GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 146 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU KEPADA PT. SEMARAK DHARMA TIMBER DI PROVINSI PAPUA Lampiran : 1 (satu) GUBERNUR PAPUA, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan hasil penilaian kepada PT. Semarak Dharma Timber, telah memenuhi persyaratan untuk diberikan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu; b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut huruf a, perlu ditetapkan Keputusan Gubernur Papua tentang Pemberian Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu Kepada PT. Semarak Dharma Timber di Provinsi Papua. : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 47); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22); 3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 86) ; 4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 135) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 112); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59); 7.Undang-Undang.../2
- 2-7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 67); 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68); 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1998 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 34) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 137); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 94) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 137); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 tentang Dana Reboisasi (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 67); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 146); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 147); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 22) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 16); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82); 18. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 250/M/SK/10/1994 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Pada Sektor Industri; 19. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6887/Kpts-II/2002 tentang Tata Cara Pengendalian Sanksi Administratif Atas Pelanggaran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan, Izin Pemungutan Hasil Hutan dan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 59/Kpts-II/2003; 20.Peraturan.../3
- 3-20. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal dari Hutan Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.63/Menhut-II/2006; 21. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.35/Menhut-II/2008 tentang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu; 22. Peraturan Daerah Khusus Provinsi Papua Nomor 21 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Hasil Hutan Berkelanjutan di Provinsi Papua (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 21); 23. Peraturan Gubernur Papua Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tata Cara Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu Rakyat (Berita Daerah Tahun 2010 Nomor 15); Memperhatikan : 1. Rekomendasi Bupati Keerom Nomor : 522.2/139/BUP tanggal 30 April 2010. 2. Dokumen UKL-UPL yang telah mendapat rekomendasi oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Keerom sesuai surat Nomor 660.1/25/BLH Tanggal 1 Juni 2010. 3. Surat Permohonan Direktur PT. Semarak Dharma Timber Nomor : 008/SDT/JKT/VI/2010 tanggal 2 Juni 2010 Perihal Permohonan IUIPHHK. 4. Akta Pendirian Nomor 17 tanggal 28 Nopember 2008, pengesahan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-99199.AH.01.01.Tahun 2008. M E M U T U S K A N : Menetapkan : KESATU : Memberikan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) kepada PT. Semarak Dharma Timber yang terletak di Kampung Ampas Distrik Waris Kabupaten Keerom Provinsi Papua. KEDUA KETIGA : Penanggungjawab, produksi, daftar mesin utama produksi, total investasi, jumlah tenaga kerja, gudang dan sarana penunjang serta pengelolaan limbah Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) tersebut Diktum KESATU sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. : PT. Semarak Dharma Timber diharuskan untuk merealisasikan pembangunan industri dalam waktu 1 (satu) tahun setelah ditetapkannya Keputusan Gubernur Papua tentang IUIPHHK ini dengan menyampaikan laporan kemajuan realisasi pembangunan industri setiap bulan dan dalam menjalankan usahanya berhak untuk mendapat pelayanan dari pemberi izin dengan kewajiban : a. menjalankan usaha industri sesuai dengan izin yang dimiliki; b. mengajukan izin perluasan, apabila melakukan perluasan produksi melebihi 30% (tiga puluh perseratus) dari kapasitas produksi yang diizinkan; c. menyusun dan menyampaikan rencana pemenuhan bahan baku industri (RPBBI) setiap tahun; d.menyusun.../4
- 4 - d. menyusun dan menyampaikan laporan bulanan realisasi pemenuhan bahan baku serta produksi; e. membuat dan menyampaikan laporan mutasi kayu bulat (LMKB) dan laporan mutasi kayu olahan (LMKO); f. melakukan kegiatan usaha industri sesuai dengan yang ditetapkan dalam Izin; g. melaporkan secara berkala kegiatan dan hasil industrinya kepada pemberi Izin dan instansi yang diberikan kewenangan dalam pembinaan dan pengembangan industri primer hasil hutan; h. memiliki tenaga kerja pengukuran dan pengujian hasil hutan bersertifikat; i. membat dan menyampaikan laporan bulanan atas pelaksanaan kegiatan IPK meliputi luas tebangan dan produksi kayu serta informasi perkembangan pemanfaatan lahan kepada Gubernur KEEMPAT KELIMA KEENAM : PT. Semarak Dharma Timber dalam melaksanakan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) dilarang : a. memperluas usaha industri tanpa izin; b. memindahkan lokasi industri tanpa izin; c. melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran dan kerusakan terhadap lingkungan hidup yang melampaui batas baku mutu lingkungan; d. menadah, menampung atau mengolah bahan baku hasil hutan yang berasal dari sumber bahan baku yang tidak sah (illegal); e. melakukan kegiatan industri tidak sesuai dengan izin yang diberikan. : Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut Diktum KETIGA dan Diktum KEEMPAT dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di J A Y A P U R A pada tanggal 30 Desember 2010 GUBERNUR PROVINSI PAPUA CAP/TTD BARNABAS SUEBU, SH Untuk salinan yang sah sesuai dengan yang asli SEKRETARIS DAERAH PROVINSI PAPUA Drh. CONSTANT KARMA
- 5 - SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth : 1. Menteri Dalam Negeri RI di Jakarta; 2. Menteri Kehutanan RI di Jakarta; 3. Menteri Perindustrian RI di Jakarta; 4. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta; 5. Menteri Negara lingkungan Hidup di Jakarta; 6. Direktur Jenderal PUMD Kementerian Dalam Negeri di Jakarta; 7. Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan di Jakarta; 8. Ketua DPRP Provinsi Papua di Jayapura; 9. Kepala Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua di Jayapura; 10. Bupati Keerom di Arso; 11. Ketua DPRD Kabupaten Keerom di Arso; 12. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Keerom di Arso; 13. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dipergunakan seperlunya.
Lampiran Keputusan Gubernur Papua Nomor : 146 Tahun 2010 Tanggal : 30 Desember 2010 KETENTUAN PENANGGUNGJAWAB, PRODUKSI, DAFTAR MESIN UTAMA PRODUKSI, TOTAL INVESTASI, JUMLAH TENAGA KERJA, GUDANG DAN SARANA PENUNJANG Penanggungjawab, Produksi, Investasi dan Tenaga Kerja: 1. Penanggungjawab: a. Direktur : Fery Tamstil. b. Komisaris : Jemmy Tamstil. c. Alamat : Rukan Mitra BahariBlok E. 17-19, Jln Pakin Nomor 1 Jakarta 14440. d. Lokasi Pabrik : Kampung Ampas Distrik Waris Kabupaten Keerom Provinsi Papua. e. Pemegang Saham :Jemmy Tamstil dan Fery Tamstil. 2. Produksi: Jenis Produksi 1.Sawn Timber 2. Flooring S2S Kapasitas Izin Produksi (M 3 /Tahun) 6.000 - Keterangan 3. Daftar Mesin Utama Produksi: No Jenis Mesin Type/Merk/Negara/Tahun Kapasita s M 3 /jam Jumlah (Unit) I. Mesin Utama 1. Band Saw TYM1500B/Tongyang/Taiwan/2010 10 1 2. Band Saw TY1300P/Tongyang/Taiwan/2010 5 2 3. Band Saw TYA-42/Tongyang/Taiwan/2010 2 4 II. Mesin Penunjang 1. Mesin Asah DK-1/Tongyang/Taiwan/2010 75 mm 1 2. Mesin Asah MBS 700/Chengkong/China/2010 200 mm 2 3. Penyambung ALY-BBC/Chengkong/China/2010 200 mm 3 4. Vorklif -/Caterpilar/USA/2010 2.5 Ton 1 5. Vorklif -/Caterpilar/USA/2010 5 Ton 1 6. Genset S6-600/Mitsubishi/Japan/2010 450 KVA 2 Keterangan 4. Total Investasi : Rp. 18.000.000.000,- (delapan belas miliar rupiah) 5. Jumlah Tenaga Kerja : 250 (dua ratus lima puluh) orang terdiri dari: a. Laki-laki sebanyak : 200 (dua ratus) orang b. 50 (lima puluh) orang 6. Pengelolaan Limbah : Pengelolaan limbah berdasarkan Dokumen Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) telah dibuat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk salinan yang sah sesuai dengan yang asli SEKRETARIS DAERAH PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA CAP/TTD BARNABAS SUEBU, SH Drh. CONSTANT KARMA