PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR 17 KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN

Transkripsi

1 PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR 17 KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN SITI MAEMUNAH NIM : F PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014

2 PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR 17 KETAPANG Siti Maemunah, Maridjo Abdul Hasjmy, Tahmid Sabri PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Siti_Maemunah123@gmail.com Abstrak: Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 17 Ketapang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif sedangkan bentuk penelitian yang digunakan adalah survai dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi langsung dengan lembar observasi. Indikator kinerja yang diteliti adalah aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosional.hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas fisik dari base line 47,22% ke siklus 3 88,89% adalah 41,67%. Peningkatan aktivitas mental dari base line 43,33% ke siklus 3 90,00% adalah 46,67%. Peningkatan aktivitas emosional dari base line 47,92% ke siklus 3 89,59% adalah 41,67%. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas I sesuai dengan perencanaan. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik berdampak positif dan bermakna bagi peserta didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 17 Ketapang. Kata kunci : aktivitas belajar, tematik terpadu, pendekatan saintifik Abstract: The problem in this research is how the increase in the activity of learners in an integrated thematic learning by using a scientific approach in State Elementary School first grade 17 Ketapang. The purpose of this study was to describe the increase in the activity of learners in learning integrated thematic approach. The method used is descriptive method while the shape of the research is a survey with the type of classroom action research data collection technique used is the technique of direct observation by observation sheet. Performance indicators studied were physical activity, mental activity, and emotional activity. The results showed an increase in physical activity from baseline 47.22% to 88.89% 3 cycle is 41.67%. Increased mental activity from baseline 43.33% to 90.00% 3 cycle is 46.67%. Increased emotional activity from baseline 47.92% to 89.59% 3 cycle is 41.67%.The ability of teachers in implementing the thematic learning by using the scientific approach in class I in accordance with the planning. Scientific approach in thematic learning and meaningful positive impact for students in first grade State Elementary School 17 Ketapang. Keywords: learning activities, thematic integrated, scientific approach

3 K eaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat penting karena akan menyebabkan interaksi antara guru dengan peserta didik ataupun peserta didik dengan peserta didik. Suasana kelas menjadi segar dan kondusif karena peserta didik dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari peserta didik ini perlu untuk terbentuknya pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, karena memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 14 Juli 2014 di kelas I Sekolah Dasar Negeri 17 Ketapang, ternyata aktivitas pembelajaran yang diperoleh peserta didik tidak sesuai dengan harapan pendidik. Adapun persentase yang didapat melalui hasil observasi tanpa mengunakan pendekatan saintifik adalah rata-rata untuk: a). Aktivitas fisik 47,22%, b). Aktivitas mental 43,33% dan c). Aktivitas emosional 47,92%. Dari hasil observasi tersebut terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan yaitu masih rendahnya persentase aktivitas pembelajaran. Dan hasil observasi ini menunjukkkan aktivitas pembelajaran masih sangat memprihatinkan. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan harus dicarikan jalan keluarnya. Satu diantara upaya yang dapat dilakukan ialah dengan mencobakan suatu pendekatan yang belum pernah dilaksanakan di sekolah yaitu dengan pendekatan pembelajaran yang dapat menarik minat dan semangat siswa serta dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka perlu adanya tindakan yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran agar peserta didik lebih aktif. Sebagai solusi dari permasalahan di atas, maka peneliti berdiskusi dengan beberapa guru kelas untuk melakukan perbaikan terhadap model pembelajaran yang digunakan selama ini, yaitu dengan menerapkan pendekatan saintifik. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka pendekatan saintifik diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran. Melalui pendekatan saintifik, peserta didik tidak hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses pembelajaran, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan peserta didik yang lain. Menurut Anton M. Mulyono (2001:26), Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Sedangkan menurut Tannenbaum (dalam Asra, dkk.2008:58) menyatakan aktivitas merupakan suatu tingkat yang menggambarkan sejauh mana peran anggota dalam melibatkan diri pada kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan tersebut. Dari beberapa definisi aktivitas di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam bentuk sikap dan pikiran untuk mencapai sebuah tujuan. Aktivitas pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai, sikap, dan

4 keterampilan pada peserta didik sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan ekspresi. Disamping itu, menurut (Raka Joni), dengan aktivitas dapat menimbulkan assimilasi kognitif, feed back, dan direct performance. Sebaliknya jika peserta didik pasif, maka pembelajaran menjadi tidak bermakna (Prof. Yamamoto). Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang mengadopsi langkahlangkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu. Pendekatan saintifik menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam pendekatan ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur, 1998:76)), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan, dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan, 1992:23)). Pendekatan saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pendekatan saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu. Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Pendekatan saintifik mengajak peserta didik untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilainilai yang diperlukan.

5 Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran pembelajaran suatu proses untuk mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan peserta didik, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan sosial keluarga. Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pangalaman yang bermakna bagi peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik. Pembelajaran ini berangakat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/ hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori belajar ini dimotori oleh para tokoh psikologi Gestalt, (termasuk teori Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan peserta didik. Pembelajaran tematik terpadu bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta menambah semangat karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata dan bermakna serta dikenal oleh anak (Edward, 2013:9). METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif ini merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Arikunto 1997:88). Bentuk penelitian ini adalah survey (survey studies) dengan jenisnya yaitu survey kelembagaan (institutional survey) karena bentuk penelitian ini dirasa tepat untuk digunakan dalam penelitian tindakan kelas (Arikunto 1997:88). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yaitu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik menjadi meningkat. (Wardani, 2004:46). Sifat penekitian ini adalah penelitian kualitatif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Peneliti meneliti dengan kejujuran, mengajar dengan kasih sayang dan mengabdi dengan ketulusan. Prosedur penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Penelitian awal atau Base Line a. Perencanaan Tahap perencanaan ini terdiri dari: a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, b) Membuat lembar observasi peserta didik, dan, c) Membuat alat evaluasi.

6 b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian awal atau base line ini dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2014 di kelas I sekolah Dasar Negeri 17 Ketapang c. Observasi Pada penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas I yang lain di Sekolah Dasar Negeri 17 Ketapang. Yang diobservasi dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), proses pembelajaran, dan aktivitas peserta didik pada saat proses pembelajarran berlangsung. d. Refleksi Pada penelitian awal ini, aktivitas peserta didik masih rendah. 2. Penelitian Siklus I a. Tahap Perencanaan (Planning) Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada perencanaan siklus I adalah : 1)Menganalisis kurikulum 2013, 2) Melihat silabus, 3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sub tema kegiatan pagi hari dengan menggunakan pendekatan saintifik, 4)Menyusun kisi-kisi soal.,5) Mempersiapkan media pembelajaran.,6) Menyusun alat evaluasi.,7) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik;8) b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action) Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Proses pembelajaran pada siklus 1 ini dilaksanakan satu hari. Pada siklus I ini peserta didik mempelajari sub tema kegiatan pagi hari, pembelajaran I. c. Observasi Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai peneliti dan diobservasi oleh teman sejawat menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara langsung serta dampaknya terhadap proses dan aktivitas belajar peserta didik. d. Refleksi (Reflection) Refleksi merupakan langkah terakhir dari suatu siklus dalam penelitian tindakan. Tahap ini akan dilakukan untuk mengingat kembali apa yang dilakukan selama proses pembelajaran. Sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan atas tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, sehingga peneliti dapat menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan tersebut dan dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya. 3. Penelitian Siklus II Siklus 2 dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus 1 yang menerapkan pendekatan saintifik pada sub tema 3 pembelajaran 2. Aspek yang masih kurang pada siklus 1 diperbaiki dan aspek yang sudah baik ditingkatkan lagi. a. Perencanaan Atas dasar temuan pada siklus 1 maka dibuatlah rencana untuk melaksanakan siklus 2. Siklus ini merupakan penyempurnaan siklus 1.

7 Pada tahap perencanaan ini peneliti sebagai guru membuat seperangkat pembelajaran sebagaimana siklus 1. b. Pelaksanaan Sesuai dengan rancangan pembelajaran, pada siklus 2 ini dilakukan tindakan sebagaimana yang ada pada rencana mengajar harian. Hal ini sama dengan yang dilakukan pada siklus 1. c. Observasi Setelah melakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan pada setiap perubahan perilaku yang dialami peserta didik. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan membuat catatan-catatan penting. Hal ini sebagaimana dilakukan pada siklus 1. d. Refleksi Refleksi merupakan langkah terakhir dari suatu siklus dalam penelitian tindakan. Tahap ini akan dilakukan untuk mengingat kembali apa yang dilakukan selama proses pembelajaran. Sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan atas tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, sehingga peneliti dapat menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan tersebut dan dapat dilanjutkan ke siklus Penelitian Siklus III Siklus 3 dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus 2 yang menerapkan pendekatan saintifik pada sub tema 3 pembelajaran 3. Aspek yang masih kurang pada siklus 2 diperbaiki dan aspek yang sudah baik ditingkatkan lagi. a. Perencanaan Atas dasar temuan pada siklus 2 maka dibuatlah rencana untuk melaksanakan siklus 3. Siklus ini merupakan penyempurnaan siklus 2. Pada tahap perencanaan ini peneliti sebagai guru membuat seperangkat pembelajaran sebagaimana siklus 3. b. Pelaksanaan Sesuai dengan rancangan pembelajaran, pada siklus 3 ini dilakukan tindakan sebagaimana yang ada pada rencana mengajar harian. Hal ini sama dengan yang dilakukan pada siklus 2. c. Observasi Setelah melakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan pada setiap perubahan perilaku yang dialami peserta didik. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan membuat catatan-catatan penting. Hal ini sebagaimana dilakukan pada siklus 1. d. Refleksi Refleksi merupakan langkah terakhir dari suatu siklus dalam penelitian tindakan. Tahap ini akan dilakukan untuk mengingat kembali apa yang dilakukan selama proses pembelajaran. Sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan atas tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, sehingga peneliti dapat menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan tersebut.

8 Pada tahap ini, peneliti dan guru berkolaborasi melakukan analisa terhadap seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu data-data dari observasi dan hasil tes. Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil jika sesuai dengan indikator keberhasilan. e. Tindak Lanjut Saat siklus sudah diberhentikan karena telah mencapai titik jenuh, maka akan dilanjutkan dengan pengolahan data/informasi yang diperoleh. Jika dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran, maka metode ini dapat dijadikan referensi bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik tema kegiatanku subtema kegiatan pagi hari selanjutnya. Analisis data dapat diartikan sebagai proses penyusunan data sehingga dapat ditafsirkan. Dalam menarik kesimpulan akhir dari penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan peneliti akan melakukan analisis data sebagai berikut: 1. Mencari persentase rata-rata nilai aktivitas dengan rumus sebagai berikut: aktivitas yang muncul % Ketuntasan X100% seluruh siswa 2. Menganalisis peningkatan aktivitas dengan menggunakan kategori peningkatan sebagai berikut: = Sangat Tinggi = Tinggi = Cukup Tinggi = Rendah 1-20 = Sangat Rendah HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Setelah melaksanakan 3 siklus penelitian pada pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan saintifik yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat, diperoleh rekapitulasi aktivitas belajar peserta didik kelas I dapat dilihat pada tabel 4.5 dan grafik 4.1. Adapun katagori kenaikan aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat sebagai berikut: = Sangat Tinggi = Tinggi = Cukup Tinggi = Rendah 1-20 = Sangat Rendah

9 No Tabel 1. Rekapitulasi Aktivitas Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Indokator Base Line Rerata Siklus 1 Rerata Siklus 2 Rerata Siklus 3 % Jml % Jml % Jml % Murid murid murid Jml Murid 1 Aktivitas Fisik a. Peserta didik yang aktif mencatat , ,67 b. Peserta didik yang menyimak 5 41, , , ,67 penjelasan guru. c. Peserta didik yang membaca materi pelajaran , ,33 Rata-rata 47,22 66,67 80,55 88,89 2 Aktivitas Mental a. Peserta didik yang mengajukan pertanyaan b. b. Peserta didik yang menjawab pertanyaan dari temannya c. Peserta didik yang mengklarifikasi pertanyaan dari guru , , , , , ,33 d. Peserta didik yang berdiskusi dengan teman sekelompoknya , e. Peserta didik yang menyimpulkan materi yang 5 41, , , ,67 dipelajari Rata-rata 43, ,33 90,00 3 Aktivitas Emosional a. Peserta didik yang memberanikan diri bertemu ke kelompok lain 5 41, , , ,33 b. Peserta didik yang senang mengikuti jalannya pembelajaran 7 58, , , ,67 c. Peserta didik yang bersungguhsungguh mengikuti pembelajaran 5 41, , , ,67 d. Peserta didik yang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran , ,67 Rata-rata 47,92 66,67 79,17 89,59 Total rata-rata ( 1+2+3) 138, , , ,4 8 91,67 Pembahasan Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat peningkatan yang terjadi pada setiap indikator kerja aktivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. a. Aktivitas Fisik 1) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 47,22% ke siklus I 66,67% meningkat sebesar 19,45% dengan kategori sangat rendah.

10 2) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 47,22% ke siklus II 80,55% meningkat sebesar 33,33% dengan kategori rendah. 3) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 47,22% ke siklus III 88,89% meningkat sebesar 41,67% dengan kategori Cukup Tinggi. b. Aktivitas Mental 1) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 43,33% ke siklus I 65% meningkat sebesar 21,67% dengan kategori rendah. 2) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 43,33% ke siklus II 78,33% meningkat sebesar 35% dengan kategori rendah. 3) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 43,33% ke siklus III 90% meningkat sebesar 46,67% dengan kategori Cukup Tinggi. c. Aktivitas Emosional 1) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 47,92% ke siklus I 66,67% meningkat sebesar 18,75% dengan kategori sangat rendah. 2) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 47,92% ke siklus II 79,17% meningkat sebesar 31,25% dengan kategori rendah. 3) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 47,92% ke siklus III 89,59% meningkat sebesar 41,67% dengan kategori Cukup Tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian Peningkatan aktivitas pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas I sekolah Dasar Negeri 17 Ketapang dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Aktivitas fisik peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu di kelas I sekolah Dasar Negeri 17 Ketapang dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 47,22% ke siklus III menjadi 88,89%, meningkat sebesar 41,67% dengan kategori cukup tinggi. 2) Peningkatan aktivitas mental peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu di kelas I sekolah Dasar Negeri 17 Ketapang dengan menggunakan pendekatan saintifik

11 mengalami peningkatan dari base line 43,33% ke siklus III menjadi 90%, meningkat sebesar 46,67% dengan kategori cukup tinggi. 3) Peningkatan aktivitas emosional peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu di kelas I sekolah Dasar Negeri 17 Ketapang dengan menggunakan pendekatan saintifik mengalami peningkatan dari base line 47,92% ke siklus III menjadi 89,59%, mengalami peningkatan sebesar 41,67% dengan kategori cukup tinggi. 4). Pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik berdampa positif dan bermakna bagi peserta didik di kelas I Sekolah Dasar Negeri 17 Ketapang. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dari penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut: 1). Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik sehingga pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat menjadi alternatif pembelajaran tematik di sekolah dasar. 2). Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan aktivitas belajar. Kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan dapat melihat motivasi dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. 3). Aktivitas dalam pembelajaran tematik sangat diperlukan. Guru hendaknya dapat mengaktifkan peserta didik dengan menggunakan pendekatan yang bervariasi dalam proses pembelajaran tematik terutama dengan menggunakan pendekatan saintifik. DAFTAR PUSTAKA Dimyati, Mudjiono (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: Edukasi Press FKIP Untan. Gagne, dkk. (1979). Pengertian Pembelajaran. (Online). ( diakses 2 Pebruari 2012) Hamalik, Oemar. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamzah, (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Nana Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Noor Latifah. (2008). Hakekat Aktivitas Siswa. (Online). (Noor Latifah. diakses 3 Juli 2011). Novi, Windi. (2010). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko Poerwadarminta. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

12 Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suhardjono, Septia. (2010). Permasalahan dan Rancangan Solusi dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jawa Barat: Universitas Negeri Yogyakarta Susilo. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book. Sri Utami, dan Marzuki. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Pontianak: Universitas Tanjung Pura. Suharsimi Arikunto, Suharjono, dan Supradi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Wardani, dkk. (2009). Persepektif Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.