A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai olahraga nasional Korea. Cabang olahraga bela diri ini adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. horor adalah film yang penuh dengan eksploitas unsur unsur horor yang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI PERFILMAN JAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. modern dewasa ini. Selain sebagai unsur pendukung dalam kehidupan,

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki teknologi yang bagus. Jenis mainan di bedakan menjadi 2 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

DESAIN INTERIOR MUSEUM PURBAKALA TROWULAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP MODERN


mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.4 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada permasalahan kelanjutan hidup. Permasalahan anak di rumah dan diluar

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

DESAIN INTERIOR RESTAURANT SEBAGAI PENDUKUNG DI PUSAT KEBUDAYAAN YOGYAKARTA DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah. cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi. Dalam prosesnya, sebuah budaya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Museum Transportasi Darat di Bali 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh.

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Japanese Martial Art Center 1

BAB I PENDAHULUAN. Senin, 2 Maret 2015, WIB)

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL B. LATAR BELAKANG MASALAH. Desain Interior Lansia Therapist Center di Surakarta dengan Konsep. Surga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN Judul. Perancangan Interior Dan Furniture Clubhouse Jakarta Golf Club 1.2. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bagi masyarakat Indonesia, Pusat Kebudayaan dirasa sangat monoton dan kurang menarik perhatian, khususnya bagi kaum muda. Hal tersebut dikarenakankan pusat budaya bersifat formal dan terkesan untuk orang dewasa, sehingga mendengar kata pusat budaya saja, rata-rata kaum muda memilih untuk menghindar. Didukung dengan budaya membaca orang indonesia yang rendah, hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 menunjukkan sebesar 85,9 persen masyarakat indonesia memilih menonton televisi daripada mendengarkan radio (40,3 persen) dan membaca koran (23,5 persen). Hasil tersebut menegaskan bahwa masyarakat Indonesia cenderung menyukai hal-hal yang berbau menghibur secara visual. Hal itulah yang membuat pusat budaya cenderung kurang diminati. (http://www.paudni.kemendikbud.go.id/berita/8459.html). Kurangnya minat kaum muda salah satunya disebabkan oleh gaya hidup yang semakin berubah seiring berjalannya waktu. Budaya sering dianggap kuno dan tidak menarik. Padahal, budaya merupakan keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh anggota masyarakat tertentu. Budaya seharusnya dihormati bahkan dilestarikan, namun kenyataannya budaya semakin hilang dan tergantikan. Adapun pusat budaya yang berperan dalam melestarikan kebudayaan sesuai bidangnya, bertanggung jawab untuk mengedukasi, dan melestarikan melalui sosialisasi bahwa budaya itu penting dan sangat berarti. Sosialisasi yang dikemas secara menarik dan komersil akan membuat budaya itu semakin dikenal dan dicintai. Sehingga anak muda sebagai generasi penerus bisa melestarikan dan mewariskan untuk anak cucunya kelak. Di era yang semakin maju ini, budaya mulai termodernisasi. Hal itu merupakan pengaruh dari berkembangnya teknologi dan informasi yang semakin canggih. Sehingga pengemasan budaya agar diterima baik oleh segala golongan dengan mengikuti perkembangan yang ada tanpa membuang nilai budaya-budaya yang ada. Budaya asing yang masuk di Indonesia diterima dengan baik oleh masyarakatnya, asalkan tidak melanggar norma-norma budaya Indonesia. Begitu juga dengan budaya Korea yang masuk Indonesia. Salah satu budaya Korea yang sangat diterima oleh masyarakat Indonesia yaitu budaya K-pop. K-pop sendiri merupakan kependekan dari Korean Pop. K-pop sendiri kini tengah menjadi fenomena bagi remaja Indonesia, sehingga keberadaannya memiliki tempat tersendiri

dihati penggemarnya. Berdirinya Korean Cultural Center di Jakarta, menjadi salah satu tanda bahwa hubungan Indonesia-Korea Selatan sudah terjalin semakin dekat sejak hadirnya K-pop di Indonesia. Agar semakin banyak oang yang tahu akan kebudayaan Korea, dibukalah Rumah Budaya di Yogyakarta dengan menambahkan beberapa fasilitas yang sebelumnya tidak ada di Korean Cultural Center di Jakarta. Berbeda dengan Korean Cultural Center yang ada di Jakarta, maka Rumah Budaya Korea di Yogyakarta akan dikemas lebih komersil yang tidak hanya menyajikan kebudayaan serta sejarah Korea Selatan di masa lampau, namun menyajikan Rumah Budaya Korea secara modern dan kekinian. Beberapa area yang akan mengisi Rumah budaya Korea yaitu lobby, perpustakaan yang akan dipadukan dengan resto, dengan menyediakan buku dan e-book dengan beberapa tipe area baca bagi pengunjung yang dikelola secara komersil, Ruang audio visual yang akan menampilkan beberapa film atau dokumenter tertentu yang akan menampilkan kebudayaan Korea, art shop sebagai tempat menjual kerajinan Korea, dan juga kelas kursus untuk bahasa dan dance. Adanya Rumah Budaya Korea di Yogyakarta akan menambah ilmu mengenai banyak hal dari negara yang berjulukan negeri gingseng ini. Baik menenai sejarah kerajaan Korea, kebudayaan Korea, ataupun tentang perkembangan industri hiburan Korea yang kini sedang diminati banyak orang di seluruh dunia. Maka Rumah Budaya Korea bisa menjadi media belajar bagi siapapun yang menginginkannya. Selain itu, Rumah Budaya Korea ini juga memfasilitasi bagi siapa saja yang menginginkan pernak-pernik dari Korea yang tidak mungkin didapat dari tempat lain selain di Korea. B. BATASAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan ruang lingkup perancangan sebagai berikut. 1. Perancangan dibatasi dengan batas luas bangunan 800-1500 m 2. 2. Sasaran konsumen adalah untuk segala golongan usia, namun lebih ditekankan untuk remaja. 3. Perencanaan interior ditekankan pada lobby, perpustakaan, resto, art shop, ruang audio visual, kelas kursus dance dan ruang kursus bahasa Korea. C. RUMUSAN MASALAH PERANCANGAN Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut. 1. Bagaimana menghadirkan Rumah Budaya Korea yang mampu mendidik, menginformasi dan menghibur pengunjung?

2. Bagaimana merancang Rumah Budaya Korea di Yogyakarta yang sesuai kaidah desain mengenai organisasi ruang, sirkulasi dan sistem interior dengan atmosfer K-pop? 3. Bagaimana menerapkan interior dengan elemen-elemen interior yang mendukung gaya hidup masa kini? D. TUJUAN PERANCANGAN Perancangan yang dilakukan mempunyai tujuan sebagai berikut. 1. Menghadirkan Rumah Budaya Korea yang mampu mendidik, menginformasi dan menghibur pengunjung. 2. Merancang Rumah Budaya Korea di Yogyakarta yang sesuai kaidah desain mengenai organisasi ruang, sirkulasi dan sistem interior dengan atmosfer K-pop. 3. Menerapkan interior dengan elemen-elemen interior yang mendukung gaya hidup masa kini. E. MANFAAT PERANCANGAN Adapun manfaat perancangan terbagi menjadi dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan praktis yang dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai perancangan yang telah di desain untuk mewujudkan Rumah Budaya Korea ini. b. Menambah pengetahuan interior baru khususnya pada penerapan perancangan modern - tradisional di dalam dunia akademik dan budaya. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang perlunya sebuah Rumah Budaya Korea di Yogyakarta. b. Sebagai sarana tempat pertemuan bagi para pencinta budaya Korea, menambah informasi sebagai sarana edukasi dan entertaiment bagi masyarakat. c. Memperkenalkan dan menyebarkan kebudayaan Korea di Indonesia. d. Meningkatkan persahabatan dan pemahaman antara kedua negara melalui pertukaran kebudayaan dan sumber daya manusia. e. Memberi sarana bagi mahasiswa prodi bahasa Korea UGM dalam menambah ilmu mengenai Korea.

F. METODE PERANCANGAN Metode desain dalam perancangan Rumah Budaya Korea ini menggunakan metode analisis dan observasi. Hal pertama yang dilakukan dalam perancangan desain interior Rumah Budaya Korea ini yaitu dengan cara mempelajari permasalahan yang ada serta menganalisis kegiatan yang dilakukan, pengumpulan data literatur dari berbagai sumber serta melakukan survey lapangan terkait proyek perancangan. Selanjutnya membuat analisis programming yang sangat mempengaruhi hasil akhir desain dikarenakan produk desain merupakan jawaban dari permasalahan kebutuhan pengguna.

Latar Belakang - Semakin populernya K-pop di Indonesia. - Banyaknya penggemar K-pop. - Pusat Budaya kurang diminati kaum muda karena bersifat formal. - Ramainya industri hiburan Korea di Indonesia. - Kurangnya fasilitas kebudayaan Korea di Indonesia. SKEMA POLA PIKIR PERANCANGAN Judul Desain Interior Rumah Budaya Korea di Yogyakarta dengan Atmosfer K-pop. Permasalan - Bagaimana menghadirkan Rumah Budaya Korea yang mampu mendidik, menginformasi dan menghibur pengunjung? - Bagaimana merancang Rumah Budaya Korea di Yogyakarta yang sesuai kaidah desain mengenai organisasi ruang, sirkulasi dan sistem interior dengan atmosfer K-pop? - Bagaimana menerapkan interior dengan elemen-elemen interior yang mendukung atmosfer K-pop? Ide - Rumah Budaya Korea di Yogyakarta dengan Atmosfer K-pop. - Menfasilitasi para penggemar K-pop dalam segala hal. - Fasilitas ruang yang didesain khusus serta menjadi sarana edukasi dan rekreasi. Tujuan - Menghadirkan Rumah Budaya Korea yang mampu mendidik, menginformasi dan menghibur pengunjung. - Merancang Rumah Budaya Korea di Yogyakarta yang sesuai kaidah desain mengenai organisasi ruang, sirkulasi dan sistem interior dengan atmosfer K-pop. - Menerapkan interior dengan elemen-elemen interior yang mendukung konsep modern dengan atmosfer K-pop. Study Lapangan - Korean Culture Center Jakarta di Gedung Equity Tower lantai 17, Jakarta - Korean Language Center RT 03 RW 03, Palur, Jaten, Karanganyar - Taman Budaya Jawa Tengah di Jl. Ir. Sutami No. 57, Kentingan, Surakarta - Daegu Korean Grill di Jl. Dr. Radjiman No. 402, Surakarta Analisa Desain ( Analisa Kondisi Tapak, Analisa Fungsional, dan Analisa Prinsip Konsep Desain ) Konsep Perancangan rumah Budaya Korea ini menerapkan konsep modern dengan tujuan untuk menciptakan efek kekinian seperti yang sedang populer pada Korea sehingga lebih mudah menarik pengunjung. Pra Perancangan Desain Akhir Tabel 1.1 Skema Pola Pikir Perancangan ( Sumber : Penulis, 2016)

G. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Terdiri atas latar belakang masalah mengenai fakta mengenai masalah Rumah Budaya yang kurang diminati karena terlalu formal dan kurangnya publish batasan masalah, rumusan masalah perancangan, tujuan perancangan, manfaat, metode perancangan, dan sistematika pembahasan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi tahap kajian pustaka mengenai proyek desain interior Rumah Budaya Korea yang meliputi : 2A. Penjelasan Judul 2.1. Kajian Pustaka 2.2. Tinjauan Umum Korea A.3. Budaya dan Seni Korea A.4. Fasilitas Besaran Ruang A.5. Sistem Organisasi Ruang A.6. Furniture A.7. Unsur-Unsur Pembentuk Ruang A.8. Elemen Pelengkap Pembentuk ruang A.9. Warna A.10. Interior Sistem BAB III KAJIAN LAPANGAN Penjelasan tentang data-data hasil survey lapangan yang berhubungan dengan proyek interior yang akan dikerjakan yaitu di Korean Culture Center di Jakarta dan Daegu Korean Grill Solo, baik secara umum maupun khusus. BAB IV ANALISA DESAIN Berisi tahap konsep perancangan berupa uraian tentang Programming (Definisi, Proyek, Asumsi Lokasi, Status Kelembagaan, Struktur Organisasi, Sistem Operasional, Program Kegiatan, Program Ruang, Besaran Ruang, Elemen Pembentuk Ruang, Pengisi Ruang, Sistem Interior, Sistem Keamanan, Sistem Organisasi Ruang, Sistem Sirkulasi, Pola Hubungan Antar Ruang, Zonning, dan Grouping) serta Konsep Desain (Ide Gagasan, Tema, Suasana Ruang, Pola Penataan Ruang, Elemen Pembentuk Ruang, Pengisi Ruang, Furniture, Sistem Interior, dan Sistem Keamanan). BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Meliputi kesimpulan evaluasi konsep perancangan dan keputusan desain serta saran-saran penulis mengenai Perencanaan dan Perancangan Desain Interior Rumah Budaya Korea di Yogyakarta dengan Atmosfer Hanok. B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN