BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan masa peralihan untuk menuju kedewasaan, dimana

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Etika Pergaulan Siswa SMK Negeri 1 Kluet Selatan. Novita Anggriani

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang berbudaya, bangsa yang baik adalah

ETIK UMB ETIKA PERGAULAN. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sikap merupakan etika, sopan dan santun yang termasuk didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menuntut ilmu, tetapi juga untuk mencari teman, dari berteman itulah maka

ETIKA PROFESI PURWATI

BAB I PENDAHULUAN. Budi Pekerti merupakan etika, sopan dan santun yang termasuk di

Etika Profesi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan mewujudkan potensinya menjadi aktual dan terwujud dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

EKSPEKTASI DARI ETIKA DOSEN. Oleh Eva Imania Eliasa,M.Pd*

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hindam, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I A. LATAR BELAKANG MASALAH. Etika merupakan refleksi ilmiah tentang tingkah laku manusia dari sudut

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keluaga mempunyai fungsi tidak hanya terbatas sebagai penerus keturunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

ABSTRAK. Oleh: Budi Hermawan, Jurusan Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Slamet Riyadi, Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pendidikan memberikan pengaruh terhadap perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tantangan baru dan berkembang cepat, karenanya perlu kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. muda, kenakalan ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

I. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk saling tolong-menolong ketika melihat ada orang lain yang

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Minat belajar yang tergambarkan dari motivasi belajar siswa merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berpendidikan akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pergaulan sehari-hari adalah sikap rendah

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, sumber daya manusia yang diharapkan adalah yang

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kembar identik pun masih dapat dibedakan melalui sifat-sifat non-fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I Tinjauan Umum Etika

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : WIKANINGSIH NPM P

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

ABSTRAK

BAB III PENYAJIAN DATA. pembentukan akhlak remaja di Desa Bukit Ranah Kecamatan Kampar Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan bantuan orang lain. Kita dapat hidup karena saling tolong menolong. Dalam hidup bermasyarakat itulah terjadi pergaulan antara individu satu dengan lainnya. Pergaulan antar manusia, baik dirumah, sekolah, maupun masyarakat adalah suatu hal yang sangat diperlukan, tentunya dalam bergaul dengan orang lain diperlukan etika dalam pergaulan. Dalam pergaulan tentunya banyak hal yang harus kita ketahui, karena manusia yang saling berdekatan lebih dari seorang, maka dalam bergaul harus ada aturan-aturan yang dapat menjadi pegangan ataupun pedoman yang menjadi pemisah antara hak dan kewajiban masing-masing orang. Terutama dalam lingkungan sekolah, remaja harus mampu berinteraksi baik dengan orang lain, baik dengan teman, guru, maupun semua warga sekolah. Tentunya agar remaja mampu berinteraksi dengan baik di sekolah tidak lepas dari pendidikan yang diberikan oleh sekolah berupa ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, dan pemahaman terkait etika dalam pergaulan. Etika pergaulan berperan penting sebagai pedoman tingkah laku baikburuk dalam pergaulan yang harus diketahui dan dipahami remaja dalam lingkungan sosial maupun lingkungan sekolah, karena dimanapun dan kapanpun remaja selalu dihadapkan dengan interaksi dengan orang sekitarnya, 1

2 sehingga apabila tidak menyadari dan memahami situasi yang ada disekitar maka bisa saja akan melakukan suatu hal yang melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Ruslan (2014:44) dalam pergaulan hidup terdapat empat kaidah atau norma tingkah laku manusia, yaitu norma agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum. Oleh karena itu sangat penting menanamkan pemahaman kepada remaja mengenai etika pergaulan agar mereka mampu mengaplikasikannya dengan baik di dalam kehidupan seharihari nya. Pada masa remaja, individu harus mulai dapat bertanggung jawab mengendalikan perilakunya sendiri yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru pada saat masih kanak-kanak sehingga perilakunya tidak melanggar etika maupun moral yang berlaku dalam kehidupan dengan orang lain, baik itu dikehidupan keluarga, disekolah, dan di masyarakat. Dalam lingkungan pendidikan, remaja merupakan suatu subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan dari orang lain baik itu Guru dan orang tua. Guru maupun orang tua diharapkan dapat menciptakan kondisi yang kondusif guna menumbuhkembangkan cara berfikir tentang etika maupun moral seorang remaja kearah pembentukan etika maupun moral yang lebih baik. Mengarahkan remaja mengembangkan potensi yang dimiliki serta membimbingnya menuju kedewasaan. Pada remaja ini biasanya terjadi perubahan sikap maupun perilaku yang mencolok, situasi pergaulan sangat menentukan perkembangan etika maupun moral siswa, dilihat dari siapa dan dengan siapa mereka bergaul, lingkungan seperti apa dan apa yang terjadi dalam pergaulan itu. Mereka tidak harus dibatasi dalam bergaul agar mereka

3 mengenal lingkungan secara lebih luas, karena pada masa ini memiliki tugas perkembangan yang harus mereka selesaikan sehingga mereka merasa bahagia dengan apa yang mereka capai, dengan begitu mereka dapat membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk untuk dilakukan. Namun semakin lama etika mulai luntur, seperti di lingkungan sekolah dijumpai siswa yang kurang beretika seperti siswa bergaul dengan sesuka hatinya terlebih dengan guru-guru yang ada di sekolah. Siswa sering terlihat menganggap guru sebagai teman seumuran tidak menghiraukan batasan yang ada antara guru dan siswa, disamping itu cara berpakaian yang tidak rapi, bertutur kata yang tidak sopan baik dengan guru maupun dengan teman, serta melanggar peraturan sekolah. Siswa yang melakukan pelanggaran etika tersebut kurang memahami tentang nilai dan norma, mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak baik untuk dilakukan. Menurut filsuf Aristoteles (dalam Ruslan 2014:44) menjelaskan tentang etika dalam dua pengertian yaitu, Terminius Techicus & Manner dan custom. Terminius Techicus ialah etika dalam hal ini dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang memperlajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. Manner dan custom membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia (inherent in human nature) yang terikat dengan pengertian baik dan buruk suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Dalam hal ini sesungguhnya Etika tersebut merupakan studi tentang benar atau salah dalam tingkah laku atau perilaku manusia (right or wrong in human conduct). Etika pergaulan sangat diperlukan demi terwujudnya kehidupan damai penuh keteraturan, ketertiban, dan

4 keharmonisan dalam kehidupan manusia baik itu dikeluarga, di sekolah dan di masyarakat. Fenomena yang terjadi di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan dari hasil pengamatan, observasi, dan wawancara yang dilakukan terlihat bahwa etika pergaulan yang selama ini terjadi di lingkungan sekolah belum sesuai dengan yang diharapkan dan menunjukkan bahwa etika pergaulan siswa kurang berkembang secara optimal. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa perilaku siswa yang belum memahami cara bergaul yang baik antara siswa dengan guru, siswa kurang menghargai guru yang mengajar di kelas, menganggap guru sebagai teman seumuran, memanggil teman dengan kata- kata kasar, tidak langsung minta maaf jika memiliki kesalahan terhadap orang lain, menghina sesama teman, bermain dengan memukul ataupun menendang teman, sering bertengkar dengan teman. Perilaku siswa yang demikian menunjukkan perilaku yang kurang baik berdasarkan etika pergaulan. Permasalahan yang terjadi dikalangan sebagian siswa khususnya tentang rendahnya kemampuan siswa memahami etika pergaulan, tentunya tidak bisa dibiarkan terus berlanjut, sehingga diperlukan usaha atau upaya yang sungguh-sungguh untuk memberikan pemahaman yang baik terhadap etika pergaulan siswa SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Adapun hasil yang diperoleh terdapat 65% siswa mengalami masalah terkait etika pergaulan dan diperoleh item masalah dengan skor tertinggi tercantum dalam tabel data berikut ini:

5 Tabel 1.1 Persentase Hasil Penilaian Awal Etika Pergaulan No Aspek Penilaian Persentase 1 Berteman dengan melontarkan kata-kata yang tidak pantas 78 untuk diucapkan 2 Ketika bergaul senang mengejek ataupun mengolok-olok 76 teman 3 Kurang berprilaku baik kepada teman dalam bergaul 70 4 berbicara dengan sesuka hati tanpa memperdulikan perasaan 68 teman 5 Ketika berjalan di depan orang yang lebih tua ataupun teman tidak membungkukkan badan. 62 Dari tabel data diatas diketahui bahwa siswa berteman dengan melontarkan kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan sebanyak 78%, Ketika bergaul senang mengejek ataupun mengolok-olok teman 76 %, Kurang berprilaku baik kepada teman dalam bergaul 70%, berbicara dengan sesuka hati tanpa memperdulikan perasaan teman 68%, Ketika berjalan di depan orang yang lebih tua tidak membungkukkan badan 62%. Berdasarkan fenomena dan data observasi di atas yang telah penulis paparkan, maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian dengan menerapkan layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral. Layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral merupakan salah satu jenis layanan yang dianggap tepat untuk memberikan kontribusi untuk mengembangkan pemikiran, sikap dan perilaku yang positif dalam pergaulan siswa. Pendekatan behavioral atau tingkah laku adalah pendekatan yang berorientasi pada tindakan untuk membantu mengambil langkah yang jelas dalam mengubah tingkah laku. Layanan konseling kelompok merupakan suatu proses bantuan yang bersifat memberikan kemudahan dalam

6 pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok memberikan dorongan dan motivasi kepada individu untuk membuat perubahan-perubahan dengan memanfaatkan potensi secara maksimal sehingga dapat mewujudkan diri. Layanan konseling kelompok pendekatan behavioral merupakan proses pemberian bantuan dengan memanfaatkan dinamika kelompok sekaligus menjadi media yang dapat membantu siswa memahami bahwa setiap tingkah laku dapat dipelajari, tingkah laku lama diganti dengan tingkah laku yang baru, dan setiap individu memiliki potensi untuk berperilaku baik dan buruk, tepat atau salah. Selain itu, manusia dipandang sebagai individu yang mampu mengontrol perilakunya dan dapat belajar tingkah laku baru atau dapat mempengaruhi perilaku orang lain. Sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi siswa nantinya akan menumbuhkan kesadaran bahwa etika pergaulan yang baik sangat penting dan memberikan kontribusi yang positif bagi diri sendiri maupun orang lain. Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian yang berjudul : Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Pendekatan Behavioral Terhadap Etika Pergaulan Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah terkait dengan etika pergaulan siswa SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, antara lain :

7 1. Siswa yang belum memahami dengan baik cara bergaul yang baik antara siswa dengan guru. 2. Siswa kurang menghargai guru yang mengajar di kelas. 3. Menganggap guru sebagai teman seumuran. 4. Memanggil teman dengan kata- kata kasar. 5. Tidak langsung minta maaf jika memiliki kesalahan terhadap orang lain. 6. Menghina sesama teman. 7. Bermain dengan memukul ataupun menendang teman. 8. Sering bertengkar dengan teman. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk lebih mendekatkan arah pada permasalahan yang akan dikaji, maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Pendekatan Behavioral Teknik Symbolic Models Terhadap Etika Pergaulan Siswa Kelas XI AV-2 SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017. 1.4 Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, dalam perumusan masalah penulis membuat rumusan spesifikasi terhadap hakikat masalah yang diteliti. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis uraikan ke dalam pertanyaan berikut : Adakah Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Pendekatan Behavioral Terhadap Etika Pergaulan Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017?

8 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Pendekatan Behavioral Terhadap Etika Pergaulan Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, menambah referensi keilmuan dalam bidang pendidikan khususnya bidang bimbingan dan konseling yaitu mengetahui efektivitas layanan konseling kelompok pendekatan behavioral terhadap etika pergaulan siswa. 2. Praktis a. Bagi Kepala sekolah, penelitian ini menjadi dasar pertimbangan untuk mendukung komponen pelayanan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan dan memahami pentingnya layanan bimbingan dan konseling. b. Diharapkan bagi guru BK SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, layanan konseling kelompok pendekatan behavioral ini dapat bermanfaat untuk mempermudah guru BK dalam membina siswa untuk membentuk kepribadian yang lebih baik. c. Diharapkan bagi siswa penelitian ini dapat membantu untuk terjadinya sikap saling terbuka dan saling mendukung serta lebih mampu dalam meningkatkan prilaku yang lebih baik lagi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam pergaulan.

9 d. Diharapkan bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan sumber referensi dalam penelitian di bidang yang sama terutama untuk menumbuhkembangkan kemampuan dan keterampilan meneliti serta menulis.