BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

dokumen-dokumen yang mirip
menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan look..., Mansur, FISIP UI, 2008

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN CINA BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA (Studi Kasus : Dampak pada Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia (TPT))

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010

LATAR BELAKANG dan UPAYA DIPLOMATIK CINA MENDORONG CHINA-ASEAN FREE TRADE AGREEMENT

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

Pidato Dr. R.M Marty M. Natalegawa, Menlu RI selaku Ketua ASEAN di DK PBB, New York, 14 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

FORUM KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA. Diskusi Round Table Pertama 16 Januari, 2014

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

BAB V KESIMPULAN. Jepang merupakan salah satu negara maju dimana Official Development

PENERAPAN STANDAR NASONAL INDONESIA (SNI) TERHADAP PRODUK IMPOR DALAM RANGKA PERJANJIAN ASIANCHINA FREE TRADE AREA (ACFTA) SKRIPSI

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *

BAB I PENDAHULUAN. geografis. Kecenderungan inilah yang sering dinamakan regionalisme.

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI]

SILABUS PEMBELAJARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

I.1. Latar Belakang strategi Permasalahan Dari sisi pertanian

Bidang: Politik Dalam Negeri dan Komunikasi

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT...

Profil Lulusan, Capaian Belajar, dan Bahan Kajian

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

Keterangan Pers Presiden RI pada acara Indonesia-Australia Annual Leaders Meeting, Bogor,5 Juli 2013 Jumat, 05 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri

Konektivitas ASEAN: Peluang dan Tantangan Senin, 19 Desember 2011

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

Poppy Ismalina, M.Ec.Dev., Ph.D., Konsultan ILO

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kerjasama perdagangan Indonesia dengan Thailand. AFTA, dimana Indonesia dengan Thailand telah menerapkan skema

Kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak dicapai dengan mudah karena melalui proses yang panjang dan berliku. Dari proses yang panjang tersebut,

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin memiliki implikasi bagi kebijakan luar negeri India. Perubahan tersebut memiliki implikasi bagi India baik pada level domestik maupun global. Pada level domestik, perubahan tersebut menyebabkan perubahan pada peta politik domestik India dengan tidak populernya lagi kebijakan pemerintah untuk menjalankan single-vector policy dalam kebijakan luar negerinya. Penulis menemukan bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi kebijakan tersebut terdiferensiasi menjadi dua jenis, berdasarkan asalnya: faktor domestik dan eksternal. Faktor atau kondisi domestik yang melatarbelakangi dirilisnya Look East Policy adalah kepentingan sosial-ekonomi pada level domestik, terutama berkenaan dengan program reformasi ekonomi tahun 1991. Terdapat kebutuhan untuk memaksimalkan seluruh komponen yang dimiliki India untuk mendukung reformasi ekonomi yang digulirkan Perdana Menteri Narasimha Rao. Dengan dikeluarkannya Look East Policy kepada negara-negara ASEAN, India menjadikan kawasan Asia Tenggara dan negara-negara ASEAN di dalamnya sebagai komponen strategis dalam upaya reformasi ekonomi India. Sebagai bagian dari respon India terhadap perubahan pada konstalasi politik global pasca-perang Dingin, India memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan dan potensi dari aktor-aktor lain yang terlibat secara langsung maupun tidak terhadap upaya restorasi atas posisi internasional India di masa pasca-perang Dingin. Oleh karena itu posisi serta peran strategis global Republik Rakyat Cina (RRC) menjadi salah satu determinan penting dalam proses perumusan kebijakan luar negeri India, termasuk dalam perumusan konsepsi Look East Policy. 116

India memaksimalkan segenap potensi dari lingkungan strategisnya. Sejarah hubungan yang sarat konflik dengan Pakistan dan dampaknya pada inefektivitas South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC), organisasi kerjasama kawasan di Asia Selatan, membuat India mencari terobosan baru dalam kebijakan luar negerinya. Berkenaan dengan keberadaan dan pengaruh RRC, kendati tidak pernah dikemukakan secara eksplisit, keberadaan serta peran internasional RRC di kawasan Asia Tenggara adalah merupakan hal yang diperhitungkan oleh India dalam setiap perumusan kebijakan luar negerinya.. Logika pada negara-negara ASEAN berkenaan dengan kehadiran dan prospek bagi pengaruh negara besar di kawasannya adalah berada pada kepentingan untuk menjaga perimbangan kekuatan. Prinsip utama pada kebijakan keamanan ASEAN adalah untuk menjaga otonomi dan posisi independen sebagai sebuah regional bloc, dimana ASEAN dapat saja menerima kehadiran negara besar ekstra-kawasan untuk berpartisipasi dalam pembangunan arsitektur keamanan di lingkungannya tetapi tidak bagi akan memberikan ruang bagi kehadiran kekuatan tunggal yang kemudian berpotensi untuk mendominasi kawasan. Kebijakan tersebut secara tidak langsung memberikan ruang bagi India untuk melakukan peran internasionalnya di kawasan Asia Tenggara dalam kerangka Look East Policy. Temuan penulis dalam penelitian ini adalah sesuai dengan kerangka teori yang penulis gunakan: bahwa kondisi domestik dan eksternal India menjadi determinan yang berperanan dalam perumusan kebijakan luar negeri India dan pemerintah India kemudian bersikap adaptif dalam menyikapi perubahan tersebut. Kemudian, faktor-faktor yang dianalisis pada penelitian ini, faktor domestik dan eksternal, adalah merupakan input yang pada akhirnya melahirkan output berupa kebijakan luar negeri India untuk merilis Look East Policy kepada negara-negara ASEAN pada tahun 1992. Motif ekonomi sebagai salah satu faktor yang berperan dalam dirilisnya Look East Policy kepada negara-negara 117

Asia Tenggara menggambarkan nilai-nilai pragmatis dalam kebijakan luar negeri India. Pada sisi lain, kondisi demikian juga menggambarkan proses transformasi yang terjadi dalam orientasi kebijakan luar negeri India. Jika pada masa Perang Dingin dan sebelumnya kebijakan luar negeri India lebih berorientasi pada nilainilai yang bersifat idealis, dengan dirilisnya Look East Policy pemerintah India telah bergeser pada orientasi kebijakan luar negeri yang bersifat lebih realistis atau Implementatif. Prioritas utama dalam kebijakan luar negeri India adalah merumuskan kebijakan luar negeri yang dapat mengamankan dan menjaga kemerdekaan serta integritas wilayah teritorialnya. Dalam era pasca-perang Dingin, dirumuskannya Look East Policy sebagai komponen penting dalam kebijakan luar negeri India di kawasan Asia tidak terlepas dari kebangkitan RRC sebagai negara besar yang memiliki potensi untuk menjadi Regional Power Centre di kawasan Asia. Selain itu, India juga memiliki kepentingan untuk melakukan kerjasama ekonomi dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara terutama mengingat potensi pasar yang besar dari negara-negara di kawasan ini. India mendapatkan keuntungan yang tidak kecil dari kebijakannya tersebut. Selain keuntungan ekonomi yang bersifat langsung melalui aktivitas ekonomi dan investasi, India dalam paparan Kahin juga mendapatkan keuntungan lain berupa akses atas sumber daya energi di kawasan Asia Tenggara. Realisasi konkret India dalam menjalankan orientasi Look East Policy-nya terbagi atas dua isu besar, yaitu isu isu ekonomi dan isu-isu non ekonomi. Isu ekonomi merupakan isu yang paling menonjol setelah ASEAN dianggap sebagai kawasan yang paling prospektif. Oleh karena itu, India memiliki perjanjian yang terkait dengan isu ekonomi dengan seluruh anggota ASEAN. Dalam menjalankan tatanan kebijakannya, India memiliki 3 koridor. Koridor yang pertama adalah koridor India dengan ASEAN sebagai kerangka Regionalnya. Koridor yang kedua adalah koridor antara India dengan sub-region 118

cooperations dalam wilayah ASEAN. Koridor yang ketiga adalah hubungan bilateral antara India dengan seluruh negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Realisasi Look East Policy dalam peningkatan peran internasional India di kawasan Asia Tenggara membawa dampak positif bagi hubungan antara India dengan ASEAN sebagai organisasi pada tingkat kawasan. Setelah menjadi mitra dialog sektoral ASEAN pada tahun 1992, India kemudian menjadi mitra dialog penuh pada tahun 1995. Kemudian, India juga menjadi anggota ASEAN Regional Forum (ARF) pada tahun 1996. Pada tataran yang lebih strategis, juga dihasilkan kesepakatan diantara India-ASEAN dimana disepakati pelaksanaan India- ASEAN Summit yang pertama pada 5 November 2002 di Phnom Penh, Kamboja yang adalah merupakan langkah signifikan India dalam berperan lebih mendalam di dalam proses institusionalisasi formal negara-negara ASEAN. Hingga tahun 2007, India-ASEAN Summmit telah diadakan sebanyak lima kali dengan hasil yang terbilang cukup signifikan bagi kedua negara. India mendapatkan keuntungan yang tidak kecil dari kebijakannya tersebut. Selain keuntungan ekonomi yang bersifat langsung melalui aktivitas ekonomi dan investasi, India dalam paparan Kahin juga mendapatkan keuntungan lain berupa akses atas sumber daya energi di kawasan Asia Tenggara. Realisasi konkret India dalam menjalankan orientasi Look East Policy-nya terbagi atas dua isu besar, yaitu isu isu ekonomi dan isu-isu non ekonomi. Isu ekonomi merupakan isu yang paling menonjol setelah ASEAN dianggap sebagai kawasan yang paling prospektif. Oleh karena itu, India memiliki perjanjian yang terkait dengan isu ekonomi dengan seluruh anggota ASEAN. Dalam menjalankan tatanan kebijakannya, India memiliki 3 koridor. Koridor yang pertama adalah koridor India dengan ASEAN sebagai kerangka 119

Regionalnya. Koridor yang kedua adalah koridor antara India dengan sub-region cooperations dalam wilayah ASEAN. Koridor yang ketiga adalah hubungan bilateral antara India dengan seluruh negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Realisasi Look East Policy dalam peningkatan peran internasional India di kawasan Asia Tenggara membawa dampak positif bagi hubungan antara India dengan ASEAN sebagai organisasi pada tingkat kawasan. Setelah menjadi mitra dialog sektoral ASEAN pada tahun 1992, India kemudian menjadi mitra dialog penuh pada tahun 1995. Kemudian, India juga menjadi anggota ASEAN Regional Forum (ARF) pada tahun 1996. Pada tataran yang lebih strategis, juga dihasilkan kesepakatan diantara India-ASEAN dimana disepakati pelaksanaan India- ASEAN Summit yang pertama pada 5 November 2002 di Phnom Penh, Kamboja yang adalah merupakan langkah signifikan India dalam berperan lebih mendalam di dalam proses institusionalisasi formal negara-negara ASEAN. Hingga tahun 2007, India-ASEAN Summmit telah diadakan sebanyak lima kali dengan hasil yang terbilang cukup signifikan bagi kedua negara. Integrasi kedalam ekonomi ASEAN merupakan sebuah langkah yang besar bagi ekonomi India untuk melangkah maju kedalam integrasi ekonomi asia pasifik. Ada dua tataran untuk menempatkan penjelasan akan pendekatan ini. Yang pertama adalah kedekatan sejarah antara India dan negara negara di kawasan tersebut, yang kedua adalah relatif matangnya ekonomi di kawasan tersebut. Beberapa analisa memperkirakan bahwa kestabilan dalam integrasi ekonomi yang diacu oleh Look East Policy akan memberikan kestabilan politik pada saat yang sama. Implikasi yang diberikan oleh Look East Policy ini 120

dianggap merupakan titik awal yang kecenderungannya akan melebar kepada integrasi Asia Pasifik. Di dalam sisi keamanan dan militer, kebijakan Look East Policy jelas menunjukkan orientasi India kepada kekuatan di dalam level internasional. India melebarkan kekuatannya melebihi lautan Hindia menuju laut Cina Selatan dan Pasifik Barat. Dengan membuka hubungan strategis dengan ASEAN, India telah membuat kemajuan yang siginfikan diantaranya dengan melakukan kerjasamakerjasama militer dan latihan gabungan. Dalam wacana geopolitik, ambisi untuk menjadi kekuatan besar dan berpengaruh di kawasan Asia menjadi dasar bagi India merilis Look East Policy. Melalui Look East Policy, India memastikan pencapaian atas kepentingan nasionalnya dalam geopolitik dan geoekonomi di kawasan Asia. Dalam pencapaian kepentingan nasionalnya dalam bidang ekonomi, India memaksimalkan kerjasama perdagangan dan investasi dengan negara-negara ASEAN. Rencana realisasi pembentukan Free Trade Area (FTA) antara ASEAN dan India adalah merupakan realisasi konkret atas tujuan tersebut. 121