Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA


BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

8. ASIDI-ALKALINITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

SNI Standar Nasional Indonesia

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ( KI-2121) PENENTUAN KADAR IOD DALAM BETADINE SECARA TITRIMETRI

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Metodologi Penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Pupuk dolomit SNI

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

Transkripsi:

SOP KL.21108.05 PROSEDUR PRAKTIKUM TEKNIK DASAR ANALISIS KIMIA DAN APLIKASINYA UNTUK PENENTUAN KADAR SUATU ZAT (IODOMETRI DAN PENENTUAN KADAR OKSIGEN TERLARUT/DO DALAM AIR) 1. TUJUAN 1.1 Mahasiswa dapat membuat larutan Na. Tiosulfat 0,025 N 1.2 Mahasiswa dapat melakukan standarisasi larutan Na. Tiosulfat 0,025 N 1.3 Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan oksigen terlarut (DO) dalam air secara iodometri 2. RUANG LINGKUP 2.1 Prosedur ini dipakai oleh Pembimbing praktikum sebagai acuan membimbing mahasiswa agar dapat memiliki kemampuan dalam membuat, menstandarisasi, dan menggunakan larutan Na. Tiosulfat 0,025 N untuk penentuan oksigen terlarut (DO) dalam air 2.2 Prosedur praktikum ini merupakan bagian dari praktikum mata kuliah Kimia Lingkungan 2.3 Pelaksanaan prosedur ini dilakukan di laboratorium Kimia, Lab Lingkungan Dasar Poltekkes Yogyakarta 2.4 Alokasi waktu : 2 x 120 menit 3. ACUAN 3.1 Arnold E. Breenberg, Joseph J Connors, David Jenkins, 1981, Standar Methods for The Examination of Water and Wastewater Fifteenth Edition, APHA, Washington 3.2 Clair N Sawyer, Perry L McCarty, 1978, Chemistry for Environmental Engineering third edition, Mc Graw Hill Inc, New York 3.3 Mirolaw Radojevic, Vladimir N Bashkin, 1999, Practical Environmental Analysis, Royal Society of Chemistry, Cambridge 4. DEFINISI 4.1 Pembimbing praktikum adalah Dosen dan Instruktur yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan untuk melakukan bimbingan terhadap mahasiswa dalam melakukan praktikum Kimia Lingkungan di Laboratorium Lingkungan Dasar 4.2 Mahasiswa adalah peserta didik semester I (satu) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Yogyakarta yang mengambil mata kuliah Kimia Lingkungan 5. PROSEDUR 5.1 Tanggung Jawab dan Wewenang 5.1.1 Penanggung jawab kurikulum (Koordinator I) membuat pemetaan Dosen dan Instruktur, dan telah mendapatkan persetujuan dari Ketua Jurusan 5.1.2 Dosen dan Instruktur bertanggung jawab dalam membimbing dan menilai pencapaian pelaksanaan prosedur setiap mahasiswa secara objektif 5.1.3 Dosen dan Instruktur bertanggung jawab terhadap pelaksanaan SOP 5.2 Pelaksanaan 5.2.1 Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi: 05-1

5.2.1.1 Jadwal praktikum 5.2.1.2 Petunjuk praktikum / SOP / kerangka acuan praktik 5.2.1.3 Ruang laboratorium dalam keadaan bersih dan rapi 5.2.1.4 Peralatan laboratorium dalam keadaan siap dipakai 5.2.1.4.1 Neraca analitik 5.2.1.4.2 Labu ukur 100 ml, 250 ml 5.2.1.4.3 Corong kaca Ø 5 cm 5.2.1.4.4 Botol timbang atau gelas kimia 5.2.1.4.5 Batang pengaduk kaca 5.2.1.4.6 Pipet volum 25 ml 5.2.1.4.7 Labu Erlenmeyer 250 ml, 500 ml 5.2.1.4.8 Buret basa 50 ml 5.2.1.4.9 Sendok penyu 5.2.1.4.10 Pipet ukur 10 ml 5.2.1.5 Bahan-bahan yang akan digunakan untuk praktik dalam keadaan siap dipakai 5.2.1.5.1 Kristal Na 2 S 2 O 3.5H 2 O 5.2.1.5.2 Kristal K 2 Cr 2 O 7 5.2.1.5.3 Larutan H 2 SO 4 4 N 5.2.1.5.4 Indikator amilum 1 % 5.2.1.5.5 Larutan MnSO 4 20 % 5.2.1.5.6 Larutan iodida alkali(pereaksi oksigen) 5.2.1.5.7 H 2 SO 4 pa pekat 5.2.1.5.8 Akuades 5.2.1.6 Adanya daftar hadir mahasiswa dan pembimbing praktik 5.2.2 Dosen memperkenalkan dan menjelaskan pentingnya keterampilan pembelajaran di laboratorium secara efektif 5.2.3 Dosen menjelaskan (dan mendemonstrasikan jika dipandang perlu) langkah-langkah keterampilan 5.2.3.1 s/d 5.2.3.3 5.2.3.1 Pembuatan Larutan Natrium Tiosulfat 0,025 N (1 liter) 5.2.3.1.1 Ditimbang 6,2 gram Na 2 S 2 O 3 5H 2 O dalam gelas kimia 5.2.3.1.2 Dilarutkan dengan akuades dingin (yang telah dididihkan selama 15 menit) dalam labu ukur 1 liter 5.2.3.1.3 Digojok hingga homogen dan selanjutnya disimpan dalam botol reagen berwarna coklat atau gelap 5.2.3.2 Standardisasi Larutan Natrium Tiosulfat 0,025 N (dengan K 2 Cr 2 O 7 ) 5.2.3.2.1 Ditimbang teliti kalium dikromat murni (K 2 Cr 2 O 7 ) sebanyak 0,125 gram, dilarutkan dengan 100 ml akuades dalam labu ukur. Digojok hingga homogen 5.2.3.2.2 Larutan tersebut diambil sebanyak 25,00 ml da dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml (bertutup asah). Ditambah satu sendok kecil kristal KI dan 50 ml akuades 5.2.3.2.3 Larutan natrium tiosulfat yang akan dibakukan disiapkan dalam buret (buret basa). Volume harus tepat dan dicatat sebagai volume awal titrasi 5.2.3.2.4 Setelah semua siap, larutan dalam labu erlenmeyer tersebut di atas ditambah 10 ml HCl atau H 2 SO 4 4 N. Labu ditutup dan digoyang perlahan, kemudian segera dititrasi dengan natrium tiosulfat dengan cara sebagai 05-2

berikut : - Penambahan natrium tiosulfat (dari buret) dilakukan dengan cepat dan labu digoyangkan perlahan-lahan (hal ini dimaksudkan untuk menghindari penguapan iodiom hasil reaksi). - Setelah larutan tersebut berwarna seperti air the yang bening (kuning jerami) ditambah 2 ml larutan amilum 1 %. - Digojok sebentar, kemudian titrasi dilanjutkan. Pada titrasi ini penambahan larutan dari buret tetes demi tetes dan labu digoyangkan kuat-kuat (tidak perlu kawatir iodiom akan menguap karena iodiom telah diikat oleh amilum). - Titrasi terakhir tersebut dilakukan sampai terjadi perubahan warna yang tepat (warna biru tepat hilang). Titrasi dihentikan dan volume dicatat sebagai volume akhir titrasi. 5.2.3.2.5 Dilakukan perhitungan sebagai berikut: mg berat K 2 Cr 2 O 7 hasil penimbangan Normalitas K 2 Cr 2 O 7 = --------------------------------------------------- BE K 2 Cr 2 O 7 X ml larutan yang dibuat ml K 2 Cr 2 O 7 X N K 2 Cr 2 O 7 Normalitas Na 2 S 2 O 3 = -------------------------------- ml Na 2 S 2 O 3 =. (dinyatakan sampai 4 desimal) Faktor Na 2 S 2 O 3 N Na 2 S 2 O 3 = -------------- =..(dinyatakan sampai 3 desimal) 0,025 5.2.3.3 Penentuan Kadar Oksigen Terlarut (DO) secara Iodometri 5.2.3.3 Botol oksigen yang telah diukur volumenya diisi dengan air sampel sampai penuh 5.2.3.3 Ditambah 2 ml larutan MnSO 4 atau MnCl 2 20 % dan 2 ml larutan iodida alkali (pereaksi oksigen). Botol ditutup (larutan yang tumpah ditampung supaya tidak tercecer pada meja kerja) dan digojok kuat-kuat 5.2.3.3 Didiamkan sebentar, jika endapan berwarna putih berarti oksigen terlarut tidak ada (tidak perlu dilanjutkan), dan apabila endapan berwarna kuning coklat berarti ada oksigen terlarut (dilanjutkan) 5.2.3.4 Dihitung koreki volume cairan yang tumpah (X) V X = 200 (--------- - 1} V- 4 yang mana V adalah volume botol oksigen. 5.2.3.5 Ditambahkan 2 ml H 2 SO 4 pekat, botol ditutup dan 05-3

digojok kuat-kuat sampai endapan larut sempurna 5.2.3.6 Diambil (200 + X) ml, dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml, jika larutan berwarna kuning tua terlebih dahulu dititrasi dengan larutan standar Na 2 S 2 O 3 0,025 N sampai berwarna kuning muda, selanjutnya ditambah indikator amilum 1-2 ml (larutan akan berwarna biru). Titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang. Apabila larutan (sebelum dititrasi) berwarna kuning muda, langsung ditambahkan indikator amilum, selanjutnya dititrasi sampai warna biru tepat hilang. Dicatat ml titrasi yang dibutuhkan Dilakukan perhitungan sebagai berikut: 1000 Kadar DO = ------- x ml titrasi x F Na 2 S 2 O 3 x 0,025 x 8. 200 5.2.4 Dosen melakukan interaksi dengan mahasiswa saat menjelaskan dan atau mendemonstrasikan keterampilan 5.2.5 Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya 5.2.6 Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktikkan keterampilan 5.2.3.1 s/d 5.2.3.3 dalam kelompok-kelompok kecil (tidak lebih dari 5 orang) 5.2.7 Dosen dibantu oleh Instruktur melakukan pengawasan kepada mahasiswa saat praktikum berlangsung dengan memberikan feedback secara positif dan membangun 5.2.8 Dosen menyimpulkan proses pembelajaran di laboratorium sebelum mengakhiri sesi pembelajaran 5.2.9 Dosen mengingatkan kepada mahasiswa untuk membuat laporan praktikum dan merapikan kembali ruang, alat, dan bahan lab yang telah dipakai 5.2.10 Dosen/Instruktur mempersilakan kepada mahasiswa untuk mengisi daftar hadir praktikum dan memastikan daftar hadir praktikum telah terisi lengkap 5.2.11 Setelah acara praktikum selesai, Instruktur memastikan peralatan dan ruangan laboratorium telah kembali dalam keadaan bersih dan rapi 5.2.12 Instruktur mendokumentasikan segala kegiatan praktikum 6. PENGENDALIAN / PEMANTAUAN 6.1 Daftar hadir mahasiswa dan Dosen/Instruktur yang telah ditandatangani 6.2 Isian ceklist monitoring praktikum 6.3 Laporan praktikum mahasiswa 6.4 Laporan penggunaan bahan habis pakai 7. DOKUMENTASI 7.1 SOP no. Monitoring praktikum 7.2 SOP no Menimbang dengan neraca analitik 7.3 SOP no Menggunakan pipet 7.4 SOP no Membuat larutan 7.5 SOP no Laporan praktikum mahasiswa 05-4

8. PENGESAHAN Disusun oleh Dosen MK Kimia Lingk. Diperiksa oleh Koordinator I Disetujui dan disyahkan oleh Ketua Jurusan Kesling Tanggal Tanda Tangan Tanggal Tanda Tangan Tanggal Tanda Tangan 05-5