BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH BRAND POSITIONING

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi kemajuan ekonomi suatu negara. Terlebih kekayaan alam dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang semakin berkembang telah menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data yang diambil dari Badan Pusat Statistik dari Januari hingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

Denpasar, Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

2015 PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DI GALERI IPTEK SABUGA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

2015 PENGARUH PACKAGING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA DI BALE SENI BARLI-KOTA BARU PARAHYANGAN

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih bahagia selain mereka yang menikmati liburan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terdapat banyak daerah-daerah tujuan di Indonesia yang

MEMANFAATKAN KERJASAMA PARIWISATA ASEAN UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO)

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

I. PENDAHULUAN. yang ada. Sebagai contoh laporan World Wild Fund (WWF) pada tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan). Selain itu pariwisata juga merupakan salah satu sub ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian Industri pariwisata merupakan sektor terpenting untuk setiap Negara karena dapat meningkatkan perekonomian dan devisa negara. Banyaknya penduduk disuatu negara untuk melakukan perjalanan wisata didasari atas keinginan untuk mencari kesenangan, menjadikan pariwisata lebih berkembang di suatu negara dan menjadikan suatu lahan yang menguntungkan. Pembangunan pariwisata disetiap wilayah atau negara dapat memberikan hal-hal positif diantaranya terjalinnya hubungan antara masyarakat, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memberikan lapangan pekerjaan terhadap masyarakat sekitar dan pendapatan yang besar untuk negara. Pariwisata di suatu wilayah akan mempermudah hubungan antara suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya sehingga setiap wilayah akan bekerja sama untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan serta saling membantu dalam hal kepariwisataan. Pariwisata semakin terlihat sebagai sumber pembangunan dan perekonomian disuatu negara, perkembangan perekonomian sangat penting bagi setiap negara di seluruh dunia. Pariwisata internasional meningkat hampir 5% pada tahun 2013 dengan total keseluruhan 1.087 juta kedatangan wisatawan ke berbagai negara (UNWTO, Desember 2013). Terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu dari tahun 2011 sebesar 3,8% dari tahun 2012 sebesar 4,2%. Pertumbuhan pariwisata di Asia dan Pasifik khususnya negara maju mangalami tingkat perkembangan pariwisata yang signifikan dan negara-negara berkembang mengalami dampak positif dari negara maju. Pertumbuhan pariwisata di bagian Asia tenggara dan Asia selatan mengalami peningkatan yang sangat tinggi karena motivasi wisatawan untuk berkunjung sangat tinggi pada akhir tahun 2013 pertumbuhan pariwisata mencapai 9% sampai 10%. Berbeda dengan bagian Asia timur dan Asia utara tidak sebaik tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2011

2 dan 2012 kunjungan wisatawan menurun dari 7% sampai 7,5% menjadi 5,5% sampai 6% kunjungan wisatawan ke wilayah Asia timur dan Utara disebabkan kondisi Jepang akibat terjadinya gempa bumi dan Tsunami. Asia tenggara terbagi menjadi beberapa negara diantaranya Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Philifina, Vietnam, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, Myanmar dan Timor leste. Pertumbuhan pariwisata Asia tenggara di dukung dengan banyaknya kawasan wisata yang menarik dan mudahnya pengurusan visa berkunjung bagi wisatawan. TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE ASIA TENGGARA TAHUN 2013 NO NEGARA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN 1. Singapura 12, 5 juta orang 2. Thailand 11 juta orang 3. Malaysia 5,6 jua orang 4. Indonesia 8,6 juta orang 5. Myanmar 2,79 juta orang 6. Kamboja 1,6 juta orang 7. Laos 1,4 juta orang 8. Vietnam 1,25 juta orang 9. Philifina 1 juta orang 10. Brunei Darussalam 1 juta orang 11. Timor Leste 650 ribu orang Sumber: http://www.analisadaily.com/news/read/2013 Tabel 1.1 Singapura merupakan salah satu negara tersibuk didunia dan juga sebagai pintu masuk wisatawan menuju negara-negara di Asia tenggara, sehingga Singapura pada tahun 2013 dikunjungi wisatawan sebesar 12,5 juta orang. Thailand menduduki peringkat kedua sebagai negara yang banyak dikunjungi wisatawan di Asia tenggara sebesar 11 juta orang. Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan kunjungan wisatawan sebesar 8,6 juta orang dan diikuti oleh negara-negara Asia tenggara lainnya yang rata-rata tingkat kunjungannya sebesar 2,4 juta orang. Timor Leste merupakan negara baru sehingga sarana dan prasarana, atraksi, wisata, fasilitas dan akomodasi kurang

3 mendukung untuk perkembangan pariwisata dan jumlah kunjungan wisatawan hanya mencapai 650 ribu orang. Indonesia memiliki 5 kepulauan besar yang membentang dari Sabang sampai Merauke dengan kepadatan penduduk sebesar 700 juta jiwa (bps 2013), berbagai bahasa, suku, budaya dan sumber daya alam. Perkembangan pariwisata Indonesia pada tahun 2013 menunjukan peningkatan positif. TABEL 1.2 JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN DAN WISNUS KE INDONESIA TAHUN 2010-2013 Tahun Wisman Wisnus Jumlah Wisatawan 2010 6.323.730 85.623.452 91.947.182 2011 7.002.944 80.556.753 87.579.697 2012 7.649.731 96.240.645 103.890.377 2013 8.600.000 105.500.000 114.100.000 Sumber: http//:www.budpar.go.id Tabel 1.2 menjelaskan perkembangan kunjungan wisman dan wisnus pada tahun 2010-2013. Tahun 2010 jumlah wisatawan sebesar 91.947.182 sedangkan tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan mengalami penurunan sebesar 4.367.485 dari tahun sebelumnya, tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 16.310.680. Wisatawan dan pada tahun 2013 meningkat sebesar 10.209.623. wisatawan mancanegara sangat memiliki peran yang sangat strategis bagi perkembangan pariwisata Indonesia khususnya dalam kondisi rendahnya kunjungan wisman. Pariwisata Indonesia mengembangkan sarana dan prasarana, fasilitas, atraksi wisata dan akomodasi dengan tujuan menarik minat wisatawan berkunjung ke Indonesia. Pemerintah sebagai penunjang utama pariwisata indonesia berusaha memberikan nilai positif bagi wisatawan. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengembangkan sarana transportasi sebagai penunjang utama mempromosikan tujuan wisata di Indonesia dan menjadi pariwisata Indonesia termasuk dalam 11 sektor prioritas yang dipercepat liberalisasinya dalam kerangka pasar bebas ASEAN. TABEL 1.3

4 TUJUAN UTAMA WISATAWAN BERKUNJUNG KE INDONESIA N0 TUJUAN WISATA PERINGKAT 1. Bali 1 2. Jawa Barat 2 3. Jawa Tengah 3 4. Jawa Timur 4 5. Dki Jakarta 5 6. Sumatera Utara 6 7. Lampung 7 8. Sulawesi Selatan 8 9. Sumatera Selatan 9 10. Banten 10 11. Sumatera Barat 11 Sumber: Bps Tahun 2013 Tabel 1.3 menjelaskan tujuan utama wisatawan berkunjung ke Indonesia yaitu Bali, merupakan prioritas utama untuk menikmati keindahan alam dan menjadikan Bali sebagai surga wisata di Indonesia, sehingga daerah-daerah yang memiliki Sumber Daya Alam potensial menjadi tujuan kedua wisatawan berkunjung ke Indonesia. Jawa Barat merupakan tujuan kedua wisatawan untuk berkunjung Indonesia setelah Bali, Jawa Barat memiliki berbagai macam wisata seperti wisata alam, bahari, edukasi, religi, kuliner dan belanja. Wisatawan yang datang ke Jawa Barat lebih menikmati wisata kuliner karena memiliki beraneka ragam makanan dan minuman baik tradisional maupun modern. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi terpadat di Indonesia yang terbagi dari berbagai daerah yang memiliki berbagi macam Sumber Daya Alam yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat mengalami peningkatan setiap tahunnya dikarenakan sarana dan prasarana yang menunjang bagi wisatawan. TABEL 1.4 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE JAWA BARAT 2010-2013 Tahun Wisatawan Jumlah Mancanegara Domestik 2010 18.326.073 32.000.000 50.326.073 ke

5 2011 18.656.643 37.000.000 55.656.643 2012 18.875.223 40.000.000 58.875.223 2013 24.537.789 47.000.000 69.537.789 Sumber: Pariwisata Daerah Jawa Barat Tahun 2013 Tabel 1.4 menjelaskan perkembangan kunjungan wisatawan dari tahun 2010-2013. Peningkatan tersebut terjadi selama dua tahun terakhir yaitu mencapai 330.570 orang atau sekitar 13,5% pada tahun 2011, sedangkan pada tahun 2012 tidak sebanyak tahun sebelumnya yaitu mencapai 218.580 orang atau sekitar 11% dan pada tahun 2013 meningkat sangat besar yaitu mencapai 5.662.566 orang atau sekitar 33,67%. Jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Jawa Barat yaitu sebanyak 5.000.000 orang atau sekitar 16% pada tahun 2011, sedangkan pada tahun 2012 peningkatan wisatawan tidak sebanyak tahun sebelumnya yaitu 3.000.000 atau sekitar 14,6% dan pada tahun 2013 meningkat yaitu sebanyak 7.000.000 orang atau sekitar 18%. Bandung merupakan salah satu tujuan utama wisatawan di Jawa Barat, dengan memiliki beranekan ragam wisata seperti belanja, kuliner, alam dan edukasi. Wisata belanja adalah salah satu tujuan utama wisatawan datang ke Bandung sehingga dijuluki sebagai kota Parijs Van Java, Bandung menjadi tujuan wisatawan Malaysia dan Singapura. Dinas Pariwisata Kota Bandung mengembangkan sarana dan prasarana untuk memudahkan wisatawan berkunjung ke Bandung, transportasi udara menjadi pintu gerbang utama wisatawan mancanegara dan domestik. TABEL 1.5 JUMLAH WISATAWAN KE KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2010-2013 Tahun Wisatawan Jumlah Mancanegara Domestik 2010 7.180 819.345 826.525 2011 9.334 1.065.149 1.074.483 2012 10.268 1.278.179 1.288.447 2013 10.781 1.342.088 1.352.869 jumlah 37.563 4.504.761 4.542.324 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat 2013

6 Tabel 1.5 menjelaskan jumlah wisatawan di Kabupaten Bandung Barat dari tahun 2010-2013, pada tahun 2010 jumlah wisatawan sebesar 826.525 sedangkan tahun 2011 meningkat sebesar 1.074.483, tahun 2012 meningkat sebesar 1.288.477 dan tahun 2013 meningkat pula sebesar 1.352.869. Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu tujuan wisatawan setelah Kota Bandung, hal tersebut dikarenakan banyaknya daya tarik wisata yang dimiliki Kabupaten Bandung Barat. Kabupaten Bandung Barat terbentuk sekitar tahun 2008, menjadi kabupaten yang memiliki Wisata Alam, Edukasi dan Religi. Tahun 2009 Kabupaten Bandung Barat meresmikan kepengurusan pariwisata yang di kelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata. TABEL 1.6 DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT NO DAYA TARIK WISATA 1. Kampung Gajah 2. Situ Ciburuy 3. Masjid Al-Irsyad 4. Bendungan Sanguling 5. Curug Malela 6. Sundial Puspa Iptek Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat 2013 Tabel 1.6 menjelaskan daya tarik wisata di Kabupaten Bandung Barat yang banyak di kunjungi wisatawan. Puspa Iptek Sundial merupakan Wisata Edukasi pertama yang berada di Kabupaten Bandung Barat, Kampung Gajah yang merupakan Wisata minat khusus, Masjid Al-Irsyad Wisata Religy yang lebih menampilkan seni arsitektur dari bangunan masjid, Situ Ciburuy, Curug Malela dan Bendungan Saguling merupakan pilihan wisata alam bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bandung Barat. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat mengembangkan sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang bagi kelangsungan

7 pariwisata yang berada di Kabupaten Bandung Barat, akses transportasi merupakan salah satu pendukung dalam mempromosikan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat. Puspa Iptek (Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan Sundial adalah jam bayangan matahari yang Didirikan pada tahun 2001, berada di kawasan Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat. Puspa Iptek Sundial dikelola oleh Yayasan Parahyangan Satya yang bergerak dalam bidang pengelolaan fasilitas pendukung Kota Baru Parahyangan, selain mengelola Puspa Iptek Sudial juga mengelola Sekolah Al-Irsyad Satya Islamic School, Masjid Al- Irsyad dan Bale Seni Barli. Tujuan didirikannya Puspa Iptek Sundial yaitu untuk memberikan pendidikan dan pembelajaran khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan Sundial. teknologi melalui alat peraga yang menjadi produk utama dari Puspa Iptek Untuk memposisikan Puspa Iptek Sundial sebagai wisata edukasi yang berbeda dengan museum, dilakukan berbagai strategi diantaranya melakukan promosi melalui direct marketing yaitu pengelola mengirimkan surat langsung ke setiap sekolah yang berada di pulau jawa dan advertaising yaitu melalui media cetak dan media online. Puspa Iptek Sundial Sundial meliliki kurang lebih 150 alat peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berperan penting dalam perkembangan kehidupan manusia, alat peraga tersebut merupakan gambaran dari teknologi sederhana yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. TABEL 1.7 JUMLAH KUNJUNGAN PUSPA IPTEK SUNDIAL TAHUN 2011-2013 No Tahun Jumlah Pertumbuhan 1. 2011 152.857 2. 2012 156.039 1,03% 3. 2013 131.850 (-) 8,9% Sumber: Puspa Iptek Sundial 2013 Tabel 1.7 menjelaskan jumlah kunjungan Puspa Iptek Sundial tahun 2011-2013, pada tahun 2011-2012 jumlah kunjungan wisatawan ke Puspa Iptek Sundial

8 mengalami peningkatan sebesar 3.182 wisatawan atau sebesar 1,03% sedangkan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 jumlah kunjungan wisatawan mengalami penurunan sebesar 24.189 atau sebesar (-)8,9% dan pada tahun 2014 target kunjungan wisatawan ke Puspa Iptek Sundial sebesar 10% dari tahun 2013. Berkurangnya jumlah kunjungan ke Puspa Iptek Sundial diakibatkan banyaknya daya tarik wisata lain yang menjadi pesaing sehingga berpengaruh terhadap jumlah kunjungan ke Puspa Iptek Sundial. Dengan demikian perlu dilakukan positioning oleh Puspa Iptek Sundial dengan tujuan untuk menciptakan kesan dibenak wisatawan sebagai wisata edukasi. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:244) dalam The Principles of Marketing menyatakan bahwa ada tiga dimensi yang termasuk ke dalam brand positioning diantaranya attributes, benefit dan beliefs and values. Adapun strategi yang dilakukan Puspa Iptek Sundial melalui brand positioning diantaranya: 1. Attributes, Memposisikan merek pada atribut produk dengan tujuan untuk menarik konsumen dan menjauhkan dari pesaing yang sewaktu-waktu bisa menyalin atribut yang dimiliki. Dalam hal ini atribut produk yang dimiliki oleh Sundial Puspa Iptek adalah berupa alat peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya mengenai pengetahuan air, listrik, kaca, suara dan gravitasi yang diuraikan dengan bantuan teknologi. 2. Benefit, Memposisikan merek dengan mengasosiasikan nama dengan keuntungan yang diinginkan, suatu merek akan sukses ketika produk yang di pakai itu bermanfaat bagi konsumennya. Dalam hal ini keuntungan yang diperoleh diantaranya: Wisatawan mendapatkan jaminan keamanan pada saat menggunakan alat peraga. Wisatawan mendapatkan pemandu yang akan menjelaskan tentang keseluruhan alat peraga.

9 Wisatawan mendapatkan asuransi apabila terjadi kecelakaan ketika menggunakan alat peraga. Wisatawan mendapatkan ilmu dan pengetahuan serta pengalaman setelah menggunakan alat peraga tersebut. 3. Beliefs and values, memposisikan merek pada keyakinan dan nilai-nilai yang kuat akan menciptakan kejutan, gairah, dan kegembiraan kedalam benak setiap konsumen. Dalam hal ini Puspa Iptek Sundial memposisikan atribut dan keuntungan untuk mendapatkan keyakinan dan nilai-nilai atau kepercayaan dari wisatawan. Berdasarkan strategi dan program yang dilaksanakan oleh Puspa Iptek Sundial yaitu brand positioning melalui dimensi attributes, benefit dan beliefs and values diharapkan dapat mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan ke Puspa Iptek Sundial. Oleh karena itu latar belakang tersebut maka perlu diadakan penelitian tentang Pengaruh Brand Positioning Puspa Iptek Sundial Terhadap keputusan berkunjung di Kota Baru Parahyangan 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana brand positioning Puspa Iptek Sundial. 2. Bagaimana keputusan berkunjung Puspa Iptek Sundial. 3. Bagaimana pengaruh brand positioning terhadap keputusan berkunjung Puspa Iptek Sundial. 1.3 Tujuan Masalah Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas maka tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji hasil temuan mengenai: 1. Untuk memperoleh temuan mengenai brand positioning Puspa Iptek Sundial. 2. Untuk memperoleh temuan mengenai keputusan berkunjung Puspa Iptek Sundial.

10 3. Upaya memperoleh temuan mengenai brand positioning terhadap keputusan berkunjung Puspa Iptek Sundial. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas maka kegunaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Secara Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya studi keilmuan di bidang Manajemen Pemasaran Pariwisata, khususnya yang berkaitan dengan brand positioning dan keputusan berkunjung sehingga penelitian ini dapat berguna bagi para akademisi dalam mengembangkan teori kepariwisataan. 2. Secara Praktis Kegunaan penelitian ini bila ditinjau secara praktis adalah sebagai berikut: penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan kepada pihak Puspa Iptek Sundial mengenai brand positioning dalam upaya meningkatkan keputusan berkunjung ke daya tarik wisata yang berwawasan informasi, edukasi, rekreasi dan pusat pengembangan budaya.