Oleh: 1. Made Suksma Prijandhini Devi Salain, SH., MH., LLM 2. I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja, SH., M.Hum., LLM

dokumen-dokumen yang mirip
LD NO.2 LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH

TATA NASKAH DAN TEKNIK PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH BERDASARKAN UU NO. 10 TAHUN Oleh : Tim Pusat Kajian Hukum Dan Kemitraan Daerah Fakultas Hukum Unsoed

KETENTUAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH (Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan)

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT TENTANG... (Nama Keputusan) KESATU :... KEDUA :...

LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 05 TAHUN 2015 TANGGAL : 07 SEPTEMBER 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LAMPIRAN I PERATURAN FAKULTAS NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA PEMBENTUKAN PERATURAN FAKULTAS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN DAN KEPUTUSAN DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2015 tentang Keikutsertaan Perancang Peraturan Perundangundangan dalam Pembentukan Peraturan P

Dengan Rahmat Allah Swt Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

NASKAH PERENCANAAN PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA BPKP TENTANG (judul rancangan peraturan kepala)

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, NOMOR : 004/KA/I/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN/KEPUTUSAN

NO SERI E. PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 TAHUN 2006 TANGGAL 24 Maret 2006 TENTANG TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAY A

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 SERI D.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI,

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 183/KA/IX/2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAN KEPUTUSAN DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2010 NOMOR 16

2013, No.1

TEKNIK PENYUSUNAN PERDA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUM. Peraturan Perundang-undangan. Penyusunan. Pedoman

WALIKOTA CIREBON, LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LAMPIRAN I UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

2014, No BAB I UMUM.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jika ketentuan dari pengaturan yang diacu memang dapat diberlakukan seluruhnya, maka istilah tetap berlaku dapat digunakan. BUPATI BARITO UTARA, ttd

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN II UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 11 Tahun 2006 Serie : E Nomor : 7 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 05 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN TEHNIK PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 01 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN, PERUBAHAN, PENCABUTAN DAN PENGUNDANGAN PERATURAN DAERAH

BUPATI PESISIR SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2011

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 9

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

2/1/2008 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 11/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Peraturan. Teknik. Penyusunan. Ketentuan. Pedoman.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

BUPATI ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

TIM PENELITI KERJASAMA DPRD KABUPATEN JEMBRANA DENGAN FAKULTAS HUKUM UNUD

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG TEKNIK PENYUSUNAN DAN MATERI MUATAN PRODUK-PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

[PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007]

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 17 TAHUN 2008 TANGGAL : 27 JUNI 2008

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DESA

Transkripsi:

KAJIAN HUKUM DAN HARMONISASI TERHADAP RAPERDA KABUPATEN GIANYAR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN Oleh: 1. Made Suksma Prijandhini Devi Salain, SH., MH., LLM 2. I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja, SH., M.Hum., LLM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 1

KAJIAN HUKUM DAN HARMONISASI TERHADAP RAPERDA KABUPATEN GIANYAR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GIANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN I. ANALISIS KOHERENSI RAPERDA Analisis koherensi atas Review Raperda Kabupaten Gianyar tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 14 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan beserta lampiran II Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan (TPU), dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Produk Hukum Daerah dan Peraturan Perundangundangan lainnya. KERANGKA RAPERDA YANG DIUSULKAN ANALISIS KOHERENSI 1. JUDUL TPU angka 2, angka 4, angka 5, dan angka 6 PERATURAN DAERAH 2. Judul Peraturan Perundang-undangan KABUPATEN GIANYAR memuat keterangan mengenai jenis, NOMOR..TAHUN...TENTANG nomor, tahun pengundangan atau PERUBAHAN ATAS penetapan, dan nama Peraturan PERATURAN DAERAH Perundang-undangan. KABUPATEN GIANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 4. Judul Peraturan Perundang-undangan TENTANG RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca. 5. Judul Peraturan Perundang-undangan tidak boleh ditambah dengan singkatan atau akronim. 6. Pada nama Peraturan Perundang undangan perubahan ditambahkan frasa perubahan atas di depan judul Peraturan Perundang-undangan yang diubah. 2

Kajian :tidak perlu dilakukan Judul Raperda sudah memenuhi kriteria yang perubahan. disebutkan dalam TPU 2. PEMBUKAAN Menimbang TPU angka 1 A bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 14 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung sehingga perlu ditinjau kembali; 17 sampai dengan angka 23, dan angka 27 17. Konsiderans diawali dengan kata Menimbang. 18. Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok pikiran yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan Peraturan Perundang-undangan. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan 19. Pokok pikiran pada konsiderans Undang- Undang, Peraturan Daerah Provinsi, atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya yang penulisannya ditempatkan secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis. Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna 3

menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. 20. Pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa Peraturan Perundang-undangan dianggap perlu untuk dibentuk adalah kurang tepat karena tidak mencerminkan pertimbangan dan alasan dibentuknya Peraturan Perundang-undangan tersebut. Lihat juga Nomor 24. 21. Jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran, setiap pokok pikiran dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang merupakan kesatuan pengertian. 22. Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad, dan dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali dengan kata bahwa dan diakhiri dengan tanda baca titik koma. 23. Jika konsiderans memuat lebih dari satu pertimbangan, rumusan butir pertimbangan terakhir berbunyi sebagai berikut: bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang...; 27. Konsiderans Peraturan Daerah cukup memuat satu pertimbangan yang berisi uraian ringkas mengenai perlunya melaksanakan ketentuan pasal atau beberapa pasal dari Undang Undang atau Peraturan Pemerintah yang memerintahkan pembentukan Peraturan Daerah tersebut dengan menunjuk pasal atau beberapa pasal dari Undang Undang atau Peraturan Pemerintah yang memerintahkan pembentukannya. Kajian : Tidak perlu perubahan terhadap konsideran. Konsideran Raperda sudah memenuhi kriteria yang disebutkan dalam TPPU 4

Mengingat TPU angka 28 sampai dengan angka 33 1. Undang UndangNomor 69 28. Dasar hukum diawali dengan kata Tahun 1958 Mengingat. tentangpembentukan Daerah Dasar hukum memuat: daerah Tingkat II dalam a. Dasar kewenangan pembentukan Wilayah Daerah daerah Peraturan Perundang-undangan; dan Tingkat I Bali, Nusa Tenggara b. Peraturan Perundang-undangan yang Barat dan Nusa Tenggara memerintahkan pembentukan Timur ( Lembaran Negara Peraturan Perundang-undangan. Republik Indonesia Tahun 1958 Nomo 122, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran 39. Dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah adalah Pasal 18 ayat (6) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang tentang Pembentukan Daerah dan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. 40. Jika terdapat Peraturan Perundangundangan di bawah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memerintahkan secara langsung pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Perundang-undangan tersebut dimuat di dalam dasar hukum. 41. Peraturan Perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya Peraturan Perundang-undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi. 5

Daerah Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32); 52. Jika dasar hukum memuat lebih dari satu Peraturan Perundang-undangan, tiap dasar hukum diawali dengan angka Arab 1, 2, 3, dan seterusnya, dan diakhiri dengan tanda baca titik koma. Kajian :Perlu dilakukan Perubahan Dengan menambahkan poin 1 mengingat, yakni Pasal 18 ayat (6) Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32) seharusnya Lembaran Negara Republik Indonesia 3. BATANG TUBUH TPU angka 62, angka 127, angka 129, angka 143 s/d angka 146 62. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh dikelompokkan ke dalam: a. ketentuan umum; b. materi pokok yang diatur; c. ketentuan pidana (jika diperlukan); d. ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan e. ketentuan penutup. 127. Ketentuan Peralihan memuat penyesuaian pengaturan tindakan hukum atau hubungan hukum yang sudah ada berdasarkan Peraturan Perundangundangan yang lama terhadap Peraturan Perundang-undangan yang baru, yang bertujuan untuk: a.menghindari terjadinya kekosongan hukum; b. menjamin kepastian hukum; c. memberikan perlindungan hukum bagi pihak yang terkena dampak perubahan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan c. mengatur hal-hal yang bersifat transisional atau bersifat sementara. 129. Di dalam Peraturan Perundang-undangan yang baru, dapat dimuat ketentuan 6

mengenai penyimpangan sementara atau penundaan sementara bagi tindakan hukum atau hubungan hukum tertentu. Pasal 1 143. Jika materi muatan dalam Peraturan Perundang-undangan yang baru menyebabkan perubahan atau penggantian seluruh atau sebagian materi muatan dalam Peraturan Perundang-undangan yang lama, dalam Peraturan Perundang-undangan yang baru harus secara tegas diatur mengenai pencabutan seluruh atau sebagian materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang lama. 144. Rumusan pencabutan Peraturan Perundangundangan diawali dengan frasa Pada saat (jenis Peraturan Perundang-undangan) ini mulai berlaku, kecuali untuk pencabutan yang dilakukan dengan Peraturan Perundang-undangan pencabutan tersendiri. 145. Demi kepastian hukum, pencabutan Peraturan Perundang-undangan tidak dirumuskan secara umum tetapi menyebutkan dengan tegas Peraturan Perundang-undangan yang dicabut. 146. Untuk mencabut Peraturan Perundangundangan yang telah diundangkan dan telah mulai berlaku, gunakan frasa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Beberapa Ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 14 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2012 Nomor 14) diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan huruf b angka 7 angka Romawi 1 huruf B Lampiran I Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 14 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 7

2012 Nomor 14) diubah sehingga berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini. 2. Bagi wajib pakai yang sudah dikenakan penetapan tariff retribusi adalah bagian dari jumlah nominal penarikan Retribusi IMB pada Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Tidak Perlu diadakan suatu Perubahan 4. PENUTUP Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan Penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Gianyar. Batang tubuh ranperda sudah memenuhi kriteria dalam TPU 160. Penutup merupakan bagian akhir Peraturan Perundang-undangan yang memuat: a. rumusan perintah pengundangan dan penempatan Peraturan Perundangundangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia, Lembaran Daerah Provinsi, Lembaran Daerah Kabupaten/Kota, Berita Daerah Provinsi atau Berita Daerah Kabupaten/Kota; b. penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan Perundangundangan; c. pengundangan atau Penetapan Peraturan Perundang-undangan; dan d. akhir bagian penutup. 161. Rumusan perintah pengundangan dan penempatan Peraturan Perundangundangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia yang berbunyi sebagai berikut: Contoh: Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan (jenis Peraturan Perundang-undangan) ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. 163. Rumusan perintah pengundangan dan 8

Kajian: penempatan Peraturan Perundangundangan dalam Lembaran Daerah atau Berita Daerah yang berbunyi sebagai berikut: Contoh Peraturan Daerah Provinsi: Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat. Sudah sesuai dengan kriteria TPU 5. LAMPIRAN 192. Dalam hal Peraturan Perundang-undangan memerlukan lampiran, hal tersebut dinyatakan dalam batang tubuh bahwa lampiran dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Perundang-undangan. 193. Lampiran dapat memuat antara lain uraian, daftar, tabel, gambar, peta, dan sketsa. 194. Dalam hal Peraturan Perundang-undangan memerlukan lebih dari satu lampiran, tiap lampiran harus diberi nomor urut dengan menggunakan angka romawi. 195. Judul lampiran ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di sudut kanan atas tanpa diakhiri tanda baca dengan rata kiri. Kajian: Sudah sesuai dengan kriteria TPU II. Formulasi Norma Penutup Raperda Untuk memproteksi dan melegalkan pungutan yang sudah terlanjur dilakukan, formulasi norma penutup dalam raperda dapat dilakukan dengan beberapa pilihan berikut: 1. Dengan merujuk Angka 129 lampiran II Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan (TPU) dimana di dalam Peraturan Perundang-undangan yang baru, dapat dimuat ketentuan mengenai penyimpangan sementara atau penundaan sementara bagi tindakan hukum atau hubungan hukum tertentu. 9

Dengan demikian, formulasi norma penutup adalah sebagai berikut: Tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan ketentuan pada Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan masih tetap berlaku sampai dengan tanggal pengundangan peraturan daerah ini. 2. Dengan merujuk Angka 134 TPU dimana jika penerapan suatu ketentuan Peraturan Perundang-undangan dinyatakan ditunda sementara bagi tindakan hukum atau hubungan hukum tertentu, ketentuan Peraturan Perundang-undangan tersebut harus memuat secara tegas dan rinci tindakan hukum atau hubungan hukum yang dimaksud, serta jangka waktu atau persyaratan berakhirnya penundaan sementara tersebut. Dengan demikian, formulasi norma penutup adalah sebagai berikut: Tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Berdasarkan ketentuan pada Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan masih tetap berlaku untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pengundangan peraturan daerah ini. III. Pelaksanaan Pungutan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Pada prinsipnya, pelaksanaan pemungutan dapat merujuk Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung, khususnya pada indek parameter klasifikasi bangunan gedung sebesar 0,05. Hal ini merujuk pada Pasal 8 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 yang menyatakan bahwa: (1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau 10

komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat. (2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan. 11