BAB I PENDAHULUAN. mungkin bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Dalam rangka mengantisipasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dimiliki oleh pejabat-pejabat publik dalam tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan pendidikan secara umum adalah membentuk menusia dewasa baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di seluruh tanah air. Seperti halnya perusahaan lain, PT Novell pun juga

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Di dalam Perusahaan, senantiasa membutuhkan manajemen yang

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN P.T. DANLIRIS SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi sosok panutan bagi siswa, keluarga maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia (sdm) memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di sekolah. Usaha meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber

BAB II URAIAN TEORITIS. Donuts cabang arteri Jakarta. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tercapai tanpa peran aktif karyawan walaupun perusahaan tersebut memiliki alat alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat besar dalam kegiatan organisasi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan sumber daya manusia dalam melibatkan proses kegiatan untuk. organisasi sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dunia bisnis saat ini, setiap perusahaan dituntut agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kepuasan kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

BAB II LANDASAN TEORI. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan pendidikan nasional harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia yang unggul, memiliki kecerdasan, ketrampilan, dan moral yang berkualitas tidak mungkin bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Dalam rangka mengantisipasi hal tersebut telah ditetapkan tujuan pembangunan pendidikan nasional yang tertuang pada undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 19 ayat 16 yang berbunyi Pendidikan Berbasis Masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, social, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dilihat dari manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (Depdiknas, 2002: 2). Depdiknas melakukan rintisan MPMBS sejak tahun pelajaran 1999/2000. Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapakan bersama oleh sekolah, diperlukan kondisi sekolah yang kondusif dan keharmonisan antara tenaga pendidik yang ada disekolah antara lain, Kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, yang masing-masing mepunyai peran yang cukup besar dalam mencapai tujuan pendidikan. Setiap sekolah diberi kebebasan untuk mengembangkan potensi sesuai ciri khas daerah, budaya dan dengan aspirasi seluruh warga sekolah mengupayakan menjadi sekolah yang memiliki nilai prestasi dan budi pekerti 1 1

2 yang tinggi. Peran serta Kepala sekolah, guru, karyawan serta Komite Sekolah demi kemajuan belajar siswa merupakan kemajuan bersama untuk mewujudkan cita cita yang diharapkan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Pembuatan kurikulum di awal tahun pelajaran juga harus mengacu kepada kebutuhan setiap sekolah yang tidak sama. Kurikulum sudah mencerminkan hal hal yang perlu disikapi sekolah untuk mengembangkan diri memacu prestasi melalui segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran. Beberapa kendala yang ada untuk meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya masih rendahnya tingkat profesionalisme guru karena manajemen guru yang kurang baik. Menurut Mochtar Lubis kultur guru yang kurang baik tersebut antara lain tidak suka bekerja keras, tidak jujur, tidak disiplin, putus asa, malu mengakui kesalahan, senang jalan pintas. Dalam pembelajaran, disiplin seorang guru mutlak menjadi teladan bagi anak didiknya. Padahal sementara ini guru sudah dikenal dengan non disipliner. Datang ke sekolah sering terlambat, masuk ruang mengkorupsi waktu, kelas ditinggal, dan anak anak disuruh mencatat. Guru sebagai pemimpin belajar menggerakkan dan sebagai motivator mendorong peserta didik agar semangat dalam belajar sehingga peserta didik benar-benar dapat menguasai bidang ilmu yang diajarkan. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik peserta didik dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

3 Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, di mana dalam proses tersebut terkandung mmulti peran guru. Menurut Depdiknas (2008: 8-19) peranan guru meliputi banyak hal yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator. Insentif merupakan salah satu rangsangan agar dapat mendorong seseorang untuk berprestasi lebih baik, karena pada dasamya pengupahan insentif tersebut dibayarkan berdasarkan kelebihan prestasi. Insentif merupakan salah satu bentuk rangsangan atau motivasi yang sengaja diberikan kepada karyawan untuk mendorong semangat kerja karyawan agar mereka bekerja lebih produktif lagi, meningkatkan prestasinya, dan mencapai tujuan organisasi (Sujatmoko, 2007: 8). Pemberian insentif merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, yaitu dengan cara mengetahui apa yang dibutuhkan mereka dan berusaha untuk memenuhinya. Sedangkan individu-individu biasanya akan terdorong untuk berperilaku sedemikian rapa yang mereka rasakan akan mengarah kepada perolehan ganjaran. Insentif adalah penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tepat atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan, terutama sekali di berikan pada pekerja yang bekerja secara baik

4 atau berprestasi, misalnya dalam bentuk pemberian bonus dan dapat pula diberikan dalam bentuk barang. Fungsi utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggungjawab dan dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama pemberian insentif adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok. Tujuan pemberian insentif pada dasarnya adalah berfungsi dalam memotivasi guru agar terus menerus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban serta tanggung jawabnya. Persoalan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya disebabkan rendahnya kinerja guru adalah rendahnya gaji guru sehingga banyak guru yang mencari pekerjaan sampingan sehingga banyak mengorbankan waktu mengajar. Adanya hal hal tersebut di atas sudah dapat dilihat bagaimana guru mengupayakan antara kestabilan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan melaui kegiatan di luar jam sekolah. Dengan banyaknya sumber yang didapatkan melalui bimbingan belajar, pembuatan buku pelajaran akan menambah pemasukan untuk keluarga. Namun disamping itu beban kerja guru yang tinggi, sedangkan guru di mata masyarakat adalah sosok yang sangat dihormati dan disegani. Guru di dalam masyarakat sebagai ujung tombak setiap kegiatan dan menjadi panutan masyarakat. Pengelolaan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian supaya anggota organisasi dan proses

5 penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Insentif adalah penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tepat atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan, terutama sekali di berikan pada pekerja yang bekerja secara baik atau berprestasi, misalnya dalam bentuk pemberian bonus dan dapat pula diberikan dalam bentuk barang. Rencana insentif individu bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi tertentu. Dalam konsep MPMBS upaya yang bisa untuk meningkatkan kinerja guru, melalui penghargaan (rewards) dan tambahan (incentive) yang berbentuk financial dan non-finansial. Pemerintah Indonesia mulai Agustus 2002 telah memberikan fungsional guru hingga 50-60% dan akan memberikan tunjangan insentif dengan memperhatikan masa kerja. Tahun 2010 ini pun kenaikan gaji guru sebesar 5% mulai Januari sudah digulirkan. Manajemen Berbasis Sekolah adalah pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya, melalui input manajemen untuk membuat kebijakan yang merupakan suatu sistem dalam proses pengambilan keputusan partisipasif dan sekaligus pertanggungjawaban, dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Dengan kemandiriannya tersebut sehingga sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-program yang lebih relevan dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian juga dengan keputusan partisipasif, yaitu pelibatan warga sekolah secara langsung dalam

6 pengambilan keputusan. Dengan demikian diharapkan timbul rasa memiliki yang tinggi dari warga sekolah terhadap keberadaan sekolahnya. SD Negeri 01 Suruh Tasikmadu berani melangkah lebih maju. Dengan mengadakan kegiatan remidi dan pengayaan yang dilakukan di luar jam pembelajaran, guru mendapatkan penghargaan berupa insentif yang diberikan setiap awal bulan. Bentuk insentif yang diambilkan dari dana pemerintah yaitu BOS memang sangat riskan dan rawan, karena harus menanggung pajak dan pertanggungjawabannya perlu kehati-hatian. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, penulis ingin mengkaji tentang pengelolaan insentif pembelajaran di SD Negeri 01 Suruh Tasikmadu, yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pemberiannya. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah Bagaimana karakteristik pengelolaan insentif pembelajaran di SD Negeri 01 Suruh Kecamatan Tasikmadu?. Fokus penelitian ini dijabarkan dalam empat subfokus sebagai berikut : 1. Bagaimanakah karakteristik kebijakan pemberian insentif pembelajaran di SD Negeri 01 Suruh Kecamatan Tasikmadu? 2. Bagaimanakah karakteristik pelayanan pemberian insentif pembelajaran di SD Negeri 01 Suruh Kecamatan Tasikmadu? 3. Bagaimanakah karakteristik pencatatan pemberian insentif pembelajaran di SD Negeri 01 Suruh Kecamatan Tasikmadu?

7 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan karakteristik kebijakan pemberian insentif pembelajaran di SD Negeri 01 Suruh Kecamatan Tasikmadu. 2. Mendeskripsikan karakteristik pelayanan pemberian insentif pembelajaran di SD Negeri 01 Suruh Tasikmadu. 3. Mendeskripsikan karakteristik pencatatan pemberian insentif pembelajaran di SD Negeri 01 Suruh Kecamatan Tasikmadu. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan keilmuan dan pemahaman teori pengelolaan insentif pembelajaran dalam rangka untuk peningkatan dan aplikasi pengetahuan manajemen pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah dan Calon Kepala Sekolah sebagai bentuk pengayaan dalam pelaksanaan MPMBS secara umum dan secara khusus bahwa pemberian insentif dalam upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan guru.

8 b. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Karanganyar sebagai usulan dalam hal pemberian insentif bagi guru guru di lingkup Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga kabupaten Karanganyar. c. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar sebagai referensi dalam penetapan pemberian insentif bagi guru-guru di Kabupaten Karanganyar sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan. d. Bagi peneliti yang tertarik dengan manajemen pemberian insentif memberi kontribusi dan dijadikan referensi dalam penelitian yang akan datang. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan Pengelolaan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian supaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen adalah suatu proses atau kegiatan yang dikelola seseorang secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu dengan melibatkan orang lain secara efektif dan efisien. 2. Insentif Insentif merupakan salah satu rangsangan agar dapat mendorong seseorang untuk berprestasi lebih baik, karena pada dasamya pengupahan insentif tersebut dibayarkan berdasarkan kelebihan prestasi. Insentif

9 merupakan salah satu bentuk rangsangan atau motivasi yang sengaja diberikan kepada karyawan untuk mendorong semangat kerja karyawan agar mereka bekerja lebih produktif lagi, meningkatkan prestasinya, dan mencapai tujuan organisasi. Insentif adalah penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tepat atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan, terutama sekali di berikan pada pekerja yang bekerja secara baik atau berprestasi, misalnya dalam bentuk pemberian bonus dan dapat pula diberikan dalam bentuk barang. Fungsi utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggungjawab dan dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama pemberian insentif adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok.