Tahap Tanggap Darurat dan Pascabencana Miko Kamal, PhD Miko Kamal & Associates InsBtut untuk Reformasi Badan Usaha Milik Negara (i- reformbumn) Pengendali Tanggap Darurat Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikendalikan oleh Kepala BNPB atau kepala BPBD sesuai dengan kewenangannya (Pasal 21 ayat (2) PP No. 21/2008). 1
Lingkup penyelenggaraan tanggap darurat Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya: Cakupan lokasi bencana; jumlah korban; Kerusakan prasarana dan sarana; gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan; dan Kemampuan sumber daya alam maupun buatan. Lingkup cont. Penentuan status keadaan darurat bencana; Presiden = nasional; Gubernur = Bngkat propinsi; bupab/walikota = kabupaten/kota. Perpres? (See Pasal 7 ayat (3) UU No. 24/2007) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; Pemenuhan kebutuhan dasar; Perlindunganterhadapkelompokrentan; dan Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital. 2
Penetapan status dan Kemudahan akses Kemudahan BNPB dan BPBD: pengerahan sumber daya manusia; pengerahan peralatan; pengerahan logisbk; imigrasi, cukai, dan karanbna; perizinan; pengadaan barang/jasa; pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan/atau barang; penyelamatan; dan komando untuk memerintahkan sektor/lembaga. (Pasal 50 ayat (1) UU No. 24/2007) (Detail kemudahan BNPB dan BPBD diatur di dalam Pasal 25-54 PP No. 21/2008) Penetapan status darurat Penetapan status darurat bencana dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan skala bencana. Penetapan untuk skala nasional dilakukan oleh Presiden, skala provinsi dilakukan oleh gubernur, dan skala kabupaten/kota dilakukan oleh bupab/walikota. (Pasal 51 ayat (2) UU No. 24/2007) 3
Penyelamatan dan evakuasi korban MelipuB: Pencarian dan penyelamatan korban; pertolongan darurat; dan/atau Evakuasi korban. (Pasal 52 UU No. 24/2007) Pemenuhan kebutuhan dasar MelipuB: Kebutuhan air bersih dan sanitasi; pangan; sandang; pelayanan kesehatan; Pelayanan psikososial; dan penampungan dan tempat hunian. (Pasal 53 UU No. 24/2007) 4
Kelompok rentan MelipuB: bayi, balita, dan anak- anak; ibu yang sedang mengandung atau menyusui; penyandang cacat; dan orang lanjut usia. (Pasal 55 UU No. 24/2007) Pascabencana Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai Bngkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana. 5
Lanjutan Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada Bngkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan keterbban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana. Lanjutan Rehablitasi dan Rekonstruksi: Rehablitasi, melalui kegiatan- kegiatan: perbaikan lingkungan daerah bencana; perbaikan prasarana dan sarana umum; pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat; pemulihan sosial psikologis; pelayanan kesehatan; rekonsiliasi dan resolusi konflik; pemulihan sosial ekonomi budaya; pemulihan keamanan dan keterbban; pemulihan fungsi pemerintahan; dan pemulihan fungsi pelayanan publik. 6
Lanjutan Rekonstruksi, melalui kegiatan- kegiatan: pembangunan kembali prasarana dan sarana; pembangunan kembali sarana sosial masyarakat; pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat; penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana; parbsipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat; peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya; peningkatan fungsi pelayanan publik; dan peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat. 7