IDENTIFIKASI SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN METODE KONVERSI DIGITAL NUMBER MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

dokumen-dokumen yang mirip
LOGO PEMBAHASAN. 1. Pemetaan Geomorfologi, NDVI dan Temperatur Permukaan Tanah. 2. Proses Deliniasi Prospek Panas Bumi Tiris dan Sekitarnya

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Farid Ibrahim, Fiqih Astriani, Th. Retno Wulan, Mega Dharma Putra, Edwin Maulana; Perbandingan Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

PENGARUH FENOMENA LA-NINA TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN MALANG

Arahan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Estimasi Suhu Permukaan Daratan di Kota Pekalongan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

ABSTRAK. Kata kunci: Ruang Terbuka Hijau, Penginderaan Jauh, Citra Landsat 8, Indeks Vegetasi (NDVI, MSAVI2 dan WDRVI) vii

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

Pemetaan Potensi Batuan Kapur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Tuban

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

STUDI PERKEMBANGAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SIG. Walbiden Lumbantoruan 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

ANALISIS KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN MELALUI CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI WILAYAH DATARAN KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002.

Pemanfaatan Citra Landsat Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lanskap Perkotaan Kota Palu

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Rona Awal Lingkungan dari Pengolahan Citra Landsat 7 ETM+ (Studi Kasus :Daerah Eksplorasi Geothermal Kecamatan Sempol, Bondowoso)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

ABSTRAK. Kata Kunci: kebakaran hutan, penginderaan jauh, satelit Landsat, brightness temperature

SEBARAN TEMPERATUR PERMUKAAN LAHAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KOTA MALANG

Pemetaan Potensi Kekeringan Lahan se-pulau Batam menggunakan Teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

Perubahan Penggunaan Tanah Sebelum dan Sesudah Dibangun Jalan Tol Ulujami-Serpong Tahun di Kota Tangerang Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Lokasi Potensial Budidaya Tiram Mutiara Dengan Mengunakan Citra Satelit Landsat 7 ETM+

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terkecuali pada daerah-daerah di Indonesia. Peningkatan urbanisasi ini akan

BAB III METODE PENELITIAN

Nilai Io diasumsikan sebagai nilai R s

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

ix

Perbandingan Pengaruh Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada Tanaman Padi

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

LAPORAN PROYEK PENGINDERAAN JAUH IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN HIRARKI DI KOTA BATU

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

VARIASI SPASIAL TEMPORAL SUHU PERMUKAAN DARATAN DI KOTA JAKARTA TAHUN 2015 DAN 2016

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

EKSTRAKSI GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT DI PESISIR TENGGARA BALI (STUDI KASUS KABUPATEN GIANYAR DAN KLUNGKUNG)

Berkala Fisika ISSN : Vol. 17, No. 2, April 2014, hal 67-72

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau)

PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 2 (2018), Hal ISSN :

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

LOKASI PENELITIAN 12/20/2011. Latar Belakang. Tujuan. Manfaat. Kondisi Umum

,Variasi Spasial Temporal Suhu Permukaan Daratan Kota Metropolitan Bandung Raya Tahun

Analisa Pantauan dan Klasifikasi Citra Digital Remote Sensing dengan Data Satelit Landsat TM Melalui Teknik Supervised Classification

09 - Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Dijital. by: Ahmad Syauqi Ahsan

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Bab IV Hasil dan Pembahasan

REMOTE SENSING AND GIS DATA FOR URBAN PLANNING

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

ANALISA NDVI CITRA SATELIT LANDSAT MULTI TEMPORAL UNTUK PEMANTAUAN DEFORESTASI HUTAN KABUPATEN ACEH UTARA

Oleh: Ari August Bagastya Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta. ABSTRAK

Pemanfaatan Citra Landsat 7 ETM+ untuk Menganalisa Kelembaban Hutan Berdasarkan Nilai Indeks Kekeringan (Studi Kasus : Hutan KPH Banyuwangi Utara)

Gregorius Anung Hanindito 1 Eko Sediyono 2 Adi Setiawan 3. Abstrak

ANALISIS URBAN HEAT ISLAND

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Staf Pengajar Jurusan Teknik Geodesi FT-UNPAK.

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENGHITUNGAN SEBARAN CO 2 DARI TUTUPAN HUTAN DENGAN SATELIT LANDSAT 8 TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengaruh Perubahan Penggunaan Tanah Terhadap Suhu Permukaan Daratan Metropolitan Bandung Raya Tahun

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. 23 LAMPIRAN

Transkripsi:

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Vol.6 No. 2, Desember 2017 : 59-69 IDENTIFIKASI SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN METODE KONVERSI DIGITAL NUMBER MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI IDENTIFY OF LAND SURFACE TEMPERATURE BY DIGITAL NUMBER CONVERSION METHOD USING THE TECHNIQUES OF REMOTE SENSING AND GEOGRAPHY INFORMATION SYSTEM Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Medan (STIKOM MEDAN) dan Asosiasi Peneliti Sumatera Utara (APSU) Jl. Iskandar Muda No.45, Kota Medan dede.prabowo@alumni.ui.ac.id Diterima : 28 September 2017 Direvisi : 9 November 2017 Disetuji : 15 November 2017 ABSTRAK Informasi mengenai Suhu Permukaan Tanah (SPT) perlu diketahui. Mengingat bahwa SPT sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perubahan iklim global. Untuk menghindari terjadinya Pulau Panas Perkotaan maka diperlukan informasi tentang SPT. Dimana, dalam penelitian ini dilakukan proses identifikasi dengan memanfaatkan gelombang thermal (band thermal) yang terdapat pada Citra Landsat 8. Proses identifikasi dilakukan dengan metode konversi Digital Number. Teknik yang digunakan yaitu kombinasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi sebagai alat untuk pengolahan dan analisis data. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa SPT tertinggi di daerah MEBIDANG (Medan Binjai dan Deli Serdang) yaitu sekitar 25 0 C (Sedang). Secara umum, SPT di daerah MEBIDANG yaitu berkisar antara 10-20 0 C (Rendah-Sedang). Sementara, informasi yang diperoleh secara lebih khusus, di daerah inti kota yaitu SPT di Kota Medan menggambarkan masih tergolong sedang yaitu sekitar 15 20 0 C. Kata Kunci : Metode Konversi Digital Number, Citra Landsat 8, Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografi. ABSTRACT Information on Land Surface Temperature (LST) should be known. Given that LST as a factor affecting global climate change. To avoid the occurrence of Urban Heat Island then required information about LST. Where, in this research is identification process by utilizing thermal wave (thermal band) contained in Landsat Image 8. Identification process is done by Digital Number conversion method. The technique used is the combination of Remote Sensing and Geography Information System as a tool for processing and data analysis. The results of the study provide information that the highest LST in the area MEBIDANG (Medan Binjai and Deli Serdang) that is 25 0 C (Medium). In general, LST in the area MEBIDANG is ranging from 10-20 0 C (Low-Medium). Meanwhile, the information obtained more specifically, in the core area of the city that is LST in Medan City describes still quite moderate that is 15-20 0 C. Keywords: Digital Number Conversion Method, Landsat Image 8, Remote Sensing, Geography Information System. 59

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 6 No.2, Desember 2017 : 59-69 PENDAHULUAN Masyarakat pada umumnya hanya mengenal informasi suhu dan cuaca yang berada di udara. Misalnya, informasi suhu harian yang sering diperoleh melalui media smartphone atau informasi cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Padahal, yang seharusnya tidak boleh diabaikan yaitu perlunya informasi mengenai Suhu Permukaan Tanah (SPT). Pentingnya informasi mengenai SPT dikarenakan SPT merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap iklim global. Hal ini pernah dikemukakan oleh Srivastava, P.K., dkk yang mengatakan bahwa SPT merupakan faktor penting dalam studi perubahan keseimbangan panas dan sebagai kontrol untuk perubahan iklim global [1]. Sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan iklim, pengukuran untuk memperoleh informasi yang berkaitan SPT sering menjadi studi untuk kota-kota besar di dunia yang mengkaji pulau panas perkotaan. Misalnya, studi yang dilakukan oleh Baumann, P.R pada Kota Washington, D.C. menjabarkan proses industrialisasi dan urbanisasi yang merubah cuaca dan pola iklim dengan mengkomparasikan perbedaan kondisi tutupan lahan [2]. Gambar 1. Profil Pulau Panas Perkotaan Sumber: Baumann, P.R (2008) Gambar 1 mendeskripsikan bagaimana suhu padapulau panas perkotaan yang terjadi di daerah kota dibandingkan dengan suhu daerah rural (pinggiran) yang cenderung lebih rendah. Studi ini dilakukan di daerah Washington, D.C Amerika Serikat. Untuk studi di Indonesia, fenomena tersebut pernah dikaji dan hasilnya telah dikemukakan Adiyanti, S. (1993) bahwa fenomena kelebihan panas yang tidak merata ini disebut dengan kutub panas kota [3]. Pada konteks Medan Binjai dan Deli Serdang (MEBIDANG), kondisi nyata saat ini tampak bahwa Kota Medan sebagai inti kota dari cakupan wilayah MEBIDANG, semakin berkembang pesat. Hal ini terlihat jelas berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2012 bahwa dengan luas wilayah 265,1 km 2, jumlah penduduk Kota Medan mencapai 2.122.804 jiwa. Artinya, tingkat kepadatan mencapai 8.008 jiwa/km 2 [4]. Dengan kondisi demikian, dari sisi kepadatan penduduk maka status Kota Medan sebagai Kota Metropolis (Metropolitan). Selain fakta penduduk tersebut, fakta lapangan juga telah menampilkan kondisi fisik pembangunan nyaris melebihi kapasitas dan hampir menutup ruang terbuka hijau. Hal ini tampak jauh berbeda jika dibandingkan dengan wilayah sekitarnya (Binjai dan Deli Serdang). Untuk menghindari kasus pulau panas perkotaan seperti yang terjadi pada umumnya kota besar, alangkah baiknya dilakukan deteksi secara lebih cepat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi SPT di wilayah MEBIDANG dengan memanfaatkan Citra Landsat 8. Identifikasi SPT sudah pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Penelitian Kumar, K.S., Bhaskar, P.U. & Padmakumari, K. menyimpulkan bahwa suhu permukaan diperoleh untuk memahami variasi suhu dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dengan jelas bahwa suhu permukaan lebih tinggi berada di daerah perkotaan dibandingkan daerah pedesaan. Korelasi menunjukkan bahwa Land Surface Temperature (LST) berkorelasi kuat dengan Normalized Difference Vegetation Index 60

Identifikasi Suhu Permukaan Tanah Dengan Metode Konversi Digital Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh dan SIG (NDVI). Informasi ini membantu memantau dinamika penggunaan lahan akibat perubahan tuntutan peningkatan populasi dan terkait isu seperti Urban Heat Island [5]. Penelitian lain yang lebih baru dilakukan oleh Rajeshwari, A., & Mani, N.D. di Kota Dindigul Tamil Nadu, India. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa LST suatu daerah ditentukan berdasarkan kecerahan suhu dan LSE(Land Surface Emissivity) menggunakan algoritma Split-Window (SW). DiKota Dindigul Tamil Nadu menunjukkan LST di bagian selatan dan utara dengan kondisi tanah tandus, tanah yang tidak bisa dibudidayakan dan wilayah perkotaan mengalami LST yang tinggi. Di kota ini, kawasan tumbuh-tumbuhan mengalami penurunan atau berkurang. Dengan kondisi demikian, mengakibatkan Kota Dindigul Tamil Nadu menjadi daerah yang rawan kekeringan. Sementara, dibandingkan dengan LST yang normal kondisi daerah menunjukkan vegetasi cenderung masih rapat [6]. Dari beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu permukaan tanah erat kaitannya dengan keberadaan vegetasi. Semakin berkurangnya vegetasi terutama daerah perkotaan maka suhu permukaan tanah menjadi lebih meningkat. Akibat yang timbulkan dengan kasus seperti ini dapat mengakibatkan suatu daerah menjadi rawan kekeringan. Oleh karena itu, pada penelitian ini, dilakukan kajian mengenai identifikasi SPT dengan mempertimbangkan faktor vegetasi. Tujuan penelitian ini adalah dapat memberikan informasi mengenai kondisi SPT di wilayah MEBIDANG agar dapat meminimalisir dampak perubahan iklim yang terjadi. MEBIDANG berada di Path 129/Row 57 dan 58 dan sementara untuk data Rupa Bumi Indonesia di download dari web Badan Informasi Geospasial [8]. 2. Pengolahan data Data yang terkumpul, kemudian diolah dengan teknik penginderaan jauh, yaitu: mengkoreksi secara radiometrik. Pada Citra Landsat 8, sudah terkoreksi secara geometrik, sehingga dalam penelitian ini hanya perlu dilakukan koreksi radiometrik. Kemudian, dilakukan penggabungan (mosaicking) dan pemotongan (cropping) sesuai wilayah administrasi MEBIDANG. Untuk mempermudah proses pengolahan data Citra Landsat 8 dikombinasikan dengan alat Sistem Informasi Geografi. Dan, digunakan data Rupa Bumi Indonesia skala 1:250.000 untuk klasifikasi penutup lahan. 3. Proses identifikasi SPT Identifikasi suhu permukaan tanah melalui proses perhitungan dengan logaritma. Hal ini dilakukan dengan mengkonversi nomor digital ke nilai spektral radian, selanjutnya dari nilai spektral radian dikonversi dalam satuan kelvin. Kemudian, nilai suhu dari satuan kelvin dikonversi ke nilai suhu dalam satuan celcius. Proses perhitungan ini dilakukan dengan teknik penginderaan jauh. 4. Klasifikasi SPT Hasil identifikasi SPT, kemudian diklasifikasikan ke beberapa kelas untuk mempermudah interpretasi. Proses ini dilakukan dengan alat Sistem Informasi Geografi. Secara bertahap, penelitian dijabarkan pada diagram berikut ini. METODOLOGI PENELITIAN Dalam pelaksanaan penelitian ini, dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: 1. Pengumpulan data Data penelitian ini diperoleh dengan mendownload Citra Landsat 8 melalui website United State Geological Survey (USGS)[7], wilayah 61

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 6 No.2, Desember 2017 : 59-69 Pengumpulan data - Download Citra Landsat 8 - Download Rupa Bumi Indonesia Skala 1:250.000 Pengolahan data - Koreksi Radiometrik - Penggabungan Citra Landsat 8 - Pemotongan Citra Landsat 8 Identifikasi SPT - Konversi Digital Number (Teknik Pengideraan Jauh) Klasifikasi SPT - Sistem Informasi Geografis Gambar 2. Metodologi Penelitian Data Penelitian Penelitian ini menggunakan data spasial dan data non-spasial yang bersumber dari beberapa instansi resmi pemerintah. Data spasial seperti citra satelit landsat 8 bersumber dari United State Geological Survey (USGS)[6], administrasi MEBIDANG, dan penutup lahan bersumber dari Rupa Bumi Indonesia skala 1:250.000 (Badan Informasi Geospasial), sementara data non-spasial seperti kepadatan penduduk bersumber dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Analisis Data Analisis data menggunakan logaritma yang diformulasikan pada software pengolahan Citra Landsat 8. Penjelasan teoritis mengenai algoritma ini dijelaskan pada point-point berikut. 1. Digital Number ke Spektral Radian Rumus: Lλ = ML*Qcal + AL...(1) [9][10][11] Keterangan: Lλ = Spektral Radian ML= Faktor Skala Qcal = Digital Number AL = Faktor Penambah 2. Spektral Radian ke Kelvin Rumus:... (2)[9][10][11] Keterangan: T = Suhu (Kelvin) Lλ = Nilai Radian pada band thermal K1 dan K2 = Ketetapan (konstanta) 3. Kelvin ke Celcius Rumus: Celcius = K 273.....(3) [9] [10] [11] Kemudian, setelah proses analisa data telah selesai, selanjutnya diproses ke tahap klasifikasi SPT menggunakan teknik Sistem Informasi Geografi dan hasilnya kemudian diinterpretasi dengan cara komparasi atau membandingkan kondisi tutupan lahan dengan kondisi suhu permukaan tanah. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengolahan Citra Landsat 8 Dalam proses perekaman citra landsat, data yang terekam terbagi menjadi beberapa bagian atau biasa disebut scene. Data citra yang diperoleh menunjukkan bahwa wilayah MEBIDANG berada pada path 129, row 57 dan 58. Oleh karena itu, data citra yang awalnya terpisah harus di gabung terlebih dahulu. Proses ini disebut dengan mosaicking. Hasil penggabungan citra dapat dilihat pada Gambar 3. Penggabungan citra yang tampak pada Gambar 3 masih menggambarkan wilayah kajian yang terlalu luas. Sehingga, dalam tahap ini, citra satelit yang telah digabung tersebut diproses ke tahap berikutnya yaitu pemotongan citra (cropping) sesuai dengan wilayah kajian. Gambar 3.Proses Penggabungan Citra Path 129/Row 57 dan 58 Sumber: USGS, 2017 (Data Diolah) [6] 62

Identifikasi Suhu Permukaan Tanah Dengan Metode Konversi Digital Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh dan SIG Gambar 4. Proses Pemotongan Citra Sumber: USGS, 2017 (Data Diolah) [6] Pada penelitian ini, data vektor yang digunakan untuk memotong citra adalah peta administrasi MEBIDANG. Sebagaimana yang tampak pada Gambar 4, bahwa pada Citra Landsat 8 dilakukan proses pemotongan (cropping) sesuai wilayah kajian. Setelah citra di-cropping, proses berikutnya citra satelit diolah untuk mendapatkan klasifikasi penutup lahan. Untuk mempermudah penelitian, kelas penutup lahan penelitian ini menggunakan klasifikasi umum SNI 7645 (2010) dengan kelas penutup lahan skala 1 : 250.000 yang membagi menjadi dua kelas penutup lahan, antara lain: (1) daerah bervegetasi: daerah pertanian, daerah bukan pertanian (2) daerah tak bervegetasi: lahan terbuka, permukiman dan lahan bukan pertanian, serta perairan. Data ini menggunakan data klasifikasi penutup lahan Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 250.000. Selanjutnya data tersebut diolah menggunakan Sistem Informasi Geografi dan kemudian, hasilnya ditampilkan seperti yang terlihatpada Gambar 5 berikut ini. Gambar 5. Penutup Lahan Medan Binjai dan Deli Serdang Data penutup lahan tersebut menunjukkan fenomena bahwa kondisi tutupan lahan yang masih di dominasi hutan rimba yaitu seluas 76.953.07 Hektar (Ha) berada di daerah administrasi Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan, untuk daerah Medan dan Binjai menggambarkan kondisi tutupan lahan yang telah berkembang pesat, didominasi permukiman dan tempat kegiatan yaitu seluas 47.111.98 Hektar. Dengan melihat perbedaan tutupan lahan tersebut, fenomena tingginya dominasi permukiman dan tempat kegiatan di daerah Medan dan Binjai perlu diidentifikasi lebih lanjut dengan melihat kondisi suhu permukaan tanah di tiap-tiap daerah. B. Identifikasi SPT Sesuai dengan data Citra Landsat 8 yang diperoleh bahwa data yang digunakan pada penelitian ini adalah data Citra Landsat 8 perekaman (akuisisi) pada tanggal 9 Januari 2017. Untuk memperoleh nilai suhu permukaan tanah pada Citra Landsat 8, maka perlu dilakukan proses-proses pengolahan citra. 63

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 6 No.2, Desember 2017 : 59-69 Proses ini dilakukan menggunakan alat penginderaan jauh. Tahap pertama yaitu proses kalibrasi pada band 10 yang berguna sebagai gelombang thermal. Seperti yang telah dijelaskan bahwa untuk memperoleh nilai spektral radian (konversi nomor digital ke nilai spektral radian) maka digunakan rumus 1. Proses ini untuk mendapatkan nilai ML dan AL. Nilai ML sebagai faktor skala dan AL sebagai faktor penambah dapat dilihat pada file metadata Citra Landsat 8. Pada file metadata tersebut diketahui nilai ML sebesar 0,0003342 dan nilai AL sebesar 0,1. Gambar 7.Metadata dan Konversi Spektral Radian ke Nilai Kelvin Gambar 6.Metadata dan Konversi Nomor Digital ke Nilai Spektral Radian Berdasarkan Gambar 6, tampak jelas adanya perbedaan nilai disalah satu sampel lokasi disp #1 (7,795290) yang telah dikalibrasi sebagai nilai spektral radian, sedangkan pada disp #2 (23026) masih dalam berupa nomor digital. Tahap kedua yaitu mengkonversi kedalam satuan kelvin. Dalam proses ini, dapat digunakan rumus 2. Proses ini untuk mendapatkan nilai K1 dan K2. Pada file metadata dapat diperoleh nilai K1 yaitu sebesar 774.8853 (774.89) dan K2 yaitu sebesar 1321.0789 (1321.08). Berdasarkan Gambar 7, maka telah dikonversi nilai spektral radian ke satuan kelvin. Tampak adanya perbedaan nilai disp #1 (7,609808) yang masih berupa nilai spektral radian, sedangkan pada disp #3 (285,142242) nilai yang telah dikonversi ke satuan kelvin. Tahap ketiga yaitu mengkonversi nilai kelvin kedalam satuan suhu celcius. Dalam proses ini, dapat digunakan rumus 3. Setelah melalui proses perhitungan algoritma, hasil identifikasi diproses lebih lanjut menggukan alat pemetaan yaitu Sistem Informasi Geografi. Hasil olahan dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8.Suhu Permukaan Tanah Medan Binjai dan Deli Serdang 64

Identifikasi Suhu Permukaan Tanah Dengan Metode Konversi Digital Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh dan SIG Untuk melihat informasi suhu permukaan tanah di daerah MEBIDANG disajikan melalui Gambar 8. Tampak pada Gambar 8, bahwa informasi SPT tertinggi di daerah MEBIDANG yaitu sekitar 25 0 C (Sedang). Secara umum, SPT di daerah MEBIDANG yaitu berkisar antara 10 20 0 C (Rendah Sedang). Informasi yang diperoleh secara lebih khusus, di daerah inti kota atau pusat kegiatan yaitu di Kota Medan dimana secara pembangunan fisik berbeda dengan daerah sekitar. Informasi suhu permukaan tanah di Kota Medan menggambarkan masih tergolong sedang yaitu sekitar 15 20 0 C. Dapat dikatakan bahwa sebagai kota metropolitan, lingkungan perkotaan di daerah ini masih terjaga dengan baik. C. Pembahasan dan Diskusi MEBIDANG merupakan satu kesatuan daerah yang dipisahkan secara administrasi satu sama lain tampak berbeda dari aspek pembangunan fisik wilayah. Hal yang membedakan terutama terlihat di inti kota (Kota Medan) dengan daerah lain disekitarnya adalah karakteristik penutup lahan yang didominasi oleh permukiman dan tempat kegiatan (nonvegetasi). Mengacu pada Tabel 1 mendeskripsikan luas penutup lahan dan kondisi suhu permukaan tanah di wilayah MEBIDANG dan secara khusus di Kota Medan.Hasil identifikasi berdasarkan data tersebut diperoleh informasi bahwa tidak ada perbedaan suhu yang serius di daerah dengan kondisi penutup lahan berupa permukiman dan tempat kegiatan (non-vegetasi) maupun hutan rimba (vegetasi). SPT di Kota Medan dapat dikatakan masih kategori normal (suhu permukaan tanah berkisar antara 10 20 0 C). Tabel 1. Luas Penutup Lahan dan SPT SPT ( Penutup Lahan MEBIDANG (Ha) 0 C) MEDAN SPT ( 0 C) KET Dominan (Ha) Dominan Air Empang 56,36 15-20 - - Non-Vegetasi Air Tambak 5225,55 10-15 1211,98 10-15 Non-Vegetasi Hutan Rimba 76953,07 15-20 10,23 15-20 Vegetasi Pasir / Bukit Pasir Laut 0.001176068 10-15 - - Non-Vegetasi Perkebunan / Kebun 42543,92 10-15 1,99 10-15 Vegetasi Permukiman dan Tempat Kegiatan Semak Belukar / Alang Alang 47111,98 15-20 20431,74 15-20 Non-Vegetasi 42926,18 10-15 2615,82 10-15 Vegetasi Tegalan / Ladang 74921,28 10-15 2872,93 10-15 Vegetasi Total Luas (Ha) 289738,34 27144,69 Ket: SPT adalah Suhu Permukaan Tanah Sumber: Peta RBI Badan Informasi Geospasial (Data Diolah) Hasil interpretasi menunjukkan bahwa dari total tutupan lahan seluas 27.144,69 Ha, sekitar 21.643,72 Ha (79,73 %) adalah nonvegetasi. Dimana, dari luas tersebut sekitar 20.431,74 Ha (75,27%) tutupan lahan berupa permukiman dan tempat kegiatan dan sisanya seluas 5.500,97 Ha (20,27%) penutupan lahan berupa vegetasi. Jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya (Binjai dan Deli Serdang), dari total luas sisa tutupan lahan yaitu seluas 262.593,65 Ha, diantaranya tutupan lahan berupa vegetasi seluas 231.843,48 Ha (88,29%) dan 30.750,17 Ha (11,71%). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa daerah Deli Serdang tampak didominasi tutupan 65

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 6 No.2, Desember 2017 : 59-69 lahan berupa hutan rimba dan lahan pertanian berupa Tegalan/Ladang. Untuk mendukung hasil tersebut, disajikan juga pada Tabel 1 data yang sudah diolah berdasarkan luas penutup lahan dan SPT. Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan hasil identifikasi tahun 2017. Jika melihat kasus pulau panas di kota besar lainnya, dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan, kemungkinan bisa saja terjadi SPT akan berubah atau meningkat seiring dengan perubahan pembangunan fisik wilayah yang tidak terkendali. Dalam arti, SPT meningkat akibat dari pembangunan yang mengabaikan aspek lingkungan sehingga menyebabkan hilangnya tutupan vegetasi di wilayah MEBIDANG. SIMPULAN Untuk mendapatkan informasi SPT, dilakukan proses identifikasi suhu permukaan tanah dengan memanfaatkan gelombang thermal (band thermal) yang terdapat pada Citra Landsat 8. Proses identifikasi dilakukan dengan metode konversi nomor digital (Digital Number). Hasil penelitian memberikan informasi mengenai SPT tertinggi di daerah MEBIDANG yaitu sekitar 25 0 C (Sedang).Secara umum, SPT di daerah MEBIDANG yaitu berkisar antara 10 20 0 C (Rendah Sedang). Sementara, informasi yang diperoleh secara lebih khusus, di daerah inti kota yaitu SPT di Kota Medan menggambarkan masih tergolong sedang yaitu sekitar 15 20 0 C. DAFTAR PUSTAKA [1] Srivastava, P.K., dkk. Surface Temperature Estimation in Singhbhum Shear Zone of India Using Landsat-7 ETM+ Thermal Infrared Data. ELSEVIER: Advances in Space Research 43 (2009) 1563 1574. [2] Baumann, P.R. An Urban Heat Island: Washington, D.C. New York:Department of GeographyState University of New YorkCollege at OneontaOneonta, New York 13820USA. 2008. [3] Adiyanti, S. 1993. Kutub-Kutub Panas di Kota Jakarta. Tesis Magister Program Studi Ilmu Lingkungan. Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia. [4] Badan Pusat Statistik. https://sumut.bps.go.id/frontend/linktab elstatis/view/id/362, diakses Juni 2017, pukul 20.00 wib. 2012. [5] Kumar, K.S., Bhaskar, P.U. & Padmakumari, K. Estimation Of Land SurfaceTemperature To Study UrbanHeat Island Effect UsingLandsat Etm+ Image. International Journal of Engineering Science and Technology (IJEST).ISSN : 0975-5462 Vol. 4 No.02 February 2012. [6] Rajeshwari, A., & Mani, N.D. Estimation Of Land Surface Temperature Of Dindigul District Using Landsat 8 Data. IJRET: International Journal of Research in Engineering and Technology.eISSN: 2319-1163 Volume: 03 Issue: 05 May-2014. [7] United State Geological Survey. https://earthexplorer.usgs.gov/, diakses Juni 2017, 20.00 wib. [8] Badan Informasi Geospasial. http://portal.ina-sdi.or.id/home/, diakses Juni 2017, pukul 20.00 wib. [9] United State Geological Survey. Landsat 8 (L8) Data Users Handbook. Department of the Interior U.S. Geological Survey. 2016. [10] Ghulam, A. Calculating Surface Temperature Using Landsat Thermal Imagery. St. Louis: Department of Earth & Atmospheric Sciences, and Center for Environmental Sciences. Saint Louis University. 2010. [11] Wiguna, D.P. Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan jauh (Studi Kasus Analisis Keruangan Menggunakan Arc GIS dan ENVI). Yogyakarta: Penerbit Deepublish. 2017. 66

Identifikasi Suhu Permukaan Tanah Dengan Metode Konversi Digital Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh dan SIG Lampiran 1. SPT MEBIDANG Berdasarkan Luas Penutup Lahan Penutup Lahan SPT ( 0 C) Luas (Ha) Air Empang 10-15 C 2.79324 Air Empang 15-20 C 53.2162 Air Empang 20-25 C 0.3495 Air Tambak <0 C 0.66107 Air Tambak 5-10 C 12.5053 Air Tambak 10-15 C 3818.19 Air Tambak 15-20 C 1390.07 Hutan Rimba <0 C 16.8453 Hutan Rimba 5-10 C 76.4148 Hutan Rimba 10-15 C 10189.7 Hutan Rimba 15-20 C 58428.1 Hutan Rimba 20-25 C 8216.79 Pasir / Bukit Pasir Laut 10-15 C 0.00042 Perkebunan / Kebun <0 C 1.70433 Perkebunan / Kebun 0-5 C 249.102 Perkebunan / Kebun 5-10 C 12873.3 Perkebunan / Kebun 10-15 C 25587.2 Perkebunan / Kebun 15-20 C 3830.26 Permukiman dan Tempat Kegiatan <0 C 2.95109 Permukiman dan Tempat Kegiatan 0-5 C 117.944 Permukiman dan Tempat Kegiatan 5-10 C 3923.07 Permukiman dan Tempat Kegiatan 10-15 C 19557.5 Permukiman dan Tempat Kegiatan 15-20 C 23362.8 Permukiman dan Tempat Kegiatan 20-25 C 139.217 Semak Belukar / Alang Alang <0 C 4.96143 Semak Belukar / Alang Alang 0-5 C 82.9964 Semak Belukar / Alang Alang 5-10 C 4337.18 Semak Belukar / Alang Alang 10-15 C 25779.5 Semak Belukar / Alang Alang 15-20 C 12709.6 Tegalan / Ladang <0 C 11.4615 Tegalan / Ladang 0-5 C 351.642 Tegalan / Ladang 5-10 C 6208.53 Tegalan / Ladang 10-15 C 42250.6 Tegalan / Ladang 15-20 C 26071.7 Tegalan / Ladang 20-25 C 9.88026 Sumber: Badan Informasi Geospasial (Data Diolah) 67

Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 6 No.2, Desember 2017 : 59-69 Lampiran 2. SPT Kota Medan Berdasarkan Luas Penutup Lahan Penutup Lahan SPT ( 0 C) Luas (Ha) Air Tambak 10-15 C 1136.147697 Air Tambak 15-20 C 75.82801233 Hutan Rimba 15-20 C 10.22721268 Perkebunan / Kebun 10-15 C 1.848015789 Perkebunan / Kebun 5-10 C 0.137759384 Permukiman dan Tempat Kegiatan <0 C 0.278670607 Permukiman dan Tempat Kegiatan 10-15 C 5078.991751 Permukiman dan Tempat Kegiatan 15-20 C 14526.28306 Permukiman dan Tempat Kegiatan 20-25 C 30.16786927 Permukiman dan Tempat Kegiatan 5-10 C 793.7261702 Semak Belukar / Alang Alang 10-15 C 2420.807811 Semak Belukar / Alang Alang 15-20 C 193.4204604 Semak Belukar / Alang Alang 5-10 C 1.202861299 Tegalan / Ladang 10-15 C 1806.149107 Tegalan / Ladang 15-20 C 1016.087954 Tegalan / Ladang 5-10 C 50.6968086 Sumber: Badan Informasi Geospasial (Data Diolah) 68

Identifikasi Suhu Permukaan Tanah Dengan Metode Konversi Digital Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh dan SIG Lampiran 3. 69