28 BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian utama Dinamometer Arus Eddy adalah : 4.1.1 Alat Alat yang digunakan meliputi : 1. Mesin Bubut 2. Mesin Frais 3. Mesin Bor 4. Mesin Gerinda 5. Mesin Ketam 6. Mesin Las 7. Mesin Gergaji 8. Cutting Tool 9. Taper 10. Ragum 11. Tang Jepit 12. Elektroda 13. Kedok las 14. Seperangkat kunci L 15. Jangka Sorong 16. Meteran 17. Obeng 18. Mal Penggulung Lilitan 19. Alat Penggulung Lilitan 20. Amplas 4.1.2. Bahan Bahan yang dibutuhkan meliputi : 1. Piringan Aluminium Cor diameter 27,5 cm 2. Baja St 40 diameter 52 mm 3. Bearing 600 42 4. Baja St 60 diameter 70 mm 28
29 5. Baja St 60 diameter 40 mm 6. Plat besi tebal 8 mm diameter 25 cm 7. Plat besi tebal 3 mm diameter 25 cm 8. Plat besi tebal 3 mm lebar 25 mm 9. Baja St 70 diameter 22 mm 10. Prespan 11. Kawat Tembaga 12. Benang 13. Resin 14. Mur dan Baut 15. Epoxy 16. Cat Besi 17. Tinner 4.2 Langkah Produksi Langkah produksi bagian utama Dinamometer Arus Eddy ini dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya, langkah-langkah pengerjaannya yaitu : 1. Membuat cetakan aluminium cor cetakan ini dibuat dari bahan kayu jati yang memiliki toleransi ukuran 2 cm lebih besar dari ukuran piringan aluminium cor yang dikehendaki, hal ini berfungsi untuk mengantisipasi adanya penyusutan pada proses pengecoran. Bentuk cetakan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Cetakan Kayu 2. Membubut piringan aluminium cor yang sudah jadi, sehingga memiliki ukuran diameter luar 26 cm, diameter hub 8 cm, diameter dalam 23 mm dan
lubang untuk dudukan bearing. Proses membubut piringan alumunium cor dapat dilihat pada gambar 4.2. 30 Gambar 4.2 Membubut piringan aluminium cor 3. Membubut rumahan inti besi pada piringan aluminium cor sebanyak 6 buah lubang dengan diameter lubang 5 cm. Bentuk rumahan inti besi dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Rumahan inti besi 4. Mengebor pada setiap titik tempat lubang rumahan inti besi menggunakan mata bor M5, kemudian mengetap menggunakan taper M6 sebagai tempat terpasangnya baut benam pengencang inti besi. 5. Membubut inti besi yang terbuat dari bahan St 40 dengan diameter 5 cm dan panjang 7 cm seperti yang terlihat pada Gambar 4.4. Inti besi kemudian dibor pada kedua sisinya untuk di lubang baut pengencang sepatu kutub seperti
yang terlihat pada Gambar 4.5. Inti besi setelah itu ditap pada kedua sisinya seperti yang terlihat pada Gambar 4.6. Inti besi ini dibuat sebanyak 6 buah. 31 Gambar 4.4 Membubut inti besi Gambar 4.5 Mengebor sisi inti besi Gambar 4.6 Mengetap inti besi
32 6. Membuat sepatu kutub Sepatu kutup terbuat dari bahan St 60 dengan diameter 7 cm dan lebar 1cm. Pembuatannya dengan cara digergaji, kemudian pada bagian tengahnya dibor untuk dudukan kepala baut. Pemotongan sepatu kutub seperti yang terlihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Menggergaji sepatu kutub 7. Pembuatan rotor Sudu ini tersusun dari plat besi diameter 25 cm dengan ketebalan 8 mm untuk bagian sisi dalam dan ketebalan 3 mm untuk bagian sisi luar. Pada bagian tengahnya terdapat 12 plat lengkung yang bertindak sebagai sirip, 6 diantaranya dihubungkan dengan besi as yang memiliki diameter luar 40 mm, diameter dalam 18 mm dan panjang 50 mm. Rancangan rotor seperti yang terlihat pada Gambar 4.8. Setelah rancangan jadi, kemudian dilas seperti yang terlihat pada Gambar 4.9. Proses selanjutnya dibubut sehingga pada sisi tebal 8 mm memiliki diameter dalam 12 cm dan diameter 7 cm pada sisi plat 3 mm. Kemudian dibuat lubang spie dengan ukuran 4 4 mm seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.10.
33 Gambar 4.8 Rancangan rotor Gambar 4.9 Pengelasan rotor Gambar 4.10 Rotor yang sudah jadi 8. Pembuatan Poros Poros ini terbuat dari bahan St 70, dikerjakan dengan mesin bubut sehingga diperoleh ukuran panjang 40 cm dan memiliki 4 tingkatan tempat dipasangnya stator, bearing, sudu dan housing bearing. Proses membubut poros dapat dilihat pada Gambar 4.11. Pada poros ini juga dibuat lubang
dudukan spie dengan ukuran 6 3 mm sepanjang 5 cm. Proses pembuatan lubang spie dapat dilihat pada Gambar 4.12. 34 Gambar 4.11 Membubut poros Gambar 4.12 Mengefrais lubang spie 9. Pembuatan Spie Spie ini dibuat dari bahan spie ukuran 7 7 mm yang di frais sehingga memiliki ukuran bertingkat seperti terlihat pada Gambar 4.13. Gambar 4.13 Spie
35 10. Membuat lengan penyetimbang Lengan penyetimbang dibuat dengan plat besi dengan ketebalan 3 mm dan lebar 25 mm yang di las dan dibuat dudukan yang dibor sebanyak 2 lubang. Bentuk dari lengan penyetimbang seperti yang terlihat pada Gambar 4.14. Gambar 4.14 Lengan penyetimbang 11. Membuat belitan Belitan ini dibuat dari bahan kawat tembaga diameter 0,5 mm dengan panjang 12 m dan jumlah lilitan 78 lilit untuk setiap belitan. Pembuatannya menggunakan mal dan alat penggulung lilitan. Alat penggulung lilitan dapat dilihat pada Gambar 4.15. Kawat tembaga sebelum dililitkan dilapisi dengan prespan terlebih dahulu dan setelah selesai di kuatkan dengan dilapisi/ dilem menggunakan cairan resin. Lilitan yang sudah jadi dapat dilihat pada Gambar 4.16. Gambar 4.15 Alat penggulung lilitan
36 Gambar 4.16 Belitan 12. Pengecatan Rotor dan Lengan Penyetimbang 13. Perakitan Perakitan dimulai dari bagian stator dengan dipasangnya poros dan bearing. Setelah itu dipasang inti besi dan dikencangkan menggunakan baut benam. Kemudian belitan dimasukkan kesetiap inti besi, lalu ditutup menggunakan sepatu kutub. Proses selanjutnya, belitan yang terpasang pada setiap inti besi dihubungkan satu sama lain secara paralel dan pada setiap sambungan diamankan menggunakan selongsong kawat. Langkah selanjutnya pemasangan rotor pada kedua sisi stator dan dipasangkan menggunakan spie serta dikencangkan dengan baut benam. Tahap akhir dari perakitan ini adalah dipasangnya housing bearing pada poros dinamometer. Dinamometer yang sudah dirakit seperti terlihat pada Gambar 4.17. Gambar 4.17 Dinamometer yang sudah dirakit