BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan yang dihadapi pada saat sekarang ini adalah masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah yang sangat substansial, mengingat pola kejadian sangat menentukan status kesehatan di suatu daerah dan juga keberhasilan peningkatan status kesehatan di suatu negara. Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan perubahan pola fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang melatarbelakangi Penyakit Tidak Menular (PTM), sehingga kejadian penyakit tidak menular semakin bervariasi dalam transisi.salah satu jenis penyakit tidak menular adalah penyakit pada saluran pencernaan. 1 Menurut World Health Organization (WHO) Global Infobase tahun 2002, Cause Specific Death Rate (CSDR) penyakit saluran pencernaan di beberapa negarayaitu Jerman 51 per 100.000 penduduk,amerika Serikat 30 per 100.000 penduduk, Inggris 47 per 100.000 penduduk, Perancis 42 per 100.000 penduduk, Finlandia 39 per 100.000 penduduk, Switzerland 34 per 100.000 penduduk, Swedia 33 per 100.000 penduduk, India 33 per 100.000 penduduk, Argentina 31 per 100.000 penduduk,dan Bangladesh 26 per 100.000 penduduk. 2 Menurut Ditjen Bina Yanmedik Depkes RI, penyakit saluran pencernaan merupakan salah satu penyebab kematian di rumah sakit di Indonesia dengan
menempati urutan ke tiga dari 10 penyakit dengan jumlah kematian 6.590 dari 225.212 kasus dengan Case Fatality Rate (CFR) 2,93% tahun 2007 dan urutan kelima dengan jumlah kematian 6.825 dari 234.536 kasus dengan CFR 2,91% tahun 2008. 3 Salah satu penyakit pada saluran pencernaan adalah infeksi pada apendiks yang disebut dengan appendisitis. 4 Appendisitis menyebabkan abdomen akut dan memerlukan tindakan bedah. 5 Penelitian Asif (2008) di RS Kharian Islamabad pada 220 penderita gejala abdomen akut didapat proporsi appendisitis akut 21,4%, nyeri perut non spesifik 15,4%, kolesistisis akut 12,7%, obstruksi usus halus 14,5%, ulkus peptikum 11,8%, kolik ginjal 9%, pankreas akut 4%, penyakit ginekologi 4%, diverticulitis meckel 1,3%, gastrointestinal 1,3%, tuberkulosis aleocaecal1,3%, iskemik mesentrika 0,9%, kanker hati 0,9%, peradangan ginjal 0,5%, dan typhlitis 0,5%. 6 Penelitian Langenscheidt (1999) di Madagaskar Incidence Rate (IR) 51,1 per 10.000 penduduk. 7 Penelitian Hardin (1999) di Amerika Serikat terdapat 680.000 kasus appendisitisdengan IR 25 per 10.000 penduduk. 8 Penelitian Zoguẽreh et al (2001) di Bangui IR 3,65 per 10.000 penduduk. 9 Penelitian Ballester et al(2003)di Spanyol IR 13,2 per 10.000 penduduk. 10 Penelitian Omran et al(2003) di Kanada IR 7,5 per 10.000 penduduk. 11 Penelitian Lee (2007) di Korea Selatan IR 22,71 per 10.000. 12 Penelitian Ilves (2007) di Finlandia IR 37 per 10.000 penduduk. 13 Penelitian Gunerhan (2008) di Turki IR 14,9 per 10.000 penduduk. 14 Penelitian Chatbanchai et al (2008) di Thailand IR 3,7 per 10.000 penduduk. 15
Menurut Ditjen Bina Yanmedik Depkes RI, penyakit appendisitis menempati urutan kesembilan dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia sebanyak 5,02% (30.703 kasus) pada tahun 2009. 16 Gejala appendisitis berupa abdomen akut memberikan gambaran klinis yang sama dengan gangguan penyakit lain sehingga sulit untuk dibedakan. 17 Hal ini mengakibatkan appendisitis sulit didiagnosa dan terlambat untuk ditangani sehingga terjadi komplikasi. 18 Penelitian Sofii (2006) di Sub-bagian Bedah Digesti RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada 82 penderita appendisitis berusia didapat 45 orang (54,9%) laki-laki dan 37 orang (45,1%) perempuan, serta kelompok umur dibawah 45 tahun66 orang (80,5%), dan diatas 45 tahun 16 orang (19,5%). 19 Penelitian Jehan (2001) di RSUP H. Adam Malik Medan pada 60 penderita appendisitis berusia diatas 15 tahun didapat 29 orang (48,3%) laki-laki dan 31 orang (51,7%) perempuan, serta kelompok umur 15-30 tahun 41 orang (68,3%),31-40 tahun 14 orang (23,3%), 41-50 tahun 4 orang (6,7%), dan 51-60 tahun 1 orang (1,7%). 20 Penelitian Martalena (2008) di RSU Kabanjahe pada 126 penderita appendisitis didapat 74 orang (58,7%) laki-laki dan 52 orang (41,3%) perempuan, serta kelompok umur 15 tahun 9 orang (7,1%), 16-30 tahun 71 orang (56,3%), 31-45 tahun 24 orang (19,1%), dan 46 tahun 22 orang (17,5%). 21 Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011 tercatat 181 penderita appendisitis yang dirawat inap dengan rincian35 orang tahun 2007, 38 orang tahun 2008,40 orang tahun 2009, 36 orang
tahun 2010dan 37 orang tahun 2011. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita appendisitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011. 1.2. Perumusan Masalah Belum diketahui karakteristik penderita appendisitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita appendisitis rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2007-2011. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita appendisitis berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku,agama, pendidikan dan pekerjaan). b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita appendisitis berdasarkan keluhanyang dirasakan. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita appendisitis berdasarkan jenis appendisitis. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita appendisitis berdasarkan status komplikasi.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita appendisitis berdasarkan penatalaksanaan medis. f. Untuk mengetahui lama rawat rata-rata penderita appendisitis. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita appendisitis berdasarkan keadaan sewaktu pulang. h. Untuk mengetahui proporsi umur berdasarkan jenis appendisitis. i. Untuk mengetahui proporsi umur berdasarkan status komplikasi. j. Untuk mengetahui proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan jenis appendisitis. k. Untuk mengetahui proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan status komplikadsi l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis appendisitis. m. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan status komplikasi. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi Rumah Sakit Haji Medan untuk meningkatkan pelayanan, penyediaan fasilitas perawatan, dan pengobatan terhadap pasien yang menderita appendisitis. 1.4.2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.