PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MATA PELAJARAN IPA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH RUSMITRIYANI F

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

ABSTRACT. Candra Rian Irawan 1 & Slamet Priyanto 2 1 & 2

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 71 PONTIANAK BARAT

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DIKSUSI DI KELAS III SD

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN BOROWETAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DI KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PROSIDING ISBN :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA LUAS DAERAH ARSIRAN KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL RANGKA MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) KELAS V SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SDN 08 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT

PENERAPAN METODE STAD DALAM PENIGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

Rustam Effendi dan Hendra

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK WORD SQUARE DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS JURNAL. Oleh YUSPA MAY LINDA ASMAUL KHAIR A.

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SD

PEMANFAATAN VIDEO DALAM MATERI GEJALA ALAM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PELAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PERAGA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

O l e h : Titi Ariyanti 1, Triyono 2, H. Setyo Budi 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret 1 Mahasiswa SI PGSD FKIP UNS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN COURSE REVIEW HORAY DI MIN PONTIANAK TENGGARA ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Citra Kasmili SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS Parlinda Iriawanti, Mastar Asran, Suhardi Marli PGSD, FKIP Unversitas Tanjungpura, Pontianak email: parlinda.sd68@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi masalah-masalah sosial pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: kemampuan guru merencanakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions pada siklus I diperoleh skor 3.41 dengan kategori baik dan pada siklus II diperoleh skor 3.73 dengan kategori sangat baik. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada siklus I 3.44 dengan kategori baik dan pada siklus II 3.85 dengan kategori sangat baik. Aktivitas belajar peserta didik pada siklus I sebesar 75.15% dan pada siklus II sebesar 80.45%, terjadi peningkatan sebesar 5.30. Hasil belajar peserta didik rata-rata 73.62 dan pada siklus II 79.50. Hasil belajar peserta didik terjadi peningkatan sebesar 5.88 Kata Kunci : Aktivitas, hasil, Student Teams-Achievement Division. Abstract The purpose of this study is to describe the cooperative learning Student Teams-Achievement Divisions to increase the activity and the learning outcomes of students in the matter of social problems in the learning of Social Sciences Public Elementary School fourth grade 68 West Pontianak. The method used is descriptive form of classroom action research. Data collection techniques in this study was the observation sheet and test. Results of this study are the following: the ability of teachers to plan cooperative learning Student Teams- Achievement Divisions in the first cycle obtained a score of 3.41 in both categories and the second cycle obtained a score of 3.73 with a very good category. The ability of teachers to implement teaching in the first cycle 3.44 with good category and the second cycle is 3.85 with a very good category. Learning activities of students in the first cycle of 75.15% and the second cycle of 80.45%, an increase of 5.30. The study of students on average 73.62 and 79.50 in the second cycle. Results learners an increase of 5.88. Keywords: Activity, results, Student Teams-Achievement Division. 1

D alam proses pembelajaran, peserta didik adalah subyek dari pembelajaran. Karena itu, inti proses pembelajaran adalah proses dimana peserta didik dalam mencapai suatu tujuan. Tujuan pembelajaran tentu saja akan tercapai jika peserta didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan peserta didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan Djamarah dan Zein (2010:38). Sejalan dengan itu menurut Cambourne (dalam Warsono dan Hariyanto 2013:2) dalam belajar peserta didik harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan kenyataan yang terjadi saat ini, diketahui aktivitas dan hasil belajar peserta didik belum optimal. Hal ini disebabkan peserta didik kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Peserta didik lebih banyak menerima materi pembelajaran dari guru tanpa menghubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Hal ini mengakibatkan lemahnya proses pembelajaran yang berakibat pada rendahnya aktivitas dan hasil belajar. Proses pembelajaran seperti ini menimbulkan kejenuhan, keterampilan yang diperoleh hanyalah sebatas menghafal. Pemahaman peserta didik pun menjadi kurang maksimal. Seharusnya pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik yang membangun pengetahuannya sendiri dan tidak dapat dipindahkan dari guru ke peserta didik, kecuali hanya dengan keaktifan peserta didik sendiri untuk menalar (Ridwan Abdulah Sani 2014:21). Sedangkan guru seharusnya menjadi pembimbing dan fasilitator bagi peserta didik untuk menggali informasi peserta didik dan dihubungkan dengan materi pembelajaran. Berdasarkan kenyataan bahwa nilai ulangan harian hanya 37,5% dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai lebih dari 65 sebagai standar Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan. Aktivitas belajar peserta didik juga masih rendah, hal ini disebabkan karena peserta didik tidak merasa dilibatkan dalam proses pembalajaran. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka masalah umum penelitian ini adalah Bagaimanakah penerapan pembelajaran kooperatif Student Teams- Achievement Divisions dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat?. Secara rinci, rumusan masalah dalam penelitian ini adalahsebagai berikut: (1) Bagaimanakah peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat?, (2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat?, (3) Bagaimanakah peningkatan aktivitas peserta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat?, (4) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat? 2

Winkel (dalam Yatim Riyanto, 2010:5) belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berkelas. Sejalan dengan itu, Ridwan Abdullah Sani (2014:40) berpendapat bahwa belajar merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. M. Hosnan (2014:7) berpendapat belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, dan belajar akan lebih berhasil apabila kita memiliki, dan cara belajar yang efisien. Sardiman A.M (2014:100) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang besifat fisik maupun mental. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan pada peserta didik sebagai latihan yang dilaksanakan. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Sejalan dengan hal tersebut M. Hosnan (2014:18-19) berpendapat tentang pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru dan peserta didik. Interaksi komunikasi ini dilakukan baik secara langsung dalam kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung dengan menggunakan media, dimana sebelumnya telah menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar peserta didik adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik saat pembelajaran berlangsung sehingga dapat menghubungkan antara pencapaian tujuan belajar dan perubahan-perubahan tingkah laku yang diinginkan. Indikator kinerja aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions, yaitu: (1) Membaca materi pembelajaran, (2) Menyimak presentasi kelas, (3) Mengajukan pertanyaan, (4) Menjawab pertanyaan, (5) Menyelesaikan soal, (6) Kerjasama dalam diskusi kelompok. Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan yang dicapai peserta didik dalam usaha belajarnya. Gagne (dalam Deni Kurniawan 2014:14) berpendapat tentang hasil belajar berupa keterampilan kognitif yaitu pengetahuan tentang cara bagaimana melakukan sesuatu. Sejalan dengan itu menurut Oemar Hamalik (2008:30) menyatakan bahwa hasil belajar seseorang ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi thu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan uraian tersebut, maka hasil belajar peserta didik adalah nilai yang berbentuk angka. 3

Somantri (dalam Rudy Gunawan 2011:95) menyatakan bahwa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu disiplin ilmu yang berusaha untuk mengorganisasikan dan mengembangkan substansi ilmu-ilmu soaial secara alamiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Sementara Djahiri dan Ma mun (dalam Rudy Gunawan 2011: 17) berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial atau studi sosial konsep-konsepnya merupakan konsep pilihan dari berbagai ilmu lalu dipadukan dan diolah secara didaktis-pedagogis sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum bahwa tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah : (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. (3) Memilki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. (4) Memilki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan yang berpusat kelompok dan berpusat peserta didik untuk pengajaran dan pembelajaran di kelas. (Shlomo Sharan, 2009:471). Sedangkan menurut Warsono dan Hariyanto (2013:161) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif terkadang disebut juga kelompok pembelajaran dimana peserta didik bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas akademik dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu dan belajar bersama. Sejalan dengan pendapat tersebut, Isjoni (2013:14) mejelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Didalam kelas kooperatif, peserta didik belajar bersama dalam kelompokkelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta didik yang sederajat tetapi heterogen. Tujuan terbentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disampaikan oleh seorang guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana peserta didik belajar bersama untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Robert E. Slavin (2005: 26), menyatakan bahwa pada Student Teams- Achievement Divisions adalah peserta didik ditempatkan pada kelompok belajar yang beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran, kemudian peserta didik bekerja dalam tim mereka dan memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh peserta didik 4

diberikan kuis tentang materi tersebut, namun pada saat kuis ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. Menurut Shlomo Sharan (2009:6) Student Teams-Achievement Divisions merupakan suatu metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli dapat disimpulkan bahwa Student Teams-Achievement Divisions adalah suatu metode yang menekankan pada adanya aktivitas dan interkasi diantara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Robert E. Slavin (2005:143), komponen utama dalam Student Team Achievement Divisions terdiri dari presentasi kelas, kelompok, soal, skor kemajuan individual, rekognisi kelompok. (1)Presentasi kelas, materi dalam Student Teams-Achievement Divisions diperkenalkan dalam presentasi kelas. Presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit Student Teams-Achievement Divisions. Presentasi kelas dilakukan kurang lebih 15 menit. (2) Kelompok, kelompok terdiri dari empat atau lima peserta didik yang mewakili tingkat prestasi, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi dari kelompok adalah memastikan bahwa semua anggota kelompok benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan soal dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan. (3) Kuis, setelah guru memberikan presentasi kelas dan diskusi kelompok, para peserta didik tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Kuis diberikan diakhir pembelajaran, kuis yang diberikan berupa soal-soal. (4) Skor kemajuan invidual, gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap peserta didik tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. (5) Penghargaan kelompok, kelompok akan mendapatkan penghargaan apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Dengan kriteria ketuntasan sebesar 75. Menurut Robert E. Slavin (2005:153-163) menyatakan bahwa langkahlangkah dalam melaksanakan Student Teams-Achievement Disions adalah sebagai berikut: (1) Presentasi Kelas; Gagasan Utama: menyampaikan materi pembelajaran. Materi yang dibutuhkan: masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar. Dalam Student Teams-Achievement Divisions dimulai dengan presentasi pelajaran di dalam kelas. Presentasi mencakup pembukaan dan pengembangan. (2) Belajar Kelompok; Gagasan utama: para peserta didik belajar dalam kelompok mereka. Materi yang dibutuhkan: Lembar Kegiatan Peserta Didik. Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang disampaikan dalam kelas dan membantu teman sekelasnya menguasai materi masalah-masalah sosial. (3) Kuis; Gagasan utama: kuis. Materi yang dibutuhkan: satu kuis tiap peserta didik, bagikan soal kepada peserta didik dan berikan waktu yang sesuai untuk mengerjakannya. Jangan biarkan peserta didik bekerja sama mengerjakan soal tersebut. (4) Penghargaan Kelompok; Gagasan utama: menghitung nilai soal dan nilai lembar kegiatan kelompok serta memberikan penghargaan kepada 5

kelompok. Setelah peserta didik mengerjakan soal, hitung nilai kemajuan individual dan nilai lembar kegiatan kelompok kemudian berilah penghargaan kepada kelompok dengan nilai tertinggi. Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan pembelajaran kooperatif Student Team-Achievement Divisions kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat. Dari tujuan umum dapat dibagi menjadi beberapa tujuan khusus sebagai berikut: (1) Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat. (2) Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat. (3) Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas peserta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat. (4) Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat. METODE Metode penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode deskriptif, yaitu cara menggambarkan penelitian sesuai dengan kenyataan. Menurut Hadari Nawawi (2012:67) metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/ obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya. Adapun bentuk penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran. Suharsimi Arikunto (2014: 3) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Sejalan dengan pendapat Trianto (2011:205) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Subyek penelitian adalah siswapeserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat dengan jumlah 40 peserta didik yang terdiri dari 21 orang lakilaki dan 19 orang perempuan serta guru sebagai peneliti. Peserta didik kelas IV dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda. Menurut Suhardjono (dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi 2014:74) menyatakan penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat 6

kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Permasalahan Perencanaan tindakan I Pelaksanaan tindakan I Siklus I Permasalaha baru hasil refleksi Refleksi I Perencanaan tindakan II Pengamatan/ pengumpulan data I Pelaksanaan tindakan II Siklus II Refleksi II Pengamatan/ pengumpulan data II Gambar I Siklus Pelaksanan Tindakan Kelas Suhardjono (dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi 2014:74) Dari gambar dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat kegiatan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Apabila permasalahan pada siklus I belum selesai dapat dilanjutkan ke siklus II dengan empat kegiatan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Teknik Observasi Langsung Hadari Nawawi (2012:106) menyatakan bahwa observasi langsung dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek yang diselidikinya. 2. Teknik pengukuran Hadari Nawawi (2012:133) menyatakan bahwa pengukuran berarti usaha untuk mengetahui suatu keadaan berupa kecerdasan, kecakapan nyata dalam bidang tertentu, panjang, berat dan lain-lain dibandingkan dengan norma tertentu. Teknik ini adalah cara mengumpulkan data berupa nilai tes, untuk mengetahui tingkatan atau hasil belajar peserta didik sebagai satuan ukur yang releven sebelum dan setelah diadakan tindakan. Sesuai dengan teknik pengumpulan data, maka alat pengumpul data yang digunakan berupa: 1. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar peserta didik, kemampuan guru merencakan dan melaksanakan pembelajaran. 2. Tes tertulis 7

Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achivement Divisions. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran. Adapun analisis data adalah sebagai berikut: 1. Untuk menghitung persentase aktivitas belajar peserta didik menggunakan rumus dari Anas Sudjino (2012:43) f p = X 100% N Keterangan: f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu) p = angka persentase 2. Data hasil penelitian dihitung dengan menggunakan rumus dari Anas Sudjiono (2012:81) X M x = N Keterangan: M x = mean yang kita cari X = jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada N = number of cases (banyaknya skor-skor itu sendiri) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I Dalam merencanakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions, yaitu menyiapkan materi pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar peserta didik dan lembar pengamatan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran. Menyiapkan kuis dan lembar pengamatan kelompok. Menentukan skor awal pertama (nilai ulangan harian sebelumnya) Penelitian dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 April 2014 dengan alokasi waktu 3x35 menit dimulai dari jam 13.00-14.45 WIB. Penelitian dilaksanakan di ruang kelas. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat pada hari Selasa, 22 April 2014 selama 3x35 menit. Pelaksanaan dilaksanakan guru dengan kesepakatan antara peneliti dan kolaborator. Dalam melaksanakan penelitian sudah sesuai dengan perencanaan. Pelaksanaan berjalan dengan lancar seperti tertera dalam kegiatan di bawah ini: Kegiatan awal: guru mengucapkan salam. berdoa bersama, memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik.guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan, cakupan materi dan uraian kegiatan. Kegiatan inti: Menggali informasi tentang masalah-masalah sosial dengan bertanya: (Anak-anak, siapa yang pernah jajan? Apa saja yang kalian makan? Apa pembungkus makanan tersebut? Apa yang kalian lakukan setelah makan? Bagaimana jika pembungkus makanan dibuang sembarangan?), peserta didik 8

dibagi dalam kelompok dan diberi lembar kegiatan peserta didik, guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam diskusi Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions: 1. Presentasi Kelas: peserta didik menyimak penjelasan guru tentang masalah sosial (pembukaan), peserta didik mengamati gambar masalah sosial (pengembangan), peserta didik membaca materi masalah-masalah sosial 2. Belajar Kelompok: Peserta didik dibagikan lembar tugas untuk mencari penyelesaian masalah-masalah sosial, peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah sosial, peserta didik membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok 3. Kuis: Peserta didik mengerjakan kuis masing-masing 4. Penghargaan kelompok:: Guru memberikan penghargaan berupa pujian terhadap keberhasilan kerja kelompok, guru memberikan penguatan pada jawaban peserta didik yang tepat Kegiatan akhir: Peserta didik dibimbing membuat kesimpulan oleh guru, peserta didik diberikan tugas untuk membaca kembali materi masalah-masalah sosial Pengamatan dilaksanakan oleh kolaborator terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakn guru. Pengamatan pada siklus I dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, data aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Hasil Penelitian Siklus II Dalam merencanakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions, yaitu menyiapkan materi pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar peserta didik dan lembar observasi kemampuan guru melaksanakan pembelajaran. Menyiapkan kuis dan lembar pengamatan kelompok. Menentukan skor awal (hasil belajar siklus I sebelumnya). Penelitian dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 April 2014 dengan alokasi waktu 3x35 menit dimulai dari jam 13.00-14.45 WIB. Penelitian dilaksanakan di ruang kelas dan halaman sekolah Pelaksanaan tindakan pada siklus dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 29 April 2014. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki tindakan siklus I. Kegiatan awal: guru mengucapkan salam. berdoa bersama, memeriksa kehadiran dan kesiapan peserta didik.guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan, cakupan materi dan uraian kegiatan. Kegiatan inti: Guru menggali informasi tentang masalah-masalah sosial dengan bertanya (Anak-anak, apa yang kalian lihat saat pergi menuju sekolah? apa pendapat kalian tentang hal tersebut? Bagaimana jika hari ini kita melakukan pengamatan di lingkungan sekolah mengenai masalah-masalah sosial?), peserta didik duduk diberi lembar kegiatan kelompok, guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam diskusi 1. Presentasi Kelas: peserta didik menyimak penjelasan guru tentang masalah sosial yang ada di lingkungan sekolah (pembukaan), peserta didik membaca materi masalah-masalah sosial 9

2. Belajar Kelompok: peserta didik dibagikan lembar tugas untuk mencari penyelesaian masalah-masalah sosial, peserta didik ke halaman sekolah untuk melaksanakan pengamatan dan diskusi kelompok, peserta didik diarahkan untuk berani mengeluarkan pendapat dalam diskusi ketika mengerjakan tugas, peserta didik masuk ke dalam kelas, peserta didik membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas, guru memberi keyakinan kepada peserta didik bahwa mereka mampu belajar dengan baik, terutama dalam materi masalahmasalah sosial 3. Kuis: peserta didik mengerjakan kuis masing-masing 4. Penghargaan kelompok; guru memberikan penghargaan berupa pujian terhadap keberhasilan kerja kelompok, guru memberikan penguatan pada jawaban peserta didik yang tepat, guru meluruskan jawaban peserta didik yang belum tepat, guru menanyakan kepada peserta didik (Anak-anak, apakah kalian senang belajar hari ini?), peserta didik diberi kesempatan memberi usul terhadap proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan peserta didik untuk memeriksa kembali pemahamannya melalui tanya jawab dan tampilan gambar masalah sosial, peserta didik yang kurang aktif dibimbing guru Kegiatan akhir: Peserta didik dibimbing membuat kesimpulan oleh guru, peserta didik diberikan tugas untuk membaca kembali materi masalah-masalah sosial Pengamatan pada siklus II dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, data aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Kolaborator mengamati di ruang kelas dan halaman sekolah. Pembahasan Kemampuan guru merencanakan pembelajaran siklus I dan II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: NO ASPEK YANG DIAMATI Siklus I Siklus II Skor Skor I Rata-rata skor perumusan tujuan pembelajaran 3.75 4 II Rata-rata skor pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran 3.33 3.67 III Rata-rata skor pemilihan metode pembelajaran 3.67 4 IV Pemilihan media/ sumber belajar 3 3 V Rata-rata skor penilaian hasil belajar 3.33 4 Total Skor 3.41 3.73 Berdasarkan tabel diatas tertera bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru merencanakan pembelajaran siklus I diperoleh skor 3.41 dengan kategori baik dan siklus II diperoleh skor 3.73 dengan katrgori ssangat baik. 10

Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada siklus I dan II tertera pada tabel dibawah ini: NO ASPEK YANG DIAMATI Siklus I Siklus II I. Rata-rata skor kegiatan awal 3.5 4 II. Rata-rata skor kegiatan inti pembelajaran ( skor a+skor 3.49 3.55 b+skor c+ skor d+skor e) III. Rata-rata skor kegiatan akhir 3 4 Total Skor 3.44 3.85 Berdasarkan tabel diatas tertera bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran siklus I diperoleh skor 3.44 dengan kategori baik dan siklus II diperoleh skor II 3.85 dengan kategori sangat baik. Hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik siklus I dan II tertera pada tabel dibawah ini: No Indikator Kinerja Siklus I Siklus II Persentase Persentase I Membaca materi pembelajaran 92.50% 95% II Menyimak presentasi kelas 87.50% 95.00% III Mengajukan pertanyaan 37.50% 47.50% IV Menjawab pertanyaan 62.50% 70.00% V Mengerjakan tugas kelompok 80.00% 90.00% VI Kerjasama dalam diskusi kelompok 70% 80% Rata-rata 71.67% 79.58% Berdasarkan tabel diatas terjadi peningkatan aktivitas belajar peserta didik siklus I dengan persentase sebesar 71.67% dan siklus II dengan persentase sebesar 79.58 % Hasil belajar peserta didik tertera pada tabel dibawah ini: NO NAMA Skor Awal Siklus I Siklus II Nilai Nilai Nilai I. Jumlah 2420 2945 3180 II. Rata-Rata 60.5 73.62 79.5 Persentase Ketuntasan 37.5 % 75% 80% Berdasarkan tabel diatas, terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik. Dari nilai skor awal yang diambil dari nilai ulangan harian. Dimana dalam pembelajaran belum dilaksanakan menggunakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions diperoleh persentase ketuntasan sebesar 37.5 %. Masih banyak peserta didik yang tidak tuntas. Sedangkan pada siklus I sudah terdapat peningkatan sebesar 75 %. Demikian halnya pada siklus II lebih meningkat dengan persentase ketuntasan 80 %. Tidak terdapat data yang berbeda jauh sehingga penelitian dihentikan. 11

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperolah melalui penelitian. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisons dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat dengan peningkatan sebesar 0.32. Pada siklus I diperoleh skor 3.41 dengan kategori baik dan pada siklus II diperoleh skor 3.73 dengan kategori sangat baik. (2) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisons dapat meningkatkan kemapuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat dengan peningkatan sebesar 0.41. Pada siklus I diperoleh skor 3.44 dengan kategori baik dan pada siklus II diperoleh skor 3.85 dengan kategori sangat baik. (3) Pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisons dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat dengan peningkatan sebesar 7.91 %. Pada siklus I diperoleh persentase sebesar 71.67% dan pada siklus II diperoleh persentase sebesar 79.58%. (4) Pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisons dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar Negeri 68 Pontianak Barat. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 73.62 dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 79.50. Saran saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, dapat disaranakn hal-hal sebagai berikut: (1) Dalam merencanakan pembelajaran sebaiknya guru memilih media yang menarik sehingga membuat peserta didik tertantang dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam mengikuti pembelajaran. (2) Dalam menyampaikan materi sebaiknya guru lebih jelas dengan menambah keluasan dan kedalaman materi. Hal ini bisa dilakukan dengan menambah referensi buku tidak hanya terpaku pada buku cetak saja. (3) Guru hendaknya memberikan bimbingan secara menyeluruh kepada peserta didik dalam diskusi kelompok. Sehingga, semua peserta didik dapat aktif dalam mengikuti jalannya diskusi. (4) Dalam mengambil penilaian, sebaiknya guru lebih memperhatikan kesesuaian soal dengan kemampuan peserta didik. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media. Arikunto, Suharsimi,. Suhardjono,. dan Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zein. 2010.Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. 12

Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: Alfabeta. Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group. Sardiman A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sharan, Shlomo. 2009. Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Imperium. Terjemahan Slavin, Robert E. 2005.Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sudjiono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana. Warsono dan Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 13