Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013 PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Heni Sri Wahyuni Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia Mimin Nurjahni dan Yahya Sudarya 1 Abstrak: Penggunaan Pertanyaan Produktif Pada Lks Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pertanyaan produktif pada LKS. Metode penelitian yang digunakan yaitu Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah 24 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan di kelas V SDN Hegarmanah 2 Kabupaten Bandung. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata siklus I yaitu 73,17 dengan persentase ketuntasan 79,17%, siklus II meningkat menjadi 74,00 dengan persentase ketuntasan 80,33%, siklus III meningkat kembali menjadi 79,46 dengan persentase ketuntasan 95,83%. Disimpulkan bahwa dengan LKS siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran sehingga lebih memahami materi yang dipelajari dan hasil belajarnya meningkat. Kata Kunci: Pertanyaan produktif, hasil belajar Abstract: Using Productive Question On Paper Work-Sheet To Enhance Student's Learning Outcome In The Science Learning The purpose of this research was to improve science learning outcomes using productive questions on the worksheet. The method used is the method of Class Actions Education (PTK), which consists of three cycles. The subjects were 24 students consisting of 8 male students and 16 female students in class V SDN Hegarmanah 2 Kabupaten Bandung. The results showed the average value of the first cycle is 73.17 with 79.17% percentage of completeness, the second cycle increased to 74.00 with 80.33% percentage of completeness, the third cycle increased to 79.46 with 95.83% percentage of completeness. Concluded that the use of productive questions on the worksheet the students became active in the learning process so that a better understanding of the material being studied and improved learning outcomes. Keywords: Productive Questions, Learning Outcomes. 1 Penulis Penanggung Jawab 1
Heni Sri Wahyuni. Penggunaan Pertanyaan Produktif Pada LKS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA atau Sains harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung agar peserta didik dapat mengembangkan kompetensinya untuk dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Untuk itu guru hendaknya dapat melibatkan siswa secara aktif dan kreatif melakukan kegiatan secara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah atau memahami suatu informasi dan menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang harus diutamakan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis siswa terhadap suatu masalah. Menurut Susanto (2013:167), sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan kesimpulan. Namun pada umumnya pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas masih mengarah pada kemampuan siswa dalam menghapal informasi, siswa hanya diarahkan untuk menghapal konsep-konsep yang sudah ada tanpa adanya pengalaman belajar untuk memahami konsep tersebut, sehingga kegiatan belajar hanya terfokus pada penyampaian materi dalam buku teks saja. Pengalaman penulis sebagai guru di SDN Hegarmanah 2 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung belum dapat menuntun siswa untuk dapat bekerja ilmiah secara maksimal. Dalam pembelajaran siswa cenderung pasif sehingga hasil belajarnya berada di bawah KKM yang telah ditentukan yaitu 63,00. Data terakhir nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yaitu 45,00 dengan persentase ketuntasan hanya 42%. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA, penulis berupaya untuk menciptakan proses pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam belajar dan dapat berpikir secara ilmiah dalam memahami materi yang dipelajari. Salah satu instrumen pembelajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran yaitu LKS, untuk itu penulis memaksimalkan penggunaan pertanyaan-pertanyaan yang produktif pada LKS. Menurut Karim et al 1994, pertanyaan produktif sangat berperan dalam menimbulkan keberanian menjawab atau mengemukan pendapat, karena pertanyaan produktif banyak melibatkan siswa untuk menjawab, berbeda dengan pertanyaan kognitif yang biasanya hanya bisa dijawab oleh sebagian kecil siswa yang mengerti konsepnya. Pertanyaan yang digunakan dalam pembelajaran IPA harus dapat menciptakan kegiatan yang mendorong siswa bekerja secara ilmiah. Menurut Jelly (Rustaman, et al, 2003) bahwa pertanyaan produktif sebagai pertanyaan yang merangsang kegiatan produktif atau kegiatan ilmiah, sedangkan pertanyaan tidak produktif memerlukan jawaban dari sumber sekunder yang berupa buku. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Perencanaan pembelajaran IPA tentang topik sifat-sifat cahaya dengan penggunaan pertanyaan produktif pada LKS di kelas 5 SDN Hegarmanah 2 Kecamatan Margaasih Kaupaten Bandung. 2
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013 2. Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang topik sifat-sifat cahaya dengan penggunaan pertanyaan produktif pada LKS di kelas 5 SDN Hegarmanah 2 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. 3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang topik sifat-sifat cahaya dengan penggunaan pertanyaan produktif pada LKS di kelas 5 SDN Hegarmanah 2 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. METODE Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD Negeri Hegarmanah 2 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013, semester genap dengan jumlah 24 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mengadopsi model yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart yaitu model siklus berulang berkelanjutan (spiral). Adapun komponen-komponen pokok yang dijadikan sebagai langkah dalam penelitian ini adalah: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Siklus prosedur penelitian ini dapat digambarkan berdasarkan alur berikut ini: Perencanaan Tindakan Analisis dan Refleksi Siklus I Pelaksnaan Tindakan dan Observasi Perencanaan Tindakan Lanjut Analisis dan Refleksi Siklus II Pelaksnaan Tindakan dan Observasi Perencanaan Tindakan Lanjut Analisis dan Refleksi Siklus III 3 Pelaksnaan Tindakan dan Observasi Penulisan Laporan
Heni Sri Wahyuni. Penggunaan Pertanyaan Produktif Pada LKS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Gambar 1. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Kemmis dan Mc Taggart (Hermawan et al,2010:143) Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN Hegarmanah 2 Kabupaten Bandung dan guru pengamat (observer) yang mengamati proses pembelajaran IPA dengan penggunaan pertanyaan produktif. Data dikumpulkan melalui teknik tes hasil belajar, observasi dan pembagian angket. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar soal tes berupa soal pre tes yang diberikan sebelum pembelajaran dan soal pre tes yang diberikan setelah pembelajaran pada setiap siklusnya, lembar observasi aktifitas guru yang diisi oleh observer dan lembar angket siswa yang diisi oleh siswa setelah siklus 3. Data hasil tes dilakukan penskoran dan dihitung dengan cara manual pada setiap siklusnya, kemudian diolah dalam bentuk tabel dan grafik dan dianalisis secara deskriptif yang menggambarkan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya dengan membandingkan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan hasil belajar. Data hasil observasi tidak dilakukan penskoran, data tersebut diolah dan dianalisis secara deskriptif pada setiap siklusnya dengan bantuan observer sehingga diperoleh resume (kesimpulan) untuk memperbaiki kegiatan pada siklus berikutnya. Data yang diperoleh dari angket siswa diolah dengan cara penskoran dengan menghitung persentase jawaban siswa pada setiap pernyataan secara manual, selanjutnya dianalisi secara deskriptif yang menjelaskan respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Temuan Hasil Penelitian Siklus I Dalam fase perencanaan siklus I, guru mempersiapkan intrumen-instrumen yang digunakan untuk siklus I, yaitu: silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal pretes, soal postes, dan lembar observasi aktifitas guru. Dalam fase pelaksanaan siklus I guru membimbing siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan yang terdapat pada RPP untuk siklus I dengan menekankan pada LKS, yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Temuan penelitian berdasarkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Pretes dan Postes Siklus I Jenis Tes Jmlh Siswa NT NR Ratarata nilai Belum Pretes 24 73 0 47,87 33,33% 66.67% Postes 24 93 47 73,17 79,17% 20,83% Ket: NT: Nilai Tertinggi NR: Nilai Terendah Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas adanya peningkatan nilai rata-rata kelas pada sisklus I. Pada pretes nilai rata-rata kelasnya sebesar 47,87, sedangkan pada postes nilai rata-rata kelasnya meningkat menjadi 73,17. Presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pretes siklus I hanya sebesar 33,33% atau 8 siswa, sedangkan pada postes siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 79,17% atau 19 siswa, yang artinya ada peningkatan sebanyak 45,84% atau 11 siswa. Walaupun ada 5 orang siswa yang belum tuntas, tetapi pada siklus I dikatakan telah berhasil, karena terjadinya peningkatan dari hasil belajar dengan penggunaan pertanyaan produktif pada LKS dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil pengamatan oleh seorang observer (teman sejawat) yang 4
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013 mengamati berlangsungnya proses pembelajaran pada siklus I, diperoleh kesimpulan untuk perbaikan pada siklus II yaitu sebagai berikut: a) Guru sudah dapat mengkondisikan siswa dengan baik. Yang harus diperbaikinya yaitu guru harus lebih bisa menguasai kelas pada siklus II b) Guru dapat memotivasi siswa dengan pertanyaan-pertanyan dengan baik, perbaikannya guru harus melibatka siswa yang kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dalam pembelajaran c) Penjelasan dan pertanyaan guru harus lebih jelas dengan cara menjelaskan materi atau menyampaikan dengan tidak tergesagesa sehingga dapat dipahami semua siswa, dan pertanyaan tersebut harus lebih menarik yaitu dengan melakukan kegiatan percobaan. d) Penggunaan waktu dilakukan seefektif mungkin, agar tidak melebihi alokasi waktu yang sudah direncanakan. Pada siklus berikutnya hendaknya guru merencanakan waktu pada setiap kegiatan. 2. Temuan Hasil Penelitian Siklus II Dalam fase perencanaan siklus II, guru mempersiapkan intrumen-instrumen yang digunakan untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I, yaitu: silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal pretes, soal postes, dan lembar observasi aktifitas guru. Dalam fase pelaksanaan siklus II guru membimbing siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan yang terdapat pada RPP untuk siklus II dengan menekankan pada LKS, yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Temuan penelitian berdasarkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Pretes dan Postes Siklus II Jenis Tes Jumlah Siswa NT NR Ratarata nilai Belum Pretes 24 73 13 37,21 12.50% 87,50% Postes 24 100 47 74,00 83,33% 16,67% Ket: NT: Nilai Tertinggi NR: Nilai Terendah Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas adanya peningkatan nilai rata-rata kelas pada sisklus II. Pada pretes siklus II nilai rata-rata kelasnya sebesar 37,21, sedangkan pada postes siklus II nilai ratarata kelasnya meningkat menjadi 74,00. Presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pretes siklus II hanya sebesar 12,50% atau 3 siswa, sedangkan pada postes siklus II persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 83,33% atau 20 siswa, yang artinya ada peningkatan sebanyak 70,83% atau 17 siswa. Walaupun ada 4 orang siswa yang belum tuntas, tetapi pada siklus II ini dikatakan telah berhasil, karena adanya peningkatan dari hasil belajar dengan LKS dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil pengamatan oleh seorang observer (teman sejawat) yang mengamati berlangsungnya proses pembelajaran pada siklus II, diperoleh kesimpulan untuk perbaikan pada siklus III yaitu sebagai berikut: a) Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan secara sistematis berdasarkan perencanaan. Perbaikannya untuk siklus III guru harus lebih memahami langkahlangkah pembelajaranya agar tida selalu melihat pada RPP ketika proses pembelajaran b) Guru dapat memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban dengan melakukaan percobaan namun tidak semua siswa aktif ikut serta. 5
Heni Sri Wahyuni. Penggunaan Pertanyaan Produktif Pada LKS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Jenis Tes Perbaikannya guru harus dapat memotivasi siswa yang kurang aktif c) Guru dapat menjelaskan dengan baik sehingga dapat dipahami siswa, perbaikannya untuk siklus III guru harus lebih bisa menguasai materi. 3. Temuan Hasil Penelitian Siklus III Dalam fase perencanaan siklus III, guru mempersiapkan intrumen-instrumen yang digunakan untuk siklus III berdasarkan hasil refleksi siklus II, yaitu: silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal pretes, soal postes, dan lembar observasi aktifitas guru. Dalam fase pelaksanaan siklus III guru membimbing siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan yang terdapat pada RPP untuk siklus II dengan menekankan pada LKS, yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Temuan penelitian berdasarkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Pretes dan Postes Siklus III Jumlah Siswa NT NR Ratarata nilai Belum Pretes 24 67 13 36,62 20,83% 79,17% Postes 24 100 47 79,46 95,83% 04,17% Ket: NT: Nilai Tertinggi NR: Nilai Terendah Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas adanya peningkatan nilai rata-rata kelas pada sisklus III. Pada pretes siklus III nilai rata-rata kelasnya sebesar 36,62, sedangkan pada postes siklus III nilai rata-rata kelasnya meningkat menjadi 79,46. Presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada pretes siklus III hanya sebesar 20,83% atau 5 siswa, sedangkan pada postes siklus III persentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 95,83% atau 23 siswa, yang artinya ada peningkatan sebanyak 75,00% atau 18 siswa. Pada siklus III ini ada 1 orang siswa yang belum mencapai KKM, tetapi walau demikian, siklus III ini dapat dikatakan telah berhasil, karena adanya peningkatan dari hasil belajar dengan penggunaan pertanyaan produktif pada LKS dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil pengamatan oleh seorang observer (teman sejawat) yang mengamati berlangsungnya proses pembelajaran pada siklus III, bahwa guru dapat membimbing siswa dengan baik dengan menekankan pada penggunaan pertanyaan produktif pada LKS dalam pembelajaran IPA. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari observer dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan penggunaan pertanyaan produktif pada LKS adalah sebagai berikut: a) Guru harus mempersiapkan perencanaan semaksimal mungkiln dan hendaknya dirancang lebih menarik dengan melakukan inovasi pembelajaran agar siswa merasa lebih senang dalam belajar b) Pertanyaan-pertanyaan produktif pada kegiatan pembelajaran dan pada LKS sangat tepat diterapkan, karena dengan pertanyaan tersebut siwa dapat termotivasi untuk belajar, terjadinya komunikasi yang baik antara guru dengan siswa dan antar siswa, siswa aktif melakukan kegiatan dalam pembelajaran, siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan data angket siswa yang diberikan kepada siswa setelah sisklus III diketahui bahwa siswa memberikan respon positif terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam menciptakan proses pembelajaran sesuai dengan harapan guru mempersiapkan intrumen-intrumen 6
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013 dengan maksimal seperti: silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal pretes, soal postes, dan lembar observasi aktifitas guru. Selain itu juga guru mempersiapkan sumber belajar dari berbagai sumber dan mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran untuk siklus II dilakukan perbaikan dalam pemilihan pertanyaan produktif yang diajukan guru ketika memulai pembelajran yang terdapat dalam RPP. Perbaikan tersebut dilakukan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Perencanaan pembelajaran siklus III dalam RPP tidak dilakukan perbaikan, hanya ada beberapa pertanyaan dalam LKS yang diperbaiki. Pelakasanaan pembelajaran pada siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilaksanakan secara sistematis sesuai perencanaan dan siswapun termotivasi mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Namun pada siklus I ada beberapa kekurangan yang selanjutnya diperbaiki di siklus berikutnya seperti guru masih terkesan tergesa-gesa dan kegiatan tanyajawab diakhir pembelajaran kurang dapat berjalan dengan baik. Pada siklus II guru bisa lebih baik membimbing proses belajar, namun sama seperti siklus sebelumnya dalam kegiatan tanya jawab diakhir pembelajaran kurang dapat berjalan sesuai rencana. Pada siklus III guru dapat membimbing proses pembelajaran dengan baik dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran dan dapat memotivasi siswa untuk berani bertanya, sehingga kegiatan tanya jawab diakhir pembelajaran dan penyimpulan materi dapat berlangsung baik dengan melibatkan siswa. Hasil belajar pada setiap siklusnya terjadi peningkatan pada nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Berikut perbandingan rekapitulasi hasil belajar pada tiap siklusnya: Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I, siklus II dan siklus III S Jenis Tes JS NT NR RN T BT I Pretes 24 73 0 47,8 33,33 66.67 7 % % Postes 24 93 47 73,1 79,17 20,83 7 % % II Pretes 24 73 13 37,2 12,50 87,50 1 % % Postes 24 100 47 74,0 83,33 16,67 0 % % III Pretes 24 67 13 36,6 20,83 79,17 2 % % Postes 24 100 47 79,4 95,83 04,17 6 % % Ket: S: Siklus JS: Jumlah Siswa NT: Nilai Tertinggi NR: Nilai Terendah RN: Rata-rata Nilai T: BT: Belum Perbandingan hasil belajar pada siklus I, siklus II dan siklus III dicantumkan dalam diagram persentase ketuntasan hasil belajar siswa berikut ini: 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0-79,17% 80,33% 20,83% 16,67% Siklus I Siklus II 95,83% 04,17% Siklus III Tidak 7
Heni Sri Wahyuni. Penggunaan Pertanyaan Produktif Pada LKS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Nilai rata-rata kelas pada tiap siklusnyapun mengalami peningkatan, seperti tergambar pada diagram berikut ini: 80 79 78 77 76 75 74 73 72 71 70 73,17 74,00 79,46 Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Rata-rata tes hasil belajar Berdasarkan grafik diatas jelas terlihat adanya peningkatan hasil belajar pada tiap siklusnya, dengan demikian terbukti dengan penggunaan pertanyaan produktif pada LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V semester genap Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil penelitian, LKS dapat meningkatkan aktifitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu terjalinnya komunikasi antara guru dan siswa dengan melakukan kegiatan tanya jawab yang produktif dapat menjadikan kegiatan belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa, sehingga siswa dapat lebih memahami konsep yang dipelajari dan hasil belajarnyapun meningkat. SIMPULAN Perencanaan pembelajaran dengan LKS dapat menciptakan kegiatan belajar yang ilmiah, karena dalam pelaksanaannya siswa difokuskan untuk aktif melakukan kegiatan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan produktif yang terdapat pada LKS. Berdasarkan hal tersebut siswa menjadi lebih memahami materi yang dipelajari. Penggunaan pertanyaan produktif juga dapat meningkatkan aktifitas guru dan siswa, meningkatkan kemampuan tanya jawab yang produktif dan menjadikan pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Hasil Belajar dengan penggunaan pertanyaan produktif pada LKS terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V semester II Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Keadaan ini terlihat dengan terjadinya peningkatan nilai ratarata dari tes hasil belajar pada setiap siklusnya. RUJUKAN Hermawan, Ruswandi. dkk, (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: Penerbit UPI Press. Karim, S., Rustaman, A. dan Rustaman, N.Y. (1994). Bagaimana Merancang Pertanyaan Produktif. Proyek Pengadaan Alat Peraga IPA SD. Direktorat Pendidikan Dasar. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdikbud: Jakarta. Rustaman, N. dan Rustaman, A. (2003). Peran Pertanyaan Produktif dalam KPS dan LKS. Bahan Seminar dan Lokakarya Bagi Guu-guru Biologi SLTP dan SMU di FPMIPA UPI Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 8