BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

BAB 2 LANDASAN TEORI

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB III LANDASAN TEORI

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

Pengelolaan Persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN ILHAM SUGIRI HAMZAH KARIM AMRULLAH ARIE TINO YULISTYO

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

Manajemen Persediaan

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MATA KULIAH PEMODELAN & SIMULASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

Manajemen Operasional. Metode EOQ

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Surya Wahana Fortuna.

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Persediaan di Rumah Sakit Oleh: Firman Pribadi

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri baik industri manufaktur maupun jasa

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dan menurut Rangkuti (2007) Persediaan bahan baku adalah:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

Simulasi Monte Carlo. (Inventory)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Subjek yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Aplikasi Simulasi Persediaan Teri Crispy Prisma Menggunakan Metode Monte Carlo

PENGENDALIAN PERSEDIAAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMAKAIAN VOLUME GUDANG DI PT. SIM BEKASI. Basuki. Abstrak

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

BAB III METODE PENELITIAN

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan menurut Stevenson (2009 : 550) persediaan merupakan bagian penting dalam suatu bisnis. Tidak hanya diperlukan dalam operasi tetapi juga berperan penting dalam kepuasan pelanggan. Menurut Zulian (2003: 5) persediaan timbul disebabkan oleh tidak sinkronnya permintaan dengan penyediaan dan waktu yang digunakan untuk memproses bahan baku dari penyebab timbulnya persediaan tersebut. Menurut Heizer dan Render (2011: 500) persediaan merupakan salah satu aset termahal untuk beberapa perusahaan yang mewakili 50% dari total modal yang diinvestasikan. Oleh karena itu perusahaan memerlukan manajemen persediaan untuk mengoptimalkan persediaan yang dimiliki agar mencapai keseimbangan investasi persediaan dan tingkat pelayanan kepada konsumen melalui pemenuhan permintaan konsumen. Menurut Arman Hakim Nasution (2003,p103) persediaan merupakan sumberdaya yang menganggur atau yang disimpan untuk menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut dimaksudkan untuk kegiatan produksi pada sistem manufaktur dan kegiatan pemasaran pada sistem distribusi. Suatu persediaan perlu dilakukan manajemen persediaan yang bertujuan untuk mengoptimalisasi persediaan yang ada sehingga perusahaan tidak 9

10 mengeluarkan biaya yang lebih untuk kekurangan dan kelebihan stok. Menurut Adeyemi dan Salami (2010: 136) manajemen persediaan adalah suatu aktivitas yang meliputi pengembangan dan manajemen level persediaan yang terdiri dari bahan baku, bahan setengah jadi dan produk jadi yang dapat dipasok dalam memenuhi ketersediaan permintaan. Menurut P.Radhakrishnan, Prasad dan Gopalan ( 2009: 34) manajemen persediaan merupakan komponen penting dalam manajemen rantai pasok karena dapat meningkatkan kegiatan pengontrolan persediaan, jaringan rantai pasok, pelayanan konsumen, mengurangi waktu tunggu dan biaya. Optimalisasi persediaan merupakan suatu tindakan dalam persediaan yang membantu dalam peningkatan kontrol dan manajemen persediaan dengan menggunakan suatu metode perhitungan. Strategi optimalisasi persediaan untuk meningkatkan layanan pelanggan, mengurangi waktu dan biaya dalam memenuhi permintaan pasar. Menurut Heizer dan Render (2011: 501) persediaan memiliki beberapa jenis yaitu: Persediaan bahan mentah yaitu suatu persediaan yang dibeli oleh perusahaan namun belum diproses. Persediaan barang dalam proses yaitu persediaan yang telah mengalami perubahan melalui beberapa proses tetapi belum selesai sehingga perlu proses lebih lanjut untuk menghasilkan produk jadi. Persediaan barang jadi yaitu persediaan yang telah selesai diproses sehingga menghasilkan produk jadi yang siap untuk dikirimkan.

11 2.2 Fungsi Persediaan Menurut Heizer dan Render (2011: 500), fungsi-fungsi persediaan yaitu: Untuk dijadikan persediaan tambahan jika terjadi fluktuasi permintaan sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan produksi dan distribusi. Mengambil keuntungan potongan harga dari jumlah tertentu persediaan yang dibeli karena pembelian dalam jumlah yang besar dapat menurunkan biaya persediaan. Menangani inflasi dan perubahan harga. Menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik dengan menggunakan barang dalam proses. Hal ini karena membutuhkan waktu untuk memproduksi barang. Agar fungsi-fungsi persediaan dapat efektif maka perusahaan perlu melakukan optimalisasi persediaan melalui manajemen persediaan. Menurut Adeyemi dan Salami (2010: 136) manajemen persediaan adalah suatu aktivitas yang meliputi pengembangan dan manajemen level persediaan yang terdiri dari bahan baku, bahan setengah jadi dan produk jadi yang dapat dipasok dalam memenuhi ketersediaan permintaan. 2.3 Biaya-Biaya Persediaan Biaya persediaan merupakan biaya yang dibutuhkan dalam penanganan persediaan baik persediaan itu berbentuk bahan mentah, barang setengah jadi ataupun barang jadi. Menurut Nyoman (2007: 185) biaya persediaan terdiri dari sebagian biaya variabel dan sebagian lainnya biaya tetap. Biaya persediaan

12 yang bersifat variabel adalah biaya yang berubah-ubah karena adanya perubahan jumlah persediaan di dalam gudang. Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 549) biaya persediaan terdiri dari: Biaya pemesanan (Ordering Cost) yaitu biaya yang berhubungan dengan penyimpanan dari waktu ke waktu. Biaya ini mencakup biayabiaya barang menjadi using, pasokan, formulir, pemprosesan pemesanan, pekerja dan lain-lain. Sedangkan menurut Biaya penyimpanan (Holding atau Carrying Cost) yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan kebutuhan penyimpanan atau penahanan bahan baku sepanjang waktu tertentu. biaya penyimpanan ini mencakup biaya yang berkaitan dengan gudang, seperti: biaya asuransi, pekerja di gudang, sewa gudang, penyusutan gudang, dan lain-lain. Biaya pemasangan (Setup Cost) yaitu biaya-biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses untuk memproduksi pesanan. Biaya kekurangan persediaan (Shortage Cost) yaitu ketika stok dari suatu item habis maka perusahaan perlu melakukan pemesanan kembali. Pemesanan tersebut membutuhkan suatu biaya di luar dari biaya perencanaan perusahaan.

13 2.4 Model Persediaan Menurut Heizer dan Render (2011: 506) model persediaan merupakan suatu teknik pengendalian persediaan untuk memperoleh efisiensi dalam persediaan. Model persediaan terbagi berdasarkan sifat permintaannnya yaitu: 1. Model persediaan untuk permintaan dependen (terikat) yaitu permintaan suatu barang yang bergantung dengan barang lainnya, misalnya: permintaan untuk oven pemanggangan roti bergantung dengan kebutuhan produksi roti. 2. Model persediaan untuk permintaan independen (bebas) yaitu permintaan suatu barang yang tidak bergantung dengan barang lainnya, misalnya: permintaan untuk oven pemanggang roti tidak bergantung dengan permintaan terhadap kulkas. Terdapat tiga model persediaan yang memerhatikan pertanyaan kapan pemesanan dilakukan dan berapa banyak yang akan dipesan yaitu: Model dasar Economic Order Quantity (EOQ) EOQ merupakan salah satu bentuk pengendalian persediaan yang relatif mudah untuk digunakan. EOQ bertujuan untuk meminimalkan biaya total. Ketika kuantitas pesanan meningkat, jumlah pemesanan total yang ditetapkan dalam satu tahun akan berkurang. Dengan demikian, ketika kuantitas pesanan meningkat, biaya pemesanan tahunan akan berkurang. Tetapi ketika kuantitas pemesanan meningkat, biaya penyimpanan akan meningkat karena persediaan yang dipertahankan lebih besar dari rata-rata.

14 Manfaat model EOQ adalah EOQ merupakan model yang tangguh, artinya EOQ memberikan jawaban yang memuaskan meskipun terdapat beragam variasi dan parameter. Seperti halnya, sulit penentuan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang akurat. Beberapa asumsi untuk model EOQ yaitu: - tingkat permintaan diketahui dan bersifat kosntan. - lead time diketahui dan bersifat konstan, persediaan diterima dengan segera. - tidak mungkin diberikan diskon. - biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan biaya penyimpanan - keadaan kehabisan atau kekurangan stok dapat dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat. Dalam model EOQ terdapat beberapa formula dan formula untuk EOQ itu sendiri berdasarkan biaya simpan dan pesan. Berikut formula untuk model EOQ yaitu: - Formula EOQ berasal dari perhitungan yaitu: 1. Biaya pemesanan atau setup cost tahunan = (permintaan tahunan / Jumlah unit dalam setiap pemesanan) x (biaya pemesanan per pesanan)

15 = (D / Q) x (S) 2. Biaya penyimpanan atau Holding Cost tahunan = (kuantitas pemesanan / 2) x (biaya penyimpanan per unit per tahun) = (Q / 2) (H) 3. Biaya total atau Total Cost (TC) persediaan diperoleh dari biaya pemesanan dijumlahkan dengan biaya penyimpanan. TC = (D / Q) (S) + (Q / 2) (H) 4. EOQ diperoleh dari Biaya pemesanan tahunan sama dengan biaya penyimpanan tahunan (D / Q) (S) = (Q / 2) (H) 2DS = Q 2 H Q 2 = (2DS) / H Q* = (2DS) / H

16 Keterangan: Q* = besarnya pemesanan D = permintaan per tahun S = biaya pemesanan H = biaya penyimpanan LD = Lead time - Selain penentuan EOQ juga perlu ditentukan frekuensi perusahaan melakukan pemesanan yaitu berapa kali perusahaan melakukan pemesanan (N) dan waktu yang dibutuhkan antar pemesaan yang dilakukan (T). Jumlah pesanan yang diperkirakan (N) N = (permintaan / kuantitas pemesanan) = D / Q* Waktu antar pemesanan yang diperkirakan (T) T = (jumlah hari kerja per tahun / N)

17 Model Production Order Quantity (POQ) Model ini dapat diterapkan dalam dua situasi yaitu: pertama ketika persediaan secara terus-menerus mengalir atau terbentuk sepanjang suatu periode waktu setelah dilakukan pemesanan, kedua ketika produk diproduksi dan dijual pada saat yang bersamaan. Terdapat waktu-waktu tertentu di mana perusahaan menerima pesanannya setelah jangka waktu tertentu sehingga diperlukan model POQ. Berikut adalah formula-formula untuk POQ sebagai berikut: 1. Biaya penyimpanan persediaan tahunan = (tingkat persediaan rata-rata) x (biaya penyimpanan per unit per tahun) 2. Tingkat persediaan rata-rata = (tingkat pesediaan maksimum) / 2 3. Tingkat persediaa maksimum = (produksi total selama waktu produksi) (penggunaan total selama waktu produksi) = pt - dt

18 Bagaimanpun, Q = Produksi Total = pt, dan dengan demikian t = Q/p. Oleh karena itu, tingkat persediaan maksimum = p(q / p) d(q / p) = Q (d / p) Q = Q(1-(d / p)) 4. Biaya penyimpanan persediaan tahunan = ((tingkat persediaan maksimum) / 2) (H) = (Q/2 (1-(d/p)) (H) 5. Jumlah optimal per pesanan dengan menggunanakan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yaitu: biaya pemesanan = biaya penyimpanan (D / Q)(S) = ½ HQ (1-(d / p) Q*p = 2DS H(1-(d / p))

19 Keterangan: Q = jumlah unit pemesanan H = biaya penyimpanan per unit per tahun p = tingkat produksi tahunan d = tingkat permintaan harian atau tingkat penggunaan t = lama jalannya produksi dalam satuan hari Model Quantity Discount Dalam meningkatkan suatu penjualan, banyak perusahaan menawarkan potongan harga (diskon) jika pelanggan membeli produk dalam jumlah yang banyak. Model ini merupakan pengurangan harga untuk persediaan yang dibeli dengan jumlah yang besar. Formulaformula untuk model ini adalah: TC = (D / Q) (S) + (Q / 2) (H) + PD Q* = 2DS IP

20 Keterangan: Q* = besarnya pemesanan D = permintaan per tahun S = biaya pemesanan P = harga per unit H = biaya penyimpanan per unit per tahun Berdasarkan beberapa model yang telah dibahas, menggunakan asumsi bahwa permintaan produk tetap dan pasti. Namun banyak kondisi dimana permintaan produksi tidak diketahui. Dalam kondisi tersebut dapat menggunakan model probabilitas (probabilistic model). Hal yang perlu dilakukan manajemen adalah menjaga tingkat pelayanan yang cukup dalam menghadapi permintaan yang tidak pasti. Tingkat pelayanan (Service Level) merupakan komplemen dari kemungkinan kosongnya persediaan. Sebagai contohnya untuk memperjelas penjelasan mengenai tingkat pelayanan yaitu jika kemungkinan persediaan kosong adalah 0,05 atau 5% maka tingkat pelayanannya 0,95 atau 95%. Permintaan yang tidak pasti memberikan kemungkinan terjadinya persediaan yang kosong. Satu metode untuk mengatasi masalah kosongnya persediaan adalah menyimpan unit tambahan dalam persediaan yang disebut persediaan pengaman atau Safety Stock (SS). Adanya SS dalam persediaan maka

21 terjadinya penambahan sejumlah unit sebagai cadangan dalam titik pemesananan ulang atau Reorder Point (ROP). Berikut formulanya: SS = z σ d LD ROP = (d x L) + SS permintaan per hari = d = (D / jumlah hari kerja per tahun) Keterangan: SS = safety stock Z = persentase service level (dapat dilihat dalam tabel Z distribusi normal). σ d = standar Deviasi 2.5 Simulasi Menurut Thomas (2004: 2) simulasi merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata yang penuh dengan ketidakpastian dengan tidak atau menggunakan model, atau metode tertentu. Namun sebagai alat analisa, menurut Thomas (2004: 3) simulasi memiliki kekurangan dan kelebihan. Berikut kekurangan dan kelebihan simulasi yaitu:

22 1. Kelebihan simulasi Penggunaan dalam simulasi memudahkan dalam melakukan perhitungan sehingga dapat mempersingkat waktu. Simulasi dapat melebar luaskan waktu karena simulasi dapat digunakan untuk menunjukkan perubahan struktur dari suatu sistem nyata yang sebenarnya tidak dapat diteliti pada waktu yang sebenarnya. Dengan demikian simulasi dapat membantu mengubah waktu yang sebenarnya hanya dengan memasukkan sedikit data. Simulasi mampu mengawasi sumber-sumber yang bervariasi. Kelebihan ini tampak terutama apabila digunakan untuk meninjau hubungan antara variabel bebas dan terikat dalam statistik. Simulasi memungkinkan untuk mempelajari hubungan dampak dari sebuah komponen atau peubah untuk mengetahui komponen atau peubah mana yang penting. Simulasi dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian yang tidak dapat diselesaikan oleh metode Linier Programming atau model analitik lain. Simulasi dapat digunakan untuk menganalisis situasi nyata dunia yang luas dan rumit yang tidak bisa diselesaikan dengan menggunakan model analisis kuantitatif konvensional. Simulasi tidak bertentangan dengan sistem dunia nyata.

23 2. Kekurangan simulasi Ada beberapa kondisi atau situasi yang rumit sehingga membutuhkan model simulasi yang sangat mahal, waktu yang lama dan proses sangat rumit untuk mengembangkannya. Simulasi bukan presisi dan juga bukan suatu proses optimasi. Simulasi tidak menghasilkan penyelesaian, tetapi menghasilkan cara untuk menilai jawaban termasuk jawaban optimal karena Simulasi merupakan sebuah pendekatan trial and error yang dapat menghasilkan solusi berbeda jika diulangi. Model simulasi tidak menghasilkan jawaban tanpa adanya input yang cukup dan realistis. Setiap model simulasi bersifat unik. Solusi sebuah model dan kesimpulannya pada umumnya tidak dapat diterapkan pada persoalan lain. Tidak semua situasi dapat dinilai melalui simulasi kecuali situasi yang memuat ketidakpastian (probability). Dalam suatu permasalahan yang membutuhkan waktu yang panjang tidak dapat menggunakan simulasi. Terdapat beberapa model simulasi yang diklasifikasikan. Tujuan klasifikasi model simulasi untuk mendapatkan pengertian yang jelas dan juga untuk meneliti hubungan teknik-teknik yang digunakan tersebut dengan teknik lain serta untuk memudahkan dalam menyesuaikan permasalahan dengan cara mencocokkan permasalahan dengan model simulasi yang ada untuk

24 mementukan model simulasi yang tepat digunakan. Berikut klasifikasi model simulasi yaitu: 1. Model deskriptif Model ini berlaku untuk lingkup sendiri dan tidak dapat dengan mudah dihubungkan ataupun dilakukan pengulangan. Keuntungan dari model ini adalah membutuhkan biaya rendah untuk memprediksi sehingga model ini banyak digunakan untuk pengambilan keputusan. 2. Model fisik Model ini digunakan untuk mencari dan menilai desain alternatif melalui prediksi nilai-nilai dari kriteria penampilan berdasarkan kondisikondisi yang berlaku. 3. Model simbolik Dalam menggunakan model ini diperlukan pengetahuan kalkulus dengan segala persoalan. Model ini membutuhkan biaya rendah. Salah satu simulasi yang termasuk dalam model ini adalah Simulasi Monte Carlo. Menurut Thomas (2004: 113) Simulasi Monte Carlo disebut juga dengan Sampling Simulation atau Monte Carlo Sampling Technique. Simulasi Monte Carlo merupakan suatu pendekatan untuk membentuk kembali distribusi peluang yang didasarkan pada pilihan atau pengadaan bilangan acak (random). Metode ini menggunakan bilangan acak dan sampling dengan distribusi probabilitas yang dapat diketahui dan ditentukan. Beberapa permasalahan yang dapat menggunakan simulasi

25 Monte Carlo diantaranya: permasalahan terhadap permintaan, jumlah atau kuantitas produksi suku cadang, keuntungan, investasi melalui NPV, penjualan dan harga jual, investasi melalui IRR, dan jaringan kerja. Batasan-batasan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan model simulasi Monte Carlo yaitu: Apabila persoalan dapat diselesaikan atau dapat dihitung jawabannya secara sistematis dengan tuntas maka tidak perlu menggunakan model ini. Apabila sebagian persoalan dapat diuraikan secara analitis maka diselesaikan secara terpisah yaitu sebagaian dengan cara analitis dan sebagian lagi dengan menggunakan model simulasi Monte Carlo. Apabila memungkinkan maka digunakan simulasi perbandingan. Simulasi perbandingan dibutuhkan jika terdapat dua sistem dengan perbedaan pada parameter, distribusi, dan cara-cara pelaksanaannya sehingga dapat memilih model atau alternatif terbaik. Beberapa langkah dalam membuat simulasi Monte Carlo yaitu: Menetapkan distribusi peluang. Pada langkah ini bertujuan untuk membangkitkan nilasi setiap peubah dari model yang sedang diuji. Membuat distribusi kumulatif bagi setiap peubah. Distribusi kumulatif ditentukan dari akumulasi peluang individu dalam sebuah distribusi. Menetapkan interval angka acak. Serangkaian digit yang telah dipilih oleh sebuah proses acak yang sempurna.

26 Membangkitkan angka acak. Angka acak dapat dibangkitkan dengan dua cara. Jika masalah yang dihadapi besar dan proses yang diteliti melibatkan banyak percobaan maka bilangan acak dibangkitkan dengan menggunakan program komputer, seperti: excel. Jika permasalahan tidak membutuhkan percobaan banyak, maka bilangan acak dibangkitkan dengan perhitungan manual. Mensimulasi serangkaian percobaan. Peubah yang akan digunakan dalam simulasi dibuat dalam berbagai variasi. Variasi-variasi dari peubah tersebut pada tahap ini dicoba untuk disimulasikan.