Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA)

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

BAB III METODA PENELITIAN

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

BAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. negara (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 2009).

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B

Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pencapaian penelitian secara optimal sangat ditentukan pada kadar pemahaman

I. PENDAHULUAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN JALAN RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, bangunan pelengkap, fasilitas pendukung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUJUAN : INFASTRUKTUR : JARINGAN JALAN JARINGAN IRIGASI JARINGAN RAWA PEMUKIMAN

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Dwi Sulistyo 1 Jenni Kusumaningrum 2

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG

Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DIV TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,

ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA DASAR PERMUKIMAN DI KELURAHAN MAASING, KECAMATAN TUMINTING, KOTA MANADO

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +

ANALISA DEBIT DAN SEDIMEN PADA SALURAN SEKUNDER IRIGASI PASANG SURUT DI LOKASI DESA TELANG SARI KECAMATAN TANJUNG LAGO KABUPATEN BANYUASIN

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penanganan banjir pada sistem drainase perlu dilakukan dalam beberapa

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk mengangkut hasil tambang batu bara dari (Pit) di Balau melalui

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

Outline. Klasifikasi jalan Dasar-dasar perencanaan geometrik Alinemen horisontal Alinemen vertikal Geometri simpang

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.5. Potensi Sumber Air Tawar

Sistem Drainase Sumur Resapan - Part I

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KELEBIHAN MUATAN ANGKUTAN BARANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR

BAB III METODE ANALISIS

B2 STA STA KM

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN BAGIAN-BAGIAN JALAN KABUPATEN

PETUNJUK TERTIB PEMANFAATAN JALAN NO. 004/T/BNKT/1990

Tahapan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Oleh : Surendro NRP :

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Jalan Raya

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

Desa Kunir. Desa Karanggayam. Lokasi 4 Desa Kaliwungu. Lokasi 3 Desa Purwokerto. Jalan Nasional III. Desa Ngunut Lokasi 2. Lokasi 1.

1a. LOKASI JALAN TOL CENGKARENG, JORR dan JORR 2

2.1 ANALISA JARINGAN JALAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Transkripsi:

STUDI KELAYAKAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) 3R (Studi Kasus: Palabuhanratu, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi) Septian Praditia Husadi, Idi Namara Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Ibn Khaldun Bogor septianpraditia09@gmail.com, idinamara@ft.uika-bogor.ac.id ABSTRAK Kondisi sampah di indonesia semakin hari semakin meningkat, khususnya di kota Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, dengan kondisi layanan sampah yang saat ini baru mencapai 15%. Angka tersebutmasih jauh dari ideal, untuk itu perlu mendapat perhatian serius dari pihak pemerintah setempat. Oleh karena itu dibutuhkannya pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di daerah tersebut, dan dalam setiap pembangunan diperlukan infrastruktur penunjang, guna mengoptimalkannya sistem pembangunan. Lokasi pembangunan tersebut tepatnya di desa Cidadap Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Infrastruktur tersebut meliputi jalan, drainase, telekomunikasi, listrik dan air bersih. Alat yang digunakan untuk mengukur titik koordinat jalan menggunakan Global Positioning System (GPS). Untuk menunjang pembangunan TPST tersebut perlu dilakukan pengembangan infrastruktur pendukung diantaranya: pelebaran jalan, peningkatan sistem jaringan telekomunikasi, penambahan akses listrik dan pengembangan sistem drainase di sepanjang jalan menuju TPST. Kata Kunci: Kondisi layanan sampah, Pembangunan TPST 3R, Infrastruktur penunjang. 1. Pendahuluan Permasalahan sampah bukan lagi persoalan kebersihan dan lingkungan semata, tapi sudah menjadi masalah sosial yang bisa berakibat konflik. Terlebih hampir semua kota sedang dan kota besar di Indonesia belum memiliki sistem penanganan yang baik, tepat dan terpadu. Palabuhanratu merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang juga menjadi salah satu tujuan wisata nasional khususnya dengan keindahan pesisir pantai selatannya. Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem social dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000). Sehubungan dengan pembangnan TPST 3R maka perlu pengembangan infrastruktur diantaranya jalan, drainase, akses listrik, telekomunikasi, air bersih. Karena di desa Cidadap ini kondisi eksisting nya belum memenuhi standar yang ada. Untuk memperoleh kondisi eksisting Infrastruktur maka di butuhkan data jalan, drainase, listrik, telekomunikasi dan air bersih dengan adanya peninjauan langsung ke lapangan. 2. Tinjauan Pustaka Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988). Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem social dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000). 3. Tata Kerja 1) Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian dilaksanakan sekitar 2 bulan, dimulai dari bulan September sampai dengan bulan Oktober 2014. Jadwal pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan pembuatan laporan serta presentasi hasil Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 11

Septian Praditia Husadi, Idi Namara,, Studi kelayakan Infrastruktur Tempat Penunjang Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R penelitian. Tahap persiapan dilakukan perencanaan menyeluruh terhadap segi pendanaan tempat, alat maupun segi material. Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan yang membutuhkan alokasi cukup lama, karena kegiatan ini meliputi pengumpulan data dan analisis. Tahap pembuatan laporan hasil dan presentasi penelitian merupakan tahap akhir pelaksanaan penelitian ini. Lokasi penelitian yaitu di Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. 2) Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitan ini adalah; Global Positioning System (GPS) yaitu untuk menentukan titik koordinat jalan dan penentuan titik sumur, PH Conductivity yaitu alat untuk mengetahui kadar air yang sudah diambil sample pada suatu sumur di lokasi penelitian. 3) Pengumpulan Data Data merupakan gambaran tentang suatau keadaan atau persoalan dikaitkan dengan kondisi tempat dan waktu yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan, penentuan tujuan dan hipotesi penelitian. Data yang digunakan dalam memperoleh informasi supaya dapat sampai pada suatu kesimpulan harus dukung data yang relevan. Dalam penelitian ini data-data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: A. Data primer dengan menggunakan pengumpulan data: Observasi lapangan dilakukan dengan mengamati langsung kondisi saat ini pada pembuangan sampah terpadu di daerah palabuhanratu. Observasi ini digunakan untuk melengkapi data dan dokumentasi mengenai kondisi jalan, drainase, listrik, telekomunikasi dan air bersih. B. Data sekunder yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui beberapa instansi yang terkait yang diharapkan untuk mendapatkan data, diantaranya: - Buku-buku teori terkait pokok bahasan - Studi-studi terdahulu 4) Metode Penelitan Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Variabel-variaebel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teori yang digunakan dan teknik pengumpulan data yang menggunakan kuesioner dan wawancara (data primer) serta analisis data. 4. Hasil dan Bahasan Untuk membangun TPST maka dibutuhkan infrastruktur yang meliputi: 1). Infrastruktur jalan Kondisi eksisting pada jalan menuju area TPST sepanjang 2370 meter atau sekitar 2.37 km. yang termasuk dalam kategori jalan lokal kelas 3C atau biasa disebut juga jalan lingkungan. Dalam perencanaan ini jalan akan dilebarkan dengan kondisi eksisting 3 meter menjadi 5,5 meter. Berikut tabel klasifikasi kelas jalan: Tabel 1. Klasifikasi menurut kelas jalan Fungsi Kelas Muatan Sumbu Terberat (MST) Ton Arteri Kolektor I II IIIA IIIA IIIB Lokal IIIC 8 >10 10 8 8 Jalan Arteri: Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. Jalan Kolektor: Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan Lokal: Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Bahasan: 12 hal 11-15 aspal beton baja hidro

Jalan menuju akses TPST yaitu sepanjang 2370 meter, dan termasuk dalam kategori jalan lokal kelas IIIC. Untuk muatnya keluar masuk kendaraan/truk yang membawa muatan sampah dengan kondisi eksisting lebar jalan 3 meter, maka akan dilakukan pelebaran 1,25 meter di sebelah kiri jalan dan 1,25 meter di sebelah kanan jalan. Dengan lebar total menjadi 5,50 meter. Beban terberat truk yang bisa dilewati melalui jalan ini dengan beban maksimum 8 ton. Dikarenakan masuk dalam kategori jalan lokal kelas IIIC dan masuk dalam kategori jalan perbukitan, maka kecepatan rencana yang dihasilkan yaitu 50 km/jam. 2). Infrastruktur Listrik Belum tersedianya fasilitas Penerangan Jalan Umum (PJU), maka untuk akses menuju lokasi TPST di butuhkan penerangan yang akan menerangi area jalan menuju TPST yang sepanjang 2370 meter. Akses listrik pun hanya tersedia sampai STA 0+850 atau hanya sekitar 850 meter dari titik nol lokasi penelitian. sisanya tidak ada penerangan sekalipun atau listrik yang masuk. Pemasangan PJU di tempatkan di pinggir jalan sepanjang 2370m, dengan posisi atau tata letak lampu yang menggunakan sistem menerus dan parsial. Sedangkan tinggi tinggi tiang yaitu 5m dengan jarak interval tiang = 30m Untuk kebutuhan tiang Penerangan Jalan Umum yaitu: tiang PJU Maka dibutuhkan sekitar 79 buah tiang yang di butuhkan dari titik 0 sampai lokasi TPST. Kriteria Penempatan: Sistem penempatan lampu penerangan jalan adalah sebagai berikut: 3) Infrastruktur Air Bersih Pada umumnya warga di desa Cidadap untuk kebutuhan air bersih mayoritas mengandalkan dari sumur bor. Ada beberapa sumur yang sudah di ambil sample pada penelitian ini, dari sumur yang paling dekat ke jalan raya sampai sumur yang paling dekat ke area TPST. Dilihat dari pengertiannya air baku adalah air yang digunakan untuk kepentingan manusia sehari-hari. Data data yang mempengaruhi neraca air baku : 1. Hubungan debit andalan 20 % terkering dengan jumlah penduduk yang dapat dilayani 2. Kebutuhan air baku untuk penduduk / liter / hari 3. Kebutuhan air baku untuk penduduk dan atau hewan. Berikut tabel kebutuhan air bersih: Jumlah keseluruhan pekerja di TPST sekitar 75 orang, dan TPST sendiri termasuk kategori perkantoran dengan kebutuhan air 10 Liter/pegawai/hari. jadi untuk menghitung kebutuhan total air seluruh pegawai di TPST adalah: Jumlah pekerja x 10 liter/pegawai/hari = 750 Liter/pegawai/hari. 4). Infrastruktur Telekomunikasi Pada kondisi yang saat ini terjadi di desa Cidadap menggunakan dua jenis telekomunkasi yaitu: Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 13

Septian Praditia Husadi, Idi Namara,, Studi kelayakan Infrastruktur Tempat Penunjang Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R 1) Public Switched Telephone Network (PSTN) 2) Global System for Mobile communication (GSM) Warga sekitar mayoritas menggunakan GSM dikarenakan lebih praktis penggunaannya, dan untuk biayanya pun bisa di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. dan yang menggunakan PSTN sangatlah sedikit dikarenakan kurangnya minat dan persaingan harga antar operator mulai menguasai seluler. berikut daftar tabel sesuai dengan kebutuhan warga: Tabel 1 Daftar operator yang dipilih warga Simcard Kekuatan signal Bagus Sedang Jelek/Tdk Ada Simpati X X IM3 X X Three X X XL X X Axis X X Mentari X X Melihat data diatas, dibuktikan bahwa ada tiga operator yang dikategorikan bagus dalam kondisi signalnya. Untuk itu di sarankan agar lebih memilih jenis operator yang sudah di cantumkan dalam tabel diatas. 5) Infrastruktur Drainase Pada survey yang dilaksanakan di desa Cidadap, lokasi yang di tinjau untuk checking drainase berada di titik koordinat 1+525 dengan panjang saluran 75 meter. Gambar 1 lokasi titik kordinat drainase Jenis drainase yang digunakan yaitu persegi, kondisi yang ada sangat masih baru. untuk itu perlu adanya perhitungan ulang apakah saluran tersebut memenuhi standar yang ada sesuai dengan jenis jalan lingkungan daerah Cidadap. Setelah lokasi titik saluran diketahui, maka kami melakukan penecekan terhadap saluran tersebut. Sehingga dapat diketahui perhitungan volume dan dimensi dari saluran yang berada di desa Cidadap tersebut. Perhitungan drainase yang dihitung Diketahui: Tinggi (H) = 60 cm Lebar saluran (T) = 50 cm Lebar pasangan dinding = 20 cm Panjang saluran = 75 m Luas = 1.4 Ha Intensitas Hujan = 211.60 mm/jam Penampang basah A= 0,3 m =0.6 m =0.5 m 14 hal 11-15 aspal beton baja hidro

Keliling P= 1,7 m n (manning) = 0.025 (pasangan batu disemen) S (kemiringan melintang) = 0.005 R = A/P = 0.176471 m² 1/n = 40 R ⅔ = 0.314617 S ½ = 0.070711 Ditanyakan: Q=A x V Q = A x 1/n x R ⅔ x S ½ Q = 0,2669 m 3 /det Maka dengan dimensi tersebut sudah memenuhi syarat. 5. Kesimpulan Mengacu pada pembahasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Infrastruktur jalan merupakan sangat penting bagi akses menuju TPST, pada kondisi eksisting jalan di desa Cidadap dapat diketahui lebar jalan 3 meter dengan panjang 2370 meter dan masuk dalam kategori kelas jalan lokal 3C atau biasa disebut juga jalan lingkungan. 2) Kondisi eksisting pada infrastuktur Listrik di Desa Cidadap ini bisa dikatakan kurang memadai, Penerangan Jalan Umum hanya tersedia di awal atau pintu akses jalan menuju TPST. 3) Untuk kebutuhan air bersih dalam Infrastruktur air bersih ini dirasa cukup memadai dengan jumlah yang setimpal dengan pekerja TPST dan warga sekitar. Namun ketika musim kering akan merasa kekurangan dikarenakan warga mengandalkan sumber air tersebut dari sumur bor dan tidak adanya akses air PAM yang masuk ke desa Cidadap ini. 4) Kondisi eksisting jaringan Telekomunikasi di desa Cidadap pada umumnya warga mayoritas menggunakan jaringan jenis seluler, jaringan jenis PSTN pun sudah mulai ditinggalkan dikarenakan banyak hal yang kurang memadai. 5) Pada kondisi eksisting drainase dapat dihitung berdasarkan dimensi yang ada. Saluran tersebut sudah cukup memadai dikarenakan pembuatannya masih baru. Daftar Pustaka Kementerian Pekerjaan Umum. 2006. Peraturan menteri Pekerjaan Umum tentang Kebijakan dan strategi nasional pengembangan sistem pengelolaan persampahan (KSNP-SPP). Jakarta Kodoatie, Robert J. 2003. Manajemen dan Rekayasa infrastruktur. Program Studi Teknik Sipil. Universitas Diponegoro. Direksi PT PLN (Persero). 2010. Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik. Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum. 2012. Peraturan menteri Pekerjaan Umum tentang Kebijakan dan strategi nasional penyelenggaraan sistem drainase perkotaan. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2008. Sfesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan. Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga. Peraturan perencanaan Geometrik jalan Raya, No. 013/1970. Jakarta Saodang, hamirhan. 2010. Konstruksi Jalan Raya. Bandung Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Observatori Geofisika Palabuhanratu Jurnal Rekayasa Sipil ASTONJADRO 15