PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN

dokumen-dokumen yang mirip
PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENURUNAN KONSENTRASI SURFAKTAN DALAM LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN ADSORPSI MENGGUNAKAN ARANG BATOK KELAPA (COCONUT SHELLS) KOMERSIL

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR RK 0502 PEMANFAATAN KITOSAN LIMBAH CANGKANG UDANG PADA PROSES ADSORPSI LEMAK SAPI

Penurunan Bod dan Cod Limbah Cair Industri Batik Menggunakan Karbon Aktif Melalui Proses Adsorpsi Secara Batch

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

LAMPIRAN A DATA PERCOBAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

PEMBUATAN ADSORBEN DARI CANGKANG KERANG BULU YANG DIAKTIVASI SECARA TERMAL SEBAGAI PENGADSORPSI FENOL SKRIPSI

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

KESETIMBANGAN ADSORBSI SENYAWA PENOL DENGAN TANAH GAMBUT

BAB III METODE PENELITIAN

4 Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan. konsentrasi awal optimum. abu dasar -Co optimum=50 mg/l - qe= 4,11 mg/g - q%= 82%

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Methyl Red

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

LAMPIRAN LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN BIOSORBEN BAGLOG. Mempersiapkan bahan. Mengumpulkan limbah Baglog jamur yang akan digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

Oleh: ARUM KARTIKA SARI

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III METODOLOGI PENELITIAN

Eksergi, Vol 14, No ISSN: X. Lucky Wahyu Nuzulia Setyaningsih a*, Zahra Ike Asmira, Nadhya Chairiza Fitri W

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

DALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE

Adsorpsi Fenol pada Membran Komposit Khitosan Berikatan Silang

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

PENYISIHAN KONSENTRASI COD LIMBAH CAIR DOMESTIK SISTEM BATCH MENGGUNAKAN ADSORBEN FLY ASH BATUBARA. *

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 April 3 Mei 2013, dimana

PENGOLAHAN MINYAK PELUMAS BEKAS MENGGUNAKAN METODE ACID CLAY TREATMENT

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

*ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo /

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Analisa Kadar Air Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-116

Bab IV Hasil dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

Suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penyerap/ adsorben).

BAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)

PENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1

ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PENURUNAN FENOL

PENGARUH AKTIVASI FISIK ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN DALAM PROSES ADSORPSI MINYAK JELANTAH

PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KERANG BULU SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENJERAP LOGAM KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) SKRIPSI

l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYISIHAN MINYAK DAN LEMAK LIMBAH CAIR HOTEL MENGGUNAKAN SERBUK KULIT JAGUNG

PEMANFAATAN FLY ASH BATU BARA SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT ION Pb 2+ YANG TERLARUT DALAM AIR

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Judul PEMANFAATAN LUMPUR BIO SEBAGAI ADSORBEN MELALUI PIROLISIS : PENGUJIAN ULANG. Kelompok B Pembimbing

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

Perlakuan awal kaolin dan limbah padat tapioka. Pembuatan adsorben campuran kaolinlimbah KMK pada NDS dan HDTMA-Br

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

STUDI KEMAMPUAN LUMPUR ALUM UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI ION LOGAM Zn (II) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4].

STUDI KEMAMPUAN LUMPUR ALUM UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI FOSFAT PADA LIMBAH INDUSTRI PUPUK

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ISOTERM ADSORBSI. I. TUJUAN Menentukan isoterm adsorbsi menurut Freundlich bagi proses adsorbsi asam asetat pada arang

BAB III METODE PENELITIAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN Anggit Restu Prabowo 2307 100 603 Hendik Wijayanto 2307 100 604 Pembimbing : Ir. Farid Effendi, M.Eng Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG LIMBAH PADAT INDUSTRI LIMBAH CAIR Phenol LIMBAH GAS Phenol limbah cair berbahaya bersifat beracun, sulit didegradasi mikroorganisme pengurai, iritasi pada kulit dan mengganggu pernafasan manusia Adsorbsi merupakan proses yang efisien dalam removal phenol Adsorben : 1. Bagasse Fly Ash 2. Chitin

PERUMUSAN MASALAH Penurunan kadar phenol pada limbah industri dengan menggunakan methode adsorpsi Pemanfaatan Bagasse Fly Ash dan Chitin dari kerang sebagai adsorben

BATASAN MASALAH Percobaan dilakukan dalam skala laboratorium Bagasse Fly ash yang digunakan dalam penelitian berasal dari industri gula dengan proses aktivasi Chitin yang digunakan dalam penelitian berasal dari kerang dengan proses aktivasi Proses adsorpsi dilakukan secara batch dengan alat jar test Limbah yang digunakan adalah limbah sintetis yang mengandung phenol

TUJUAN PENELITIAN Mengetahui penurunan kadar phenol dengan cara adsorpsi Menentukan besarnya konstanta kesetimbangan adsorpsi dengan persamaan Langmuir dan Freundlich

MANFAAT PENELITIAN Pemanfaatan bagasse fly ash dan chitin sebagai adsorben Solusi penanganan limbah cair pada industri yang mengandung phenol

TINJAUAN PUSTAKA

ADSORPSI Adsorpsi Pemisahan komponen tertentu dari suatu fluida yang berpindah ke permukaan adsorben. Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi: - Luas Permukaan adsorben - karakteristik adsorben dan adsorbat - ph - Pengadukan - Waktu kontak adsorben dengan adsorbat

JENIS-JENIS ADSORPSI 1. Adsorpsi Kimia : Adsorpsi karena adanya reaksi kimia antara adsorbat dengan adsorben 2. Adsorpsi Fisika : Adsorpsi yang tidak disertai reaksi kimia antara adsorbat dengan adsorben Model matematik yang digunakan untuk penelitian ini adalah 1. Model Isothermal Langmuir 2. Model Isothermal Freundlich

Model Isothermal Langmuir Dimana: C = konsentrasi adsorbat dalam larutan x/m = konsentrasi adsorbat yang terserap per gram adsorben k = konstanta adsorpsi (x/m) maks = kapasitasadsorpsimaksimumdariadsorpsi dari adsorben C x m = ( x ) ( x ) k m 1 maks + 1 m maks C

Kurva Isotherm Langmuir

Model Isothermal Freundlich Dimana: x/m = konsentrasiadsorbatyang terserap per gram adsorben n = koefisien adsorpsi freundlich k = konstanta adsorbsi C = konsentrasi adsorbat dalam larutan

Kurva Isotherm Freundlich

PHENOL (C 6 H 5 OH) Phenol merupakan limbah cair yang sangat berbahaya bagi lingkungan WHO : Air minum Air limbah 0,001 ppm 0,3 ppm Ukuran molekul phenol = 6 Å

Tabel 2.1 Sifat-sifat fisik phenol Property Berat Molekul TitikBeku, o C Titik Didih (pada0,101 MPa), o C SuhuKritis, o C Tekanan Kritis, Mpa Spesifik Heat, J/(g.K) Pada22,7 o C(solid) Pada70 74 o C(liquid) Viskositas, mm 2 /s Pada60 o C Panas Pembentukan, J/g Panas Penguapan pada titik didih, J/g Panas Pembakaran, J/g Nilai 94,144 40,91 181,84 419 6,11 1,41 2,22 2,47 122,2 487,9-32,428

ADSORBEN 1. Bagasse Fly Ash (BFA) Bagasse Fly Ash merupakan limbah hasil pembakaran dari boiler di Pabrik Gula yang dikumpulkan oleh suatu alat khusus yang bernama Dust Collector Tabel 2.3 Karakteristik Fisika dari BFA Karakter Fisika Luas permukaan (m 2 /g) Volume Pori (cm 3 /g) Rata-rata diameter pori (Å) Bulk density (kg/m 3 ) 168,39 0,1067 25,54 270,50

Tabel 2.5 Komposisi BFA Analisis Kimia Kadar (%) SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO MgO 51,05 10,75 3,45 6,04 1,10 Sumber: Vimal C.dkk, 2005

2. Chitin (C 8 H 13 NO 5 )n Chitin yang digunakan berasal dari kerang Tabel 2.6. Komposisi dari cangkang kerang Analisis Kimia Kadar (%) CaCO 3 Ca 3 (PO 4 ) 2 (C 8 H 13 NO 5 )n Protein FeO 60,5 10 22.46 6,04 1,00 Sumber : Vimal C.dkk, 2005

Tabel 2.5 spesifikasi Chitin Spesifikasi Kadar air Nitrogen Derajat deasetilasi Abu pada 900 o C Berat Molekul Konstanta Disosiasi Asam amino Diskripsi 2-10 % 6-7% 10% Kurang dari 1.0 % 1-510 (Chitin comersial) 6-7 Glisin, serin dan aspartat Sumber : Vimal C.dkk, 2005

PENELITIAN TERDAHULU No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil 1 Vimal C, dkk 2 Somnath Mukheerjee, dkk 3 Md. Ahmaruzzaman 4 Yustinah Adsorptive removal of phenol by bagassefly ash andactivated carbon:equilibrium,kineticand thermodynamics Removal of phenol from water environment by activated carbon,bagasseash and wood charcoal charcoal 90%. Adsorption of phenolic compounds on low-cost adsorbents PengaruhMassa AdsorbenChitin Pada Penurunan Kadar Asam Lemak Bebas, Bilangan Peroksida dan Warna Gelap Minyak Goreng Bekas. mampu menurunkan kadar phenol sampaikonsentrasi50 mg/l dari konsentrasi awal effesiensi penurunan kadar phenol dengankarbonaktif= 98% danbagassefly ash = 90%. bagasse fly ash mampu menurunkankadarphenol dengankapasitas0,47 0,66 mg/g adsorben adsorben Chitin mampu meningkatkan kualitas minyak goreng bekas ditinjau dari kadar FFA, bilangan peroksida dan warna minyak.

METODE PENELITIAN Variable yang digunakan: - Kondisi operasi : Kecepatan pengadukan = 100 rpm ph = 6 6,5 Suhu = 28 30 o C Ukuran adsorben: 1. BFA = 80-100 mesh 2. Chitin = 80-100 mesh - Variable : Konsentrasi phenol = (20, 50 dan 80) mg/l Massa adsorben = 5, 10 dan 15 gram BFA : Chitin = 1 : 1, 1 : 2, 2 : 1 massa 10 gr Waktu Pengadukan = ( 0,5 ; 1; 1,5; 3; 4 dan 5 ) jam.

SKEMA PERALATAN Keterangan gambar : 1. On/Off 2. Pengatur Kecepatan 3. Screneer 4. Beaker Glass 5. Impeler (Turbin)

DIAGRAM ALIR PENELITIAN

A. Pretreatment Adsorben Aktivasi Bagasse fly ash

Aktivasi Chitin

B. Proses Adsorbsi

HasilPercobaandanPembahasan 40 35 30 % adsorpsi 25 20 15 10 5 massa 5 gr massa 10 gr massa 15 gr 0 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.3 Pengaruh massa adsorben Bagasse Fly Ash dan waktu pengadukan terhadap% adsorbsi pada konsentrasi awal 20 mg/l

12 10 % adsorpsi 8 6 4 2 massa 5 gr massa 10 gr massa 15 gr 0 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.5 Pengaruh massa adsorben Bagasse Fly Ash dan waktu pengadukan terhadap % adsorbsi pada konsentrasi awal 80 mg/l

100 80 % Adsorbsi 60 40 20 massa 5 gr massa 10 gr massa 15 gr 0 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.6 Pengaruh massa adsorben kitin dan waktu pengadukan terhadap % adsorbsi pada konsentrasi awal 20 mg/l

40 30 % adsorbsi 20 10 massa 5 gr massa 10 gr massa 15 gr 0 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 waktu (jam) Gambar 4.7 Pengaruh massa adsorben kitin dan waktu pengadukan terhadap % adsorbsi pada konsentrasi awal 50 mg/l

25 20 % Adsorbsi 15 10 massa 5 gr massa 10 gr massa 15 gr 5 0 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.8 Pengaruh massa adsorben kitin dan waktu pengadukan terhadap % adsorbsi pada konsentrasi awal 80 mg/l

0.60 ko onsentrasi terserap (mg/g) 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 konsentrasi 20 mg/l konsentrasi 50 mg/l konsentrasi 80 mg/l 0.00 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.9 Pengaruh konsentrasi awal fenol dan waktu pengadukan terhadap konsentrasi yang teradsorb pada adsorben Bagasse Fly Ash 5 gram

0.60 Konsentras terserap i(mg/g) 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 konsentrasi 20 mg/l konsentrasi 50 mg/l konsentrasi 80 mg/l 0.00 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.10 Pengaruh konsentrasi awal fenol dan waktu pengadukan terhadap konsentrasi yang teradsorb pada adsorben Bagasse Fly Ash 10 gram

0.60 Konsen ntrasi terserap (mg/g) 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 konsentrasi 20 mg/l konsentrasi 50 mg/l konsentrasi 80 mg/l 0.00 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.11 Pengaruh konsentrasi awal fenol dan waktu pengadukan terhadap konsentrasi yang teradsorb pada adsorben Bagasse Fly Ash 15 gram

1.4 Ko onsentrasi tererap (mg/g) 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 konsentrasi 20 mg/l konsentrasi 50 mg/l konsentrasi 80 mg/l 0.0 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.12 Pengaruh konsentrasi awal fenol dan waktu pengadukan terhadap konsentrasi yang teradsorb pada adsorben kitin 5 gram

1.4 Kon nsentrasi terserap (mg/g) 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 konsentrasi 20 mg/l konsentrasi 50 mg/l konsentrasi 80 mg/l 0.0 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.13 Pengaruh konsentrasi awal fenol dan waktu pengadukan terhadap konsentrasi yang teradsorb pada adsorben kitin 10 gram

1.4 Kons sentrasi terserap(mg/g) 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 konsentrasi 20 mg/l konsentrasi 50 mg /L konsentrasi 80 mg/l 0.0 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.14 Pengaruh konsentrasi awal fenol dan waktu pengadukan terhadap konsentrasi yang teradsorb pada adsorben kitin 15 gram

Ko onsentrasi terserap (mg/g) 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 konsentrasi 80 mg/l konsentrasi 50 mg/l konsentrasi 20 mg/l 0.0 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.15 Pengaruh konsentrasi awal fenol dan waktu pengadukan terhadap konsentrasi yang teradsorb pada adsorben BFA:kitin (1:1) massa 10 gram

1.2 Ko onsentrasi terserap (mg/g) 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 konsentrasi 80 mg/l konsentrasi 50 mg/l konsentrasi 20 mg/l 0.0 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.16 Pengaruh konsentrasi awal fenol dan waktu pengadukan terhadap konsentrasi yang teradsorb pada adsorben BFA:kitin (1:2) massa 10 gram

0.7 0.6 Kon nsentrasi terserap (mg/g) 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 konsentrasi 20 mg/l konsentrasi 50 mg/l konsentrasi 80 mg/l 0.0 0 1 2 3 4 5 6 waktu (jam) Gambar 4.17 Pengaruh konsentrasi awal fenol dan waktu pengadukan terhadap konsentrasi yang teradsorb pada adsorben BFA:kitin (2:1) massa 10 gram

GRAFIK LANGMUIR DAN GRAFIK FREUNDLICH

0.00-0.05 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0-0.10 log (x/m) -0.15-0.20-0.25 y = 0.042x -0.376 R² = 0.922-0.30-0.35 log C Gambar 4.18 Grafik Freundlich untuk adsorben Bagasse Fly Ash 10 gram dengan konsentrasi fenol (20, 50, dan 80) mg/l Persamaan Freundlich adalah :

160 140 120 y = 1.967x + 2.105 R² = 0.999 C / (x/m) 100 80 60 40 20 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 C (mg/l) Gambar 4.19 Grafik Langmuir untuk adsorben Kitin10 gram dengan konsentrasi fenol (20, 50, dan 80) mg/l Persamaan Langmuir adalah

0.10 0.09 0.08 0.07 y = 0.047x -0.005 R² = 0.929 log (x/m) 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 log C Gambar 4.20 Grafik Langmuir untuk adsorben Bagasse Fly Ash 10 gram dengan konsentrasi fenol (20, 50, dan 80) mg/l Persamaan Freundlich adalah :

60 y = 0.808x + 1.294 R² = 0.998 45 C / (x/m) 30 15 0 0 20 40 60 80 C (mg/l) Gambar 4.21 Grafik Langmuir untuk adsorben kitin 10 gram dengan konsentrasi fenol (20, 50, dan 80) mg/l Persamaan Langmuir adalah

Kesimpulan 1) Adsorbsi fenol dengan menggunakan adsorben Bagasse Fly Ash, dengan mengikuti persamaan freundlich diperoleh k = 0,4207 dan persamaan langmuir diperoleh k = 0,9344. Kemampuan adsorbsi = 0,4731 mg/g. 2) Adsorbsi fenol dengan menggunakan adsorben Kitin, dengan mengikuti persamaan freundlich diperoleh k = 0,9886 dan persamaan langmuir diperoleh k = 0,6242. Kemampuan adsorbsi = 1,0341 mg/g. 3) Adsorbsi fenol dengan menggunakan adsorben Bagasse Fly Ash dan Kitin (1:1), dengan mengikuti persamaan freundlich diperoleh k = 0,7096 dan persamaan langmuir diperoleh k = 0,9026. Kemampuan adsorbsi = 0,7794 mg/g.

4) Adsorbsi fenol dengan menggunakan adsorben Bagasse Fly Ash dan Kitin (1:2), dengan mengikuti persamaan freundlich diperoleh k = 0,8453 dan persamaan langmuir diperoleh k = 0,4511. Kemampuan adsorbsi = 0,9488 mg/g. 5) Adsorbsi fenol dengan menggunakan adsorben Bagasse Fly Ash dan Kitin (2:1), dengan mengikuti persamaan freundlich diperoleh k = 0,514 dan persamaan langmuir diperoleh k = 0,6093. Kemampuan adsorbsi = 0,5741 mg/g. 6) Dalam penelitian ini adsorben yang paling baik adalah Kitin, untuk proses adsorbsi fenol dapat mengikuti model Langmuir Isotherm dengan nilai R 2.= 0.999

Grafik Freundlich Larutan Phenol 80 mg/l, kitin aktivasi dengan massa 10 gram Chart Title 0.15 0.1 0.05 log (x/m m) 0 1.825-0.05 1.83 1.835 1.84 1.845 1.85 1.855 1.86 1.865 1.87 1.875 1.88-0.1-0.15-0.2-0.25-0.3-0.35 log (C) y = -8.334x + 15.33 R² = 0.982

Grafik Langmuir dengan larutan Phenol 80 mg/l, BFA aktivasi dengan massa 10 gram 0-0.1 1.872 1.874 1.876 1.878 1.88 1.882 1.884 1.886 1.888 1.89 1.892-0.2 log (x/m) -0.3-0.4-0.5-0.6-0.7 log C y = -21.73x + 40.42 R² = 0.987

Grafik Langmuir dengan larutan Phenol 80 mg/l, BFA aktivasi dengan massa 10 gram 400 350 y = 68.98x -5010. R² = 0.955 300 250 C / (x/m) 200 150 100 50 0 75 75 76 76 77 77 78 78 C (mg/l)

Grafik Langmuir dengan larutan Phenol 80 mg/l, dengan kitin aktivasi dengan massa 10 gram 160 140 y = 11.82x -746.0 R² = 0.941 120 100 C / (x/m) 80 60 40 20 0 66 68 70 72 74 76 C (mg/l)