Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

dokumen-dokumen yang mirip
KLASIFIKASI CITRA SIDIK JARI DENGAN METODE TEMPLTE MATCHING

SISTEM IDENTIFIKASI BERDASARKAN POLA SIDIK JARI TANGAN MENGGUNAKAN MINUTIAE-BASED MATCHING

Verifikasi Sidik Jari Menggunakan Pencocokan Citra Berbasis Fasa Dengan Fungsi Band-Limited Phase Only Correlation (BLPOC)

Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform) Salahuddin 1), Tulus 2), dan Fahmi 3)

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pikir

Klasifikasi dan Peningkatan Kualitas Citra Sidik Jari Menggunakan FFT (Fast Fourier Transform)

KLASIFIKASI DAN PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

PENINGKATAN KUALITAS CITRA SIDIK JARI MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN DATA BERSKALA BESAR MENGGUNAKAN METODE HYBRID MINUTIAE DAN FILTER GABOR. Oleh : Siswo Santoso

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari)

Pengenalan Citra Sidikjari Menggunakan Minutiae Dan Propagasi Balik

PERBANDINGAN TEKNIK SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM (SIFT)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Aplikasi Presensi Sidik Jari dengan menggunakan Alihragam Wavelet dan Jarak Euclidean di Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR TABEL...x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PROSES PEMADANAN PADA PEMINDAIAN SIDIK JARI DI STMIK JIBES

PENGENALAN POLA SIDIK JARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PENDETEKSI DAN VERIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE IMAGE DOMAIN SPASIAL. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. individu lain. Karakteristik ini perlu diidentifikasikan agar dapat digunakan untuk

Pembentukan Vektor Ciri Dengan Menggunakan Metode Average Absolute Deviation (AAD)

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN

Adiguna¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR MINUTIA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Identifikasi Sidik Jari Menggunakan Akurasi POC dan SIFT Fingerprint Identification Using POC Accuracy and SIFT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sistem biometrik merupakan teknologi pengenalan diri yang menggunakan

Descriptor Clustering SURF for Bag of Visual Words Representation in Fingerprint Images Using K-MEANS and Hierarchical Agglomerative Clustering

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penerapan Graf Terhubung untuk Menentukan Klasifikasi Sidik Jari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DETEKSI KEMIRINGAN ALUR POLA SIDIK JARI DENGAN HAMMING NET SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI

Teknik Ekstraksi Minutiae Untuk Sistem Verifikasi Keaslian Sidik Jari

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN NLDA (NULL-SPACE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS)

Muhammad Nasir. Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km Lhokseumawe

ALGORITMA PENGIDENTIFIKASIAN SIDIK JARI BERDASARKAN PRINSIP PENCOCOKAN GRAF

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMVERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCALITY PRESERVING PROJECTION

Implementasi Algoritma Runut Balik dalam Pengenalan Citra Wajah pada Basis Data

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS SCALED CONJUGATE GRADIENT

Arga Wahyumianto Pembimbing : 1. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT 2. Christyowidiasmoro, ST., MT

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pengolahan Citra INTERACTIVE BROADCASTING. Yusuf Elmande., S.Si., M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR CHAIN CODE ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang berharga di dalam masyarakat. Oleh karena itu maka dibutuhkan suatu

SISTEM SEKURITI KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN FINGERPRINT SEBAGAI AUTHENTICATION ACCESS CONTROL BERBASIS EMBEDDED PC

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

Pola adalah entitas yang terdefinisi dan dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya (features).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. macam aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses autentikasi itu sendiri adalah

VERIFIKASI CITRA SIDIK JARI POIN MINUTIAE DALAM VISUM ET REPERTUM (VER) MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING. Andika Budi Pratama 1.

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari-hari membuat kita semakin dimanjakan dengan teknologi informasi. Faktor

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN MODIFIED HAUSDORFF DISTANCE ABSTRAK

BAB I PERSYARATAN PRODUK

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION ABSTRAK

Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Skeletonization

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

PENGELOMPOKAN CITRA WAJAH DENGAN TEKNIK SUBSPACE CLUSTERING MENGGUNAKAN ALGORITMA LSA SC (LOCAL SUBSPACE AFFINITY SPECTRAL CLUSTERING)

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SCENE COMPLETION MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING DAN POISSON BLENDING

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN GLOBAL FEATURE EXTRACTION, MOMEN INVARIAN DAN ALGORITMA FORWARD-ONLY COUNTER PROPAGATION

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

PENGGUNAAN METODE POINCARE INDEX DALAM PENDETEKSIAN LETAK COREPOINT PADA SIDIK JARI

Kelebihan Absensi Biometrik Fingerprint Dibandingkan Dengan Absensi Manual

ENHANCEMENT CITRA SIDIK JARI KOTOR MENGGUNAKAN TEKNIK HYBRID MORPHOLOGY DAN GABOR FILTER

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan-pengembangan dari teknologi yang telah mereka temukan. Salah

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINIER

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak aktifitas yang mengharuskan seseorang untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi atau Information Technology (IT)

CS3214 Pengolahan Citra - UAS. CHAPTER 1. Pengantar Pengolahan Citra

Analisis dan Perancangan Transformasi Wavelet. Untuk Jaringan Syaraf Tiruan pada. Pengenalan Sidik Jari

APLIKASI WAVELET COIFLET MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengukuran Waktu Tunda (Time Delay) pada Dua Sinyal dengan Cross Correlation Function (CCF)

YOGI WARDANA NRP

KINERJA PENGENALAN SISTEM BIOMETRIK TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI BERBASIS GELOMBANG SINGKAT BIORTOGONAL

Sistem Pengenalan Sidik Jari menggunakan Metode Template Matching

PERBAIKAN METODE B.GATOS UNTUK RESTORASI CITRA DOKUMEN KUNO NON-LINIER. Arliansyah J2A

Transkripsi:

ISSN: 1693-1246 Januari 2011 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 47-51 J P F I http://journal.unnes.ac.id RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE Sudartono*, Sunarno, Susilo Jurusan Fisika, Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang (Unnes), Semarang, Indonesia, 50229 Diterima: 1 Agustus 2010, Disetujui: 5 September 2010, Dipublikasikan: Januari 2011 Penelitian ini bertujuan merancang sistem pengenalan pola sidik jari menggunakan metode minutiae sehingga dihasilkan sistem pengenalan pola sidik jari menjadi lebih akurat. Dalam penelitian ini, dilakukan operasi pengolahan citra yang meliputi Perbaikan ( Image Enhancement), Binerisasi, Image Segmentation, Minutia Extraction, Pencocokan citra sidik jari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minutiae dapat digunakan untuk merancang sistem pengenalan pola sidik jari. Hal ini dapat dibuktikan dengan cukup tingginya nilai pencocokan ( match) untuk citra sidik jari yang sama yaitu diatas 30%, sedangkan untuk citra sidik jari yang berbeda nilai pencocokan ( match) sangat kecil yaitu dibawah 30% The goal of this research is to design an accurate system of finger print pattern recognition using a minutiae method. There are several operations performed in this research, those are image processing, consisting of image enhancement, binary processing, Image Segmentation and Minutia Extraction, and finger print image recognition. The result shows that minutiae method can be used to design a system of finger print recognition, proven by the high value of match recognition for similar finger print image, that is above 30% and those for different finger print image which is only below 30%. Keywords: Image; Minutiae; finger print ABSTRAK ABSTRACT 2011 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang PENDAHULUAN Sistem pengenalan diri adalah sistem untuk mengenali identitas seseorang secara otomatis dengan menggunakan teknologi komputer. Sistem ini akan mencari dan mencocokkkan identitas seseorang dengan suatu basis data acuan yang telah disiapkan sebelumnya melalui proses pendaftaran. Contohnya sistem pengenalan pelaku kejahatan menggunakan sidik jari. Berdasarkan sidik jari pelaku kejahatan sistem secara otomatis akan mencari identitas pelaku pada basis data kejahatan. Sistem pengenalan diri bertujuan untuk meningkatkan keamanan sistem sehingga kemampuan sistem pengenalan diri dalam mengenali target secara tepat adalah sangat penting. Sebelum adanya teknologi biometrika, pengenalan identitas dilakukan dengan menggunakan metode konvensional (sistem tradisional). Metode tradisional ini masih digunakan secara luas sampai saat ini diberbagai bidang aplikasi. Sistem tradisional tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan sesuatu yang diketahui seperti penggunaan pin dan password, selanjutnya berdasarkan yang dimiliki, seperti penggunaan kartu dan kunci. Pada umumnya, banyak orang yang mempunyai berbagai aplikasi untuk akses internet, ATM dan sebagainya yang memerlukan password atau pin. Jika password atau pin dibuat sama untuk semua aplikasi, jelas tidak aman, tetapi jika dibuat berbeda akan *Alamat korespondensi: Email: marx42443@yahoo.com membuat password atau pin semakin sulit untuk diingat. Berbagai kelemahan sistem tradisional yang telah diuraikan menjadi salah satu pemicu berkembangnya sistem biometrika. Pada sistem biometrika, proses duplikasi atau pemalsuan sulit untuk dilakukan. Sebagai contoh sistem biometrika sidik jari, karena setiap orang mempunyai sidik jari yang unik atau berbeda dengan orang lain sehingga sulit diduplikasikan atau dipalsukan. Dengan demikian maka perlu dikembangkan penelitian mengenai sistem pengenalan pola sidik jari. Salah satu metode yang digunakan untuk pengenalan pola sidik jari adalah metode minutiae. Minutiae didefinisikan sebagai titik-titik terminasi ( ending) dan titiktitik awal percabangan ( bifurcation) dari garis-garis alur yang memberikan informasi yang unik dari suatu sidik jari. Dengan demikian diharapkan metode minutiae ini dapat digunakan untuk proses pengenalan pola sidik jari yang lebih akurat. Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan sebuah aplikasi untuk melakukan analisis pengenalan pola sidik jari dengan metode minutiae. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang suatu metode pengenalan pola sidik jari menggunakan metode minutiae, sehingga metode minutiae ini dapat digunakan untuk proses pengenalan pola sidik jari yang lebih akurat. Penelitian ini bertujuan merancang sistem pengenalan pola sidik jari menggunakan metode minutiae sehingga dihasilkan sistem pengenalan pola sidik jari menjadi lebih akurat. METODE Dalam penelitian ini, beberapa langkah yang

48 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 47-51 dilakukan adalah: Pertama, pengambilan citra sidik jari. Pengambilan citra sidik jari dilakukan secara manual menggunakan tinta yang dicapkan pada kertas dengan posisi tegak lurus. Kemudian meletakkan citra sidik jari pada scanner kemudian menyimpan hasil scanning dalam bentuk file tif seperti gambar 1 HASIL DAN PEMBAHASAN Tampilan aplikasi MATLAB 7.1 yang digunakan untuk analisis pola citra sidik jari ditunjukkan pada gambar 2. sidik jari pada kertas Scanner PC (Personal Computer) Gambar 1. Skema Proses Pengambilan Kedua, pembuatan aplikasi dengan MATLAB 7. Pembuatan aplikasi ini, dilakukan dengan beberapa langkah yaitu: Perbaikan ( Image Enhancement), Binerisasi, Image Segmentation, Minutia Extraction. Ketiga, pencocokan. Tujuan dari sistem pencocokkan sidik jari adalah menentukan persentase kesamaan antara dua sidik jari. Dalam proses Pencocokan ini, minutiae dari sidik jari yang akan diuji persentase kesamaannya juga diekstraksi dan disimpan dalam sebuah template ke database. Tahap berikutnya adalah membandingkan dua template minutiae yang berada di dalam di database. Dalam penelitian ini, tahap pertama dilakukan analisis terhadap data citra sidik jari untuk memperoleh data sidik jari acuan. Data sidik jari acuan ini digunakan sebagai pembanding citra sidik jari lain dari orang yang sama untuk dianalisis. Setelah diperoleh data untuk citra acuan kemudian citra tersebut dirotasikan dari sudut 1 derajat sampai 15 derajat dari posisi citra acuan. Masingmasing citra ini dilakukan pemrosesan pola sidik jari sehingga dihasilkan 15 data nilai persentase yang berbeda dari orang yang sama. Setelah didapatkan 15 data kemudian data tersebut dianalisis menggunakan regresi linear. b 1=n xy-n i i xn i yi 2 2 n x -( x) b =y-(bx) o i i Sehingga nilai persentasenya adalah: y =b +bx 1 o i i i i Keterangan: x adalah nilai derajatnya y adalah persentase nilai kecocokan (1) (2) (3) Gambar 2. Aplikasi Sistem Pengenalan Pola Menggunakan Metode Minutiae dengan MATLAB 7.1 Hasil Data persentase kecocokan (match) disajikan pada Table 1, Tabel 2, Table 3, Tabel 4, Table 5, Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 1. Orang yang Sama dengan Variasi yang Berbeda Melalui Proses Rotasi ( 01_0.tif) 01_0.tif 01_1.tif 1 77.78 01_0.tif 01_2.tif 2 72.22 01_0.tif 01_3.tif 3 66.67 01_0.tif 01_4.tif 4 61.11 01_0.tif 01_5.tif 5 55.55 01_0.tif 01_6.tif 6 50 01_0.tif 01_7.tif 7 50 01_0.tif 01_8.tif 8 44.45 01_0.tif 01_9.tif 9 44.44 01_0.tif 01_10.tif 10 44.44 01_0.tif 01_11.tif 11 38.89 01_0.tif 01_12.tif 12 38.89 01_0.tif 01_13.tif 13 38.89 01_0.tif 01_14.tif 14 33.33 01_0.tif 01_15.tif 15 27.78

Sudartono, dkk., - Rancang Bangun Sistem Pengenalan Pola 49 Tabel 2. Orang yang Sama dengan Variasi yang Berbeda Melalui Proses Rotasi ( 02_0.tif 02_0.tif 02_1.tif 1 68 02_0.tif 02_2.tif 2 60 02_0.tif 02_3.tif 3 56 02_0.tif 02_4.tif 4 50 02_0.tif 02_5.tif 5 48 02_0.tif 02_6.tif 6 45.16 02_0.tif 02_7.tif 7 44.82 02_0.tif 02_8.tif 8 44 02_0.tif 02_9.tif 9 42.85 02_0.tif 02_10.tif 10 41.38 02_0.tif 02_11.tif 11 40 02_0.tif 02_12.tif 12 40 02_0.tif 02_13.tif 13 40 02_0.tif 02_14.tif 14 36 02_0.tif 02_15.tif 15 32 Tabel 4. Orang yang Sama dengan Variasi yang Berbeda Melalui Proses Rotasi ( 04_0.tif) 04_0.tif 04_1.tif 1 65 04_0.tif 04_2.tif 2 62.85 04_0.tif 04_3.tif 3 60 04_0.tif 04_4.tif 4 57.14 04_0.tif 04_5.tif 5 54.28 04_0.tif 04_6.tif 6 51.42 04_0.tif 04_7.tif 7 48.57 04_0.tif 04_8.tif 8 45.71 04_0.tif 04_9.tif 9 42.86 04_0.tif 04_10.tif 10 42.85 04_0.tif 04_11.tif 11 40 04_0.tif 04_12.tif 12 37.14 04_0.tif 04_13.tif 13 34.28 04_0.tif 04_14.tif 14 31.42 04_0.tif 04_15.tif 15 31 Tabel 3. Orang yang Sama dengan Variasi yang Berbeda Melalui Proses Rotasi ( 03_0.tif) 03_0.tif 03_1.tif 1 52.17 03_0.tif 03_2.tif 2 50 03_0.tif 03_3.tif 3 47.86 03_0.tif 03_4.tif 4 47.86 03_0.tif 03_5.tif 5 47.82 03_0.tif 03_6.tif 6 45.45 03_0.tif 03_7.tif 7 45 03_0.tif 03_8.tif 8 43.75 03_0.tif 03_9.tif 9 40 03_0.tif 03_10.tif 10 39.13 03_0.tif 03_11.tif 11 39 03_0.tif 03_12.tif 12 35 03_0.tif 03_13.tif 13 34.78 03_0.tif 03_14.tif 14 33.33 03_0.tif 03_15.tif 15 30.43 Tabel 5. Orang yang Sama dengan Variasi yang Berbeda Melalui Proses Rotasi ( 05_0.tif) 05_0.tif 05_1.tif 1 88.32 05_0.tif 05_2.tif 2 79.81 05_0.tif 05_3.tif 3 76.67 05_0.tif 05_4.tif 4 67.64 05_0.tif 05_5.tif 5 64.7 05_0.tif 05_6.tif 6 61.76 05_0.tif 05_7.tif 7 55.88 05_0.tif 05_8.tif 8 52.94 05_0.tif 05_9.tif 9 50 05_0.tif 05_10.tif 10 47.05 05_0.tif 05_11.tif 11 44.11 05_0.tif 05_12.tif 12 41.17 05_0.tif 05_13.tif 13 38.23 05_0.tif 05_14.tif 14 35.29 05_0.tif 05_15.tif 15 32.35

50 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 47-51 Tabel 6. Orang yang Sama dengan Variasi yang Berbeda Diambil Secara Acak ( 01_0.tif) 01_0.tif 01_16.tif 24 01_0.tif 01_17.tif 32 01_0.tif 01_18.tif 41 01_0.tif 01_19.tif 38 01_0.tif 01_20.tif 42 01_0.tif 01_21.tif 42 01_0.tif 01_22.tif 36 01_0.tif 01_23.tif 48 01_0.tif 01_24.tif 34 01_0.tif 01_25.tif 48 Tabel 7. Nilai Kecocokan dari Orang yang Berbeda 01_0.tif 06_0.tif 24 01_0.tif 07_0.tif 18 01_0.tif 08_0.tif 25 01_0.tif 09_0.tif 19 01_0.tif 10_0.tif 22 01_0.tif 11_0.tif 20 01_0.tif 12_0.tif 19 01_0.tif 13_0.tif 18 01_0.tif 14_0.tif 24 01_0.tif 15_0.tif 21 Data analisis citra sidik jari dapat dilihat pada Tabel 1 sampai Tabel 7. Tabel 1 sampai Tabel 7 tersebut menunjukkan nilai persentase keakuratan hasil citra sidik jari setelah dilakukan proses pencocokan ( match). Data pada Tabel 1 sampai Tabel 5 merupakan hasil pencocokan dari citra sidik jari orang yang sama untuk masing-masing tabel dengan variasi sudut yang berbeda. Data pada Tabel 1 sampai Tabel 5 merupakan tabel nilai presentase yang merupakan perbandingan antara database dan citra pembanding. didapatkan dari citra sidik jari yang diambil secara tegak lurus, yang kemudian dijadikan sebagai citra acuan. sidik jari tersebut merupakan hasil scanner dari jari yang sebelumnya sudah diberi tinta kemudian ditempelkan pada kertas putih. tersebut mempunyai nama file 01_0.tif untuk data pada Tabel 1, 02_0.tif untuk data pada Tabel 2, 03_0.tif untuk data1pada Tabel 3, 04_0.tif untuk data pada Tabel 4, dan 05_0.tif untuk data pada Tabel 5. Kemudian dengan citra sidik jari yang sama dengan database dilakukan rotasi dengan variasi sudut mulai 1 derajat sampai 15 derajat dari posisi citra acuan. Rotasi dilakukan menggunakan aplikasi Nero Photosnap. Data tersebut mempunyai selang 1 derajat sehingga dihasilkan 15 variasi letak sidik jari untuk masing-masing tabel dengan nama file 01_1.tif sampai 01_15.tif untuk Tabel 1, 02_1.tif sampai 02_15.tif untuk Tabel 2, 03_1.tif sampai 03_15.tif untuk Tabel 3, 04_1.tif sampai 04_15.tif untuk Tabel 4, dan 05_1.tif sampai 05_15.tif untuk Tabel 5. Proses rotasi dari 1 sampai 15 derajat ini dilakukan untuk memperoleh nilai simpangan yang bisa diterima ketika nilai persentase kesamaannya tidak mencapai 100%. Dengan kata lain, jika saat pengambilan citra sidik jari posisi jari tidak sama persis seperti pada database (presentasenya tidak 100%) maka ada nilai toleransi untuk menyatakan apakah citra sidik jari tersebut milik orang yang sama atau tidak. Nilai toleransi tersebut dihitung dengan membandingkan database dengan data citra sidik jari yang dirotasikan sudutnya. Dari perbandingan tersebut diperoleh presentase nilai pencocokan ( match) yang cukup bervariasi. Setelah dilakukan proses pencocokan ( match) masing-masing citra dengan nilai sudut yang berbeda didapatkan nilai persentase kesamaannya seperti pada Tabel 1. Data pada Tabel 1 kemudian dianalisis menggunakan regresi linier dan didapatkan nilai selang persentase 27.68% sampai 71.57%, Tabel 2 didapatkan nilai selang persentase 32.14% sampai 59.62%, Tabel 3 didapatkan nilai selang persentase 31.78% sampai 52.43%, Tabel 4 didapatkan nilai selang persentase 29.44% sampai 64.49%, dan Tabel 5 didapatkan nilai selang persentase 29.38% sampai 82.08%. Nilai selang ini digunakan untuk menentukan ketika data persentase kecocokannya diantara selang tersebut maka dapat dikatakan bahwa data tersebut milik orang yang sama. Berdasarkan analisis Tabel 1 sampai Tabel 5 hasil untuk data selang minimum jika kecocokan citra dianaisis lebih lanjut maka diperoleh rata-rata nilai minimum adalah sekitar 30%. Dengan demikian jika terdapat data kecocokan sidik jari yang kurang dari 30% maka dianggap data tersebut bukan milik orang yang sama (milik orang lain). Sebaliknya, apabila nilai kecocokan lebih dari 30% dimungkinkan kedua citra sidik jari yang dibandingkan tersebut milik orang yang sama. Tabel 6 merupakan data sidik jari orang yang sama dengan variasi sudut yang berbeda. Berbeda dengan Tabel 1 sampai Tabel 5 yang variasi sudutnya teratur mulai dari 1-15 derajat dari database, Tabel 6 mempunyai variasi sudut yang diambil secara acak tetapi tidak lebih dari 15 derajat. Pengambilan sidik jari secara acak ini dilakukan sebanyak 10 kali. Pengambilan dilakukan langsung melalui proses scanner citra sidik jari pada kertas yang diperoleh dari jari yang sebelumnya sudah diberi tinta kemudian ditempelkan pada kertas putih. Hasil scanner kemudian dianalisis sebagai citra sidik jari dengan nama file 01_16.tif-01_25.tif. Kesepuluh data ini kemudian dilakukan pencocokan ( match) dengan database ( data acuan). Dari hasil tabel tersebut dapat dilihat bahwa persentase nilai pencocokan ( match) minimalnya adalah 24% dan nilai persentase pencocokan ( match) maksimalnya adalah 48%. Dari kesepuluh data tersebut terdapat satu data yang nilai p e r s e n t a s e k e c o c o k a n n y a d i b a w a h 3 0 %. Ketidakakuratan data ini kemungkinan disebabkan oleh adanya penurunan kualitas citra sidik jari ( degradasi) yang menyebabkan minutiae tidak terbaca dengan jelas. Penurunan kualitas citra ini biasanya disebabkan oleh banyak hal, misalnya jari yang terlalu lembab sehingga tinta tidak menempel pada jari secara sempurna. Selain itu adanya perbedaan tekanan pada saat mengecapkan tinta sehingga ada bagian citra tidak sama tebal tipisnya. Data sidik jari dari orang yang berbeda ditujukan

Sudartono, dkk., - Rancang Bangun Sistem Pengenalan Pola 51 pada Tabel 7. Data pada Tabel 7 diambil dari sepuluh orang yang berbeda dengan nama file 06_0.tif-15_0.tif. Data ini kemudian dibandingkan dengan database (data acuan). Setelah dibandingkan dengan database kemudian didapatkan nilai pencocokan ( match). Nilai minimumnya sebesar18 % dan nilai maksimalnya 24%. Dari kesepuluh data tersebut nilai pencocokan ( match) berada dibawah nilai rentang toleransi untuk citra sidik jari yang sama. PENUTUP Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa minutiae dapat digunakan untuk merancang sistem pengenalan pola sidik jari. Hal ini dapat dibuktikan dengan cukup tingginya nilai pencocokan ( match) untuk citra sidik jari yang sama yaitu diatas 30%, sedangkan untuk citra sidik jari yang berbeda nilai pencocokan ( match) sangat kecil yaitu dibawah 30%. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya, yaitu :pengambilan citra sebaiknya dilakukan menggunakan fingerprint agar tidak terjadi penurunan kualitas citra ( degradasi) sehingga deteksi minutiae dapat lebih akurat. Selain itu perlu dikembangkan juga aplikasi pemrogaman citra sidik jari yang lebih mudah dalam pengoperasiannya sehingga aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh instansi yang membutuhkan tanpa mengeluarkan banyak biaya. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, M.S. 2009. Pengembangan Model Matematika Untuk Analisis Sistem Identifikasi Otomatis. Pusat Pengembangan Teknologi Informatika dan Komputasi BATAN Jiang, X. & W.Y.. 2000. Fingerprint Minutiae Matching Based on the Local And Global Structures. Centre for Signal Processing, Nanyang Technological University. IEEE 0-7695-0750-6/00 Kanata, Bulkis. 2008. Deteksi Berbasis Alihragam Gelombang-Singkat (Wavelet) dan ngan Syaraf Tiruan (JST) Khusus Kota Mataram dan Sekitarnya. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram. Vol. 7 No. 1 Januari Juni 2008 Mohsen, S. M. 2004. Automated Fingerprint Recognition: Using Minutiae Matching Technique For The Large Fingerprint. International Conference on Electronical and Computer Engineering. ICECE Dhaka, Bangladesh 28-30 Desember ISBN 984-32-1804-4 Munir, Rinaldi. 2004. Pengolahan Digital. Bandung: Informatika Bandung Pratama, A. Budi. 2008. Verifikasi Point Minutiae dalam Visum Et Revertum (VER) Menggunakan K-Means Clustering. Jurnal Ilmu Komputer UB, Volume XX Nomor XX ISSN 2008-0410960006 Tim Komputasi. 2006. Pengolahan citra: Konsep Dasar. Jakarta: Universitas Gunadharma