2. Para Bupati/Walikota di- Seluruh Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN. Direktorat Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPMEN NO. 224 TH 2003

BAB I KETENTUAN U M U M

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

LEMAHNYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BURUH WANITA Oleh: Annida Addiniaty *

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja memiliki peranan penting sebagai tulang punggung. perusahaan, karena tanpa adanya tenaga kerja, perusahaan tidak dapat

ETIKA BISNIS. Smno.tnh.fpub2013

Jam Kerja, Cuti dan Upah. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: perempuan pada malam hari. Selain itu juga diatur dalam Undang-Undang

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

BAB II FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA PEREMPUAN YANG BERKERJA DI MALAM HARI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA WANITA DALAM PERJANJIAN KERJA

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA DAN HAK-HAK PEREMPUAN. Istilah Pekerja/ Buruh muncul untuk menggantikan istilah Buruh pada zaman

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM DAN PENGAWASAN PEKERJA PEREMPUAN MALAM HARI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA PEREMPUAN, CITY HOTEL, DAN PERJANJIAN KERJA. Adanya jaminan yang dituangkan di dalam Undang-undang Dasar

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 64 TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENAGA KERJA WANITA DAN PERLINDUNGAN IR. KALSUM. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN WALIKOTA SERANG,

LAPORAN HASIL SURVEY PERLINDUNGAN MATERNITAS DAN HAK-HAK REPRODUKSI BURUH PEREMPUAN PADA 10 AFILIASI INDUSTRIALL DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

file://\\ \web\prokum\uu\2003\uu htm

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, Menimbang

BAB 1 PENDAHULUAN. himpun menyebutkan bahwa jumlah pekerja perempuan di sebagian besar daerah

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2017

*10099 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 25 TAHUN 1997 (25/1997) TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI, DAN MENTERI KESEHATAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI, DAN MENTERI KESEHATAN

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

WALAIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tujuan UUK adalah kesejahteraan tenaga kerja: Memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA WANITA YANG SEDANG HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan disegala sektor dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Tenaga kerja (man power) adalah penduduk yang sudah atau sedang

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEKERJA, PEKERJA KONTRAK, DAN HAK CUTI. 2.1 Tinjauan Umum Tentang Pekerja dan Pekerja Kontrak

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU PEMENUHAN DAN PELINDUNGAN HAK PEKERJA PEREMPUAN. (Studi di Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Riau) Sali Susiana

2 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 6, Ta

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG TENTANG KETENAGAKERJAAN BAB I KETENTUAN UMUM

PEREMPUAN DAN PEMBANGUNAN OLEH: KHOFIFAH INDAR PARAWANSA DISAMPAIKAN DI KONFERENSI DAN SIDANG UMUM INFID JAKARTA, 14 OKTOBER 2014

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

-2-3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Repu

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.48/MEN/IV/2004 TENTANG

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/I/2005 TENTANG

BAB V PENUTUP. kurang mengawal. Terbukti masih adanya beberapa perusahaan yang memberi

TINJAUAN ATAS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MENYUSUI ANAK SELAMA WAKTU KERJA DI TEMPAT KERJA BAGI PEKERJA PEREMPUAN. Marlia Eka Putri A.T.

PERATURAN MENTERI NO. 06 TH 2005

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2015

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.970, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Penempatan. Perlindungan. TKI. Sanksi Administrasi.

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 110 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003

DEFINISI DAN TUJUAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-05/MEN/ III /2005 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA

Transkripsi:

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 19 Oktober 2006 Kepada Yth: 1. Para Gubemur 2. Para Bupati/Walikota di- Seluruh Indonesia SURAT EDARAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : SE.5l 7/NIEN/PPK-PNKPADV2006 TENTANG EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENGAWASAN NORMA KERJA PEREMPUAN Guna meningkatkan perlindungan kepada pekerja./buruh perempuan dalam rangka mencegah perlakuan diskriminasi, mewujudkan kesetaraan dan partisipasi di tempat kerja, meningkatkan perlindungan fungsi reproduksi dan mencegah trafficking in person khususnya pada proses penempatan tenaga kerja baik di dalam maupun di luar negeri, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan pengawasan norma kerja perempuan. Berdasarkan hal tersebut di atas dan mengingat operasional pengawasan ketenagake{aan berada di Provinsi dan Kabupaten/Kota maka diminta kepada para Gubemur dan Bupati/Walikota agar menginstruksikan kepada Dinas/instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan di Provinsi dan KabupatenKota agar mengoptimalkan peran, tugas dan tanggungjawab Pengawas Ketenagakerjaan dalam melaksanakan pengawasan terhadap penerapan norma kerja perempuan, dengan melakukan : n7

l 2. Pendataan dan pemetaan pekerja/buruh perempuan yang bekerja di dalam hubungan kerja baik di sektor formal maupun informal. Pencegahan dan penghapusarl perlakuan diskriminasi terhadap tenaga kerja dan pekerja/buruh perempuan, yang meliputi : a. Kesempatan memperoleh pekerjaan (pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Konvensi ILO Nomor 111 Tahun 1958). Setiap tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Pengusaha dilarang membuat pembedaan, pengecualian atau pengutamaan atas dasar jenis kelamin yang mengakibatkan peniadaan atau pengurangan persamaan kesempatan atau perlakuan dalam memperoleh pekerjaan. b. Kesempatan mengikuti pelatihan keterampilan dan menduduki j abatan (Pasal 6 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Konvensi ILO Nomor l l l Tahun 1958). Setiap pekerja/buruh baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan yang sama tanpa diskiminasi dari pengusaha untuk mengikuti pelatihan dan promosi jabatan. Pengusaha dilarang membuat pembedaan, pengecualian atau pengutamaan atas dasar jenis kelamin yang mengakibatkan peniadaan atau pengurangan persamaan kesempatan atau perlakuan dalam mengikuti pelatihan dan promosi jabatan. c. Pengupahan yang sama antara pekerja./buruh laki-laki dan perempuan untuk jenis pekerjaan yang sama nilainya (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Peraturan PemerintahNomor 8 Tahun 1981 dan Konvensi ILO Nomor 100 Tahun 1951). Pengusaha dalam menetapkan upah tidak boleh mengadakan diskriminasi atas dasar jenis kelamin untuk pekerjaan yang sama nilainya. Pekerjaan yang sama nilainya adalah pekerjaan yang rincian tugas dan tanggung jawabnya sama dan pada perusahaan yang sama. Contoh diskriminasi : komponen upah untuk pekerj a./buruh perempuan tidak memasukkan komponen tunjangan keluarga karena pekerj a./buruh perempuan dianggap lajang. Batas usia pensiun (Pasal 6 Undang-Undang Nomor!3 Tahun 2003 dan Konvensi ILO Nomor 111 Tahun 1958). Pengusaha dilarang menetapkan pembedaan batas usia pensiun berdasrkan jenis kelamin. Perbedaan perlakuan dalam jaminan sosial (Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992, Pasal 6 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Konvensi ILO Nomor I I I Tahun 1958). I l8

Contoh : Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi pekerja/buruh perempuan dianggap lajang sehingga Jaminan Pemeliharaan Kesehatan tidak berlaku untuk suami dan anak. PHK dengan alasan hamil, melahirkan, gugur kandungan atau menyusui bayinya (Pasal 153 Undang-UndangNomor 13 Tahun 2003). Pengusaha dilarang melakukan Pemutusan Hubungan Kerj a terhadap pekerj a/buruh perempuan dengan alasan yang bersangkutan hamil, melahirkan, gugur kandungan atau menlr:sui bayinya. Pemutusan Hubungan Kerja dengan alasan tersebut batal demi hukum, sehingga pekerja/buruh perempuan harus dipekerjakan kembali. 3. Perlindungan terhadap fungsi reproduksi, meliputi l a. Istirahat haid Pekerja./buruh perempuan yang pada masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid (pasal 81 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003). Mekanisme pelaksanaan ketentuan ini diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. b. Istirahat sebelum dan sesudah melahirkan Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan. Istirahat ini dapat diperpanjang, jika hal ini diperlukan untuk menjaga keselamatan ibu dan kandungannya sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan yang merawatnya. c. Istirahat gugur kandungan Pekerja,/buruh perempuan yang istirahat 1,5 (satu setengah) kandungan/bidan. mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh bulan atau sesuai dengan suat keterangan dokter d. Kesempatan menyusui bayi Pekerja,/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal tersebut harus dilakukan selama waktu kerja. Agar hal ini dapat terlaksana, pengusaha menyediakan mangan khusus untuk menyusui bayi. 4. Perlindungan terhadap pekerja/buruh perempuan yang bekerja antara pukul 23.00 s/d 07.00, meliputi : a. Pemberian makan dan minum bergizi sekurang-kurangnya memenuhi 1.400 kalori dan tidak boleh diganti dengan uang. r 19

b. Terjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerj4 dengan menyediakan tenaga keamanan di tempat kerja. c. Disediakan angkutan antar jemput, khusus bagi pekerj a/buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 s/d 05.00. 5. Pencegahan terhadap praktek tral/icking in person (perdagangan manusia) melalui peningkatan pengawasan ketenagakerjaan khususnya pada proses penempatan tenaga kerja baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain mepiluti : a. Proses rekruitmen; b. Standar tempat penampungan; c. Perjanjian kerja; d. Surat Permintaan Tenaga Kerja Indonesia (Job Orderll; e. Pelaksanaanpelatihan; f. Kelengkapan dokumen Tenaga Kerja Indonesia; g. Pemeriksaankesehatan; h. Pelaksanaan Pembekalan Akhir Pemberangkatan; i. Penerapan sanksi terhadap Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta yang melakukan pelanggaran; j. Proses kepulangan Tenaga Kerja Indonesia ke adaerah asal. Dalam melakukan pencegahan trafricking in person (perdagangan manusia) Pengawas Ketenagakerjaan hendaknya berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak, apabila telah terbentuk di Provinsi, Kabupater/Kota sesuai dengan Keppres Nomor 88 Tahun 2002. 6. Apabila terjadi perbedaan penafsiran atas ketentuan yang bersifat normatif tersebut di atas oleh pihak-pihak terkait, seperti antara pengusaha dengan pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh, maka Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan mempunyai kewajiban untuk bersikap dan meluruskannya dengan memberikan penjelasan teknis sehingga tidak ada keraguan lagi dalam penerapannya. 7. Berkenaan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, perlu dijelaskan bahwa Pengawas Ketenagakerjaan tetap memiliki dan tidak terkurangi kewenangannya dalam penegakan hukum sepanj ang ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan tersebut memiliki sanksi hukum dan pelaksanaan pengawasannya dimandatkan dan dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan. tz0

8. Menyampaikan laporan pelaksanaan penerapan norma kerja perempuan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi cq Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerj aan sesuai formulir terlampir. Diharapkan Gubemur dan BupatiiWalikota melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifi tas pelaksanaannya. Demikian atas perhatian dan kerjasama Saudara/i disampaikan terima kasih. Mf,NTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, f,rman SUPARNO Tembusan Yth.: 1 Presiden Republik Indonesia; 2. Wakil Presiden Republik Indonesia; 3. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu; 4. Pwa Pejabat Eselon I di lingkungan Depnakertrans; 5. Kepala Instansi yang membidangi ketenagakerjaan di Provinsi dan Kabupaten/Kota. 't2l