Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

dokumen-dokumen yang mirip
PERBAIKAN STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA DENGAN METODE SWAT, DENYUT JANTUNG, DAN METODE MOST

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA

USULAN RANCANGAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS JALAN RAYA YANG ERGONOMIS DITINJAU DARI ASPEK DISPLAY SEHINGGA MEMBERI KENYAMANAN BAGI PENGGUNA JALAN

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Penerapan Alat Steaming Oven Untuk Peningkatan Produksi Rotan Di UD. Rukun Rotan Malang

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

ANALISIS BEBAN KERJA KOORDINATOR DAN MANAGER MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX (11 pt, bold, huruf kapital)

Penerapan Mesin Pencetak Batako Untuk Meningkatkan Hasil Produksi Di Desa Jatiguwi Sumberpucung Malang

MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu

PERANCANGAN STASIUN KERJA YANG ERGONOMIS GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PEMBUATAN SOUVENIR BERBAHAN LIMBAH LAMPU TL

KUESIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk

PENGARUH WORKSTATION TERHADAP BEBAN KERJA PERSONIL KESEHATAN DI RUANG OPERASI RSB. Reiny Ditta Myrtanti Fakultas Teknik Universitas Soerjo Ngawi

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

ANALISIS BEBAN KERJA TERHADAP PENGEMUDI BUS JURUSAN BANDUNG-DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan profesionalisme karyawan perusahaan. setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN ALAT PENGEPRES SINGKONG YANG ERGONOMIS DI UKM PENYEDIA BAHAN BAKU PEMBUATAN MAKANAN RINGAN

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

ANALISIS PERBAIKAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD-ASSESSMENT TECHNIQUE)

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan menyebarkan data dan informasi (Murhada dkk, 2011). Menurut Al-Bahra Bin

Perancangan dan Pembuatan Mesin Perontok Padi Untuk Peningkatan Produksi Kelompok Tani Desa Ngadirejo Kromengan Kabupaten Malang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE

PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

IMPLEMENTASI METODE WORK SAMPLING GUNA MENGUKUR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI CV.SINAR KROM SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Desain yang menggambarkan jalannya penelitian

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado

Kebutuhan Pegawai Pelayanan Kemahasiswaan Perguruan Tinggi xxx di Batam Menggunakan Work Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi ini didasari atas pertimbangan bahwa persoalan-persoalan yang diteliti

APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN SEBAGAI FUNGSI OUTPUT PRODUKSI DI PT INDOJAYA PRIMA SEMESTA-PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi yaitu antrian produk, dan operator menganggur. Hal ini akan

C I N I A. Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN CANTING UNTUK MEMINIMALISIR WAKTU PROSES BATIK TULIS MELALUI PENDEKATAN MICROMOTION STUDY

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

Analisis Jumlah Operator pada Proses Pemintalan di Perusahaan Pembuat Sarung Tangan

Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB I PENDAHULUAN I-1

ASPEK PENCAHAYAAN DALAM PEKERJAAN PEMERIKSAAN VISUAL

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELEBUR LIMBAH KACA

DAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

TUGAS AKHIR PENGUKURAN WAKTU BAKU DENGAN METODE MOST SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUK. ( Studi Kasus UD. Yeni Furniture Juwiring, Klaten)

KATA PENGANTAR. petunjuk dan hidayah-nya, sehingga penyusun mampu menyelesaikan Tugas Akhir

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

Evaluasi Beban Kerja Mental Dengan Subjective Workload Assessment Technique (Swat) Di PT. Air Mancur

UNTUK PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN YANG OPTIMAL DAN PENGALOKASIAN KARYAWAN PADA PEKERJAAN YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUANNYA

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1. Universitas Kristen Maranatha

Jurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Makassar Jl. Sunu No. 220 Makassar (1)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA OPERATOR KARGO DI PT. DHARMA BANDAR MANDALA (PT. DBM)

PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS)

Peningkatan Efisiensi Kerja Di Line 3 Blackpoly Take Pada PT. X

Penataan Ulang Layout area Rekondisi Komponen Engine Guna Mencapai Efisiensi Proses Kerja Di Workshop PT. X Balikpapan

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

PENENTUAN WAKTU STANDAR PROSES PEMOTONGAN DAN PENGHALUSAN KAYU PADA PEMBUATAN FURNITURE KAYU JATI

Analisis Beban Kerja Karyawan pada Departemen Umum dan Logistik dengan Metode Work Load Analysis di Perusahaan Percetakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN STANDAR WAKTU KERJA DAN PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA BAGIAN MEDICAL EQUIPMENT I PT OTSUKA INDONESIA-LAWANG

Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo

Distribusi Chemical di Finishing Line PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Penentuan Beban Kerja Transporter pada Departemen Assembly & Decoration di PT. X

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS KAMPUS Ronny Esha 1, Reza Aipassa 2, Rudy Setiawan 3

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR FINISHING SORTIR DENGAN METODE WORK SAMPLING (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT.JATI ASELI. Oleh : 1. Wilson Limong Daniel Indra W

EPSIKER LABORATORY 2016

C.4. Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental pada Pengemudi Bus Damri...

Transkripsi:

PERBAIKAN METODE KERJA UNTUK MENURUNKAN BEBAN KERJA PADA OPERATOR PEMOTONGAN POLA DALAM PROSES PEMBUATAN KURSI DENGAN METODE SWAT DAN METODE MOST DI PERUSAHAAN X *) Julianus Hutabarat Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang Kampus II ITN, Jl. Raya Karanglo km.2 Malang anggita_paramita@yahoo.com ABSTRAK Upaya perusahaan untuk meningkatkan Produktifitas, dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya melalui perbaikan metoda kerja, metoda kerja yang baik akan membuat para pekerja menjadi nyaman dalam bekerja, mempercepat waktu kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan Output hasil Produksi. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan X yang memproduksi Furniture, dengan focus pada bagian pemotongan pola, hingga proses finishing, untuk mengetahui sejauh mana metoda kerja yang ada pada stasiun kerja tersebut?, serta bagaimana dampaknya terhadap beban kerja para pekerja? Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengukuran beban kerja berdasarkan metoda kerja yang ada saat ini dengan menggunakan metoda SWAT, selanjutnya dilakukan pengukuran waktu kerja dengan menggunakan metoda MOST, berikutnya dilakukan perbaikan metoda kerja agar diperoleh metoda kerja yang lebih baik. Dari hasil Penelitian diperoleh SWAT Rescaled operator 1 hingga operator 4 pada proses pemotongan pola adalah 69.23, 63.80, 69.23 dan 74.45 menyatakan pekerja terbebani dengan aktivitas kerjanya. Hal ini terlihat dari SWAT Rescaled yang bernilai di atas 45, dan setelah dilakukan perbaikan metode kerja diperoleh beban kerja pekerja mengalami penurunan nilai SWAT rescaled menjadi 44 dan penurunan waktu proses pemotongan rata-rata sebesar 33.51%. Kata Kunci : Beban Kerja, SWAT, MOST. PENDAHULUAN Latar Belakang Perusahaan X merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dengan hasil utamanya adalah furniture. Dari pengamatan pada observasi awal, dilakukan penyebaran kuisioner untuk 5 orang operator pada masing-masing stasiun dan ditemukan beberapa stasiun kerja pada proses pembuatan furniture memiliki beban kerja yang tinggi dan menyatakan pekerja merasa terbebani dengan aktifitas kerjanya. Hal ini terlihat dari nilai % rata-rata yang terbebani bernilai diatas 45%. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dibuat rumusan masalah adalah sebagai berikut : Bagaimana cara melakukan perbaikan metode kerja pada stasiun pembahanan khususnya pada operator pemotongan pola dalam proses pembuatan kursi agar dapat mengurangi beban kerja operator dengan menggunakan metode SWAT dan metode MOST? Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : B - 7

1. Mengukur prosentase terbebani pada pekerja bagian proses produksi sebelum dan sesudah perbaikan 2. Mengukur beban kerja pekerja proses produksi sebelum dan sesudah perbaikan 3. Membandingkan waktu proses pemotongan sebelum dan sesudah perbaikan. METODOLOGI PENELITIAN Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Penyebaran Kuisioner Penyebaran kuisioner dilakukan pada pekerja pekerja bagian proses produksi furniture sejumlah 5 orang pekerja pada masing-masing stasiun kerja yang ada. Dari kuisioner yang sudah disebarkan tersebut kemudian diolah dengan menggunakan Metode Summated Ratings dan didapatkan hasil nilai % rata-rata terbebani atau tidak terbebani. 2. Analisa Data Beban Kerja Metode yang digunakan dalam pengukuran beban kerja adalah metode SWAT. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Para subjek diminta untuk mengurutkan kartu SWAT yang berjumlah 27 kartu yang berisi penjelasan tentang posisi Time, Load, Mental Effort dan Pshycological Stress. b. Hasil pengurutan kartu dimasukan ke software MAIN SWAT untuk mendapatkan hasil SWAT Rescaled. c. Para subjek diminta menilai tentang posisi Time, Load, Mental Effort dan Pshycological Stress untuk masing-masing deskripsi pekerjaan. 3. Analisa Gerakan Waktu Kerja Analisa ini digunakan untuk mengetahui waktu kerja yang digunakan untuk menyelesaikan pembuatan furniture. Metode yang digunakan adalah Metode MOST. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan menyusun deskripsi pekerjaan dari setiap stasiun kerja, menganalisa indeks gerakkan atau mentransformasikan pekerjaan dengan tabel MOST dan menghitung indeks waktu. HASIL PENELITIAN 1. SWAT Untuk mengukur beban kerja pekerja digunakan metode SWAT dengan software MAINSWAT, yaitu dengan menginputkan kartu SWAT yang telah diurutkan. Hasil pengurutan kartu SWAT yang dilakukan pada stasiun pembahanan khususnya pada operator pemotongan pola adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Pengukuran Kartu SWAT Pemotongan Pola Sebelum perbaikan (Operator 1) No. Abjad No. Abjad No. Abjad 1. N 10. U 19. H 2. B 11. G 20. P 3. W 12. Z 21. D 4. F 13. V 22. Y 5. J 14. Q 23. A 6. C 15. ZZ 24. O 7. X 16. K 25. L 8. S 17. E 26. T 9. M 18. R 27. I Sumber : Pengamatan Langsumg B - 8

Setelah dilakukan penyebaran kuisioner dilakukan pengurutan kartu SWAT yang berjumlah 27 kartu kepada masing-masing operator pemotongan pola. Kemudian diolah dengan menggunakan Software MAINSWAT dengan hasil pengolahan sebagai berikut : Tabel 1.2 Hasil Pengolahan Pengukuran Kartu SWAT Sebelum Perbaikan Operator SWAT Rescaled 1 69.23 2 49.10 3 69.23 4 74.45 Dari hasil pengolahan pada tabel 1.3 dapat diketahui bahwa operator 1 sampai operator 4 terbebani dengan aktivitasnya. Hal ini terlihat dari SWAT Rescale yang bernilai diatas 45%. 2. Metode Summated Rating Metode Summated Rating adalah metode rating yang dijumlahkan, metode ini lebih dikenal dengan nama model skala Likert (Gable, 1986) merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Proses awal dilakukan pembagian kuisioner kepada 5 orang pekerja di setiap stasiun kerja pada proses pembuatan furniture untuk mengetahui stasiun kerja mana yang memiliki beban kerja tinggi. Berikut ini adalah pengolahan kuisioner dengan menggunakan Metode Summated Rating : Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Jawaban Kuisioner dengan Menggunakan Summated Rating Sebelum Perbaikan No. Pertanyaan Nilai Jawaban (Frekuensi x Rating) Nilai % Tertinggi Terbebani A B C D E 1. 0 0 0 1 4 4 5 80 2. 0 0 0 0 2 2 2 100 3. 0 0 0 0 2 2 2 100 4. 0 0 0 1 4 4 5 80 5. 0 0 0 1 4 4 5 80 Total 440 Nilai prosentase jawaban responden secara keseluruhan adalah sebagai berikut : % Rata-rata Terbebani : prosentase terbebani 440 = = = 88.00% per tan yaan 5 Berdasarkan hasil perhitungan di atas 88.00% menyatakan bahwa operator pemotongan pola terbebani dengan aktivitas kerjanya. Hal ini dapat dilihat dari % rata-rata terbebani bernilai di atas 45%. B - 9

3. MOST Metode MOST digunakan untuk mengukur waktu kerja dengan memberikan deskripsideskripsi kerja disetiap gerakannya. Berikut adalah hasil perhitungan waktu pada proses pemotongan pola dengan metode MOST : Perhitungan Waktu Proses Pemotongan Pola Sebelum Perbaikan Pada Operator 1 Urutan Model General Move Sequence & Move Controlled Sequence: (A 10 B 3 G 3 A 10 B 3 P 3 A 0 A 1 B 3 G 1 M 3 X 300 I 16 A 16 ) 3 Total Waktu = ((10+3+3+10+3+3+0+1+3 +1+3+300+16+16)(3))x 10 = 11160 TMU = 66.96 menit Setelah dilakukan perhitungan dengan metode MOST didapat hasilnya sebagai berikut : Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Waktu Proses Pemotongan Pola dengan Menggunakan Metode MOST Sebelum Perbaikan Sebelum Perbaikan Operator 1 66.69 2 54.54 3 61.92 4 61.56 4. Hasil Perhitungan Waktu Proses Pemotongan Pola Setelah Perbaikan Berikut ini adalah data hasil perhitungan waktu proses pemotongan pola setelah perbaikan : Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Waktu Proses Pemotongan Pola dengan Menggunakan Metode MOST Sesudah Perbaikan Sesudah Perbaikan Operator 1 42.48 2 34.92 3 38.70 4 46.62 5. Hasil Pengolahan Kuisioner dengan Menggunakan Metode Summated Rating Setelah Perbaikan Setelah dilakukan perbaikan metode kerja pada operator pemotongan pola, dilakukan pengolahan data kuisioner dengan metode Summated Rating. Berikut adalah hasil pengolahan kuisioner setelah perbaikan metode kerja : B - 10

No. Pertanyaan Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Jawaban Kuisioner dengan Menggunakan Summated Rating Sesudah Perbaikan Nilai Jawaban (Frekuensi x Rating) Nilai % A B C D E Tertinggi Terbebani 1. 0 0 1 2 2 2 5 40 2. 0 0 0 1 1 1 2 50 3. 0 0 1 2 2 2 5 40 4. 0 0 0 1 1 1 2 50 5. 0 0 1 2 2 2 5 40 Nilai prosentase jawaban secara keseluruhan adalah sebagai berikut : % Rata-rata Terbebani : prosentase terbebani = per tan yaan 220 = = 44.00% 5 Berdasarkan hasil perhitungan di atas 44.00% menyatakan bahwa operator pemotongan pola tidak terbebani dengan aktivitas kerjanya. Hal ini dapat dilihat dari % rata-rata prosentase terbebani bernilai di bawah 45%. 6. Hasil Pengolahan Pengukuran Karu SWAT Hasil pengolahan pengurutan kartu SWAT sesudah perbaikan metode kerja pada masingmasing operator pemotongan pola adalah sebagai berikut : Tabel 6.1 Hasil Pengukuran Kartu SWAT Sesudah Perbaikan Operator SWAT Rescaled 1 44.10 2 41.70 3 43.31 4 42.55 Dari hasil pengolahan pada tabel 6.1 dapat diketahui bahwa masing-masing operator pemotongan pola tidak terbebani dengan aktivitas kerjanya. Hal ini terlihat dari SWAT Rescale yang bernilai dibawah 45. KESIMPULAN 1. Hasil pengolahan Summated Rating didapat : Sebelum Perbaikan 88 % > 45 %, artinya pekerja terbebani dengan aktifitas kerjanya karena % rata-rata terbebani bernilai di atas 45 %. Setelah Perbaikan 44 % < %, artinya pekerja tidak terbebani dengan aktifitas kerjanya karena % rata-rata terbebani bernilai di bawah 45 %. B - 11

2. Hasil pengolahan dengan Software MAIN SWAT didapatkan bahwa sebelum perbaikan metode kerja hasil SWAT Rescaled pekerja bernilai di atas 45 yang artinya pekerja terbebani dengan aktivitas kerjanya. Setelah dilakukan perbaikan metode kerja hasil SWAT Rescaled bernilai di bawah 45, artinya pekerja tidak terbebani lagi dengan aktivitas kerjanya. 3. Setelah dilakukan perbaikan metode kerja dengan menggunakan metode MOST didapat bahwa rata-rata prosentase penghematan waktu kerja sebesar 33.51%. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. B. Zandin, K. Jell. 1996. MOST Work Measurement System Terjemahan. Malang: FTI Jurusan T. Industri Teknologi Nasional Malang. Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya (Edisi kedua). Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian (Edisi Keempat). Malang: Universitas Negeri Malang (UM). Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: PT. Guna Widya. B - 12