BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI KETAATAN HUKUM PADA SISWA. (Studi Kasus Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah di SMP Muhammadiyah 1. Kartasura Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hukum tentu saja dianggap melanggar hukum sehingga mendapat ancaman

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

PERTEMUAN KE 7 POKOK BAHASAN

BAMBANG SUPAGI A

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian terhadap perlindungan sosial bagi para pekerja di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. matematika sehingga berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. profesi sebagai acuan, sama seperti hakim dan jaksa. karena hal seperti itu tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara hukum sebagaimana dicantumkan

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

I. PENDAHULUAN. norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN TENTANG PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara yang berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.604, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Pengangkatan. Pemberhentian. Asisten Ombudsman. Prosedur.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. laku manusia agar dapat terkontrol, selain itu hukum juga merupakan aspek

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

Dinamika Pelanggaran Hukum

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL ABSTRAKSI

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENGERTIAN HUKUM DAN HUKUM EKONOMI ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

Peraturan Rektor. Nomor : 01 Tahun Tentang. Peraturan Disiplin Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAPEL :...

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bila berbicara mengenai penyimpangan dimasyarakat, perhatian seseorang

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN DISIPLIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

Catatan Koalisi Perempuan Indonesia terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 46/PUU-XIV/2016

Disiplin dan Tanggung Jawab. Aat Agustini, MKM

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendisendi

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Kansil (2001) pengertian perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sekolah, mengontrol diri dan bertanggungjawab serta berperilaku sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang tua. Seorang anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1177/H5.1.R/SK/KMS/2008

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESlA NO. POL : 15 TAHUN 2006 TENTANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) merumuskan bahwa, Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum yang dimaksud merupakan sebuah negara yang mempunyai banyak aturan hukum yang harus dipatuhi dan ditaati oleh seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Hukum berisi perintah dan larangan yang mengatur seluruh warga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Semua orang wajib bertindak dan bertingkahlaku sesuai dengan aturan hukum, sehingga ketertiban dan keamanan dalam masyarakat itu tetap terpelihara dengan baik. Oleh karena itu hukum meliputi berbagai peraturan yang mengatur hubungan orang yang satu dengan yang lain, yaitu peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan. Mustakim, (2000:3), mengemukakan bahwa: Menyadari adanya peraturan hukum (atau biasanya disebut hukum saja) yang bersifat mengatur dan memaksa tersebut maka hendaknya hukum selalu dijadikan pedoman dalam bertingkah laku bagi anggota masyarakat, berbuat menurut hukum sama artinya menuju pada kesempurnaan hidup yang harmoni dalam masyarakat sedangkan berbuat tidak sesuai hukum sama artinya dengan kegagalan hidup bermasyarakat, selain mendapat celaan masyarakat pelanggar hukum juga akan menerima sanksi hukum. Aturan atau peraturan hukum di Indonesia tidak semuanya ditaati oleh seluruh warga negara, masih banyak orang-orang yang tidak taat pada hukum. Peraturan-peraturan yang sudah disepakati dan ditulis ternyata masih banyak yang 1

2 dilanggar. Agar peraturan hukum tersebut benar-benar ditaati dan dipatuhi, maka peraturan hukum tersebut harus dilengkapi dengan unsur yang bersifat memaksa. Hukum juga bersifat mengatur, yang mana mengatur seluruh warga masyarakat agar tidak menyimpang dari peraturan hukum atau melanggar hukum. Peraturan hukum bersifat mengatur dan memaksa. Mengatur dan memaksa disini bertujuan agar seluruh anggota masyarakat patuh mentaati semua aturan yang berlaku. Pelanggaran atas peraturan hukum tersebut akan dikenakan sanksi, berupa hukuman sebagai reaksi terhadap perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukannya. Untuk menjaga supaya peraturan-peraturan hukum dapat berlangsung dan diterima oleh seluruh anggota masyarakat, maka peraturan hukum yang ada harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan aturan yang ada dan asas-asas keadilan dari masyarakat tersebut. Menurut Kansil (1986:40-41), hukum itu bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan dari masyarakat itu. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat, selain itu hukum menjaga dan mencegah agar seluruh anggota masyarakat tidak menjadi hakim, tidak mengadili orang lain, dan tidak ikut serta menjatuhi hukuman bagi tiap orang yang melanggar hukum. Namun dalam memutuskan perkara, harus melalui pengadilan. Kepatuhan terhadap hukum tidak hanya dilakukan kadangkala saja, melainkan harus dilakukan dengan kesadaran bahwa hukum diciptakan untuk melindungi masyarakat. Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku

3 merupakan konsep nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku, tingkat kepatuhan terhadap hukum secara langsung menunjukan kesadaran hukum. Orang yang mempunyai kesadaran terhadap berbagai aturan hukum akan mematuhi semua yang menjadi tuntunan peraturan tersebut, sehingga mereka akan menjadi taat terhadap berbagai peraturan yang ada. Erwin (2011:135), mengemukakan bahwa: Dalam situasi yang konkret kesadaran hukum akan menjelma dalam bentuk kepatuhan atau ketaatan terhadap hukum. Kepatuhan terhadap hukum begitu tergantung pada pertumbuhan akal, kemauan dan rasa seseorang. Ada orang yang patuh terhadap hukum karena takut dengan hukuman, ada yang patuh terhadap hukum demi kesedapan hidup bersama, ada yang karena sesuai dengan cita hukumnya, ada pula yang karena kepentingan. Namun, pada akhirnya, jika kesadaran hukum itu datang, orang hanya mempunyai dua pilihan, mau menerima atau menolak. Ketaatan hukum merupakan ketaatan yang dimulai dari kesadaran masyarakat terhadap hukum. Kesadaran hukum berupa keyakinan akan nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum. Orang yang mengalami dan merasakan keyakinan bahwa suatu perbuatan yang konkret, harus dilaksanakan atau tidak sama sekali. Ketaatan pada hukum tidak hanya terwujud pada ketaatan hukum yang ada di dalam masyarakat maupun di kalangan pemerintahan saja, tetapi juga terwujud dalam instansi-instansi termasuk lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah. Kehidupan di lingkungan masyarakat maupun sekolah tidak lepas dari aturanaturan yang berlaku didalamnya, baik aturan yang tertulis maupun aturan yang tidak tertulis. Aturan-aturan tersebut harus ditaati sepenuhnya. Adanya aturan tersebut adalah agar tercipta kemakmuran dan keadilan dalam lingkungan

4 masyarakat. Apabila aturan-aturan tersebut dilanggar, akan mendapatkan sanksi yang tegas. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, yang mempunyai kebijakan tertentu dalam meningkatkan ketaatan hukum di lingkungan sekolah. Kebijakan tersebut dituangkan dalam bentuk aturan yang didalamnya terdapat tata tertib yang harus ditaati oleh semua siswa. Kewajiban siswa dalam menaati tata tertib sekolah merupakan hal yang penting, sebab merupakan bagian dari sistem sekolah. Tata tertib sekolah dibuat agar siswa dapat mengontrol diri dan bertanggungjawab serta berperilaku sesuai dengan norma yang ada di lingkungan sekolah. Tata tertib di sekolah ada yang berbentuk tertulis dan ada yang berbentuk tidak tertulis. Tata tertib yang berbentuk tertulis biasanya berisi mengenai cara berpakaian siswa, waktu masuk, waktu istirahat, waktu pulang dan sebagainya. Sedangkan tata tertib sekolah yang berbentuk tidak tertulis misalnya, berdoa setiap mulai dan mengakhiri kegiatan sekolah, berbuat sopan dan hormat terhadap Bapak dan Ibu guru, tidak boleh mencorat-coret dinding disekitar sekolah, dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Implementasi Ketaatan Hukum pada Siswa (Studi Kasus Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2012/2013).

5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di atas, dapat di rumuskan permasalahan antara lain: 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk tata tertib sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun pelajaran 2012/2013? 2. Bagaimanakah ciri-ciri ketaatan hukum siswa pada pelaksanaan tata tertib sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun pelajaran 2012/2013? 3. Bagaimanakah pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar tata tertib sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun pelajaran 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan titik puncak untuk merealisasikan aktivitas yang akan dilaksanakan. Tujuan penelitian ini, sebagaimana perumusan makalah maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tata tertib sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun pelajaran 2012/2013. 2. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri ketaatan hukum siswa pada pelaksanaan tata tertib sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun pelajaran 2012/2013. 3. Untuk mendeskripsikan pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar tata tertib sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun pelajaran 2012/2013.

6 D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya. b. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuan, khususnya implementasi ketaatan hukum pada siswa studi kasus pelaksanaan tata tertib sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukan dan kerangka acuan yang sangat berharga bagi para pengambil keputusan terutama dalam implementasi ketaatan hukum pada siswa studi kasus pelaksanaan tata tertib sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2012/2013. b. Sebagai calon pendidik mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik pada khususnya, serta bagi masyarakat luas pada umumnya.

7 E. Daftar Istilah Menurut Maryadi, dkk (2010: 11), daftar istilah merupakan penjelasan dari istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Adapun istilahistilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi. Tim Penyusun Pusat Bahasa (2005: 427), merumuskan bahwa implementasi adalah pelaksanaan; penerapan. Menurut Komoro (2008), implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. 2. Ketaatan. Tim Penyusun Pusat Bahasa (2005: 1116), merumuskan bahwa taat berarti senantiasa tunduk; patuh. Sedangkan ketaatan menurut Tim Penyusun Pusat Bahasa (2005: 1116), dirumuskan bahwa 1) kepatuhan; 2) kesetiaan; 3) kesalehan; 4) huk fungsi untuk tidak membahayakan atau mengganggu kedamaian atau keadilan. 3. Hukum. Menurut E. Utrecht (dalam Asikin (2012: 11), hukum adalah himpunan petunjuk hidup-perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, yang seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa itu 4. Siswa. Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2012: 108), Siswa adalah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai objek dan area perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subjek.

8 5. Tata tertib. Tim Penyusun Pusat Bahasa (2005: 1148), merumuskan bahwa tata tertib merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati atau dilaksanakan; disiplin. 6. Sekolah. Menurut Umiarso (2010: 192), sekolah merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, yang merupakan salah satu faktor penentu mutu Sumber Daya Manusia (SDM).