HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL DI KLINIK PRATAMA BINA SEHAT KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

Tingkat Ekonomi Keluarga Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Dukuh Manukan Sendangsari Pajangan Bantul

Telp /

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013

Selfi Elisabeth Kansil Rina Kundre Yolanda Bataha

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

PENGARUH EFEK SAMPING KB HORMONAL DENGAN KELANGSUNGAN PEMAKAIANNYA DI DESA CATURTUNGGAL, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

HUBUNGAN SIKAP AKSEPSTOR KB DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA SUNGAI PUTIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TIMUR TAHUN 2014

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

Disusun. oleh: FAKULTAS ILMU

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM SRI MAYA TRESIA, SST

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan jumlah penduduk jiwa pada tahun Angka pertambahan

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN AMENORHEA

INTISARI. Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Produksi ASI, 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, 3 Puskesmas Perawatan Kelua Kabupaten Tabalong

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Peran Bidan dalam Konseling Awal Kontrasepsi Suntik DMPA

LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN PENURUNAN LIBIDO DI BPS NY M DESA TOSARI KECAMATAN TOSARI KABUPATEN PASURUAN GALUH SUKMAWATI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN FAKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAAN DENGAN KEIKUTSERTAAN KB IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA. Sri Wulandari

23,3 50,0 26,7 100,0

HUBUNGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DENGAN GANGGUAN HAID DI PUSKESMAS KALASAN SLEMAN DIY NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB HORMONAL DAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PALIYAN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

Transkripsi:

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL DI KLINIK PRATAMA BINA SEHAT KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Hartatik 1610104224 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL DI KLINIK PRATAMA BINA SEHAT KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: Hartatik 1610104224 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

THE CORRELATION OF USING CONTRACEPTION DMPA INJECTION WITH SUCCES OF SEXUAL DISFUNCTION IN CLINIC PRATAMA BINA SEHAT KAB.BANTUL 1 Hartatik 2, Ummu Hani 3 Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email: hartatik_r@yahoo.com Abstract: The use of hormonal contraception is a popular type of contraception in the community. The use of DMPA contraception injection over a long period of 24 months is more likely to experience sexual dysfunction due to hormonal changes factor. One of the factors that cause sexual dysfunction is the use of DMPA injectable contraception is too long. This research is analytical descriptive with cross-sectional time approaches and sampling using accidental sampling technique to 46 samples of respondent in clinic pratama bina sehat kab. bantul. Analysis techniques to determine the relationship using Chi Square statistical test. The results of this study respondent with duration of contraception use DMPA minimal of the study known that there is The relationship between the duration of DMPA contraceptive use and the incidence of sexual dysfunction in the Clinic Pratama Bina Sehat evidenced by the results by chi-square test showed sequence p-value <α is 0,00 which means there is The relationship between the duration of DMPA contraceptive use and the incidence of sexual dysfunction in the Clinic Pratama Bina Sehat. it can be concluded that there is a long relationship of use of contraceptive DMPA with the incidence of sexual dysfunction that has a significant level of closeness. Keyword: sexual dysfunction, DMPA contraception Intisari: Penggunaan kontrasepsi hormonal merupakan jenis kontrasepsi yang populer di masyarakat. Penggunaan kontrasepsi DMPA dalam waktu yang lama selama 24 bulan lebih berpotensi mengalami disfungsi seksual disebabkan karena faktor perubahan hormonal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi DMPA dengan kejadian disfungsi seksual di Klinik Pratama Bina Sehat Kab.Bantul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan tekhnik accidental sampling dengan analisa data yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil penelitian responden dengan lama pemakaian kontrasepsi diketahui ada hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi DMPA dengan kejadian disfungsi seksual di Klinik Pratama Bina Sehat dibuktikan dengan hasil uji chi-square menunjukan secara berurutan p- value<α yaitu 0,00. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan lama waktu pemakaian kontrasepsi DMPA dengan kejadian disfungsi seksual yang memiliki tingkat keeratan yang signifikan. Kata kunci: Disfungsi seksual, Kontrasepsi DMPA

PENDAHULUAN Masalah kependudukan di Indonesia yang utama adalah jumlah penduduk yang begitu besar dengan laju pertumbuhan penduduk 1,3 % tiap tahunnya dan harus diturunkan menjadi 1,14 % per tahun, jika tidak maka pada tahun 2050 Indonesia akan mengalami kenaikan penduduk hingga 231,3 %. Dilihat dari segi kuantitas penduduk Indonesia cukup besar tetapi dari sisi kualitas, Melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kondisi Indonesia sangat memperihatinkan karena dari 117 negara Indonesia di posisi 108 (SDKI,2012). Pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan tersebut telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) yang kemudian dalam perkembangannya menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Rizkillah,2014). Menurut World Health Organization (WHO) penggunaan kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia Diantara negara ASEAN, Indonesia dengan wilayah terbesar tetap menjadi negara dengan penduduk terbanyak dengan jumlah penggunaan kontrasepsi suntik di seluruh dunia yaitu sekitar 45%. Kontrasepsi di Indonesia paling banyak di minati yaitu kontrasepsi suntik sebesar 34,3% (RISKESDAS, 2013). Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2014 persentase PUS berumur 15-49 tahun yang menggunakan atau memakai alat KB di Provinsi Jawa Tengah 2000-2013, menunjukan peningkatan secara signifikan pada tahun 2013 sebesar 64,87% (BPS, 2014). Pada tahun 2013 jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak 1.015.043 peserta dengan rincian masing-masing per metode kontrasepsi AKDR sebanyak 98.136 peserta, MOW sebanyak 22.811 peserta, MOP sebanyak 1.206 peserta, kondom sebanyak 46.705 peserta, implan/susuk sebanyak 132.188 peserta, suntik sebanyak 342.606 peserta, pil KB sebanyak 171.391 peserta (BKKBN Jateng, 2013). Akseptor KB baru dikabupaten bantul tahun 2015 diporkan 9,3% dari 149.683 pasangan usia subur. Peserta KB aktif dilaporkan 80,5% dari PUS dengan metode kontrasepsi terbanyak yaitu menggunakan KB suntik. Dalam pelaksanaan program KB, fungsi BPM atau rumah bersalin adalah sebagai salah satu pelayanan pemasangan alat kontrasepsi selain puskesmas dan rumahsakit sedangkan

ketersediaan alkon menjadi tanggung jawab Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) (profil kesehatan bantul,2016). Metode kontrasepsi DMPA memberikan efektivitas, reversibilitas dan efek penggunaan jangka panjang, salah satu efeksamping dari kontrasepsi yang menjadikan permasalahan akseptor kurang nyaman dalam penggunaan jangka panjang pada kontrasepsi DMPA adalah penurunan libido akibat perubahan lipid serum yang semakin berkurang (Kim et all,2014). Penggunaan kontrasepsi suntikan DMPA dalam waktu yang lama akan menyebabkan disfungsi seksual berupa penurunan libido (Saroha, 2009). Penurunan keinginan seksual (libido) pada akseptor KB suntik DMPA meskipun jarang terjadi dan tidak dialami pada semua wanita tetapi menurut penelitian yang dilakukan oleh batlajery dkk (2015) bahwa pemakaian selama 24 bulan lebih berpotensi mengalami disfungsi seksual disebabkan karena faktor perubahan hormonal, sehingga terjadi pengeringan pada vagina yang menyebabkan nyeri saat bersenggama dan pada akhirnya menurunkan keinginan atau gairah seksual atau lebih cepat jika mereka mengalami reaksi yang merugikan atau efek samping tak tertahankan. Pada setiap mengunjungi administrasi profesional kesehatan harus menilai waktu sejak injeksi terakhir, pola perdarahan, perubahan kesehatan seksual, dan periksa bahwa perempuan masih memenuhi kriteria kelayakan medis. pengguna jangka panjang harus ditinjau setidaknya setiap 2 tahun oleh petugas kesehatan dalam memutuskan apakah penggunaan bisa tetap menggunakan kontrasepsi, menilai risiko, manfaat dan preferensi pengguna (FSRH,2015). Berdasarkan uraian tersebut di atas peneliti bermaksud untuk mengetahui hubungan lamanya penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap aktifitas seksual di Klinik Pratama Bina Sehat Kab. Bantul. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat rumuskan bahwa permasalahannya adalah sebagai berikut Belum diketahuinya lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA dengan kejadian disfungsi seksual di Klinik Pratama Bina Sehat Kab. Bantul. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA dengan kejadian disfungsi seksual di Klinik pratama bina sehat Kab. Bantul Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA di Klinik pratama bina sehat Kab. Bantul. b. Diketahuinya kejadian disfungsi seksual terhadap pemakaian kontrasepsi suntik DMPA di Klinik pratama bina sehat Kab.Bantul. c. Diketahuinya hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA dengan kejadian disfungsi seksual di Klinik pratama bina sehat Kab. Bantul METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan lamanya penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap disfungsi seksual di klinik pratama bina sehat kabupaten bantul dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas (independent) Lamanya penggunaan Kontrasepsi DMPA, Variabel terikat (dependent) disfungsi seksual, Variable Pengganggu faktor fisik dan faktor psikologi. Lamanya penggunaan kontrasepsi DMPA yaitu waktu penggunaan kontrasepsi DMPA minimal 1 tahun penggunaan dengan skala yang digunakan nominal pada parameter > 2 tahun penggunaan dan 2 tahun. Penelitian ini dilakukan di klinik pratama bina sehat pada bulan April s/d Mei 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah lembaran informed consent, dan kuesioner yang sudah terstandar yaitu menggunakan FSFI (Female Sexual Function Indeks). Populasi yang digunakan adalah seluruh akseptor KB aktif suntik DMPA di klinik pratama bina sehat tahun 2017. Sampel yang digunakan sebanyak 46 orang, dengan kriteria inklusi: Akseptor Kb hormonal minimal 1 tahun pemakaian berturut turut, usia reproduktif dan bersedia menjadi responden. Kriteria Eksklusi : Akseptor KB baru suntik DMPA dan baru satu kali menggunakan Kb suntik DMPA, riwayat hipertensi dan usia menopause. Data dianalisis secara univariat, dan bivariat dengan menggunakan uji statistik chisquare. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Bina Sehat yang berlokasi di perum kartindah 1 block C1/2 dukuh gendeng desa bangunjiwo kecamatan kasihan kabupaten bantul. Klinik Pratama Bina Sehat berdiri pada 1 januari 2013. Klinik Pratama Bina Sehat terdiri dari beberapa petugas kesehatan yaitu 5 bidan, 2 dokter umum, 1 asisten bidan dan 2 apoteker. Adapun pelayanan yang diberikan kepada pasien diantaranya adalah mengenai Pelayanan kehamilan dan konsultasi masalah kehamilan, Pelayanan Nifas, Pelayanan KB dan konsultasi masalah KB, Pelayanan proses persalinan, Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja, Imunisasi, Baby Spa, USG, senam ibu hamil, Khitan, Anak sakit dan Lansia. Pelayanan KB dan konsultasi masalah KB yang paling banyak diminati adalah pelayanan KB suntik 1 bulan dan 3 bulan.

2. Karakteristik Responden Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Mei 2017 di Klinik Pratama Bina Sehat Kab.Bantul. karakteristik subyek penelitian ini meliputi : a. Karakteristik Umur Responden Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Umur Responden Umur Akseptor Frekuensi Persentase (%) 19-35 36-45 46-49 Jumlah 20 31 5 46 43,5 45,6 10,8 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia responden yang menggunakan kontrasepsi paling banyak berusia 36-45 tahun yaitu 31 responden (45,6%). minat dari responden untuk menggunakan kontrasepsi DMPA berada pada kelompok umur 36-45 tahun masih sangat tinggi. b. Karakteristik Pendidikan Responden Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1. Pendidikan ibu - SD - SMP - SMA - D3 - S1 2.Pendidikan Suami 3 17 23 1 2 6,5 37,0 50,0 2,2 4,3 - SD - SMP - SMA - D3 - S1 6 13 22 1 4 13 28,3 47,8 2,2 8,7 Mayoritas responden berpendidikan menengah (SMA) yaitu pada kelompok responden ibu yang paling banyak adalah berpendidikan SMA yaitu 23 akseptor (50.0%) paling sedikit berpendidikan D3 yaitu 1 akseptor (2,2%) sedangkan kelompok responden pendidikan suami yang paling banyak adalah SMA yaitu 22 orang (47,8%) dan yang paling sedikit berpendidikan D3 yaitu 1 orang (2,2%).

c. Karakteristik Pekerjaan Responden Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1. Pekerjaan Ibu - Buruh - IRT - Swasta - Karyawati - Wiraswasta - PNS - Petani 2. Pekerjaan Suami - Buruh - Swasta - Karyawan - Wiraswasta - PNS - Petani 2 22 4 10 6 1 1 5 12 15 10 1 3 4,3 47,8 8,7 21,7 13,0 2,2 2,2 10,9 26,1 32,6 21,7 2,2 6,5 Responden paling banyak bekerja sebagai IRT sebanyak 22 akseptor (47,8%) dan responden yang paling sedikit bekerja sebagai PNS dan Petani sebanyak masing masing 1 akseptor (2,2%). Sedangkan pekerjaan dari suami akseptor paling banyak bekerja sebagai karyawan sebanyak 15 orang (32,6%) dan paling sedikit bekerja sebagai PNS sebanyak 1 orang (2,2%). d. Karakteristik Jumlah Anak Responden Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Paritas Responden Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%) < 2 anak 2 anak 17 29 37,0 63,0 Jumlah 46 100 Paritas responden yang memilki 2 anak sebanyak 29 responden (63,0%) dan yang memiliki < 2 anak sebanyak 17 responden (37,0%) dengan masing masing kelompok berjumlah 46 responden.

e. Berdasarkan frekuensi Lama Pemakaian Kontrasepsi DMPA Tabel 4.5 Tabel Distribusi frekuensi berdasarkan Lama Pemakaian Kontrasepsi DMPA Lama Pemakaian Frekuensi Persentase (%) > 2 tahun 2 tahun 29 17 63,0 37,0 Jumlah 46 100 Lama pemakaian kontrasepsi DMPA paling banyak berkisar > 2 tahun yaitu sejumlah 29 akseptor (63,0%) dan paling sedikit berkisar 2 tahun yaitu sejumlah 17 akseptor (37,0%). f. Berdasarkan frekuensi Kejadian Disfungsi Seksual Tabel 4.6 Tabel Distribusi frekuensi berdasarkan kejadian disfungsi seksual Kejadian Frekuensi Persentase (%) Disfungsi seksual Tidak disfungsi seksual 25 21 54,3 45,7 Jumlah 46 100 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui kejadian disfungsi seksual pada 46 akseptor KB DMPA dimana sebanyak 25 akseptor (54,3%) mengalami disfungsi seksual, sedangkan 21 akseptor KB DMPA lainnya (45,7%) tidak mengalami disfungsi seksual.

g. Berdasarkan distribusi silang lama Pemakaian Kontrasepsi DMPA dengan Kejadian Disfungsi Seksual Tabel 4.7 Tabel Tabulasi Silang lama pemakaian kontrasepsi DMPA dengan kejadian disfungsi seksual di klinik pratama Bina Sehat Bantul Lama Pemakaian Tidak Disfungsi Kejadian Disfungsi Total F % F % F % P-value >2 Tahun 5 17,2 24 82,8 29 100 0,000 2 Tahun 16 94,1 1 5,9 17 100 Jumlah 21 45,7 25 54,3 46 100 Berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan hasil bahwa sebanyak 25 akseptor mengalami disfungsi seksual dengan lama pemakaian > 2 tahun 24 akseptor (82,8%) dan 2 tahun 1 akseptor (5,9%). Adapun data 21 responden (45,7%) didapatkan tidak mengalami disfungsi seksual dengan jumlah lama pemakaian > 2 tahun 5 akseptor (17,2%) dan 2 tahun 16 akseptor (94,1%). Berdasarkan uji Chi Square didapatkan nilai p-value sebesar 0,00 < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi DMPA dengan kejadian disfungsi seksual di klinik pratama bina sehat. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dari 46 responden yang mengalami disfungsi seksual 25 responden dengan rincian mengalami 24 responden menggunakan kontrasepsi suntik DMPA > 2 tahun dan 1 responden 2 tahun, jadi yang 21 responden tidak mengalami disfungsi seksual. Pada penelitian ini responden yang tidak mengalami disfungsi seksual masing-masing sudah diberikan konseling dan memiliki pengetahuan yang baik dari efek samping kontrasepsi yang digunakan karena telah mendapatkan konseling yang baik pada saat awal penggunaan oleh tenaga kesehatan, selain itu pola hidup sehat juga diterapkan oleh responden seperti sering mengonsumsi makanan yang kaya akan estrogen (bengkoang,pepaya,kedelai dll) dan buah-buahan. Pemakaian KB suntik DMPA dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan kadar estrogen dan mempengaruhi metabolisme hormon dalam tubuh serta dapat semakin banyak terjadi efek samping sehingga banyak responden yang dalam pemakaian kontrasepsi DMPA lebih dari 2 tahun mengalami gangguan seksual berupa disfungsi seksual. Hal ini diakibatkan pemakaian KB suntik DMPA dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan kadar estrogen dan mempengaruhi metabolisme hormon dalam tubuh serta dapat semakin banyak terjadi efek samping. Menurut FSFI (Female Sexual Function Index) 2007, menurunnya gairah seksual seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah penurunan frekuensi seksual dan menurut Berek (2011) disfungsi seksual dipengaruhi oleh banyak faktor akan tetapi bisa dicegah dengan pola penerapan

gaya hidup sehat, psikologis yang baik dan keharmonisan hubungan interpersonal dengan pasangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Wu Lei Zhen, et al (2011) bahwa wanita pengguna DMPA setelah 4 sampai 8 kali (12 sampai 24 bulan) akan mengalami penurunan kadar estradiol serum yang berpengaruh terhadap hasrat seksual. Berdasarkan hasil uji Chi Square didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama pemakaian kontrasepsi DMPA dengan kejadian disfungsi seksual dibuktikan dengan p-value<α yaitu 0,00<0,05. Hal ini diakibatkan pemakaian KB suntik DMPA dalam jangka waktu yang lama dapat menurunkan kadar estrogen dan mempengaruhi metabolisme hormon dalam tubuh serta dapat mempengaruhi kadar estradiol serum yang berpengaruh terhadap rendahnya kadar estradiol serum yang berperan dalam fungsi seksual wanita. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Akseptor KB DMPA dengan lama pemakaian kontrasepsi DMPA paling banyak berkisar > 1 tahun yaitu sejumlah 29 akseptor (63,0%) dan paling sedikit berkisar 1 tahun yaitu sejumlah 17 akseptor (37,0%). 2. Penggunaan kontrasepsi DMPA yang mengalami disfungsi seksual sebanyak 25 akseptor (54,3%), sedangkan 21 akseptor KB DMPA lainnya (45,7%) tidak mengalami disfungsi seksual. 3. Ada hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi DMPA dengan kejadian disfungsi seksual. Hasil uji chi square menunjukan secara berurutan p-value<α yaitu 0,00. Saran 1. Bagi Klinik Pratama Bina Sehat Lebih meningkatkan dalam skrinning akseptor KB suntik DMPA terlebih pada usia akseptor KB dan lama penggunaan KB DMPA sehingga dapat mencegah efek samping dari penggunaan KB DMPA seperti disfungsi seksual. 2. Bagi Akseptor Pengguna Kontrasepsi Responden penelitian lebih mengerti terkait efek samping dari penggunaan kontrasepsi DMPA untuk mencegah terjadinya disfungsi seksual. 3. Bagi peneliti selanjutnya Dalam penelitian ini disarankan bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut baik tentang efek samping lain dari pemakaian KB suntik DMPA maupun tentang faktor-faktor yang menyebabkan disfungsi seksual pada akseptor KB suntik DMPA. DAFTAR PUSTAKA Batlajerry dkk. 2015. Kejadian Wanita Histerektomi Berhubungan Dengan Disfungsi Seksual. Jakarta, Jurnal Ilmu Tekhnologi dan Kesehatan, vol.2 no 2

BKKBN jateng. 2013. Hasil Perolehan Peserrta KB Baru Bulan Nov dalam http//jateng.bkkbn.gi.id. diakses tanggal 25 Desember 2016 CR Kim,a MS Fønhus dan b B Ganatra. 2016. Self-administration of injectable contraceptives: a systematic review. Geneva, Switzerland, Department of Reproductive Health and Research, World Health Organization, 20 Avenue Appia, 1211 vol 10. 1471-14248 Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007.Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Dinkes provinsi DIY.2016.Profil Kesehatan Bantul 2015.jogjakarta: dinkes provinsi DIY Faculty Of Sexual & Reproductive Healthcare Clinic Guidance. 2015.Progesterone- Only Injectable Contraception.England: Clinical Effective Unit FSFI. 2000. Female Sexual Function Index dalam www.fsfiquestionnaire.com. diakses tanggal 1 Desember 2016 Riskesdas. 2013. Perkembangan pelayanan keluarga berencana di Indonesia. Jakarta : Badan penelitian dan pengembangan pelayanan keluarga berencana Kementerian Republik Indonesia. Rizkillah, Mulya Devi Zia. 2014. Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik DMPA Dengan Gangguan Menstruasi Di Bpm Mariyah Nurlaili, Rambe Anak Mungkid Tahun 2014. Rambe, Jurnal Kebidanan (3). 2 Saroha P.2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Medika, Jakarta SDKI. 2012. Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia dalam <http://www.bkkbn.go.id/litbang/ pusdu/ SDKI%202012.pdf>. tanggal 14 desember 2016 WHO. 2012. Mediacentre dalam http://www. who.int/mediacentre/factsheets/fs351/e n/index.html. diakses tanggal 30 Januari 2013 Pukul 20.00 WIB.