BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk. menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. tindakan pencapaian serta pelaksanaan suatu pekerjaan yang diminta

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah di Indonesia telah membawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penerimaan negara yang saat ini sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik pula. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mampu

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia merupakan kunci penting

I. PENDAHULUAN. kehidupan baru yang penuh harapan akan terjadinya berbagai langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. untuk diselesaikan oleh pemerintah daerah. Salah satu urusan yang diserahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali. menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa kelak

BAB I PENDAHULUAN. instansi agar dapat bertahan dan berkembang dalam proses operasinya.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pelayanan publik yang terjadi di Indonesia sudah menjadi

I. PENDAHULUAN. sendiri adalah kemampuan self supporting di bidang keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

Dalam kenyataan sehari-hari, perusahaan sesungguhnya mengharapkan prestasi atau hasil kerja terbaik dari para karyawannya. Menurut Rivai (2005: 309),

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB VI PENUTUP. dalam beberapa tahun terakhir (tahun 2009 sampai 2011) dilihat dari penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KANTOR KAS DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor migas dan ekspor barang-barang non migas. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya pencapaian sasaran nasional di daerah sesuai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cara yang telah ditetapkan. Pelayanan publik berkaitan dengan kepentingan umum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik

I. PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sumber dana dari dalam negeri antara lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak erat sekali hubungannya dengan pembangunan, pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. modal intelektual (Intellectual Capital) yang terdiri dari orang-orang yang ada

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin kompleks menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014

V. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk. pembangunan dan pengeluaran pemerintahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki pendapatan dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya diukur

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. (Diana Sari, 2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

I. PENDAHULUAN. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance),

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unit Eselon 1 yang berada dibawah Kementrian Keuangan Indonesia, sebagaimana Juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip menurut Devas, dkk (1989) sebagai berikut.

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pembangunan nasional telah ditempuh berbagai upaya perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan peningkatan kontribusi yang baik kedalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa mendatang dengan mendukung dan menunjang peningkatan jabatan yaitu melalui program pendidikan dan pelatihan pegawai. Setiap organisasi/perusahaan harus menerima kenyataan, bahwa eksistensinya di masa depan tergantung pada sumber daya manusia. Tanpa memiliki sumber daya manusia yang kompetitif sebuah perusahaan/organisasi akan mengalami kemunduran dan akhirnya dapat tersisih karena ketidakmampuan menghadapi pesaing. Kondisi seperti itu mengharuskan organisasi/perusahaan untuk melakukan pembinaan karier bagi para pekerja, yang harus dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan. Dengan kata lain pembinaan karier sebagai salah satu kegiatan manajemen sumber daya manusia, harus dilaksanakan sebagai kegiatan formal yang dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan manajemen sumber daya manusia lainnya. Pembinaan karier tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kegiatan perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi dalam rangka pengaturan staf. Kegiatan-kegiatan manajemen sumber daya manusia tersebut, harus memperoleh

2 sejumlah tenga kerja yang potensial dengan kualitas terbaik. Tenaga kerja seperti itulah yang harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kariernya, agar dengan kemampuannya yang terus meningkat sesuai tuntutan lungkungan bisnis, tidak saja mampu mempertahankan eksistensi organisasi/perusahaan, tetapi juga mampu mengembangkan dan memajukannya. Pengembangan pegawai harus diusahakan secara aktif, dengan tidak sekedar menunggu bersamaan dengan pertambahan usia dan posisi/jabatan tidak boleh sekedar ditunggu tetapi harus diperjuangkan. Pengembangan karier merupakan usaha formal untuk meningkatkan dan menambah kemampuan, yang diharapkan berdampak pada pengembangan dan perluasan wawasan, yang membuka kesempatan mendapatkan posisi/jabatan yang memang memuaskan dalam kehidupan sebagai pekerja. Upaya pengembangan pegawai harus dilakukan melalui usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia harus melalui suatu proses dan dilakukan secara menyeluruh, guna mendukung kinerja para karyawan yang lebih berdaya guna, lebih kreatif dan lebih efektif. Semakin kompleksnya suatu permasalahan dan tugas yang harus dilakukan, maka proses pendidikan dan latihan para karyawan akan menjadi tujuan utama bagi pihak pemerintah atau lembaga maupun instansi yang terkait, agar tanggung jawab dan fungsi karyawan benarbenar memberikan hasil kerja yang lebih baik dan berkualitas sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif bagi organisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3 Tujuan utama program pendidikan dan pelatihan adalah agar karyawan dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan serta pengetahuan sesuai dengan bidang pekerjaannya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organsisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemampuan organisasi untuk mempertahankan kestabilan karyawannya adalah merupakan faktor penentu keberhasilan instansi dibidang kepegawaian dalam mencapai tujuan organisasinya. Sebaliknya jika terjadi kegagalan dalam mempertahankan kestabilan pegawainya akan mengakibatkan kerugian bagi instansi yang terkait, karena seringnya terjadi penggantian pegawai yang tidak produktif. Pelatihan pegawai perlu dilakukan, agar perusahaan mampu menghadapi tantangantantangan dan dapat bekerja dengan baik secara kontinyu (Handoko, 1994: 103). Demikian pula halnya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Jambi yang telah mengelola pajak daerah merupakan bagian sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) mempunyai peranan yang sangat penting sekali baik dalam pengelolaan pajak, pemungutan pajak, penyuluhan kepada wajib pajak, sistem pemungutan pajak, karena pajak sebagai dana untuk kegiatan berbagai kegiatan pembangunan di daerah, maka harus dikelola dengan baik dan transparan, dan pajak termasuk sumbangan yang terbesar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jambi. Upaya untuk menuju kearah tersebut, maka Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Jambi harus melakukan suatu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan bidang perpajakan yang dilakuka oleh instansi terkait. Melalui kegiatan tersebut, maka para pegawai dapat meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan yang telah dilakukan. Diantara

4 Pajak Bumi dan Bangunan yang dikelola langsung oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Jambi. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 82 Tahun 2000 Tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) antara pemerintah pusat dan daerah pasal 1 ditegaskan bahwa: (1) Hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan merupakan penerimaan negara dan disetor sepenuhnya ke rekening kas negara. (2) Dengan pembagian 10% dari hasil penerimaan merupakan bagian penerimaan untuk pemerintah pusat. (3) Sebesar 90% dari hasil penerimaan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) merupakan bagian penerimaan untuk Daerah yang dibagi dengan rincian: 16,2% untuk Daerah Provinsi yang bersangkutan, 64,8% untuk Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan 9% untuk biaya pemungutan yang dibagikan kepada Direktorat Jenderal Pajak dan Daerah. Berdasarkan Kepmen Keuangan RI tersebut di atas, bahwa sebagian besar hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikembalikan ke Provinsi dan Kabupaten/Kota. Ini merupakan bentuk penerimaan daerah dari hasil Pajak Bumi dan Bangunan yang untuk daerah juga dipergunakan tambahan anggaran belanja daerah guna pembiayaan pembangunan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana disebutkan di atas Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) Jambi sudah barang tentu

5 membutuhkan pegawai yang berkualitas, mampu bekerjasama, mempunyai disiplin, serta berdedikasi tinggi, dengan demikian dapat diharapkan pelaksanaan tugas dapat berjalan secara efektif dan efisien didalam melaksanakan pekerjaan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) Jambi adalah dalam bentuk optimalisasi penerimaan negara yaitu berupa penerimaan dari Pajak Bumi dan Bangunan, sedangkan sasarannya antara lain adalah tercapainya target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagaimana ditetapkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB). Tercapai atau tidaknya tujuan dan sasaran tersebut dalam pelasksanaannya nanti akan dievaluasi dalam realisasi penerimaan negara yang biasanya dalam 1 (satu) tahun anggaran (sekarang tahun kalender). Inilah yang menjadi sebab betapa peranan seorang pemimpin sangat penting dalam mempengaruhi seluruh bawahannya, agar mau bekerja dengan sungguh-sungguh. Pimpinan perlu memberikan suatu dorongan kepada pegawai agar termotivasi untuk bekerja dan mau meningkatkan prestasi kerjanya. Data target dan realisasi Penerimaan Bea Masuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi Tahun Anggaran 2005-2009 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Target dan realisasi Penerimaan Bea Masuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi Tahun Anggaran 2005 2009 Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Anggaran Target (Rp.000) Realisasi (Rp.000) Persentase Pencapaian (%) 2005 6.370.960 4.663.456 73,20 2006 7.261.390 5.884.244 81,03 2007 6.968.180 5.507.076 79,03 2008 7.828.010 6.475.312 82,72 2009 7.927.010 6.328.460 80,84 Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi Tahun 2010

6 Berdasar tabel di atas maka diketahui bahwa realisasi penerimaan pajak Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi pada Tahun 2005-2009, tidak mencapai target yang telah ditentukan atau mencapai 100%. Persentase pencapaian paling tinggi terjadi pada Tahun 2008, dari pajak sebesar Rp.7.828.010.000,- yang ditargetkan terealisasi sebesar Rp.6.475.312.000,- atau mencapai 82,72%. Sementara itu persentase pencapaian paling rendah terjadi pada tahun 2005, dari pajak sebesar Rp. 6.370.960.000,- yang ditargetkan terealisasi sebesar Rp. 4.663.456.000,- atau mencapai 73,20%. Tidak tercapainya realisai penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi tersebut dapat berkaitan dengan kurang maksimalnya produktivitas kerja pegawai dalam menggali dan mengkoordinasikan sumber-sumber pajak potensial. Untuk mendukung keberhasilan dalam penarikan Pajak Bumi dan Bangunan maka pihak Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) Jambi terus melakukan pendidikan dan latihan kepada seluruh karyawan dan staf, untuk terus memacu peningkatan pengetahuan dan keterampilan, sehingga pegawai dapat bekerja secara produktif. Produktivitas kerja dalam konteks penelitian ini mengacu pada pendapat Steers (1999: 14), yang terdiri dari kemampuan menyesuaikan diri, kualitas kerja, kepuasan kerja dan kemampuan meraih keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaannya. Berikut adalah data pegawai Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Jambi menurut tingkat pendidikan: Tabel 2. Data Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Jambi Tahun 2005 2009 Menurut Tingkat Pendidikan

7 Tahun Tingkat Pendidikan Pegawai SLTA DIII S1 S2 Jumlah 2005 10 9 20-39 2006 1 11 22-45 2007 9 13 23-49 2008 9 13 25 1 56 2009 9 13 26 2 66 Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa tingkat pendidikan pegawai di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) bervariasi, mulai dari pegawai lulusan SMA, DIII, S1 dan S2. Upaya untuk menciptakan produktivitas kerja pegawai tersebut adalah dengan pendidikan dan pelatihan Data mengenai jumlah pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Jumlah Pegawai yang Mengikuti Pendidikan dan Latihan pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Jambi Tahun 2005-2009 Tahun Jumlah Seluruh Pegawai (orang) Jumlah Pegawai Peserta Diklat (orang) Persentase Keikutsertaan (%) 2005 39 16 41,03 2006 45 10 22,22 2007 49 16 32,65 2008 56 12 21,43 2009 66 11 16,67 Rata-Rata 51 13 26,80 Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa jumlah dan persentase rata-rata pegawai Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Jambi yang mengikuti Pendidikan dan Latihan pada periode Tahun 2005-2009 masih rendah,

8 yaitu hanya 13 orang pegawai atau 26,80%. Persentase keikut sertaan tertinggi terjadi pada Tahun 2005, dari seluruh pegawai yang berjumlah 39 orang, hanya 16 orang yang mengikuti diklat atau 41,03%, sementara itu persentase keikut sertaan terendah terjadi pada tahun 2009, dari seluruh pegawai yang berjumlah 66 orang, hanya 11 orang yang mengikuti diklat atau 16,67%. Data di atas menunjukkan bahwa Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi tidak memprogramkan secara baik pelaksanaan atau penugasan para pegawai untuk mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan di bidang perpajakan. Asumsi ini didapatkan dari peresentase keikutsertaan pegawai dalam pendidikan dan latihan yang tidak maksimal, padahal secara ideal setiap tahun semestinya perkembangan menunjukkan persentase yang meningkat. Beberapa jenis diklat yang diikuti oleh pegawai Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terkait dengan tugas pokok dan fungsinya, adalah: Tabel 4. Jenis Diklat Terkait dengan Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Jambi Tahun Jenis Diklat Peserta 2005 Bimbingan Teknis Undang-Undang Perpajakan 13 2006 Bimbingan Teknis Pengelolaan Pendapatan Asli Daeah 7 2007 Manajemen Keuangan Keuangan Daerah 14 2008 Pemetaan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 9 2008 Kinerja Proyek Pembangunan 8 2009 Kemandirian Keuangan Daerah 8 2009 Pengembangan Jaringan Kerjasama Lintas SKPD 9 Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi Tahun 2010 Rendahnya keikutsertaan pegawai dalam program diklat dapat berkaitan dengan produktivitas kerja pegawai dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yaitu melaksanakan sebagian

9 urusan pemerintahan daerah di bidang penerimaan pajak bumi dan bangunan serta mengoptimalisasikan penerimaan pajak dari berbagai sumber potensial dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain jenis Diklat sebagaimana tertera pada tabel di atas, juga diselenggarakan beberapa jenis diklat lain, yaitu Diklat Pengembangan Kecerdasan Emosional pada tahun 2005, Diklat Pemberdayaan Potensi Keuangan Daerah pada tahun 2006, Diklat Kepemimpinan Partisipasif pada tahun 2007, Diklat Relevansi Manajemen Keuangan dalam Konteks Otonomi Daerah pada tahun 2008, Diklat Membangun Iklim Kerja Kondusif dalam Pencapaian Kinerja pada tahun 2009 dan Diklat Orientasi Penyelesaian Pekerjaan Berbasis Organisasi Pelayanan Publik yang Akuntabel. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan berjudul Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Pegawai terhadap Produktivitas Kerja pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Jambi. 1.2 Perumusan Masalah Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Jambi yang mengelola khusus bidang pajak bumi dan bangunan daerah salah satu instansi yang bertanggung jawab dan melakukan berbagai perencanaan dan sistem pemungutan, pengelolaan pajak daerah, sehingga sangat diperlukan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Upaya yang ditempuh Kantor Pelayanan PBB Jambi adalah mengikutsertakan pegawai dalam mengikuti pelatihan teknik tentang perpajakan, sehingga dengan dilakukan upaya tersebut maka para pegawai akan

10 lebih meningkatkan kemampuan dan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap produktivitas pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya. Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini adalah rendahnya keikut sertaan para pegawai dalam berbagai program diklat terkait dengan tugas pokok dan fungsi kantor pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Hal ini diketahui dari pegawai yang mengikuti pendidikan dan latihan pada periode Tahun 2005-2009, yang hanya mencapai rata-rata 13 orang pegawai atau 26,80%. Padahal secara ideal, keikut sertaan pegawai akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kerja pegawai sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah program pendidikan dan pelatihan pegawai berpengaruh terhadap produktivitas kerja di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi?. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan pegawai terhadap produktivitas kerja pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi.

11 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan disiplin Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya yang berkaitan dengan program pendidikan dan pelatihan pegawai dan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja pegawai. 2. Secara Praktis Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sebagai bahan masukan bagi pelatihan teknis perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi. b. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana (S.1) dalam Ilmu Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. c. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang Sumber Daya Manusia, khususnya dalam masalah Pendidikan dan Pelatihan. 1.4 Kerangka Pemikiran Pengembangan sumber daya manusia pada suatu organisasi dilaksanakan melalui suatu proses yang secara menyeluruh, guna mendukung kinerja para pegawai yang lebih berdaya guna, lebih kreatif dan lebih efektif. Salah satu hal yang dapat ditempuh adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan dan latihan,

12 dengan harapan bahwa produktivitas kerja pegawai akan mengalami peningkatan dan pegawai memberikan hasil kerja yang lebih baik dan berkualitas. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arianto (2003), menunjukkan adanya hubungan signifikan antara Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Bandung dengan nilai sebesar 78,76%. Rekomendasi penelitian ini adalah perlu ditingkatkan partisipasi pegawai dalam mengikuti berbagai diklat dalam upaya peningkatan kinerja pegawai di masa mendatang (Sumber: www.tempointeraktif.jurnal-penelitian.com. Diakses 19 Oktober 2010) Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2001), yang menunjukkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan merupakan upaya efektif yang ditempuh dalam rangka pengembangkan kemampuan teknis dan manajerial para pegawai di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan program diklat terhadap kemampuan teknis dan manajerial pegawai (Sumber: www.tempointeraktif.jurnal-penelitian.com. Diakses 19 Oktober 2010) Hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat Menurut Siagian (1999: 175) bahwa pendidikan dan pelatihan adalah proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik dan metoda tertentu secara konsepsional dapat dikatakan bahwa latihan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja seseorang atau sekelompok orang. Biasanya yang sudah bekerja pada suatu organisasi yang efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerjanya dirasakan perlu untuk dapat ditingkatkan secara terarah dan pragmatik. Pelaksanaan pelatihan dimaksudkan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan,

13 keterampilan yang baik, kemampuan dan sikap yang baik untuk mengisi jabatan pekerjaan yang tersedia dengan produktivitas kerja yang tinggi, yang mampu menghasilkan hasil kerja yang baik. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyelenggarakan program pendidikan dan latihan bagi para pegawai dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan produktivitas kerja pegawai untuk mencapai hasil kerja yang baik serta mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan pegawai terhadap produktivitas kerja pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi. Program pendidikan dan pelatihan pegawai yang dimaksud, mengacu pada pendapat Handoko (1994: 103), bahwa tujuan utama program pendidikan dan pelatihan adalah agar karyawan dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan serta pengetahuan sesuai dengan bidang pekerjaannya masing-masing. Sementara itu produktivitas kerja mengacu pada pendapat Steers (1999: 14), yang menyatakan bahwa produktivitas kerja terdiri dari kemampuan menyesuaikan diri, kualitas kerja, kepuasan kerja dan kemampuan meraih keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir sebagai berikut: Program Pendidikan dan Pelatihan Pegawai (Variabel X) Sikap Tingkah laku Pengetahuan Keterampilan (Handoko, 1994: 103) Produktivitas Kerja Pegawai (Variabel Y) Kemampuan menyesuaikan diri Kualitas kerja Kepuasan kerja Kemampuan meraih keberhasilan (Steers, 1999: 14)

14 Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian 1.5 Hipotesis Menurut Sugiyono (2005: 65), hipotesis adalah perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan sementara dan menuntun atau mengarahkan penelitiaan selanjutnya. Berdasarkan pengertian di atas maka hipotesis dalam penelitiaan ini adalah: Program pendidikan dan pelatihan pegawai berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Jambi