BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infertilitas adalah kondisi yang dialami oleh pasangan suami istri yang telah menikah minimal 1 tahun, melakukan hubungan sanggama teratur tanpa kontrasepsi, namun tidak berhasil memperoleh kehamilan. 1 Infertilitas merupakan suatu krisis dalam kehidupan yang akan berpengaruh kepada berbagai aspek kehidupan seseorang. Sangat manusiawi dan normal bila pasangan infertilitas mempunyai perasaan yang berpengaruh kepada kepercayaan diri dan citra diri. Lebih parah lagi menurut The National Infertility Association menyebutkan beberapa gejala yang dapat terjadi antara lain, timbul perasaan sedih, depresi atau putus asa. 2 Memiliki anak penting bagi semua masyarakat di dunia dan perkawinan merupakan salah satu sarana untuk mendapat keturunan. Pada beberapa pasangan, impian untuk memiliki keturunan bukanlah sesuatu yang mudah untuk diwujudkan. Memiliki anak yang baik dapat merupakan kebanggan tersendiri dan secara ekonomi juga dianggap menguntungkan sebagai investasi di masa tua. Anak mempunyai peranan sosial yang cukup penting, keberadaan anak menyebabkan ikatan keluarga menjadi kokoh tidak mudah goyah, anak merupakan sumber motivasi keluarga menata masa depan lebih baik. 3,4
Prevalensi infertilitas yang tepat tidak diketahui dengan pasti, sangat bervariasi tergantung keadaan geografis, budaya dan status sosial negara tersebut. 7 Kebiasaan masyarakat timur yang membicarakan atau menganggap segala sesuatu yang berhubungan dengan seks itu tabu dan privasi sehingga tidak layak untuk dibicarakan memberi kontribusi terhadap kejadian infertilitas. Semakin banyaknya wanita karir yang menikah pada usia lebih dewasa pada status sosial yang lebih tinggi akan sangat mempengaruhi kesuburan seorang wanita. Sedangkan data infertilitas di seluruh dunia menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) dan laporan lainnya, diperkirakan 8-12 % pasangan yang mengalami masalah infertilitas selama masa reproduktif mereka. Jika delapan persen dari gambaran global populasi maka sekitar 60-80 juta pasangan yang belum dikarunia anak. Diperkirakan muncul sekitar 2 juta pasangan infertil baru setiap tahun dan jumlah ini terus meningkat. 3 Evers 8 memperkirakan 10 15 % pasangan di negara-negara industri mengalami infertilitas. Tracey Bushnik 9 dkk memperkirakan prevalensi infertilitas wanita di Kanada berada diantara angka 11,5 % - 15,7 %. Negara-negara Afrika prevalensi infertilitas berada di angka 9 % di Gambia oleh Sudby dkk. 10 Terdapat sekitar 11,8 % di Ghana oleh Geelhoed dkk 11, dan diantara 20-30% di Nigeria oleh Ebomoyi. 12 Terdapat sedikit data mengenai infertilitas yang terjadi di Asia dan Amerika latin. Namun data dari WHO menyebutkan secara global angka
kejadian yang dialami wanita pada masa reproduksi di negara Asia dan Amerika latin berada diantara angka 8-12 % wanita. Angka infertilitas di Indonesia yang dikemukan oleh Sumapraja berkisar (12-15 %). 13 Banyaknya pasangan infertilitas di Indonesia dapat di perhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup. Menurut sensus penduduk terdapat (12 %) baik di desa maupun di kota atau sekitar 3 juta pasangan infertil tersebar di seluruh Indonesia, dari Jumlah tersebut terdapat perempuan infertil 15% pada Usia 30-34, 30 % pada usia 35-39, dan 64 % pada usia 40-44 tahun. 13,14 Berdasarkan jenis infertilitas, Samiha M dkk 15 melaporkan dari 215 pasangan yang infertil terdapat 172 kasus (80 %) pasangan yang mengalami infertilitas primer dan 43 kasus( 20 %) pasangan yang mengalami infertilitas sekunder. Mosher 16 melaporkan dari semua wanita yang mengalami infertilitas di Amerika Serikat, infertilitas primer terdapat 65 % wanita dan infertilitas sekunder terdapat 35 % wanita. Secara global dapat disimpulkan penyebab terjadinya infertilitas diakibatkan dari faktor laki-laki sekitar 30% meliputi kelainan pengeluaran sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi bawaan, faktor immunologik/antibodi, antisperma, serta faktor gizi dan gangguan dari perempuan 30% yang mempunyai masalah pada vagina, serviks, uterus, kelainan pada tuba, ovarium dan pada peritoneum. gangguan dari keduanya 30% dan yang tidak di ketahui sekitar 10%.. 17
Dengan angka infertilitas yang tinggi, maka harus diketahui apa saja yang dapat mempengaruhi keadaan infertilitas. Berbagai faktor dapat menyebabkan seorang wanita dan pria menjadi infertil. Penyebab seorang wanita infertil dapat disebabkan oleh gangguan ovulasi yang sering disebabkan oleh Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS), Primary Ovarian Iinsufficiency (POI) yang sering muncul ketika wanita berumur lebih dari 40 tahun, terhalangnya tuba fallopi yang sering disebabkan oleh Pelvic Inflammatory Disease (PID), endometriosis, pasca operasi kehamilan ektopik, kelainan di uterus, dan uterine fibroid 18 Menurut penelitian yang disampaikan oleh WHO, pasien yang diteliti dari 33 pusat kesehatan di 25 negara termasuk didalamnya timur dan barat Eropah, Canada, Australia, Scandinavia, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Mediterania diperoleh kesimpulan bahwa penyebab infertilitas adalah gangguan fungsi ovarium 33 %, oklusi tuba dan perlengketan tuba 36 %, endometriosis 6 % dan 40 % tidak diketahui penyebabnya. (persentase yang lebih dari 100 % karena penyebab infertilitas pada wanita lebih dari satu penyebab). Terkhusus di Afrika diperoleh 80 % wanita infertil karena oklusi dan perlengketan pada tuba yang disebabkan oleh infeksi. Pada pria, varicocele menjadi penyebab infertilitas sebanyak 11 % pasien, infeksi dan gangguan jumlah sperma sebanyak 28 % pasien, 49 % kasus tidak diketahui penyebabnya. Penyebab seorang wanita dan pria menjadi infertil juga dapat disebabkan oleh faktor risiko yang meningkat yaitu gaya hidup yang tidak terkontrol yang diterapkan sejak usia remaja. Faktor-faktor tersebut adalah 19
usia, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, stress, diet yang buruk, olah raga berat, mengalami overweight ataupun underweight, penyakit menular seksual, keadaan lingkungan yang buruk (polusi udara dan air), juga masalah kesehatan yang berhubungan dengan perubahan hormon. 20,21 Penanganan pasangan yang infertil merupakan masalah medis yang kompleks dan menyangkut beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga memerlukan konsultasi dan pemeriksaan yang kompleks pula. Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh anak yang diinginkannya. Itu berarti separuh lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak (adopsi), poligami atau bercerai. 22,23 Apabila kita perhatikan, banyak sekali faktor-faktor resiko yang sebetulnya dapat dicegah untuk terjadinya infertilitas. Tujuan lebih lanjut adalah mencegah terjadinya dampak dari infertil, khususnya dalam bidang sosial. Melalui penelitian ini diharapkan bahwa wanita menyadari sejak usia muda pentingnya menjaga kesehatan reproduksi untuk mencegah timbulnya kasus wanita infertil. Data mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infertilitas pada seorang wanita di Indonesia umumnya dan di kota Medan khususnya masih sangat sedikit. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infertiltas berbeda di setiap negara dan daerah, karena tergantung letak geografis, sosial budaya, ekonomi dan gaya hidup. Dengan megetahui data-data ini
diharapkan pencegahan, penanganan dan pelayanan bagi kasus-kasus infertilitas lebih dapat ditingkatkan dan dapat ditangani lebih komprehensip sehingga penderitaan wanita yang mengalami infertilitas dapat dikurangi. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infertilitas di salah satu RS Jejaring Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yaitu Klinik Halim Fertility Center. 1.2. Rumusan masalah Dari latar belakang diatas dimana infertilitas menjadi masalah global dan faktor- faktor penyebab infertilitas berbeda di setiap negara dan wilayah yang dipengaruhi keadaan geografis, sosial budaya dan gaya hidup. Dan masih sedikitnya data-data mengenai penyebab infertilitas di Indonesia umumnya dan Kota Medan khususnya. Memunculkan pertanyaan faktor- faktor apakah yang menjadi penyebab infertiltas di salah satu RS Jejaring Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran yaitu Klinik Halim Fertility Center Medan. 1.3. Tujuan Penelitian: Tujuan Umum: Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab infertilitas di RS Jejaring Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran yaitu Klinik Halim Fertility Center
Tujuan Khusus : 1. Untuk mengetahui jenis infertilitas di RS Jejaring Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yaitu Klinik Halim Fertility Center 2. Untuk mengetahui kelompok usia wanita yang mengalami infertilitas di RS Jejaring Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran yaitu Halim Fertility Center. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab infertilitas di RS Jejaring Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran yaitu Klinik Halim Fertility Center. 4. Untuk mengetahui kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) yang paling sering pada wanita infertil di RS Jejaring Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yaitu Klinik Halim Fertility Center. 5. Untuk mengetahui gambaran (analisa) sperma pria yang mengalami infertilitas di RS Jejaring Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran yaitu Klinik Halim Fertility Center. 6. Untuk mengetahui perbandingan faktor-faktor etilogi infertilitas berdasarkan jenis infertilitas di RS Jejaring Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yaitu Klinik Halim Fertility Center.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai gambaran infertilitas di kota Medan. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.