Upaya Peningkatan Partisipasi Politik Kaum Difabel melalui Pemilu Inklusif & Political Literacy

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

PARTISIPASI POLITIK PEMILU

FORMULIR PEMANTAUAN AKSES PEMILU BAGI PENYANDANG DISABILITAS PEMILUKADA TAHUN Nama Pemantau : [ L / P ] No. TPS : Alamat Lengkap : Kel :

HASIL PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEMILU AKSES PILKADA DKI JAKARTA

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RELAWAN DEMOKRASI

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

LAPORAN RISET PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILU

BAB IV PENUTUP. KPU RI terkait fasilitasi penyandang Difabel. Perbaikan dalam. enggannya Difabel berpartisipasi saat pemilu. Perbaikan di KPU Kota

PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XII/2014

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sila keempat Pancasila, yaitu. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undangundang

c. Politik Hukum Materiil 2/28/2013 2:03 PM

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

RESENSI BUKU MEMAHAMI PEMILU DAN GERAKAN POLITIK KAUM DIFABEL

Pendekatan Kebijakan Publik

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

JENIS PENELITIAN KE-2

IDENTITAS RESPONDEN (KERAHASIAAN TERJAMIN) Nomor Angket :... (Diisi peneliti)

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan UUD 1945, dalam Pasal 28 D (1) Setiap orang berhak atas

MEMBANGUN PEMILU INKLUSIF UNTUK DIFABEL. I G G M G Lasida

Kewenangan Memutus Sengketa Hasil Pemilukada

1. BAB V 2. KESIMPULAN DAN SARAN

Kebijakan Publik Keputusan Kebijakan. 2. Teori Pengambilan Keputusan. 3. Kebijakan Isu Politik

Lampiran: Pengumuman Nomor: 145/PP.08-PU/1503/KPU-Kab/III/2018 Tentang Pendaftaran Kursus SIngkat Kepemiluan (Election Shortcourse)

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Peraturan KPU No. 26 Tahun Tentang Pemungutan dan Penghitungan suara di TPS

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktekkan ide tentang demokrasi walau

Ruang lingkup surat edaran ini meliputi terdiri dari :

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

Akses terhadap Keadilan Penyandang Disabilitas

MAKALAH. Hak Asasi Manusia & Kelompok Rentan. Oleh: Mahrus Ali, S.H., M.H.

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILU TAHUN 2014

Kejahatan Mayantara (Cybercrime)

TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

Disarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan

I. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KURSUS SINGKAT KEPEMILUAN (ELECTION SHORTCOURSES) PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

MENGAPA KITA MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL? PENGARAHAN PRESIDEN R.I. PADA MUSRENBANGNAS TAHUN 2010

Disampaikan dalam acara Temu Inklusi 2016 Oleh : Karel Tuhehay KARINAKAS YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA PASAL 1

Antara Harapan dan Kecemasan Menyusup di Celah Sempit Pemilu 2004

AKSESBILITAS PARTISIPASI POLITIK PENYANDANG DISABILITAS DALAM PEMILU DI KOTA DENPASAR. Putu Ratih Kumala Dewi

B. MAKNA PERENCANAAN SDM BAGI PERUSAHAAN

ANATOMI CALEG PEMILU FORMAPPI 3 Oktober 2013

Drs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri

PENGARUSUTAMAAN GENDER SEBAGAI UPAYA STRATEGIS UNTUK MEWUJUDKAN DEMOKRATISASI DALAM BIDANG EKONOMI. Murbanto Sinaga

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK. R. Slamet Santoso

Sifat-sifat Fungsi Keanggotaan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi. Logika Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN. Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah yang selanjutnya disebut

KOMUNIKASI. Komunikasi mengandung pengertian memberitahukan untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yg diberitahukan itu menjadi milik bersama

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

MATA KULIAH ETIKA BISNIS

PENERUSAN KEBUDAYAAN GENERASI LAMA MEWARISKAN KEBUD KPD GENERASI BARU MELALUI PENDIDIKAN FORMAL/INFORMAL KEBUDAYAAN: JAWABAN ATAS PERTANYAAN DAN

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

Teori Barang Publik (II)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

P E N D E K A T A N & S T R A T E G I A D V O K A S I

PENGKAJIAN KESEHATAN REMAJA

BAB 3 Pelaksanaan Pemungutan Suara

PROGRAM KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT

BAB VII PENUTUP Kesimpulan. kualitas dan kuantitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Relawan

TIM PENGGERAK PKK PROV. JATENG PERAN PKK DALAM PROGRAM KB DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI PROV. JATENG

Keinginan Aburizal Bakri untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa terpandang, terhormat & bermartabat

PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. Setelah adanya UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 12/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

Sekolah Inklusif: Dasar Pemikiran dan Gagasan Baru untuk Menginklusikan Pendidikan Anak Penyandang Kebutuhan Khusus Di Sekolah Reguler

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING

MAKALAH KEBIJAKAN KOMISI YUDISIAL UNTUK PENGADILAN YANG DAPAT DIAKSES

KONSELING KELOMPOK.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. negara menyatakan kewajibannya untuk menghormati (to respect), melindungi (to

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

METODE PENDIDIKAN KESEHATAN. Disampaikan oleh : Nurul Aini, S.Kep.Ns. M.Kep.

BAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KPU KOTA ADM. JAKARTA BARAT HASIL RISET TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) RELAWAN PILGUB DKI SI MONAS PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

WORKSHOP Penyusunan Buku Kelompok Rentan. Yogyakarta, Juni 2010 MAKALAH. Otda & Konflik Tata Ruang Publik. Oleh: Wawan Mas udi JPP Fisipol UGM

PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT 1 (Studi di Kabupaten Bolaang Monggondow Utara)

KARAKTERISTIK HUKUM ADAT

DESAIN KOMUNIKASI DALAM PROGRAM KB NASIONAL

PENDIDIKAN SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS. Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

Walikota dan Wakil Walikota;

PEMANFAATAN GRAND DESIGN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAB/KOTA SE JAWA TENGAH

REKRUITMEN RELAWAN KOMUNITAS PEDULI PEMILU DAN DEMOKRASI TAHUN 2017

KONSEP SISTEM DALAM SISTEM USAHATANI TERPADU

6/5/2010. dan pola-polanyapolanya

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Oleh : Amat Jaedun Pascasarjana UNY

Kewirausahaan Wira Usaha

Transkripsi:

Upaya Peningkatan Partisipasi Politik Kaum Difabel melalui Pemilu Inklusif & Political Literacy Disampaikan dalam Seminar Pemaparan Hasil Penelitian PKM-P: Tingkat Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas pada Pemilu Tahun 2014 di Kota Yogyakarta

Partisipasi Politik Kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum (McCLosky, 1972: 252) Kegiatan warga yang berindak sebagai pribadi2 yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, stabil atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal, efektif atau tidak efektif (Huntington&Nelson, 1977: 3)

Piramida Pola Partisipasi pemain penonton apatis Pemain (gladiators) adalah orang yang sangat aktif dalam dunia politik, terdiri antara 5-7 % populasi Penonton (spectators) adalah orang yang aktif minimalis (menggunakan hak pilih), terdiri sekitar 60% populasi Apatis (apathetics), oramg yg sama sekali tdk aktif, tdk gunakan hak pilihnya. Terdiri atas 33% populasi (Sumber: Milbrath & Goel, 1998:8)

Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi (Mujani, 2007) Jenis Kelamin (Verba, Burns, Scholzman, 1997) Perempuan secara politis kurang tertarik, lessinformed, dan less-efficative dibanding laki2 Umur (Milbrath, 1966:66) Partisipasi politik secara bertahap meningkat sesuai dengan umur dan menajam pada umur 40- an dan 50-aan dan secara bertahap akan menurun pada usia 60-an

Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi (Mujani, 2007) Sosial-ekonomi Pendidikan (Conway, 2000:25; Stehlik-Barry, 1996) Makin tinggi pendidikan, seseorang akan cenderung makin berpartisipasi dalam politik) Warga yang well-educated akan well informed, sadar konsekuensi, analitis Pekerjaan (Conway, 2000; Parry, Moiser, Day, 1992:125-26) Pekerja yg digaji punya lebih banyak resources dibanding buruh dna penganggur Pendapatan (Conway, 2000) WN dg pendapatan tinggi akan cenderung hidup dlm lingkungan yg dorong mereka utk berpartisipasi Akses informasi yg lebih baik di tempat kerja

Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi (Mujani, 2007) Keterlibatan Kewargaan dan keterlibatan politik (Verba, Scholzman, Brady, 1995) Masy berpartisipasi dlm politik bukan hanya karena mereka memiliki resources, tetapi juga krn mereka terlibat dlm public affairs Partisipasi ditentukan oleh resources (waktu, uang, dll) Keterlibatan politik (besar kecilnya minat thd politik) Keterlibatan dalam jaringan rekrutmen

Kontestasi Konsep Disabilitas Memahami masalah kaum difabel tdk bisa dilepaskan dr perspektif, bahkan ideologi Pertarungan ideologis tsb terefleksi ke dlm bbrp terminologi yg sering dipakai di Indonesia: penyandang cacat, difabel, berkebutuhan khusus, penyandang masalah kesejahteraan sosial dsb Dlm konteks internasional istilah yg sering dipakai adalah disabled person, person with disabilities (PBB) Pd dekade 90an, mulai diperkenalkan istilah difabel (differentlyable) yg muncul sbg counter wacana yg dilakukan aktivis2 spt Setyo Adi & Mansour Fakih (Salim, 2015) Pemahaman thd difabel akan mempengaruhi bgmn perlakuan masy thd kaum difabel, termasuk dalam domain partisipasi politik

Partisipasi Kaum Difabel dlm Pemilu Di bbrp tempat di Indonesia, partisipasi politik kaum difabel dlm pemilu masih cenderung rendah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo misalnya, membukukan tingkat partisipasi kaum disabilitas sebesar 38,25% di Pilkada 2015. Informasi yang dihimpun Solopos hanya 415 warga difabel yang menggunakan hak pilih dari total 1.085 difabel yang tercatat di daftar pemilih tetap (DPT). Sosialisasi yang belum menyeluruh di akar rumput dinilai menjadi problem utama rendahnya tingkat partisipasi difabel. Angka tersebut jauh dari tingkat partisipasi pemilih secara umum di Solo yakni 73,65%.

Partisipasi Kaum Difabel dlm Pemilu Di Kota Jogja, partisipasi yg mencapai 69% relatif cukup tinggi Hal ini tidak lepas dari KPU Kota Yogyakarta memperoleh penghargaan KPU untuk kategori Pemilu Akses tahun 2014. Penghargaan tsb diberikan kepada KPU Kota Yogyakarta atas upayanya mewujudkan Pemilu 2014 yg lebih ramah difabel. Upaya yang dilakukan KPU Kota Yogyakarta selama Pemilu Tahun 2014 : pelibatan secara intens pegiat difabel dalam menyusun desain sosialisasi; pelibatan sebagai narasumber dalam bimtek relawan demokrasi; melakukan sosialisasi dengan interpreter, simulasi pemungutan suara untuk difabel dengan didukung contoh surat suara dan alat bantu (template) bagi tuna netra; membuat leaflet yang mendorong terfasilitasinya pemilih difabel; membuat DCT Anggota DPRD Kota Yogyakarta dalam huruf braille, serta membuat alat bantu tuna netra (template) dalam pemungutan suara 9 April 2014

Partisipasi Kaum Difabel dlm Pemilu Namun demikian, bukan berarti bahwa kerja telah usai Ada banyak agenda2 lain yg perlu disentuh utk meningkatkan kualitas pemilu maupun partisipasi politik difabel secara umum Data difabel mjd sangatpenting utk tindak lanjut Partisipasi tdk boleh hanya berhenti sampai pemilu Ranah-ranah partisipasi lain masih sangat terbuka bagi partisipasi kaum difabel karena sejatinya blm banyak public policy yang sensitif thd problem difabel Kelompok2 difabel perlu dorong keterlibatan utk perjuangkan kepentingan

Tantangan ke Depan: Pemilu Inklusif dan Political Literacy untuk layani pemilih gunakan hak pilihnya, KPU perlu jamin dua hal, yakni (Surbakti, 2014): pengaturan pemungutan suara yang nyaman dan aman, dan pengaturan pemungutan suara yang melayani semua tipe pemilih tanpa kecuali atau pengaturan pemungutan suara yang inklusif. Pemilu yg aman & nyaman relatif sudah tercapai Pemilu yg inklusif masih mjd tantangan Ini tidak lepas ideologi masyarakat dalam memandaf difabel Pendidikan inklusif bisa mjd titik dobrak

Tantangan ke Depan: Pemilu Inklusif dan Political Literacy Teori2 partisipasi sebutkan apatisme terjadi krn pengetahuan dan informasi yg minim diterima kaum difabel Kerja keras kelompok2 difabel dan NGO utk advikasi sangat dieprlukan utk perluas jangkauan Well-educated dan well-informed difabel akan perkuat dan perkokoh partisipasi mereka dlm politik