TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN

EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FOLDER REKAM MEDIS DI PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA KABUPATEN PONOROGO

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

Risdian Nur Khayatur Rohman (Prodi D3 PMIK STIKes Buana Husada Ponorogo)

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

No. Dokumen /RM/10

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN DAN KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDISDI RUMAH SAKIT UMUM M

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. fasilitas kesehatan padat teknologi dan padat pakar.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI REKAM MEDIS UNTUK KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu tempat dan juga sebuah fasilitas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

TINJAUAN PROSEDUR PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN TAHUN 2015 PARMEN ABSTRAK

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang berisi tentang keterangan kesehatan pasien. (2) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/2008,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien dapat dinilai dan dilihat pada formulir-formulir dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

STUDI PERLINDUNGAN KERAHASIAAN REKAM MEDIS DI KLINIK BHAYANGKARA POLRESTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN KUNING PEKANBARU

Fungsi dan Tata Kelola RM dalam Pelayanan Kesehatan. Radita Ikapratiwi Fetty Siti N Tiara Melodi M

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyelenggarakan rekam medis. 2. mengandung isian yang lengkap tentang identitas pasien, kepastian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang unik dan komplek, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

1. Apakah ada SPO yang terkait analisa rekam medis pasien rawat jalan. 2. Berapa jumlah keseuruhan staf yang ada di Instalasi Rekam Medis Rumah

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

5. HAKEKAT PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG RM dan PERTAURAN TERKAIT LAINNYA LILY WIDJAYA,SKM.,MM D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam upaya

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPANDOKUMENREKAM MEDIS RUANG PERINATOLOGIDI RUMAH SAKIT UMUM DARMAYU PONOROGO

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

EVALUASI PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ONKOLOGI SURABAYA

Transkripsi:

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN Risqi Vidia Astuti (Prodi D3 PMIK STIKes Buana Husada Ponorogo) ABSTRAK Pendahuluan: Berdasarkan pengamatan pelepasan informasi medis pada bulan Januari 2015 hingga awal bulan Desember 2015 diketahui jumlah permintaan pelepasan informasi medis sebanyak 214 formulir dengan ketentuan untuk keperluan resume medis sebanyak 80 formulir dengan persentase 37%, asuransi sebanyak 68 formulir dengan persentase 32%, jasa raharja sebanyak 47 formulir dengan persentase 22% dan permintaan visum et repertum sebanyak 19 formulir dengan persentase 9%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran umum dan menganalisis prosedur pelepasan informasi medis dalam menjaga aspek kerahsiaan rekam medis di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif. Subjek Penelitian ini adalah petugas yang melayanii permintaan data medis pasien di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan. Hasil: Penggunaan informasi medis pada bulan maret-mei 2016 sebanyak 41 permintaan dengan permintaan klaim asuransi yang paling banyak yaitu sebanyak 51,2%. Prosedur dalam pelepasan informasi medis di rumah sakit terdapat 2 SPO yaitu guna pegurusan visum et repertum dan permintaan data dan atau pemberian informasi rekam medis, unit terkait pelepasan informasi adalah dokter, sub bag TU, sub bag pengembangan, rekam medis, keuangan, kepolisian, asuransi. Faktor prnghambat pelepasan informasi medis adalah ketidakhadiran dokter dan tanda tangan dokter yang belum ada ketika permintaan data medis pasien. Kesimpulan: Pelepasan informasi medis, dokter sebagai pemberi hasil pemeriksaan diharapkan dalam memberikan pelayanan, maupun pemberi hasil resume medis Kata Kunci: Prosedur pelepasan informasi medis, Kerahasiaan rekam PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah sakit digunakan sebagai tempat rujukan masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan, pengobatan dan pemulihan dari keadaan sakit. Sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas rumah sakit ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian, serta mencangkup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin, agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan (Rustiyanto, 2009). Rumah sakit memiliki fungsi utama memberikan perawatan dan pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat inap, rawat jalan maupun pasien gawat darurat. Penyediaaan sarana pelayanan kesehatan harus selalu memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat agar dapat terwujud derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2006). Sarana pelayanan kesehatan dituntut untuk mampu menjaga kerahasiaan rekam medis karena informasi didalam rekam medis bersifat rahasia, hal ini sesuai dengan Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang penyelenggaraan medical record rumah sakit, bahwa informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit,

riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaanya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Menurut Pasal 1 Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam Rekam medis yaitu berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Petugas rekam medis dalam kegiatan rumah sakit bertanggung jawab untuk mengevaluasi kualitas rekam medis itu sendiri guna menjamin keakurataan dan kelengkapan isi rekam Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas mutu pelayanan medis dirumah sakit yang diberikan kepada pasien. Sedangkan rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada di dalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan ataupun memasukan data yang ada di dalam rekam medis atau dipergunakan oleh orang yang tidak berwenang menggunakannya. Penyuguhan informasi yang diambil dari rekam medis sebagai bukti dalam suatu sidang pengadilan, atau di depan satu badan resmi lainnya senantiasa merupakan proses yang wajar. Sesungguhnya rekam medis disimpan dan dijaga baik-baik bukan sematamata untuk keperluan medis dan administratif, tetapi juga karena isinya sangat diperlukan oleh individu dan organisasi yang secara hukum berhak mengetahuinya (Depkes RI, 2006). Berdasarkan observasi yang dilakukan di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan pada bulan Desember 2015 diketahui jumlah permintaan pelepasan informasi medis sebanyak 214 permintaan yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Data Penggunaan Informasi Medis di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan Tahun 2015 N o Keperluan Penggunaan Informasi Juml ah Persenta se 1 Jasa Raharja 47 22% Visum Et 2 Repertum 3 Resume 19 9% 80 37% Medis 4 Asuransi 68 32% Jumlah 214 100% Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui penggunaan informasi medis, prosedur pelepasan informasi medis, unit terkait pelepasan informasi medis dan faktor-faktor penghambat pelepasan informasi medis dalam menjaga aspek kerahasiaan rekam medis di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan. METODE Jenis desain penelitian dari penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran prosedur pelepasan informasi medis dalam menjaga aspek kerahasiaan rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono Kabupaten Pacitan. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis di Darsono Kabupaten Pacitan yang melayani permintaan pelepasan informasi medis pasien dengan teknik total sampling. Berhubung dalam pelepasan informasi medis petugas yang melayani hanya berjumlah 1 orang maka peneliti memutuskan menjadikan petugas tersebut sebagai subjek penelitian. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kerahasiaan rekam medis, dan variabel independen dalam penelitian ini adalah prosedur pelepasan informasi Pengumpulan data menggunakan wawancara dengan petugas permintan data medis pasien dan data observasi terkait poses pelepasan informasi

medis pasien di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan. Pengolahan data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi akan diolah dan ditelaah. Data yang diperoleh dari wawancara tidak langsung ditulis pada lembar pedoman wawancara tetapi peneliti merekam pada alat perekam dan selanjutnya akan diterjemahkan terlebih dahulu. Data yang diperoleh tidak diuji dengan statistik tetapi hanya berupa uraian atau keterangan secara apa adanya. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Pedoman Wawancara (instrumen pendukung mengunakan alat perekam dan alat tulis). 2. Pedoman Observasi HASIL PENELITIAN Penggunaan Informasi Medis di Darsono Kabupaten Pacitan Dalam pelepasan informasi medis di Darsono Kabupaten Pacitan, melalui observasi diketahui penggunaan informasi medis pasien pada bulan Maret Mei tahun 2016 sebagai berikut: Tabel 1. Persentase Keperluan Penggunaan Informasi Rekam Medis di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan Bulan Maret Mei 2016 No Keperluan Penggunaan Informasi Jml Persenta se 1 Jasa Raharja 4 9,8% 2 Visum Et Repertum 13 31,7% 3 Resume Medis 1 2,4% 4 Surat Keterangan 2 4,9% 5 Asuransi 21 51,2% Jumlah 41 100% banyak yaitu guna klaim asuransi sebanyak 21 permintaan dengan persentase sebanyak 51,2% yang terdiri atas asuransi sebagai berikut: Tabel 2. Permintaan Klaim Asuransi Bulan Maret Mei 2016 No Nama Asuransi Jumlah 1 Jiwa Sraya 3 2 BPJS Ketenagaan 1 3 Aviva 1 4 AIA 1 5 Avrist 1 6 Sinar Mas 1 7 Bumiputera 6 8 Medicili 1 9 PT. Taspen 2 10 Prudential 2 11 Adira 1 12 Bumida 1 Jumlah 21 Dari Tabel 2. Diketahui asuransi Bumiputera sebagai asuransi yang paling banyak meminta data medis pasien. Prosedur Pelepasan Informasi Medis Dalam Menjaga Aspek Kerahasiaan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan Di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan terdapat SPO (Standar Prosedur Operasional) terkait pelepasan informasi medis dalam menjaga aspek kerahasiaan rekam medis yaitu dalam pembuatan visum et repertum dan permintaan data dan atau pemberian informasi rekam Pelepasan informasi medis dalam menjaga aspek kerahasiaan rekam medis belum semuanya menggunakan izin tertulis dari pasien, hal ini dikarenakan jika permintaan dari keluarga pasien tidak perlu meminta izin dan surat kuasa dari pasien yang bersangkutan. Berdasarkan Tabel 1. Diketahui penggunaan informasi medis paling

Unit Terkait Pelepasan Informasi Medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan Unit terkait dalam pelepasan informasi medis pasien di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan meliputi : 1. Direktur bertugas Melakukan disposisi atau izin guna penelitian dan pendidikan, pihak kepolisian guna pengurusan surat keterangan 2. Sub Bag Tata Usaha bertugas Menandatagani visum et repertum yang di minta oleh kepolisian. 3. Sub Bag Pengembangan bertugas Bertanggung jawab untuk surat masuk penelitian dan pendidikan yang diadakan di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan. 4. Sub Bag Informasi dan Pemgaduan (Rekam Medis) bertugas Melayani permintaan dan pembuatan surat keterangan medis, mulai dari pencarian berkas rekam medis pasien, pembuatan data medis pasien, memintakan tanda tangan dokter yang merawat dan memeriksa pasien, memintakan tanda tangan kepada kepala TU (tata usaha) untuk keperluan visum et repertum, hingga tanda tangan direktur rumah sakit untuk pengantar visum et repertum. 5. Dokter bertugas Memberikan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan serta menandatangani surat keterangan medis yang sudah benar dan lengkap. 6. Keuangan bertugas sebagai administrasi dalam proses pembayaran pelepasan informasi 7. Kepolisian bertugas Pihak kepolisian bertugas memintakan surat keterangan medis pasien yang bersangkutan ke bagian informasi dan pengaduan (rekam medis) 8. Asuransi bertugas memintakan surat keterangan medis pasien yang bersangkutan ke bagian informasi dan pengaduan (rekam medis) Faktor - Faktor Penghambat Pelepasan Informasi Medis Dalam Menjaga Aspek Kerahasiaan Rekam Medis di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan Faktor-faktor penghambat dalam pelepasan informasi medis di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut : 1. Verifikasi Pada saat akan dilakukan permintaan data medis atau surat keterangan medis, dokter yang merawat dan yang memberi hasil pemeriksaan tidak berada di rumah sakit karena ada kepentingan atau sedang melaksanakan tugas di luar rumah sakit, pasien atau orang yang meminta pelepasan informasi medis tidak mendapatkan tanda tangan dokter sehingga harus menunggu dokter kembali pada hari berikutnya. 2. Visum Et Repertum Dalam pembuatan Visum Et Repertum memerlukan waktu pembuatan lebih lama dibandingkan dengan permintaan pelepasan informasi medis lainnya yaitu antara 4 hari hingga 1 minggu, hal ini dikarenakan dokter yang merawat tidak berada di tempat atau menunggu verifikai dari dokter yang bersangkutan. 3. Resume Medis Pada saat permintaan pelepasan informasi medis, resume medis pasien belum selesai dilengkapi oleh petugas medis atau dokter yang merawat, sehingga petugas medis harus segera melengkapi resume medis tersebut agar dalam permintaan surat keterangan medis pasien dapat dilakukan. 4. Waktu Pengambilan Dalam pembuatan permintaan data medis untuk asuransi, surat keterangan dan resume medis biasanya pembuatan memerlukan waktu 2x24 jam, sedangkan untuk pembuatan visum et repertum pembuatnyan 4 hari hingga 1 minggu lebih.

PEMBAHASAN PENELITIAN Penggunaan Informasi Medis di Darsono Kabupaten Pacitan Penggunaan informasi medis di Sub Bag Informasi dan Pengaduan (Rekam Medis) RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan pada bulan Maret hingga Mei 2016 sebanyak 41 penggunaan yang terdiri dari permintaan klaim asuransi sebanyak 51,2%, visum et repertum sebanyak 31,7%, resume medis sebanyak 2,4%, surat keterangan sebanyak 4,9%, dan asuransi jasa raharja sebanyak 9,8%. Dari keseluruhan permintaan data medis diketahui permintaan klaim asuransi merupakan permintaan data medis yang sering diminta yaitu sebanyak 21 permintaan, dengan asuransi Bumiputera sebagai asuransi yang paling banyak meminta yaitu 6 permintaan data Pada saat ini semakin banyak usaha-usaha yang bergerak dibidang asuransi, diantaranya adalah asuransi sakit, kecelakaan, pengobatan asuransi tenaga kerja, asuransi pendidikan dan lain-lain. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan jasa asuransi sehingga makin banyak jumlah pemegang polis, rumah sakit harus mampu mengadakan satu formulir standar yang memberikan perlindungan maksimum pada pasien dan mempercepat untuk pengisian oleh petugas rumah sakit (Depkes RI, 2006). Sehingga pada dasarnya segala permintaan pelepasan informasi medis baik digunakan sebagai klaim asuransi, visum et repertum (pengadilan), resume medis, surat keterangan, jasa raharja, pendidikan dan penelitian harus mampu melindungi kepentingan pasien, dokter, tenaga medis dan rumah sakit, agar dikemudian hari tidak terjadi tuntutan dan gugatan hukum yang tidak diinginkan. Sarana dan prasaran juga sangat dibutuhkan dalam proses pelepasan informasi medis, dengan dukungan sarana dan prasarana yang lengkap maka akan memudahkan petugas dalam melayani permintaan data medis pasien. Selain itu ruang penyimpanan masih menjadi satu dengan unit rekam rekam medis, sehingga kerahasiaan berkas rekam medis pasien masih cenderung rentan akan kebocoran karena masih memungkinkan pihak lain untuk keluar masuk ruang penyimpanan. Sedangkan menurut Depkes RI (2006) hanya petugas rekam medis yang dibenarkan menangani rekam Dokter-dokter, staf rumah sakit, pegawai-pegawai dari bagian lain tidak diperkenankan mengambil rekam medis dari tempat penyimpanannya. Prosedur Pelepasan Informasi Medis Dalam Menjaga Aspek Kerahasiaan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan Darsono Kabupaten Pacitan dalam melayani permintaan pelepasan informasi medis sudah memiliki SPO (Standar Prosedur Operasional) yaitu dalam pembuatan visum et repertum dan permintaan data dan atau pemberian informasi rekam Tetapi belum memiliki SPO (Standar Prosedur Operasional) tetap dalam pembuatan klaim asuransi, Jasa Raharja, Pendidikan (Penelitian), dan SPO pengangkatan anak (adopsi). Menurut Rustiyanto (2009) pemberian dan pemaparan isi dokumen rekam medis, sebagai petugas rekam medis harus mengetahui alur dan prosedur dalam memberikan dan memaparkan isi dokumen rekam medis kepada orang lain atau pihak tertentu yang ingin mengetahui data medis pasien. Sedangkan menurut Depkes RI (2006) dalam pemberian informasi medis petugas harus mengikuti prosedur yang berlaku, informasi medis dapat diberikan apabila pasien menandatangani serta memberikan surat kuasa kepada pihak ketiga untuk mendapatkan informasi medis mengenai dirinya, hal ini bertujuan

untuk melindungi rumah sakit dari tuntutan yang lebih jauh. Berdasarkan prosedur yang telah ada diketahui belum berjalan dengan semestinya, hal tersebut terjadi karena adanya ketidaksesuaian prosedur dengan pelaksanaannya dikarenakan kurangnya sosialisasi antara semua pihak yang berada di rumah sakit, selain itu evaluasi dan monitoring sangat diperlukan guna pembuatan prosedur atau SPO (Standar Prosedur Operasional) dalam permintaan informasi medis lainnya. Terkait pelepasan informasi medis, belum seluruhnya menjamin kerahasiaan informasi medis pasien, hal ini dikarenakan dalam permintaan data medis belum semuanya meminta surat izin atau surat kuasa dari pasien yang bersangkutan. hal ini tidak sesuai dengan adanya prosedur dan SPO tetap yang mengatur sesuai dengan Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 11 Ayat (2) menyatakan bahwa penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundangundangan. Unit Terkait Pelepasan Informasi Medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan Di Darsono Kabupaten Pacitan adapun pihak atau unit terkait pelepasan informasi medis diantaranya adalah Direktur, Sub Bag Tata Usaha, Sub Bag pengembangan, dokter, keuangan, kepolisian, asuransi, Sub Bag Informasi dan Pengaduan (Rekam Medis). Pemberian informasi medis kepada pihak lain, sebagai pemilik rumah sakit direktur rumah sakit bertugas untuk melakukan disposisi atau izin dari pihak pasien, dan pihak pengadilan guna pengurusan surat keterangan Akan tetapi surat keterangan medis langsung ditujukan pada bagian informasi dan pengaduan (rekam medis). Sedangkan menurut Hendrik (2011) pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas hilang, rusak, pemalsuan dan atau penggunaan oleh orang lain atau badan yang tidak berhak terhadap rekam Di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan dalam pengurusan surat keterangan medis Sub Bag Tata Usaha bertugas untuk menandatagani visum et repertum yang diminta oleh kepolisian. Petugas bagian pengembangan bertanggung jawab untuk surat masuk penelitian dan pendidikan yang diadakan di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan. Dokter bertugas memberikan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan serta menandatangani surat keterangan medis yang sudah benar dan lengkap. Menurut Depkes RI (2006) Dokter atau dokter gigi bertanggungjawab akan kelengkapan dan kebenaran isi rekam Di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan pihak kepolisian dan asuransi bertugas memintakan surat keterangan medis pasien yang bersangkutan ke bagian informasi dan pengaduan (rekam medis). Sedangkan Keuangan bertugas sebagai administrasi dalam proses pembayaran pelepasan informasi Sub Bag Informasi dan Pengaduan (rekam medis) dalam pemberian surat keterangan medis, petugas bertanggungjawab melayani permintaan dan pembuatan surat keterangan medis, mulai dari pencarian berkas rekam medis pasien, pembuatan data medis pasien, memintakan tanda tangan pasien dari dokter yang merawat dan memeriksa pasien, memintakan tanda tangan kepada kepala tata usaha untuk keperluan visum et repertum, hingga tanda tangan direktur rumah sakit untuk pengantar visum et repertum. Sedangkan menurut Depkes RI (2006) petugas rekam medis di rumah sakit harus menjaga berkas rekam medis tersebut disimpan dan ditata dengan baik sehingga melindungi dari

kemungkinan pencurian berkas atau pembocoran isi berkas rekam medis pasien. Dalam pelepasan informasi medis di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan, petugas yang melayani surat keterangan medis pasien hanya berjumlah 1 orang. Hal ini dikarenakan petugas lain telah memiliki tugasnya masing-masing. Selain itu petugas bagian permintaan informasi medis juga merangkap pekerjaan lainnya yaitu sebagai petugas filling rawat inap di rumah sakit tersebut. Dari semua unit yang ada, dalam pelepasan informasi medis semua unit terkait tersebut memiliki pengaruhnya masing-masing terhadap pelayanan permintaan data medis pasien. Akan tetapi dokter sebagai pemberi pelayanan medis dan pemeriksa hasil kesehatan pasien merupakan unit yang paling penting dalam segala pelayanan medis di rumah sakit, termasuk pelayanan permintaan data medis pasien. Selain itu petugas rekam medis sebagai pelaksana pelayanan data medis pasien yang melayani pelepasan informasi medis juga tidak kalah pentingnya dengan dokter dalam hal pembuatan data medis pasien, tanpa petugas permintaan data pasien di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan pelayanan pelepasan informasi medis tidak akan berjalan dengan baik. Faktor-faktor Penghambat Pelepasan Informasi Medis Dalam Menjaga Aspek Kerahasiaan Rekam Medis di Dasono Kabupaten Pacitan Dalam pelepasan informasi medis di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan, faktor-faktor penghambat dan masalah terkait pelepasan infomasi medis adalah belum adanya verifikasi (tanda tangan) dari dokter, visum et repertum, resume medis, dan waktu pengambilan yang terlalu lama, hal ini banyak disebabkan karena data yang diminta belum lengkap dan dokter tidak berada ditempat. Sebagai instansi kesehatan rumah sakit dituntut untuk menjaga kerahasiaan rekam medis pasien, dengan melengkapi dan menyimpan rekam medis dengan aman sehingga menjaga kerahasian rekam medis pasien, tetapi dalam pelaksanaannya masih dijumpai masalah dan hambatan. Ketika resume medis akan digunakan untuk kepentingan pelepasan informasi medis, masih ditemukan berkas rekam medis pasien belum selesai di resume oleh dokter yang merawat. Hal ini tidak sesuai dengan Permenkes Nomor. 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 5 Ayat (2) dan (3) menyatakan bahwa Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan, dan pembuatan rekam medis dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Berdasarkan fakta dan teori yang ada, kelengkapan resume medis sangat dibutuhkan guna terlaksananya pelayanan pelepasan informasi medis secara maksimal, pendokumentasian dan pencatatan yang sesuai dan tepat waktu akan memudahkan petugas dalam menjalankan tugasnya. Selain kelengkapan data medis, masalah lainnya adalah ketidakhadiran dokter ketika akan dimintai tanda tangan. Pada saat petugas ingin meminta tanda tangan dokter, dokter yang merawat tidak berada di rumah sakit, atau sedang melakukan tugas di luar rumah sakit sehingga petugas harus menunggu keesokan harinya atau hingga dokter kembali lagi. Menurut Permenkes Nomor. 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 5 Ayat (4) Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. Kelengkapan data resume medis maupun kehadiran dokter yang merawat sama-sama berbengaruh

dalam proses pelepasan informasi medis, dengan adanya dokter dan didukung data yang lengkap akan membantu petugas dalam melayani permintaan data medis pasien, selain itu mempercepat pembuatan data medis sehingga pasien tidak terlalu lama menunggu dalam permintaan data KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelepasan informasi rekam medis di Sub Bagian Informasi dan Pengaduan (Rekam Medis) pada bulan Maret sampai Mei 2016 sebanyak 41 permintaan yang terdiri dari 4 permintaan dengan persentase 9,8% untuk keperluan jasa raharja, 13 permintaan dengan persentase 31,7% untuk keperluan visum et repertum, 1 permintaan dengan persentase 2,4% untuk keperluan resume medis, 2 permintaan dengan persentase 4,9% untuk pembuatan surat keterangan dirawat, dan 21 permintaan dengan persentase sebanyak 51,2% untuk kepeluan klaim asuransi. 2. Dalam proses pelepasan informasi medis guna menjaga kerahasiaan rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan telah memiliki SPO (Standar Prosedur Operasional) untuk keperluan visum et repertum dan permintaan data dan atau pemberian informasi rekam Akan tetapi belum memiliki prosedur tetap terkait pelepasan informasi medis lainnya dan dalam proses pelepasan belum terlaksana secara optimal, pendokumentasian dan pencatatan belum dilakukan secara menyeluruh terutama pada penelitian dan pendidikan. 3. Pihak atau unit terkait pelepasan informasi medis di RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan antara lain Direktur, Sub Bag Tata Usaha, Sub Bag Pengembangan, dokter, keuangan, kepolisian, asuransi dan Sub Bag Informasi dan Pengaduan (Rekam Medis). 4. Faktor penghambat proses pelepasan informasi medis adalah verifikasi, Visum et repertum, resume medis, dan waktu pengambilan. Hal ini dikarenakan ketidakhadiran dokter ketika dibutuhkan untuk menandatangani surat keterangan medis, dan data yang belum lengkap ketika resume medis akan digunakan serta pelepasan informasi medis belum semuanya meminta persetujuan dari pasien yang bersangkutan, sehingga dapat menghambat proses pelepasan informasi medis pasien. DAFTAR PUSTAKA Budiarto. Eko, 2002. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: ECG. Depkes RI, 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi II. Jakarta: Bakti Husada. Hatta. Gemala. R, 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-Press. Hendrik, 2011. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: ECG. Huffman. Edna K, 1999. Health Information Management. Padang: Apikes Dharma Lanbaw Padang. Notoatmodjo. S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Riwidikdo. Handoko, 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press. Rustiyanto. Ery, 2009. Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Saryono, 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis. Panduan pelepasan informasi [internet]. Bersumber dari https://www.scribd.com/doc/286740478 /Panduan-Pelepasan-Informasi-Rekam- Medis [diakses pada 25 Fabruari 2016 jam 13.30]. http://library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawat anpdf/207312066/bab3.pdf [diakses pada 27 Februari 2016. 15.54]