LBM 3 PRAKTIKUM 2 EVIDENCE BASED MEDICINE (EBM) UNTUK FARMASI

dokumen-dokumen yang mirip
How to Find Current Evidence Best Medicine. Oleh: Sukirno, S.IP., MA.

2. Find the best evidence Mencari informasi berdasarkan penelitian bukti terbaik untuk menjawab pertanyaan dari langkah pertama melalui berbagai

EVIDENC-BASED MEDICINE (EBM)

EVIDENCE BASED MEDICINE (EBM) EVIDENCE BASED MIDWIFERY (EBM) LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

EVIDENCE-BASED MEDICINE

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

EVIDENC-BASED MEDICINE (EBM)

* Dr (Ph.D), Farmakologi Klinik, dari Institute of Postgraduated Studies, Univ. Sains Malaysia, Malaysia

Penggunaan Obat Herbal Berbasis Bukti (Evidence-Based Herbal Medicine)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia

BAB I PENDAHULUAN. gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Strategi Pembelajaran

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Daftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

EVIDENCE-BASED MEDICINE

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. pada beberapa Negara industri maju dan Negara berkembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang panjang. Efek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Eksistensi Apoteker di Era JKN dan Program PP IAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Apoteker merupakan profesi kesehatan terbesar ketiga di dunia, farmasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR1438/MENKES/PER/IX/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kedalam suatu keterampilan yang nyata (Haryati, 2008). Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

BAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan formal yaitu di puskesmas, rumah sakit, dan di apotek. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. hati. Deskripsi sirosis hati berkonotasi baik dengan status pato-fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan kedokteran gigi di tuntut untuk menyelesaikan pasien dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan oleh izin edar serta dosis, umur pasien dan rute pemberian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN SWAMEDIKASI. Dra. Liza Pristianty,MSi,MM,Apt Fakultas Farmasi Universitas Airlangga PC IAI Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal. Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: SULCHAN CHRIS WARDANA NIM. J

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. atas. Akne biasanya timbul pada awal usia remaja.

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah

EBM Overview: Beberapa Konsep Penting Evidence-Based Medicine

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Implementasinya dalampbl. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE)

Persepsi Dokter Terhadap Peran Apoteker Dalam Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

MATA KULIAH Pelayanan Informasi Obat dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memicu perubahan kurikulum dan semua perangkat kerjanya termasuk sistem

Hasil. Hasil penelusuran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPADA PASIEN OLEH TENAGA KEFARMASIAN DI APOTEK RUMAH SAKIT TNI AU SJAMSUDIN NOOR BANJARBARU

Transkripsi:

LBM 3 PRAKTIKUM 2 EVIDENCE BASED MEDICINE (EBM) UNTUK FARMASI Secara prinsip yang menjadi dasar praktik evidence based health care adalah bahwa setiap perilaku atau tindakan medis harus dilandasi suatu bukti ilmiah yang telah diuji kebenaran dan tingkat kemanfaatannya untuk pasien. Bagi farmasis, segala tindakan dalam rangka pengobatan, pemmilihan jenis obat, penilihan jenis sediaan dan cara pemberian obat, maupun konsultasi tentang obat harus didasarkan bukti ilmiah yang sudah valid, terkini dan bermanfaat. Dengan kemajuan di bidang teknologi informasi saat ini, internet dapat digunakan untuk memperbaharui segala informasi yang diinginkan. Penelaahan lebih jauh diperlukan sebelum mempercayai informasi baru tentang obat. Tidak semua informasi yang didapatakan bisa dipercaya dan digunakan sebagai bagai bahan pertimbangan dalam menentukan terapi untuk pasien. Keterampilan memperoleh informasi dengan cepat dan tepat melalui internet akan sangat menunjang tugas dan tanggung jawab farmasis dalam praktik profesionalismenya. Informasi dapat diperoleh darimana saja, baik internet, jurnal publikasi ilmiah, buku terbaru, cerita tenaga kesehatan lain, maupun seminar kesehatan yang diselenggarakan. Meskipun banyak keuntungan, EBM memiliki beberapa keterbatasan: 1. tidak cukup data untuk menjawab pertanyaan klinis tertentu 2. tidak mudah mengaplikasikan hasil penelitian ke masyarakat umum 3. keterbatasan akses ke sumber informasi 4. keterbatasan waktu Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, diperlukan beberapa sarana untuk membantu terselenggaranya EBM dengan baik: 1. artikel jurnal evidence based 2. sytematical review atau kumpulan guideline 3. kemampuan menilai validitas dan relevansi literatur dengan melakukan critical appraisal 4. sistem informasi teknologi yang memudahkan akses sumber informasi 5. kemauan farmasis sebagai long live learner dan semangat untuk memperbaiki kondisi klinis pasien

Untuk mendapatkan informasi yang terbaru dan valid sesuai kebutuhan, farmasis dituntut untuk menerapkan strategi EBM dalam penelusuran literatur. Prinsip EBM dalam pencarian pustaka adalah sebagai berikut: 1. merumuskan problem atau permasalahan klinis dengan susunan PICO (patients, intervention, comparative, outcome) 2. menentukan kata kunci (key words) yang diambil dari permasalahan klinis sebagai dasar pencarian literatur 3. menentukan sumber informasi (literature) yang akan digunakan sesuai permasalahan klinis yang dihadapi 4. menilai validitas literatur dengan melakukan crtitical appraisal terhadap literature yang ditemukan 5. menentukan apakah literatur tersebut dapat memecahkan permasalahan klinis dengan memperhatikan nilai-nilai dan pilihan pasien. 6. evaluasi hasil implementasi pemecahan permasalahan klinis Pasien Pertanyaan Sumber informasi Penilaian sumber informasi Pasien Evaluasi Pilih problem klinis atau pertanyaan muncul saat mengobati pasien Ciptakan pertanyaan klinis sesuai problem (PICO) dan tentukan kata kunci Lakukan pencarian dan pilih sumber informasi Evaluasi sumber informasi yang valid dan sesuai Kembali ke pasien, gabungkan evidence dengan keahlian klinis dan pilihan pasien Evaluasi kembali hasil dengan kondisi pasien Dalam merumuskan permasalahan klinis dikenal dengan istilah PICO, singkatan dari: P : Patients I : Intervention C : Comparative O : Outcome PICO adalah komponen yang terdapat dalam permasalahan klinis yang dirumuskan oleh apoteker terkait masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Setelah PICO ditentukan, pertanyaan klinis dapat disusun. Pertanyaan ini yang akan dicari jawabannya dengan menggunakan sumber informasi dan selanjutnya sebagai pertimbangan pemilihan terapi. Untuk memudahkan pencarian sumber informasi, pertanyaan klinis dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, berdasarkan isi dan formatnya.

Berdasarkan isinya, pertanyaan klinis dapat dibagi menjadi 4: a. diagnosis b. terapi c. etiologi d. prognosis Secara format, pertanyaan klinis dapat dibagi menjadi 2: a. pertanyaan mendasar (background) b. pertanyaan lanjutan (foreground) Contoh: Tipe Pertanyaan Berdasarkan Isi Diagnosis Bagaimana diagnosis Background hipertensi? Terapi Apa terapi terbaik untuk hipertensi stage 1? Etiologi Apa penyebab demam Foreground tifoid? Prognosis Bagaimana prognosis diabetes yang terkontrol? Berdasarkan Format Apa terapi terbaik untuk diare anak? Apakah bawang putih dapat digunakan sebagai terapi hipertensi stage 1? Pertanyaan klinis akan membantu dalam menentukan sumber informasi yang digunakan untuk menjawab. Untuk pertanyaan tentang bagaimana terapi hipertensi stage 1, berdasarkan isinya merupakan pertanyaan tipe terapi. Artinya farmasis ingin mengetahui terapi terbaik untuk hipertensi stage 1. Saat kita melakukan penelusuran sumber pustaka, pertanyaan terapi dapat dijawab dengan mencari penelitian RCT dengan confidence level tertinggi diikuti dengan cohort, case control, dan case series sebagai pilihan terakhir.

Contoh Menentukan Kata Kunci Kata kunci diperoleh dari PICO dan good clinical question (pertanyaan permasalahan klinis) yang telah disusun. Untuk dapat menentukan kata kunci yang tepat diperlukan latihan. Berikut contoh permasalahan klinis diikuti dengan perumusan PICO dan penentuan kata kunci. Kasus Seorang pasien dating ke apotek tempat Anda praktek. Pasien tersebut ingin menurunkan tekanan darahnya dengan mengkonsumsi bawang putih. Pasien berharap bawang putih dapat menggantikan obat (diuretik) yang selama ini digunakan untuk mengontrol tekanan darahnya. Penyelesaian 1. Menyusun PICO Problem klinis untuk kasus tersebut adalah hipertensi (P) Pasien ingin mengkonsumsi bawang putih, ini merupakan intervensi yang ingin diberikan (I) Pasien telah mendapatkan terapi rutin diuretik untuk mengatasi hipertensinya. Diuretik merupakan comparative atau pembanding untuk terapi hipertensi (C) Hasil yang diinginkan adalah tekanan darah yang terkontrol (O) Dari permasalahan yang dialami pasien, didapatkan PICO sebagai berikut: P: hipertensi I: bawang putih C: diuretik O: hipertensi terkontrol 2. Menyusun suatu pertanyaan klinis yang tepat atau good clinical practice Pertanyaan klinis untuk pertanyaan tersebut: Apakah mengkonsumsi bawang putih dapat menurunkan hipertensi yang selama ini diterapi dengan diuretik? 3. Menentukan tipe pertanyaan Tipe pertanyaaan: terapi 4. Menentukan kata kunci untuk mencari sumber informasi berdasarkan PICO Kata kunci yang digunakan adalah hipertensi, bawang putih, diuretik, dan hipertensi terkontrol. 5. Mengganti kata kunci dalam bahasa Inggris untuk dimasukkan dalam database literatur Hipertensi : hypertension Bawang putih : garlic Diuretik : diuretic Hipertensi terkontrol: manage hypertension

Latihan Susunlah PICO, good clinical question, tipe pertanyaan, dan keyword untuk kasus berikut! 1. Seorang pasien wanita muda datang ke apotek untuk membeli produk perawatan wajah dengan pemutih kulit. Wajahnya terlihat ada bintik hitam bekas jerawat. Sebagai apoteker bagaimana Anda menyelesaikan problem pasien? 2. Seorang ibu datang ke apotek Anda mengeluhkan badannya yang gemuk karena melahirkan sebulan yang lalu. Ibu tersebut tidak percaya diri dengan bentuk badannya sehingga dia ingin menggunakan pelangsing tubuh merk Merit. Bagaimana penyelesaian problem pasien? 3. Seorang lelaki memegang pipi kanannya yang terlihat bengkak. Ia ingin membeli pereda nyeri untuk gigi dan gusinya yang terasa sakit. Sebelumnya pasien telah mengkonsumsi pereda nyeri Asam Mefenamat tetapi tidak sembuh. Pasien menginginkan pereda nyeri lain yaitu Kalium diklofenak. Bagaimana penyelesaian problem tersebut?