Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IIIB SDN 001 SALO

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 013 GANTING KECAMATAN SALO

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

Darmawati*), Titi Solfitri **), Yenita Roza**) Key word: Cooperative Learning, STAD, Learning Achievement

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Elia Asdiana 1 Titi Solfitri 2 Zuhri, D 3

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

Nurain *) Japet Ginting, dan Armis **) ABSTRACT

Manah Kibtiyah 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 005 SEGATI KEC. LANGGAM T.

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI

Wan Sriindrahayu 1 Suhermi 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Asari* Rini Dian Anggraini ** Zuhri D *** Key word : cooperative learning, STAD, mathematics learning outcomes

Rusmaniar * ) Jalinus dan Syofni** ) Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Indonesia HP:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Siti Kulala 1 Rini Dian Anggraini 2 Yenita Roza 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

Rokiah Syafitri 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

Oleh: Windi Prastiwi Japet Ginting Sakur ABSTRACT

Suci Ramadona *) Zuhri, D dan Titi Sofitri **) ABSTRACT

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Oleh: Linda Parlina 1 Sakur 2 Susda Heleni 3

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THREE STAY ONE STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 003 SIABU KECAMATAN SALO

Suliani 1 Yenita Roza 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 025 SUNGAI TUNGGAK

Ati*, Zuhri D **, Putri Yuanita**) Key word : Cooperative Learning, Numbered Heads Together, Learning Achievement

Delpina *) Yenita Roza, Rini Dian Anggraini. **) Kampus Bina Widya KM. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

Junaidi S 1, Titi Solfitri 2,H. Zuhri D 3 HP

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Bambang Irawadi*), Yenita Roza, Zuhri**) ( )

Oleh: Dessi Fitriah Herista Armis Titi Solfitri ABSTRACT

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Prinawati, Syahrifuddin, Otang Kurniaman No.

ABSTRACT. Key word : Model study of type cooperative, think pair square, cycles, learning outcomes, result of learning mathematics

PENERAPAN STRATEGI FIRE-UP DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 3 SMPN 2 TAMBANG

Siti Nasuha 1, Jalinus 2, Rini Dian Anggraini 3 Hp.

Key words: STAD, learning outcomes

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Murniaty ¹ Zuhri D ² Titi Solfitri ³ Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Indonesia

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

Oleh: Rasmida *) Putri Yuanita **) Jalinus **) ABSTRACT

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Di susun oleh Fitri Anita. Ridwan Melay Marwoto Saiman Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Riau Jl. Bina Widya KM 12,5 Pekanbaru

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Anita Lidya Hastuti Nauli*) Armis**) Titi Solfitri ***)

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Susilawati, Hendri Marhadi, Syahrilfuddin, No.

Vadhillah Rivha Vicry, H. Zuhri D, Suhermi No Hp

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)

Noni Vera Helvida*, Putri Yuanita**, Syarifah Nur Siregar**)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI 5 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SDN 112 PEKANBARU

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Restu Putri Islami* Syofni ** Putri Yuanita ***

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS (NH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X2 SMA NEGERI 2 TANJUNGPINANG

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Lazim. N, Zulkifli & Rima Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

Libarti 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km.12.5 Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN PAIR CHECK

Iswandi 1) Japet Ginting dan Armis 2) Telp Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau.

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Aryanita 1 * Syofni ** Sehatta Saragih ***

Titi Solfitri 1, Nurul Yusra T 2 Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan PMIPA FKIP 1,2 Universitas Riau, Pekanbaru 1,2

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 177 PEKANBARU

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 013 GANTING KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Universitas Riau Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp (0761) 63266 e-mail: desfi_harianty@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this research was to improve learning outcomes the application of mathematical models of cooperative learning Numbered Heads Together at the third year students of SD Negeri 013 Ganting Kecamatan Salo. This research was conducted at the third year students of SDN 013 Ganting Kecamatan Salo, in odd semester of academic year 2012/2013. As a research subject is class of III SDN Ganting Kecamatan Salo by the number of students 22 people consisting of 12 male students and 10 female students who have heterogeneous capabilities. Forms of the research is a class act. In the research model used is the model type of cooperative learning in teaching Numbered Head Together space. This study was conducted in two cycles consisting of the first cycle and second cycle each of the three meetings and one-time daily tests. The results showed that the use of cooperative learning NHT model can improve student learning outcomes, it is shown in the number of students who achieve mastery criteria Minimum 65 on the base score 9 students (40.9%), increased in the first cycle to 15 students (68.1%) and increased again in the second cycle to 18 students (18.8%). Keywords: Cooperative Learning Model, Numbered Heads Together, Learning Outcomes Pendahuluan Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Proses kegiatan belajar mengajar memerlukan strategi pembelajaran yang tepat agar hasil 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 2 Dosen Pembimbing I Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 3 Dosen Pembimbing II Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau 1

belajar yang baik dapat tercapai. Metode belajar yang tepat akan memungkinkan seorang siswa menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. Sehingga siswa memiliki keterampilan. Pelajaran matematika memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, setiap guru selalu menaruh harapan yang sangat besar terhadap siswa agar pandai dalam belajar. Harapan guru semua siswa memiliki prestasi belajar yang bagus. Tetapi kenyataannya berdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru kelas III SDN 013 Ganting pada semester Ganjil tahun pelajaran 2012/2013 masih rendah dan sebagian belum mencapai KKM. Hal ini terlihat dari kecilnya persentase siswa yang mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Siswa yang mencapai KKM pada KD menentukan letak bilangan pada garis bilangan hanya 9 siswa (40,9%) dar i 22 siswa. Adapun faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh dari siswa dan juga dari guru. Siswa kurang teliti dalam meletakkan bilangan pada garis bilangan. Itu semua tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Proses pembelajaran matematika di kelas masih berpusat pada guru, guru masih bersifat menyampaikan informasi. Guru cenderung menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi, guru memberikan contoh soal kemudian memberikan soal-soal latihan dan pekerjaan rumah. Pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, kebanyakan siswa hanya diam saja dan guru beranggapan semua siswa telah memahami. Guru juga kurang membimbing siswa saat proses belajar mengajar. Proses pembelajaran tersebut membuat siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Hal ini merupakan salah satu faktor dari penyebab rendahnya hasil belajar matematika. Upaya perbaikan telah dilakukan guru guna meningkatkan hasil belajar yang optimal. Upaya yang dilakukan guru antara lain mengulang pelajaran yang belum dimengerti siswa dan melakukan perbaikan pembelajaran seperti melakukan tanya jawab dan belajar secara berkelompok. Guru membentuk kelompok berdasarkan tempat duduk siswa. Empat siswa yang duduk berdekatan dijadikan satu kelompok begitu juga dengan yang lain. Tetapi belajar kelompok tidak terlaksana dengan baik hanya beberapa siswa saja yang aktif sedangkan yang lain hanya menyalin pekerjaan temannya. Guru juga menggunakan media untuk memotivasi dan menunjang semangat belajarnya. Disamping itu guru juga memberikan tugas tambahan berupa pekerjaan rumah (PR) yang bertujuan agar siswa mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Namun upaya-upaya ini belum menunjukkan peningkatan. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mencoba melakukan perbaikan untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT). Numbered Head Together (NHT ) atau kepala bernomor adalah merupakan jenis pembelajaran Kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2007). Dalam model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam pembelajaran Kooperatif Tipe NHT siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda. Setiap siswa harus memahami 2

dan menyelesaikan semua soal yang ada pada LKS. Oleh sebab itu peneliti menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 013 Ganting Kecamatan Salo Kabupaten Kampar Tahun Pelajaran 2012/2013 pada KD melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka dan melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Karena pada KD ini siswa mengalami kesulitan dalam memahaminya, sehingga peneliti mencoba melakukan perbaikan pada proses pembelajaran pada KD ini. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas III di SD Negeri 013 Ganting Kecamatan Salo Kabupaten Kampar pada semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 013 Ganting Kecamatan Salo Kabupaten Kampar dengan jumlah siswa 22 orang, siswa yang terdiri dari 10 perempuan, 12 laki-laki. Dipilih dikelas ini karena peneliti mengajar dikelas ini. Bentuk penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas melibatkan pihak guru, Kepala sekolah. Dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelajaran, pengembangan teori dan peningkatan hasil belajar. Arikunto, (2008) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran. Undang (2008) mengatakan tujuan PTK adalah selain untuk memecahkan permasalahan konkret didalam kelas yang dialami langsung oleh guru dan siswa, juga untuk mendorong tumbuhnya budaya akademis dan meningkatkan profesionalisme guru. Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah perangkat pembelajaran terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Lembar Soal Kepala Bernomor. Masingmasing perangkat pelajaran mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berupa data tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaraan dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi dan data tentang hasil belajar Matematika siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan test hasil belajar siswa. Data tentang aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar siswa yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2008) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data angka dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Analisis data tentang aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Analisis data yang diambil untuk mendeskripsikan atau menggambarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran, hal ini dimaksud agar kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran 3

bisa direfleksi untuk perbaikan pada pertemuan selanjutnya dan pada siklus berikutnya. Analisis data hasil belajar ditujukan untuk menjawab rumusan masalah atau untuk menentukan keberhasilan tindakan. Analisis perkembangan individu siswa ditentukan dengan melihat nilai perkembangan siswa yang diperoleh dari selisih skor awal dengan skor hasil belajar matematika. Analisis data skor kelompok ditentukan dengan cara menyumbangkan nilai perkembangan individu siswa kepada kelompok dan dihitung nilai rata-ratanya. Setelah rata-rata perkembangan semua anggota kelompok didapat maka selanjutnya data ini dinamakan skor kelompok. Masing-masing kelompok akan diberikan penghargaan kelompok sesuai dengan skor kelompoknya yang berpedoman pada kriteria penghargaan kelompok. Analisis ketercapaian KKM setiap indikator yaitu data hasil belajar matematika siswa di analisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dengan memperhatikan ketercapaian KKM yang telah di tetapkan oleh sekolah. Adapun analisis ketuntasan ketercapaian indikator untuk setiap individu sebagai berikut : KI = x 100 Keterangan : KI= Ketuntasan Indikator SP = Skor yang di peroleh SM= Skor maksimum Pada penelitian ini siswa dikatakan telah mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) apabila siswa mencapai nilai 65 pada setiap indikator. Analisis keberhasilan tindakan pada KD melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka dan melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka dilakukan dengan membandingkan banyak siswa yang mencapai KKM pada skor dasar dan skor hasil belajar setelah diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT yaitu pada UH-I dan UH- II. Siswa dikatakan mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah apabila memperoleh nilai 65. Menurut Suyanto (1997) apabila keadaan setelah tindakan lebih baik, maka dapat dikatakan bahwa tindakan telah berhasil, akan tetapi apabila tidak ada bedanya atau bahkan lebih buruk, maka tindakan belum berhasil atau telah gagal. Dalam penelitian ini tindakan dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat dari skor dasar ke UH-I dan UH-II. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga guru menemukan kekurangankekurangan yang terjadi pada setiap pertemuan pada siklus I, diantaranya sebagai berikut: a) Kurangnya kerjasama siswa pada saat diskusi dalam kelompoknya, b) Kurangnya keinginan siswa dari kelompok lain menanggapi kelompok yang mempresentasikan, c) Sebagian siswa belum bisa menyimpulkan materi pelajaran, d) Pengaturan alokasi waktu belum sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dan hasil diskusi guru dan pengamat, pada siklus ke II ini semua aktivitas guru dan siswa sudah berjalan lancar. Secara umum, siswa sudah mengerti dengan langkah-langkah 4

pembelajaran sehingga pelaksanaannya tidak banyak terjadi kesalahan. Pelaksanaan tindakan pada siklus ke II lebih lancar jika dibandingkan dengan tindakan pada siklus I. Pengamatan pada pertemuan pertama, aktivitas guru telah terlaksana sesuai dengan perencanaan sedangkan siswa belum sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dapat dilihat pada lembar pengamatan. Dalam pertemuan pertama ini siswa belum terbiasa bekerja secara kelompok. Siswa bekerja sendiri-sendiri dan tidak mau berdiskusi dengan teman kelompoknya, malah bertanya kepada guru. Ini terlihat pada setiap kelompok. Ada juga siswa yang hanya menunggu hasil dari temannya. Dari hasil pengamatan pada pertemuan kedua, aktivitas guru yang direncanakan oleh guru semuanya telah dilaksanakan dengan baik sedangkan aktivitas siswa hampir sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dapat dilihat pada lembar pengamatan kedua. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS. Pada pertemuan kedua ini siswa sudah bisa bekerjasama dalam kelompoknya. Siswa sudah menunjukkan diskusi didalam kelompoknya masing-masing, tetapi siswa belum bisa membuat kesimpulan sendiri. Pada pertemuan ini guru harus bisa mengatur waktu lebih baik lagi, agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan dan yang diharapkan. Hasil pengamatan pada pertemuan ketiga, aktivitas guru dan siswa sudah sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dapat dilihat dari lembar pengamatan ketiga. Pada pertemuan ini aktivitas guru dan siswa sudah mulai membaik dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Siswa sudah terbiasa berdiskusi dengan teman kelompoknya, dan siswa sudah bisa menyimpulkan pembelajaran. Tetapi guru harus lebih memanfaatkan waktu sebaiknya. Pengamatan pada pertemuan keempat, aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran sudah menunjukkan kearah yang lebih bagus. Guru mulai bisa mengatur waktu dengan lebih baik. Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan kelima, aktivitas guru dan siswa lebih baik dan berjalan dengan lancar. Siswa semakin menunjukkan kerjasamanya didalam kelompok. Siswa antusias dalam berdiskusi dengan anggota kelompoknya, siswa semangat dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Hasil pengamatan pada pertemuan keenam, aktivitas guru dan siswa sudah sesuai dengan yang direncanakan dan yang diharapkan. Pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Analisis data hasil belajar matematika siswa terdiri dari analisis data skor perkembangan siswa dan penghargaan kelompok. Berdasarkan skor perkembangan siswa dan penghargaan kelompok, dapat dilihat nilai perkembangan tiap anggota kelompok dan penghargaan kelompok. Nilai perkembangan anggota kelompok diperoleh dari selisih skor dasar dengan skor tes hasil belajar. Nilai perkembangan siswa pada siklus I diperoleh dari selisih skor dasar dengan skor ulangan harian I. Nilai perkembangan siswa pada siklus II diperoleh dari selisih skor dasar dengan skor ulangan harian II. Nilai perkembangan siswa pada siklus I dan II disajikan pada Tabel 1 berikut ini: 5

Tabel 1. Nilai Perkembangan Siswa pada Siklus I dan Siklus II Nilai Perkembangan Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % 5 6 27,2 2 9,09 10 2 9,09 2 9,09 20 9 40,9 5 22,7 30 5 22,7 13 59 Sumber: Data Olahan Peneliti 2012 Berdasarkan data yang termuat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai perkembangan 5 dan 10 pada siklus I ada 8 orang dan turun pada siklus II menjadi 4 orang. Hal ini bermakna semakin sedikit jumlah siswa yang mengalami penurunan nilai dari UH I ke UH berikutnya. Sebaliknya jumlah siswa yang mendapat nilai perkembangan 20 dan 30 pada siklus I ada 14 orang dan naik menjadi 18 orang pada siklus II. Hal ini berarti semakin banyak siswa yang mengalami peningkatan nilai dari UH I ke UH berikutnya. Nilai perkembangan individu siswa akan berpengaruh pada penghargaan kelompok-kelompok mereka. Akibat dari penurunan jumlah siswa untuk perkembangan nilai 5 dan 10 serta peningkatan jumlah siswa untuk perkembangan nilai 20 dan 30 dari siklus I ke siklus II terlihat pada Tabel 7. Tabel 2. Penghargaan Kelompok pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Kelompok Skor Skor Penghargaan Penghargaan Kelompok Kelompok Kelompok A 22,5 Hebat 25 Super Kelompok B 16,2 Hebat 22,5 Hebat Kelompok C 27,5 Super 17,5 Hebat Kelompok D 7 Baik 28 Super Kelompok E 16 Hebat 26 Super Sumber: Data Olahan Peneliti 2012 Pada Tabel 2 terlihat bahwa pada siklus I ada satu kelompok dengan penghargaan baik, tiga dengan penghargaan hebat dan hanya ada satu kelompok yang mendapat penghargaan super. Namun pada siklus ke II tidak ada lagi kelompok dengan penghargaan baik dan tiga kelompok mendapat penghargaan super. Ketercapaian KKM setiap indikator yaitu berdasarkan skor hasil belajar siswa untuk setiap indikator pada ulangan harian I dan ulangan harian II yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, jumlah siswa yang mencapai KKM dibuat dalam Tabel 3: 6

Tabel 3. Ketercapaian KKM pada Ulangan Harian I untuk Setiap Indikator Presentase No Jumlah Siswa Indikator (%) Soal a b a b 1. Melakukan penjumlahan tanpa menyimpan 22 20 100 90,9 2. Melakukan penjumlahan dengan teknik 21 18 95,4 81,8 menyimpan dan penjumlahan tiga bilangan 3. Melakukan pengurangan tanpa meminjam 18 18 81,8 81,8 4. Melakukan pengurangan dengan teknik 14 9 63,6 40,9 meminjam dan pengurangan tiga bilangan 5. Melakukan penjumlahan dan pengurangan 3 14 13,6 63,6 bilangan Tabel 4. Ketercapaian KKM pada Ulangan Harian II untuk Setiap Indikator No Soal Indikator Soal Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM Persentase (%) a b c a b c 1. Mengubah bentuk perkalian menjadi pembagian dan sebaliknya 2. Melakukan perkalian dengan cara bersusun 3. Melakukan pembagian dengan cara bersusun Sumber : Data Olahan Peneliti 2012 22 20-100 90,9-21 17 6 95,4 77,2 27,2 21 17 8 95,4 72,7 36,3 Analisis keberhasilan tindakan yaitu peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dengan membandingkan nilai siswa setelah tindakan dengan skor dasar sebelum tindakan. Keberhasilan tindakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Tindakan Interval Skor Dasar Banyak siswa Ulangan Harian I Ulangan Harian II 17 28 4 3-29 40 1 2 1 41 52 1 2 1 53 64 7-2 65 76 4 9 6 77 88 5 4 8 89-100 - 2 4 f 22 22 22 Sumber :Data Olahan Peneliti 2012 Dari daftar distribusi siswa yang mencapai KKM dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan hasil belajar matemaika siswa. Frekuensi siswa yang mencapai KKM pada skor dasar 9 orang, setelah mengikuti Ulangan Harian I meningkat menjadi 15 orang dan meningkat lagi menjadi 18 orang setelah mengikuti Ulangan Harian II. Hal ini menunjukan bahwa frekuensi siswa yang mencapai 7

KKM mengalami peningkatan dari skor dasar ke Ulangan Harian I dan dari Ulangan Harian I ke Ulangan Harian II juga mengalami peningkatan. Sesuai dengan yang di kemukakan Suyanto (1997), apabila keadaan setelah tindakan lebih baik daripada sebelum tindakan maka dapat dikatakan tindakan berhasil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar matemaika siswa. Berdasarkan analisis aktivitas guru dan siswa dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT semakin sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan proses pembelajaran juga semakin membaik. Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran di kelas III SD Negeri 013 Ganting. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan keempat peneliti masih banyak menemukan kekurangan-kekurangan pada saat proses pembelajaran. Selama penelitian ini banyak ditemukan kelemahan dalam pelaksanaanya. Kelemahan yang ditemukan yaitu guru belum bisa mengatur waktu sesuai dengan yang direncanakan. Pada saat mengerjakan LKS dan Lembar Soal, banyak siswa yang masih kebingungan, sebagian siswa masih belum terbiasa bekerja secara kelompok. Siswa bekerja sendiri-sendiri dan tidak mau berdiskusi dengan teman sekelompok. Ada juga siswa yang hanya menunggu hasil dari temannya. Pada saat berdiskusi, peneliti kewalahan membimbing siswa dengan teman kelompoknya, sehingga ada kelompok yang kurang mendapatkan perhatian. Peneliti beranggapan siswa baru pertama kali mengalami pembelajaran ini, sehingga siswa belum terbiasa mengerjakannya. Kelemahan lainnya yaitu pada siklus I terlihat di indikator 5, peneliti memberikan LKS dengan pembahasan yang tidak lengkap dan kurang jelas. Langkah-langkah yang akan dikerjakan oleh siswa tidak rinci sehingga siswa tidak memahami materi. Sedangkan pada siklus II, di indikator 3 siswa kurang memahami materi karena terlihat pada LKS 6 peneliti membuat soal sedikit dan tidak memberikan PR, sehingga siswa kurang latihan atau belajar dirumah akibatnya siswa lupa dengan yang telah dipelajari. Pada pertemuan kelima dan selanjutnya sudah mengarah atau mengalami peningkatan. Siswa mengerjakan LKS dan Lembar Soal dengan teman sekelompoknya. Siswa sudah terbiasa berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Siswa semakin terlihat bersemangat dalam proses pembelajaran. Siswa bersemangat menanggapi apersepsi yang diberikan oleh peneliti, mengerjakan LKS dan lembar soal yang diberikan oleh peneliti bersama dengan teman sekelompoknya. Siswa berusaha menyelesaikannya dengan baik. Siswa juga bersemangat saat mempresentasikan LKS dan lembar soal dan menanggapi presentasi dari teman-temannya, kemudian menyimpulkan pembelajaran. Berdasarkan analisis data hasil belajar matematika, dapat disimpulkan bahwa nilai matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT meningkat dari skor dasar atau dibandingkan dengan sebelum tindakan. Persentase siswa yang mencapai KKM pada skor dasar sebesar 40,9%(9 orang) meningkat menjadi 68,1% (15 orang) pada ulangan harian I dan meningkat lagi 81,8%(18 orang) pada ulangan harian II. Tidak hanya dari jumlah siswa yang mencapai KKM saja yang meningkat tetapi peningkatan nilai matematika siswa 8

dapat dilihat dari nilai perkembangan siswa. Sebagian besar siswa mengalami peningkatan nilai dari skor dasar. Berdasarkan analisis aktivitas guru dan siswa dan analisis hasil belajar matematika siswa dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima kebenarannya. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 013 Ganting Kecamatan Salo Kabupaten Kampar pada KD melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka dan melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka tahun pelajaran 2012/2013. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 013 Ganting Kecamatan Salo Kabupaten Kampar semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pada KD melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka dan melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Memperhatikan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada pembelajaran matematika, yaitu: 1) Untuk guru yang ingin menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) di kelas agar lebih mengatur waktu dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Sehingga kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran yang dilakukan siswa diakhir pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan baik, tidak tergesa-gesa oleh waktu. 2) Guru perlu memonitor kerja siswa dengan lebih baik lagi dan meningkatkan bimbingan ketika siswa mengerjakan LKS sehingga siswa bisa menyelesaikan LKS tepat waktu. 3) Bahasa yang digunakan dalam LKS harus menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh siswa sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengkontruksi konsep dari materi yang dipelajari. 9

Daftar Pustaka Arikunto, dkk.,2008. Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara. Jakarta BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)., 2006, Standar Isi KTSP, Jakarta Dimyati dan Mudjiono.,2006. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta. Jakarta Djamarah dan Zain,,1995. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta. Banjarmasin Hamalik, Oemar., 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara. Jakarta Ibrahim, dkk., 2000 Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negri Surabaya. Surabaya Slameto, 2010., Belajar dsan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta. Jakarta Slavin. R,2005., Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Allymand Bason, London. Sudjana., 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Menagajar, PT. Remaja Rosda Karya. Bandung Sugiyono., 2008. Metode Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Dikti Depdikbud. Yogyakarta Suprijono, Agus.,2009. Kooperatif Lerning Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar. Surabaya Suyanto., 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Dikti Depdiknas. yokyakarta Trianto., 2002. Meisain Model Pembelajaran Inovatif, Kencana. Jakarta Trianto.,2007. Model Pembelajaran Inovatif Berorintasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka. Surabaya Undang.G., 2008. Teknik Penelitian Kelas,Sayagatma. Bandung 10