PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Giarthy, K.Y. Margiati, Siti Halidjah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DI KELAS IV SD

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI STRATEGI ACTIVE LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEAD TOGETHER DI KELAS V

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN KETERLIBATAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

Abstract. Fitrianna et all, Metode Role Playing...

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN BAHASA ISYARAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN BENDA ASLI PADA SISWA TUNARUNGU KELAS I ARTKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SDN 01 MHU KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ROSIDAH NIM.

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MASALAH SOSIAL DI KELAS IV SD

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

Oleh : Susi Rahmawati Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DENGAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V DI SDN 10 TANJUNG PAOH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBERIAN ICE BREAKER PADA SISWA KELAS V SDN MONGGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII.3 PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SMP NEGERI 29 PADANG ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F.

Abstract. Linda Desiningrum et al, Implementasi Metode Role Playing...

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

Joyful Learning Journal

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Oleh : Vira Ismis Kairat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

MENGGUNAKAN PENDEKATAN GROUP INVESTIGATION DI KELAS V SDN 18 TIMBULUN PESISIR SELATAN ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MATA PELAJARAN IPA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH RUSMITRIYANI F

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK KELAS IV SDN 48 KETANJAK MELIAU ARTIKEL PENELITIAN.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH ARTIKEL PENELITIAN OLEH : YULIANINGSIH NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

Keywords : Study interest, skill process approach, Natural sciences

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

Syafaryani, Siti Halidjah, K.Y. Margiati. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan .

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Materi Pengambilan Keputusan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Metode Bermain Peran (Role Playing), Penelitian Tindakan Kelas.

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI SDN 06 KECAMATAN IV JURAI

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR 17 KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A-MATCH MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PKn KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS III SD

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR Samsul, Maridjo Abdul Hasjmy, Endang Uliyanti PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak email: samsulpgsdoke@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas fisik, mental, dan emosional siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode role playing kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel penelitian ini adalah 35 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik siswa dari 26,81% yang muncul di base line menjadi 90,99% disiklus III meningkat sebesar 64,18% dengan kategori tinggi. Pada aktivitas mental dari 5,14% yang muncul di base line menjadi 67,43 % disiklus III meningkat sebesar 62,29% dengan kategori tinggi. Pada aktivitas emosional yakni dari 36,19% yang muncul di base line menjadi 85,71% disiklus III meningkat sebesar 49,52% dengan kategori cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mengalami peningkatan dengan menggunakan metode role playing. Kata kunci: Aktivitas Pembelajaran, PKn, Role Playing Abstract: This study aimed to describe the increase in physical activity, mental, and emotional Citizenship Education students in learning using role playing method Elementary School fifth grade 7 Sungai Raya regency Kubu Raya. The method used in this research is descriptive method. The sample was 35 students. The results showed that the physical activity of 26.81% of students who appeared in the base line to be 90.99% disiklus III increased by 64.18% in the high category. In the mental activity of 5.14%, which appears in the base line to be 67.43% disiklus III increased by 62.29% in the high category. In the emotional activity of 36.19%, which appears in the base line to be 85.71% disiklus III increased by 49.52% to a high enough category. This suggests that students in learning activities Citizenship Education has increased by using role playing. Keywords: Learning Activities, PKn, Role Playing A ktivitas pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (siswa dan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan sumber belajar) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksud disini adalah penekanannya pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembalajaran terciptalah suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Pembelajaran yang aktif merupakan suatu sistem pembelajaran 1

yang menekankan pada keaktifan siswa baik secara fisik, mental, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aktivitas sangat penting dan diperlukan dalam pembelajaran. Sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengkonstuksikan konsepkonsep, atau melakukan suatu kegiatan. Tidak ada pembelajaran jika tidak ada aktivitas. Sejalan dengan ini Soli Abimayu (2006 : 43) menyatakan bahwa, Keaktifan pembelajaran dalam setiap pembelajaran merupakan prasyarat yang mutlak dengan kata lain tidak ada proses belajar yang tidak disertai keaktifan belajar di dalamnya. T.Raka Joni (1980:1) menyatakan bahwa Aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran sangatlah penting, dengan adanya aktivitas belajar maka akan adanya asimilasi kognitif, akomodasi kognitif, feed back (balikan) dan direc performance nilai-nilai. Dengan demikian pembelajaran yang bermakna diperoleh dari pembelajaran berbasis aktivitas siswa. Melihat kenyataan pada pengamatan awal dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang ada di kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya hal di atas bertolak belakang dengan apa yang terjadi dilapangan, aktivitas pembelajaran yang masih jauh dari apa yang diharapkan, metode pembelajaran yang digunakan pun belum optimal karena cenderung hanya mementingkan hasil belajar daripada proses. Siswa cenderung pasif dan kurang beraktivitas untuk melakukan kegiatan pembelajaran, guru dalam penyampaian materi biasanya menggunakan metode ceramah dan dalam penyampaiannya masih kurang bervariasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakanlah metode role playing dalam meningkatkan aktivitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa dimana metode ini merupakan suatu permainan peranan yang di lakukan untuk mengkreasi kembali peristiwa-peristiwa sejarah masa lampau, mengkreasi kemungkinan-kemungkinan masa depan dan mengekspos kejadiankejadian masa kini. Dengan metode ini siswa dapat mengekspresikan untuk menjiwai dari peran yang dilakukannya sehingga akan selalu melekat dijiwa siswa tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aktivitas berarti kesibukan, kegiatan, keaktifan, kerja atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan pada tiap bagian dalam suatu peristiwa atau kejadian. Latifah Noor, (2008 : 18) menyatakan bahwa Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Nurhadi dan Suwardi (2010:60) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran merupakan keaktifan siswa dalam membangun makna atau pemahaman pada diri sendiri untuk menimbulkan gagasan baru. Dalam proses pembelajaran akan terjadi interaksi antara siswa dan pendidik. Pembelajaran mempunyai tujuan utama, yaitu adanya perubahan tingkah laku atau perilaku yang positif dari siswa setelah mengikuti pembelajaran. Maka dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan siswa berperan aktif untuk membangun 2

makna atau pemahaman diri sendiri sehingga mampu menimbulkan gagasan baru yang orisinil dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya. Dengan demikian aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan serangkaian kegiatan atau keterlibatan siswa dapat berupa fisik, sikap, pikiran, perhatian dalam proses membangun makna atau pemahaman pada diri sendiri tentang Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu dan merupakan wahana yang digunakan untuk meneruskan, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa. Yang hal tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa sebagai warga negara Indonesia sehingga memiliki potensi, wawasan sikap dan keterampilan kewarganegaran yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD adalah untuk menjadikan warganegara yang baik. Yaitu warganegara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, kelak siswadiharapkan dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik, serta mampu mengikuti kemajuan teknologi modern. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan aktivitas pembelajaran sangatlah penting untuk ditingkatkan, mengingat tujuan dari pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang di amanatkan oleh Pancasila dalam UUD 1945 (BSNP KTSP 2006 : 271) ialah: berpikir secara kritis, rasional dan kreatif, berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab serta dapat berinteraksi dengan individu lain. Beberapa tujuan tersebut dapat tercapai apabila terjadi aktivitas belajar di dalam kelas. metode role playing adalah suatu cara menyajikan materi ajar dengan melibatkan siswa untuk berperan di dalamnya, guna mendramasisasikan tingkah laku dalam hubungan sosial dengan suatu problem untuk dipecahkan secara bersama-sama. Tujuan dari penggunaan metode role playing Shaftel,(dalam Endang Komara, 2009) adalah (a) untuk motivasi siswa, (b) untuk menarik minat dan perhatian siswa, (c) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana mereka mengalami emosi, perbedaan pendapat dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan sosial anak, (d) menarik siswa untuk bertanya, (e) mengembangkan kemampuan komusikasi siswa, (f) melatih siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata. Agar proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode role playing tidak mengalami kaku, maka Menurut Shaftel, (dalam Endang Komara, 2009) mengemukakan Sembilan tahap bermain peran yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran.adapun langkah-langkah penerapan metode bermain peran sebagai berikut: (1) menghangatkan suasana dan memotivasi peeserta didik, (2) memilih partisipan / peran, (3) menyusun tahap-tahap peran, (4) menyiapkan pengamat, (5) pemeranan, (6) diskusi dan evaluasi, (7) pemeranan ulang, (8) diskusi dan evaluasi tahap dua, (9) membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan. 3

Secara umum tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode role playing di kelas V di Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: (a) untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas fisik siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dengan menggunakan metode role playing di kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, (b) untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas mental siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dengan menggunakan metode role playing di kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. (c) untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas emosional siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dengan menggunakan metode role playing di kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian yang digunakan adalah survei (survei studies) dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah 1 orang guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan 35 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai raya Kabupaten Kubu Raya, yaitu laki-laki 18 orang dan perempuan 17 orang. Adapun prosedur penelitian ini meliputi empat tahapan penelitian. Penelitian ini dirancang untuk tiga siklus yang setiap siklus meliputi: rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung dan komunikasi tidak langsung, dengan alat pengumpul data yakni lembar observasi siswa sebagai data primer serta lembar IPKG dan angket sebagai data sekunder. Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis data. Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase aktivitas pembelajaran siswa baik aktivitas fisik, mental, maupun emosional. Menurut M. Ngalim Purwanto (2010:102) rumus persentase yang digunakan sebagai berikut: NP = NP = nilai persen yang dicari atau yang diharapkan R = nilai/skor mentah yang diperoleh (skor aktual) SM = skor maksimum ideal dari nilai/skor (skor ideal) 100 = bilangan tetap Berdasarkan persentase yang diperoleh, maka dapat diinterprestasikan dan diklasifikasi sesuai dengan tabel kriteria aktivitas pembelajaran siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Kategori Peningkatan Aktivitas Pembelajaran No Persentase (%) Kategori 1 81 100 % Sangat tinggi 2 61 80 % Tinggi 3 41 60 % Cukup tinggi 4 21 40 % Rendah 5 0 20 % Sangat rendah 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak tiga siklus. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diambil pada setiap siklus penelitian tindakan kelas yaitu data tentang aktivitas pembelajaran peserta didik yang meliputi aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosional. Dari hasil penelitian diperoleh data hasil pengamatan peserta didik. Pada siklus I dapat disajikan pada tabel I berikut ini: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Aktivitas Pembelajaran Siswa pada Siklus I Keterangan Nilai Aktivitas Fisik 26,81% 28 Siswa 79,34% Aktivitas Mental 5,14% 17 Siswa 47,43% Aktivitas Emosional 36,19% 22 Siswa 63,82% Dapat diperoleh rata-rata persentase aktivitas fisik siswa pada saat base line sebesar 26,81% dan pada siklus I sebesar 79,34%, untuk persentase aktivitas mental pada base line sebesar 5,14% dan siklus I sebesar 47,43%, sedangkan ratarata persentase aktivitas emosional siswa pada saat base line sebesar 36,19%, dan siklus I sebesar 63,82%. Hasil observasi tehadap indikator kinerja aktivitas pembelajaran siswa pada sisklus II dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Aktivitas Pembelajaran Siswa pada Siklus II Keterangan Nilai Aktivitas Fisik 26,81% 29 Siswa 84,83% Aktivitas Mental 5,14% 22 Siswa 63,43% Aktivitas Emosional 36,19% 28 Siswa 81,90% 5

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh rata-rata persentase aktivitas fisik siswa pada saat base line sebesar 26,81% dan pada siklus II sebesar 84,83%, untuk persentase aktivitas mental pada base line sebesar 5,14% dan siklus II sebesar 63,43%, sedangkan rata-rata persentase aktivitas emosional siswa pada saat base line sebesar 36,19%, dan siklus II sebesar 81,90%. Hasil observasi tehadap indikator kinerja aktivitas pembelajaran siswa pada sisklus III dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Aktivitas Pembelajaran Siswa pada Siklus III Keterangan Nilai Aktivitas Fisik 26,81% 32 Siswa 90,99% Aktivitas Mental 5,14% 24 Siswa 67,43% Aktivitas Emosional 36,19% 30 Siswa 85,71% Berdasarkan tabel tersebut diperoleh rata-rata persentase aktivitas fisik siswa pada saat base line sebesar 26,81% dan pada siklus III sebesar 90,99%, untuk persentase aktivitas mental pada base line sebesar 5,14% dan siklus III sebesar 67,43%, sedangkan rata-rata persentase aktivitas emosional siswa pada saat base line sebesar 36,19%, dan siklus III sebesar 85,71%. Pembahasan Untuk mengetahui dan menunjukkan peningkatan aktivitas pembelajaran maka penelitian dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Aktivitas pembelajaran siswa yang di ukur dalam penelitian ini meliputi aspek aktivitas fisik, mental, dan emosional. Untuk melihat perbandingan peningkatan setiap siklus, dapat dilihat pada aspek-aspek dari indikator aktivitas pembelajaran siswa siklus I, siklus II, dan siklus III sebagai berikut: 1. Aktivitas fisik a. Aspek aktivitas visual; Siswa yang membaca materi pembelajaran/skenario bermain peran dari 42,86% sebelum diberikan tindakan menjadi 71,42% disiklus I meningkat 28,56%, disiklus II dan siklus III menjadi 100% meningkat 28,58%. Siswa yang mengamati penjelasan guru/teman yang bermain peran dari 34,28% sebelum diberikan tindakan menjadi 80% di sikus I meningkat 45,72%, disiklus II menjadi 85,71% meningkat 5,71% dari siklus I, disiklus III menjadi 91,43% meningkat 5,72% dari siklus II. 6

b. Aspek aktivitas lisan; siswa yang mengajukan pertanyaan dari 20% sebelum diberikan tindakan menjadi 42,86% disiklus I meningkat 22,86% dan tidak mengalami peningkatan disiklus II, namun disiklus III menjadi 57,14% meningkat 14,28% dari siklus sebelumnya, siswa yang menjawab pertanyaan secara lisan dari 28,57% sebelum diberikan tindakan menjadi 68,57% siklus I meningkat 40%, disiklus II menjadi 74,28% meningkat 5,71% dari siklus I, dan disiklus III menjadi 85,71% meningkat 11,43% dari siklus II. Siswa melakukan percakapan dengan teman kelompok dalam diskusi kelompok dari 34,28% sebelum diberikan tindakan menjadi 85,71% siklus I meningkat 51,43% dan tidak mengalami peningkatan disiklus II, namun disiklus III 94,28% meningkat 8,57%. c. Aspek mendengarkan; siswa yang mendengarkan/menyimak penyajian bahan oleh guru dari 34,28% sebelum diberikan tindakan menjadi 80% disiklus I meningkat 45.72%, disiklus II menjadi 85,71% meningkat 5,71% siklus I, dan disiklus III menjadi 100% meningkat 14,29%. Siswa yang mendengarkan/menyimak percakapan kelompok yang bermain peran dari 0% base line menjadi 85,71% disiklus I meningkat 85,71%, dan tidak mengalami peningkatan disiklus II, namun disiklus III menjadi 91,43% meningkat 5,72%. Siswa yang mendengarkan/menyimak percakapan diskusi kelompok dari 25,71% sebelum diberikan tindakan menjadi 74,28% siklus I meningkat 48,57%, disiklus II menjadi 80% meningkat 5,72% dari siklus I, kemudian disiklus III menjadi 91,43% meningkat 11,43% dari siklus II. d. Aspek aktivitas menulis; siswa yang menulis materi yang penting untuk dicatat selama pembelajaran dari 28,57% sebelum diberikan tindakan menjadi 42,86% disiklus I meningkat 14,29%, disiklus II menjadi 62,86% meningkat 20% dari siklus I,dan disiklus III menjadi 71,42% meningkat 8,56% dari siklus II. Siswa yang menulis laporan kegiatan bermain peran meningkat secara maksimal disiklus I, siklus II maupun siklus III yaitu 100% dibandingkan sebelum diberikan tindakan. Siswa mengerjakan tes tidak mengalami perubahan dari base line, siklus I, siklus II maupun siklus III yaitu 100% siswa mengerjakan tes. e. Aspek aktivitas metrik; siswa yang menyelenggarakan kegiatan bermain peran meningkat menjadi 100% baik disiklus I, siklus II maupun siklus III dibandingkan sebelum diberikan tindakan, siswa yang melakukan pameran hasil laporan kegiatan bermain peran/diskusi juga meningkat 100% baik di siklus I, siklus II maupun siklus III dibandingkan sebelum diberikan tindakan. Secara umum rata-rata persentase aktivitas fisik siswa pada saat base line sebesar 26,81%, pada siklus I sebesar 79,34% meningkat 52,53% dengan kategori cukup tinggi, siklus II 84,83% meningkat 5,49% dari siklus I dengan kategori sangat rendah, dan siklus III 90,99% meningkat 6,16% dari siklus II dengan kategori sangat rendah. Namun secara keseluruhan dari base line sampai siklus III aktivitas fisik siswa meningkat sebesar 64,18% dengan kategori tinggi. 7

2. Aktivitas mental Siswa yang memberikan saran terhadap kelompok lain yakni 0% sebelum diberikan tindakan meningkat 20% baik di siklus I, siklus II maupun siklus III, siswa memecahkan masalah dalam kelompoknya dari 25,71% sebelum diberikan tindakan menjadi 42,86% di siklus I meningkat 17,15%, disiklus II menjadi 77,14% meningkat 34,28% dari siklus I, dan tidak mengalami perubahan disiklus III yakni tetap 77,14%. Siswa yang mengingat teks percakapan dalam pemeranan dari 0% sebelum diberikan tindakan meningkat 37,14% disiklus I, disiklus II menjadi 62,86% meningkat 25,72% dari siklus I, dan disiklus III menjadi 65,71% meningkat 2,85% dari siklus II. Siswa yang menemukan hubungan kegiatan bermain peran dengan materi yang dipelajari dari 0% sebelum diberikan tindakan menjadi 51,43% di siklus I, disiklus II menjadi 71,43% meningkat 20% dari siklus I, dan disiklus III menjadi 82,86% meningkat 11,43% dari siklus II. Siswa membuat keputusan untuk menerima atau menolak sikap/watak tokoh yang melakukan pemeranan meningkat dari 0% sebelum diberikan tindakan menjadi 85,71% di siklus I dan siklus II, disiklus III menjadi 91,43% meningkat 5,72% dari siklus II. Secara umum rata-rata untuk persentase aktivitas mental pada base line sebesar 5,14%, siklus I sebesar 47,43% meningkat 42,29% dengan kategori cukup tinggi, siklus II sebesar 63,43% meningkat 16% dari siklus I dengan kategori sangat rendah, dan siklus III 67,43% meningkat 4% dari siklus II dengan kategori sangat rendah. Namun secara keseluruhan dari base line sampai siklus III aktivitas fisik siswa meningkat sebesar 62,29% dengan kategori tinggi. 3. Aktivitas emosional Siswa yang berani tampil ke depan untuk bermain peran dari 0% sebelum dberikan tindakan meningkat 82,86% menjadi 82,86% di siklus I, disiklus II menjadi 85,72% meningkat 2,86% dari siklus I, dan disiklus III menjadi 97,14% meningkat 11,42% disiklus II. Siswa yang berani mengemukakan pendapatnya dari 25,71% sebelum dberikan tindakan menjadi 34,29% di siklus I meningkat 8,58%, disiklus II menjadi 74,28% meningkat 39,99% dari siklus I, dan tidak mengalami perubahan disiklus III yakni masih 74,28%. Siswa yang tenang dalam proses pembelajaran mengalami penurunan 22,86% dari 80% sebelum diberikan tindakan menjadi 57,14% di siklus I, disiklus II menjadi 82,86% meningkat 25,72% dari siklus I, dan disiklus III menjadi 94,28% meningkat 11,42% dari siklus II. Siswa yang membedakan sikap masingmasing tokoh dari kelompok yang bermain peran dari 0% sebelum diberikan tindakan menjadi 42,89% di siklus I, disiklus II menjadi 62,86% meningkat 19,97 % dari siklus I, dan tidak mengalami peningkatan disiklus III yakni tetap 62,86%. Siswa yang merasa senang mengikuti pembelajaran dari 54,28% sebelum diberikan tindakan menjadi 91,43% disiklus I meningkat 37,15%, disiklus II menjadi 100% meningkat 8,57% dari siklus I dan disiklus III tidak mengalami perubahan yakni 100%. Siswa yang menghargai pendapat temannya dari 57,14% sebelum diberikan tindakan menjadi 74,29% di siklus I meningkat 17,15%, disiklus II menjadi 85,71% meningkat 11,42% dari siklus I dan disiklus III tidak mengalami perubahan dari siklus II yakni 85,71%. 8

Secara umum rata-rata persentase aktivitas emosional siswa pada saat base line sebesar 36,19%, pada siklus I sebesar 63,82% meningkat 27,63% dengan kategori rendah, siklus II 81,90% meningkat 18,08% dari siklus I dengan kategori sangat rendah, dan siklus III 85,71% meningkat 3,81% dari siklus II dengan kategori sangat rendah. Namun secara keseluruhan dari base line sampai siklus III aktivitas emosional siswa meningkat sebesar 49,53% dengan kategori cukup tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan secara umum bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mengalami peningkatan dengan menggunakan metode role playing kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Adapun secara khususnya dapat diuraikan dari beberapa simpulan sebagai berikut: (1). bahwa aktivitas fisik siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode role playing di kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya secara keseluruhan mengalami peningkatan dari 26,81% yang muncul di base line menjadi 90,99% disiklus III meningkat sebesar 64,18% dengan kategori tinggi, (2) bahwa aktivitas mental siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode role playing di kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya secara keseluruhan mengalami peningkatan dari 5,14% yang muncul di base line menjadi 67,43% disiklus III meningkat sebesar 62,29% dengan kategori tinggi, (3) bahwa aktivitas emosional siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode role playing di kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya secara keseluruhan mengalami peningkatan dari 36,19% yang muncul di base line menjadi 85,71% disiklus III meningkat 49,52% dengan kategori cukup tinggi. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan hal-hal berikut sebagai implikasi penelitian: (1) diharapkan guru sebelum menugaskan siswa bermain peran sebaiknya menampilkan contoh video terbaik anak yang sedang melakukan kegiatan bermain peran sehingga memacu dan mencontoh ekpresi dan lafal pemeran serta memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan bermain peran, (2) pembagian kelompok siswa sebaiknya dilakukan sebelum masuk materi pelajaran serta lembaran skenario bermain peran sebaiknya dibagikan atau disusun siswa bersama kelompoknya beberapa hari sebelum pembelajaran dimulai, bersamaan dengan informasi KD atau materi yang akan diberikan, (3) perlu mengalokasi waktu secara baik, karena langkah-langkah kegiatan bermain peran apabila tidak dibatasi waktunya akan lama. Dengan waktu yang tidak dibatasi, siswa akan menggunakan waktu itu untuk saling cerita antar teman sehingga kurang fokus pada penguasaan konsep skenario bermain peran secara umum yang akan mereka tampilkan. 9

DAFTAR RUJUKAN BSNP (2006). Kurikulum Satuan Pendidikan ( KTSP ). Jakarta. Depdiknas. Endang Komara. (2009), Model Bermain Peran dalam Pembelajaran Partisipatif, (online) http://dahli-ahmad.blogspot.com/2009/03/modelbermain-peran-dalam pembelajaran_29. html ( diakses tanggal 17 Juli 2013). Latifah Noor. (2008). Hakekat Aktivitas Siswa. (Online). NoorLatifah.http://latifah-04.wordpress.com, (diakses 16 Juli 2013). M. Ngalim Purwanto. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurhadi & Suwardi. (2010). Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan. Soli Abimanyu. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. T.Raka Joni. (1980). CBSA Implikasinya Terhadap Sistem Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. 10