan klien dalam mengikuti proses konseling 2. Meminimalisir sentuhan terutama terhadap lawan jenis 3. Membantu klien untuk dapat menggunakan akal sehatnya 4. Konselor tetap memiliki prinsip nilai sosial, moral, dan agama yang dimilikinya 5. Konselor bersikap netral dan tidak memaksakan nilai-nilai yang dianutnya 6. Konselor tidak memungut biaya atas jasanya yang berlebihan 7. Tempat konsultasi memperhatikan kenyamanan kedua belah pihak dengan tetap mempertimbangkan budaya dan norma sosial yang ada.

Salam RDRM : Sehat, Bahagia, dan Hebat