BAB I PENDAHULUAN. provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota. Pemerintahan yang lebih luas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang cakupannya lebih sempit. Pemerintahan Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kantor wilayah DJBC Jawa Barat

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK. Penulis ditempatkan di Bagian Akuntansi dan Pelaporan. Selama

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lembaga pemerintahan tentunya tidak terlepas dengan adanya Belanja

BAB I PENDAHULUAN. pendistribusian dana menjadi merata pada semua sektor publik sehingga. dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemerintah menurut Siregar dalam buku yang berjudul Akuntansi

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 69 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2016

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Walikota Tasikmalaya

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : 0 /TAHUH 2013 TENTANG

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BAB l PENDAHULUAN. arahan pada pemerintahan yang cakupannya lebih sempit. Sehingga pemerintah

BUPATI MANDAILING NATAL

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI KUDUS,

PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR l& TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 2 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI DAIRI,

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. Jalan Wastukancana No. 2 Telp Bandung

NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Jumlah (Rp) Bertambah/(berkurang) DASAR HUKUM. sebelum perubahan. setelah perubahan. (Rp)

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); MEMUTUSKAN: Menetap

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA BENGKULU,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TUPOKSI BIRO UMUM SETDA PROVINSI BALI

ERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAGAN ALIR SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI RIAU

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun Nomor 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

NOMOR 8 "TAH U ti.q017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintahan pusat, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota. Pemerintahan yang lebih luas cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang cakupannya lebih sempit. Pemerintahan Provinsi Jawa Barat adalah salah satu pemerintahan yang berada dibawah naungan pemerintah pusat. Pemerintahan Provinsi Jawa Barat memiliki tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat, sehubungan dengan itu Pemerintahan Provinsi Jawa Barat berupaya untuk mewujudkan keseimbangan fiskal dengan mempertahankan kemampuan keuangan daerah yang bersumber dari pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya guna memenuhi keinginan masyarakat. Salah satu ciri yang penting dalam mewujudkan keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses penyediaan anggaran kepentingan dan kebutuhan di masyarakat. Dalam tahapan proses penyediaan anggaran, prosedur penyusunan anggaran pun berpengaruh penting untuk menyelenggarakan suatu kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama, prosedur penting bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam, sedangkan anggaran adalah rencana tertulis mengenai suatu kegiatan. 1

2 Laporan keuangan dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa. Dana yang dianggarkan dan sudah digunakan untuk suatu kegiatan operasional akan dievaluasi kembali melalui realisasi anggaran. Realisasi anggaran adalah pendapatan yang tersedia yang telah diberikan kewenangannya melalui anggaran pemerintah selama suatu tahun fiskal yang digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam periode tertentu dari realisasi anggaran yang sudah digunakan akan dilaporkan melalui laporan realisasi anggaran. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 24 Tahun 2005 Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu pelaporan. Dasar hukum pelaporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 24 Tahun 2005 pemerintah yang diselenggarakan agar dapat disusun sebuah pelaporan keuangan yang sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. 1. Undang-undang Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur keuangan Negara; 2. Undang-undang di bidang keuangan keuangan Negara; 3. Undang-undang tentang anggaran pendapatan dan belanja Negara; 4. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah;

3 5. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah; 6. Ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang pelaksanaan anggaran pendapat dan Belanja Negara/ Daerah; 7. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan daerah. Laporan realisasi anggaran berfungsi sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap anggaran APBD yang sudah digunakan sehingga dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kembali untuk kegiatan pada semester berikutnya. Adapun tujuan laporan realisasi anggaran yaitu sebagai informasi dan pengendalian keuangan untuk membandingkan penyerapan anggaran yang sudah digunakan. penyerapan adalah dana yang sudah digunakan untuk kegiatan yang sedang berjalan. Informasi yang diberikan pun harus memenuhi karakteristik agar informasi yang diberikan lebih akurat dan berkualitas. a. Penyajian jujur Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. b. Dapat diverifikasi Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji kebenarannya. c. Netralitas Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

4 d. Dapat dibandingkan Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan peundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, sedangkan entitas akuntasi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. e. Dapat dipahami Laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Selain itu laporan realisasi anggaran pun berfungsi sebagai alat kebijakan fiskal, karena melalui anggaran tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan perkiraan ekonomi anggaran dapat digunakan untuk mendorong, menfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

5 Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk anggaran kegiatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan keuangan secara bersamaan. Dalam penyusunan laporan realisasi anggaran pun tidak terlepas dari prosedur yang sudah ditentukan dalam undang-undang yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat dan bagian penatausahaan dalam Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu sendiri. Penatausahaan adalah tempat pencairan dana anggaran yang akan digunakan sesuai dengan perencanaan sebelumnya dan setelah rencana kegiatan berjalan laporan realisasi akan dibuatkan sebagai bentuk pertanggungjawaban. Hal ini sesuai dengan gambar berikut ini : Penatausahaan Perencanaan : Pertanggungjawaban: APBD LRA RKA Neraca Laporan Arus Kas Sumber : Pemerintahan Provinsi Jawa Barat 2010 Gambar 1.1 Siklus anggaran

6 Penatausahaan pun diatur sesuai Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 dan Nomor 59 Tahun 2007 Paragraf 4 mengenai Pencairan Dana Pasal 216 yaitu : 1) Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak melampaui pagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. 2) Kelengkapan dokumen SPM-UP untuk penerbitan SP2D adalah surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran. 3) Kelengkapan dokumen SPM-GU untuk penerbitan SP2D 4) Kelengkapan dokumen SPM-TU untuk penerbitan SP2D adalah surat tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran. 5) Kelengkapan dokumen SPM-LS untuk penerbitan SP2D 6) Dalam hal dokumen SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan lengkap, kuasa BUD menerbitkan SP2D. 7) Dalam hal dokumen SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak sah dan/atau pengeluaran tersebut melampaui pagu anggaran, kuasa BUD menolak penerbitan SP2D.

7 8) Dalam hal kuasa BUD berhalangan, yang bersangkutan dapat menunjuk, pejabat yang diberi kewenangan untuk menandatangani SP2D. 9) Format SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam D.XVI peraturan menteri ini. Pemerintahan Provinsi Jawa Barat menaungi beberapa instansi yang salah satunya adalah Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Dinas Sosial mengadakan kegiatan belanja langsung operasi yang harus dibuat pelaporan realisasi anggarannya setiap semesternya. Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari instansi pemerintah provinsi yang member manfaat jangka pendek. Sehingga belanja dapat diklasifikasi menjadi beberapa jenis diantaranya belanja operasi dan belanja modal.

8 BELANJA BELANJA OPERASI BELANJA MODAL BIAYA INVESTASI Manfaat belanja < 1 thn Manfaat belanja < 1 thn Bukan Objek Pemeliharaan Objek Pemeliharaan Tidak dilaporkan dineraca dilaporkan dineraca Contoh Belanja Operasi : Contoh Belanja Modal : Belanja gaji, tunjangan, honorarium dan upah pegawai. Belanja bahan pakai habis Belanja pengadaan tanah Belanja pengadaan gedung Belanja perjalanan dinas Belanja sewa Belanja pengadaan jalan dan jembatan Belanja subsidi Belanja hibah dan bantuan sosial Belanja bunga Belanja pengadaan kendaraan Belanja pengadaan mesin Belanja bantuan keuangan Belanja pakaian Belanja pengadaan peralatan kantor Sumber : Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah. 2009 Gambar 1.2 Klasifikasi Belanja

9 Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial dicatat dalam sebuah dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Data tersebut diantaranya adalah belanja langsung operasi, semua data tersebut di input pada Pemerintahan Jawa Barat khususnya pada bagian akuntansi dan pelaporan untuk dibuatkan laporan realisasi anggaran yang akhirnya akan dipertanggungjawabkan pada pemerintah pusat agar dapat dibuatkan kembali perencanaan kegiatan. Kegiatan belanja langsung pun harus sesuai dengan undang-undang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 yaitu : 1) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf a untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. 2) Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf b digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. 3) makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai. 4) Belanja honorarium panitia pengadaan dan administrasi pembelian/pembangunan untuk memperoleh setiap aset yang dianggarkan pada belanja modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dianggarkan.

10 Laporan realisasi anggaran dibuatkan sebagai salah satu cara untuk mengevaluasi dan pengendalian pembelanjaan langsung operasi yang terjadi pada dinas sosial Provinsi Jawa Barat. Selama ini kapabilitas dan efektivitas dalam perencanaan dan pengendalian keuangan dirasakan masih terlalu lemah. Pemborosan adalah fenomena umum yang terjadi di berbagai departemen pemerintahan, sehingga dapat menyebabkan banyak layanan publik dijalankan tidak secara efisien dan kurang sesuai dengan kebutuhan publik, sementara dana pada anggaran yang pada dasarnya merupakan dana publik habis dibelanjakan seluruhnya. Dan disamping itu Sering kali yang menjadi permasalahan dalam pembuatan laporan realisasi anggaran di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat ketidaksesuaian antara peraturan perundang-undangan yang sudah ditentukan sebelumnya dengan laporan realisasi anggaran yang dibuat, Keterlambatan data yang datang dari dinas sosial pada lingkungan Pemerintan Provinsi Jawa Barat khususnya di Bagian Pelaporan dan Akuntansi sering menjadi penghambat dibuatkannya laporan realisasi anggaran tepat pada waktunya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui dan menulis masalah tersebut ke dalam bentuk Laporan Kerja Praktek dengan judul : Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

11 1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1. Maksud Kerja Praktek Maksud penulis melaksanakan kerja praktek di Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini adalah untuk memperoleh data tentang penyusunan laporan realisasi anggaran pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. 1.2.2. Tujuan Kerja Praktek Dalam prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat harus sesuai dengan ketentuan sesuai dengan undangundang yang berlaku saai ini, maka tujuan penulis dalam melaksanakan kerja praktek di Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu : 1. Untuk mengetahui prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran pada Dinas Sosial Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran pada Dinas Sosial Pemerintahan Provinsi Jawa Barat.

12 1.3 Kegunaan Kerja Praktek Pelaksanaan prosedur penyusunan laporan realisasi anggaran yang akan mendukung dalam perencanaan kegiatan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Sehingga pelaksanaan kegiatan dapat diidentifikasikan secara finansial. Adapun kegunaan yang diharapkan penulis dengan dilaksanakannya kuliah kerja praktek di Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu : a. Bagi Penulis Selama penulis melaksanakan kerja praktek di Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat khususnya pada Dinas Sosial Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, penulis jadi lebih mengetahui perbedaan laporan keuangan pemerintahan dengan laporan keuangan pada perusahaan swasta dan tatacara pengarsipan laporan realisasi anggaran. b. Bagi Instansi Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis membantu dalam pembuatan laporan realisasi anggaran dan pengarsipan belanja operasional Dinas Sosial Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Sehingga dapat membantu dalam penyelesaian penyusunan laporan realisasi anggaran tepat pada waktu yang sudah ditentukan.

13 c. Bagi Unikom. Secara khusus kegiatan kerja Praktek ini memberikan konstribusi nyata pada mata kuliah akuntansi sektor publik yang terdapat pada kurikulum Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Sedangkan secara umum memberikan konstribusi pada mata kuliah aplikasi akuntansi I yang mengajarkan materi tentang Microsoft Word dan di Fakultas Ekonomi Microsoft excel yang membantu penyelesaian pekerjaan kerja praktek selama di Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. 1.4 Metode Kuliah Kerja Praktek Metode yang digunakan oleh penulis adalah Block Release yaitu pelaksanaan kuliah praktek kerja yang dilaksanakan dalam satu periode tertentu yaitu selama satu bulan, yaitu tanggal 28 Juni sampai dengan 30 Juli 2010 selama 25 hari kerja. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan meliputi sebagai berikut : 1. Studi lapangan a. Pengamatan Langsung (Observation) Pengamatan langsung yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati dan meninjau secara langsung prosedur laporan realisasi anggaran dinas sosial Pemerintahan Provinsi Jawa Barat khususnya di Bagian Akuntansi dan Pelaporan.

14 b. Wawancara (Interview) Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan staf di Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan pihak pengelola data laporan realisasi anggaran yang datang dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat untuk dibuat pelaporan secara global c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan dan pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembelanjaan langsung dinas sosial, misalnya data surat perintah pencairan dana (SP2D) dan data kegiatan pembelanjaan langsung Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan adalah pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku dan laporan-laporan yang dapat membantu kelancaran penulis dalam menyusun laporan kerja praktek serta menggali teori-teori yang berhubungan dengan penulisan laporan kerja praktek. Buku yang dijadikan referensi akuntansi sektor publik(asp), metodologi penelitian, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah.

15 1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek Dalam pelaksanaan penyusunan laporan realisasi anggaran Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat saya selaku Penulis melakukan penelitian dengan terjun langsung ke instansi yang akan dituju untuk melaksanakan kerja praktek di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat khususnya di Bagian Akuntasi dan Pelaporan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Adapun rincian dari lokasi dan waktu kerja praktek, yaitu : A. Lokasi kerja praktek Penulis mendapatkan data Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Barat beserta dengan pengarsipan dokumen di Bagian Akuntansi dan Pelaporan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang berada di Jalan Diponegoro No.22 Bandung 40115. Tlp. (022) 4232448 B. Waktu kerja praktek Waktu pelaksanaan kuliah kerja praktek yaitu selama satu bulan dimulai dari tanggal 28 Juni sampai dengan Desember 2010. Adapun rincian waktu pelaksanaan kegiatan yang terdapat pada table 1.1 dan 1.2. Tabel 1.1 Aktivitas Kantor dan Kerja Praktek NO Aktivitas Hari Waktu 1 Kerja Praktek Senin Jum at 07.30 15.30 WIB 2 Istirahat - 12.00 13.00 WIB 3 Libur Sabtu - Minggu -

16 No I II III Kegiatan Kerja Praktek Persiapan Kerja Praktek 1. Permohonan Ijin Kerja Praktek 2. Realisasi Ijin K erja Praktek 3. Penentuan Tempat Kerja Praktek 4. surat penerimaan dari instansi Pelaksanaan Kerja Praktek 1. Aktivitas Kerja Praktek 2. Bimbingan Kerja Praktek dengan pembimbing instansi Pelaporan Kerja Praktek 1. Konsultasi Dengan dosen Kerja Praktek 2. Bimbingan dengan dosen Kerja Praktek 3. Pembuatan Laporan Kerja Praktek 4. Ujian Kerja Praktek 5. Final pembuatan laporan kerja praktek 6.Pengumpulan Laporan Kerja Praktek Tabel 1.2 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek Bulan Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010

17