JURNAL MANEKSI VOL 6, NO. 2, DESEMBER 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL. Daniel Roy Sibarani

JURNAL ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS PADA UD. BALLISTA TAHU CHIPS DI KEDIRI)

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

AREN. Gambar 1. Pohon Industri Produk Turunan Aren Sumber : BPTP Banten (2005)

Pengukuran Produktivitas Kinerja UKM Sandang-Kulit berdasarkan Aspek Produksi dan Pemasaran

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

atau keluaran yang dihasilkan dari proses.

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Keberadaan industri gula merah di Kecamatan Bojong yang masih bertahan

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E.MUNDEL PADA PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA MEDAN SAHAT ADI WARDANA SIMANGUNSONG

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

METODE PERHITUNGAN ANGKA INDEKS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E MUNDEL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

ERYANA PURNAWAN Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Model Pengukuran Produktivitas

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA

AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN PENGRAJIN GULA AREN DESA MONGIILO

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI

KAUSALITAS PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI GULA KELAPA DI KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TESIS

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS DENGAN PENDEKATAN ANGKA INDEKS MODEL MARVIN E. MUNDEL

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau ahli bidang ilmu lainnya yang mungkin tidak setuju dengan statement

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan sumber daya alam atau bahan baku dari produk pangan sangat

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia (Sujianto dalam Arifini dan Mustika, 2013 : 294-

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEMBUATAN KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DAN COBB-DOUGLAS ABSTRACT

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

Oleh: Ari Purwaningsih, Endang Sriningsih, dan Anisur Rosyad Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto (Diterima: 11 Januari 2005, disetujui 7 Juli 2005)

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) III

Analisis Produktivitas Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di KUD BATU Kota Batu

ABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS DI UD. SABAR JAYA MALANG) JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT.

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya

ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL TERHADAP LABA DI PERUSAHAAN

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MUNDEL DAN APC

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing secara kompetitif. Bagi perusahaan yang ingin survive dan

Wa Ode Yusria 1), Sitti Kurniansi 2) 1 Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UHO 2 Alumni Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UHO

Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVII, NO. 1 Januari 2017

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

ANALISIS PRODUKTIVITAS SEKTOR KEBUN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (Persero) WONOSARI LAWANG MALANG MENGGUNAKAN CRAIG-HARRIS PRODUCTIVITY MODEL

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN METODE RASIO OUTPUT/INPUT UNTUK MENINGKATKAN SUMBER DAYA DI DIVISI COLD ROLLING MILL PT.

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Keberasilan suatu perusahaan dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan produksi. Aktivitas produksi melibatkan banyak aspek dalam perusahaan.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMAKASIH...v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR...

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR SKRIPSI. Oleh: ALFIANA AFIFI NIM:

PENGEMBANGAN PRODUK UMKM (SALE PISANG DAN GULA KELAPA) DI KABUPATEN CILACAP

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

ANALISIS PRODUKTIVITAS UD ASIKIE MONDE KABUPATEN NGANJUK MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1) Persyaratan Tumbuh Aren (Arenga pinnata)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan ialah menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Ditambah lagi banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) GULA KELAPA DAN AREN DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas dari produk hasil dari pertanian.

ABSTRACT. Key words: Farming business, labor s productivity, farmer s income.

I. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

Penetapan Angka Indeks Dalam Pengukuran Produktivitas Perusahaan di PT. Cita Bahana Site Palembang Selatan 70

Analisis Produktivitas Dengan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus di Pabrik Gula Kebon Agung Malang, Jawa Timur)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI DAN PEMASARAN PRODUK GULA AREN DI KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK

Transkripsi:

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KINERJA USAHA MIKRO GULA MERAH SAPARUA Chrestiana Aponno 1), Septina. L. Siahaya 2) 1,2) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon 1) christyaponno@gmail.com, 2 ) louisasummer@gmail.com ABSTRACT This research aimed to measure the productivity of Saparua palm sugar business production in terms of production and marketing aspects. The productivity measurement that included all input resources used in production was called total productivity. This research employed Marvin E Mundel method to measure productivity used as productivity method by focusing on production cost as input (productin cost) and sale (income) as output.partial Productivity measurement results,showed that index productivity decreased by 18.1% for input technology and 17.5% for input labour on April 2017. The highest productivity indicated in May 2017, increase by 45.7 % for input technology, wich more effecting on Saparua sales. Total productivity measurement results,showed that the highest index productivity occurred in March by 26.9%, and the lowest productivity indeks occurred in April by 0.4%. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengukur produktivitas kinerja usaha pengolahan gula merah Saparua ditinjau dari aspek produksi dan pemasaran. Ukuran produktivitas yang memasukkan seluruh sumber daya input yang digunakan dalam produksi disebut sebagai produktivitas total.penelitian ini menggunakan metode Marvin E. Mundel untuk mengukur produktivitas, yang digunakan sebagai metode pengukuran produktivitas dengan menitikberatkan pada biaya produksi sebagai input (biaya biaya produksi) dan hasil penjualan sebagai output. Pengukuran produktivitas secara parsial, menunjukkan input teknologi dan tenaga kerja mengalami penurunan produktivitas pada bulan april masing masing sebesar 18,1 % untuk input teknologi, dan 17,5 % untuk input tenaga kerja.. Sedangkan produktivitas tertinggi ditunjukkan di bulan mei dengan peningkatan sebesar 45,7% melalui input teknologi yang lebih berpengaruh terhadap penjualan di Saparua. Pengukuran produktivitas total menunjukkan peningkatan produktivitas, dimana produktivitas tertinggi terjadi di bulan maret sebesar 26,9 %, sedangkan tingkat produktivitas terendah terjadi di bulan april sebesar 0,4 %. Kata Kunci : gula merah; produktivitas; Marvin,E,Mundel p-issn: 2302-9560/e-ISSN: 2597-4599 7

1. PENDAHULUAN Gula merah saparua hampir sama dengan gula merah jawa. Bedanya, gula merah Saparua diambil dari nira pohon aren (enau atau kolang kaling) yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau (aren). Bentuk gula merah saparua biasanya berbentuk silindris atau ada yang berbentuk batok runcing dan biasanya dibungkus dengan daun kelapa kering. Diketahui,dari penjualan gula merah Saparua ini petani pengrajin memperoleh pendapatan sebesar Rp. 132.099 dalam satu kali proses produksi dengan rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan dalam satu kali proses produksi gula aren adalah sebesar Rp. 84.577 dan dijual pada harga Rp. 21.000 Rp. 22.000 per buah. Sehingga Keuntungan petani sebesar Rp. 47.522 dalam satu kali proses produksi dengan rata-rata produksi gula aren yang dihasilkan dalam satu kali proses produksi adalah 12,54 kilo. Harga jual yang berlaku juga sering berubah tergantung musim hujan atau kemarau, yang terkadang bisa mencapai Rp. 22.000 Rp. 25.000 per buahnya. Dari segi kualitas, gula merah Saparua lebih enak, harum dan bersih dibandingkan gula merah jawa. Tapi, pada kenyataannya berdasarkan pengamatan di lapangan dan dari hasil survey awal yang dilakukan di beberapa pasar di Kota Ambon, ternyata gula merah jawa lebih laris dan disukai dibandingkan gula merah saparua. Setelah ditelusuri ternyata harga gula merah Jawa ternyata dijual lebih murah pada harga Rp. 10.000 per buahnya dibandingkan harga gula merah Saparua yang dijual pada harga yang lebih tinggi. Selain itu pasokan gula merah Jawa juga lebih banyak di pasar dibandingkan gula merah Saparua. Hal ini menjadi keprihatinan bagi masyarakat Maluku, yang selama ini terkenal lebih bergantung pada pasokan kebutuhan bahan pokok dari daerah di luar Maluku. Situasi tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk menganalisis lebih jauh apakah selama ini usaha pengolahan gula merah Saparua yang ada di desa-desa Saparua sudah produktif atau belum dengan kondisi produksi dan pasar yang berlaku saat ini. Karena masyarakat petani pengrajin setempat menyatakan bahwa usaha yang selama ini dijalankan menghasilkan omset yang cukup besar terbukti dari pendapatan yang diperoleh juga semakin meningkat, tetapi kondisi tersebut berlawanan dengan kondisi yang ada di pasar dimana ternyata gula merah Jawa terbukti lebih laris dibandingkan gula merah Saparua. Berangkat dari kondisi tersebut, maka peneliti mencoba untuk mengukur produktifitas usaha pengolahan gula merah Saparua yang ada di Kecamatan Saparua khususnya di desa -desa penghasil gula merah Saparua. Tingkat produktifitas yang diukur menekankan pada aspek produksi dan pemasaran (penjualan) yang berperan dalam peningkatan produktivitas., sehingga dapat diketahui apakah selama ini usaha yang dijalankan sudah produktif atau belum dan nantinya akan menjadi acuan bagi petani pengrajin gula merah saparua dalam menentukan strategi yang tepat dalam pengembangan usahanya terutama dalam memenangkan persaingan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pengukuran produktivitas berhubungan dengan perubahan produktivitas sehingga usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas dapat dievaluasi. Tujuan pengukuran produktivitas adalah untuk menilai apakah efisiensi produktif meningkat atau menurun. Hal ini berguna sebagai informasi untuk menyusun strategi bersaing dengan competitor, sebab perusahaan yang produktivitasnya rendah biasanya kurang dapat bersaing dengan perusahaan yang produktivitasnya tinggi. Oleh sebab itu, untuk mencapai produktivitas yang tinggi dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas input perusahaan, misalnya melalui peningkatan alat (teknologi) atau peningkatan sumber daya manusia. Blocher, et al., (2007 : 307) menjelaskan bahwa ukuran produktivitas bisa dilihat dengan dua cara yaitu produktivitas operasional dan produktivitas financial. Produktivitas operasional adalah rasio unit output terhadap unit input dimana ukuran fisiknya dalam ukuran unit, sedangkan produktivitas financial merupakan rasio output terhadap input, dimana ukuran fisiknya dalam satuan mata uang. Ukuran produktivitas bisa mencakup seluruh faktor produksi atau focus pada salah satu faktor atau sebagian faktor input dan output yang dicapai disebut dengan ukuran produktivitas parsial. Sedangkan ukuran produktivitas yang memasukkan seluruh sumber daya input yang digunakan dalam produksi disebut sebagai produktifitas total. Mulyadi (2003 :205) mengemukakan bahwa pengukuran produktivitas dilakukan dengan mengukur perubahan produktivitas sehingga dapat dilakukan terhadap penilaian terhadap usaha untuk meningkatkan produktivitas. Untuk mengukur perubahan produktifitas, ukuran produktivitas berjalan actual dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode awal. Periode awal ini menjadi acuan dalam pengukuran atau perubahan efisiensi produktif. Marvin E. Mundel (1978) memperkenalkan model Mundel yang merupakan suatu model pengukuran produktivitas yang berdasarkan pada konsep-konsep dalam ilmu teknik dan manajemen industri. Model ini mensyaratkan bahwa perusahaan yang akan diukur produktivitsnya itu mempunyai waktu-waktu standar untuk operasi (operation time standart), suatu persyaratan yang masih sulit dipenuhi oleh kebanyakan perusahaan industri di Indonesia industri di Indonesia yang masih bersifat tradisional. Marvin E. Mundel mendefinisikan produktivitas sebagai rasio antara nilai barang hasil produksi dan p-issn: 2302-9560/e-ISSN: 2597-4599 8

biaya produksi, yang dibandingkan dengan rasio serupa untuk periode basis atau referensi. memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas pada tingkat perusahaan berdasarkan dua bentuk pengukuran, yaitu : IP = {(AOMP/ RIMP)/(AOBP / RIBP)} 100 IP = {(AOMP/ AOBP)/(RIMP / RIBP)} 100 3. METODOLOGI Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan melalui pengamatan dan wawancara dengan pihak terkait dari perusahaan serta Penelitian kepustakaan yang dilakukan guna memperoleh teori, konsep analisis dari literature dan referensi terkait. Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 33 petani pengrajin gula merah Saparua yang berada pada desa Itawaka dan Desa Tuhaha yang berada di kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah, dengan periode pengamatan februari sampai dengan maret 2017. Analisis yang akan dikembangkan adalah dengan menggunakan persamaan dari Model Pengukuran Marvin E.Mundel, melakukan tabulasi data, mendeskripsikan dan memberikan analisa atas hasil penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Produktivitas Parsial Model pengukuran produktivitas Marvin E. Mundel dapat menghitung indeks produktivitas parsial dan indeks produktivitas total. Input dalam penelitian ini menggunakan indikator bahan baku, tenaga kerja, energi, dan teknologi. Sedangkan untuk output berupa hasil penjualan (pemasaran) yang dilakukan untuk daerah Saparua dan Ambon. Tabel 1.Perbandingan Indeks Produktivitas Parsial Wilayah Saparua(Sap) dan Ambon(Amb) Periode per Daerah B.baku T.Kerja Energi Teknologi Pemasar an Februar i Sap 100 100 100 100 Amb 100 100 100 100 Maret Sap 132,5 132,2 132 136,3 Amb 120 120 119,6 123,4 April Sap 126,5 124,5 126,1 123,7 Amb 83,8 82,5 83,5 81,9 Mei Sap 141,6 140,3 138,3 145,7 Amb 97,6 96,7 95,5 100,4 Sumber Data :Diolah,2017 Berdasarkan data indeks produktivitas parsial untuk wilayah Saparua, dapat dilihat bahwa untuk input bahan baku dibandingkan untuk periode dasar (februari ), menunjukkan kenaikan produktivitas di atas 100 % pada bulan-bulan berikutnya khususnya untuk wilayah Saparua. Sedangkan untuk wilayah pemasaran Ambon sendiri, indeks produktivitas hanya mengalami kenaikan indeks di periode Maret, sedangkan pada bulan April dan Mei, indeks produktivitas mengalami penurunan, dengan indeks terendah yang dicapai adalah pada periode April sebesar 81,9 % atau turun sebesar 18,1 % untuk input teknologi. Produktivitas tertinggi ditunjukkan di bulan mei sebesar 145,7% dengan peningkatan sebesar 45,7% melalui input teknologi yang lebih berpengaruh terhadap penjualan di Saparua. Penurunan produktivitas teknologi menunjukkan bahwa peralatan produksi yang selama ini digunakan di bulan april untuk memproduksi gula merah Saparua, belum mampu mengoptimalkan kualitas serta kuantitas produksi, baik dari aspek efisiensi waktu pengolahan yang berpengaruh terhadap siklus produksi dan jumlah yang dijual, maupun kualitas dari produk gula merah Saparua itu sendiri. Faktor lain yang turut berpengaruh adalah faktor ketrampilan dan pengetahuan petani pengrajin yang masih terbatas dalam hal produksi maupun pemasaran. Salah satu contoh nyata, berupa kemasan produk. Dimana kemasan hanya dengan menggunakan plastik kresek yang sebenarnya tidak layak dari segi estetika dan berbahaya bagi lingkungan dan konsumen yang menkonsumsi produk. Selain input teknologi, input tenaga kerja juga menunjukkan penurunan produktivitas. Penurunan tersebut disebabkan antara lain karena adanya kesulitan dari petani pengrajin dalam menyadap air nira pada periode tertentu diakibatkan jumlah air nira yang disadap tidak sesuai dengan target, mengingat di saat itu juga sedang musim hujan. Penurunan produktivitas lebih banyak berpengaruh terhadap penjualan di wilayah Ambon. Hal tersebut, ditunjukkan melalui hasil penjualan gula merah yang lebih banyak terjual di Saparua dibandingkan di wilayah Ambon. Kondisi tersebut disebabkan harga jual yang lebih tinggi dan perputaran modal yang lebih lambat. Selain itu, dikarenakan faktor iklim dengan curah hujan intensitas sedang sampai tinggi pada periode tertentu, mengakibatkan petani pengrajin enggan untuk melakukan perjalanan jauh dan memilih untuk memasarkannya di wilayah lokal Saparua. 4.2. Indeks Produktivitas Total Indeks produktivitas total diperoleh dengan membandingkan seluruh output dengan seluruh input yaitu bahan baku, tenaga kerja, energi dan tekhnologi. p-issn: 2302-9560/e-ISSN: 2597-4599 9

Secara garis besar, fluktuasi produktivitas total dapat disajikan dalam table dan histogram berikut ini. Tabel 2. Indeks Produktivitas Total Sumber Data :Data diolah,2017 150 100 50 0 Indeks Produktivitas Total Indeks Produktivitas Total Gambar 1. Histogram Grafik Perbandingan Indeks Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa tingkat produktivitas total usaha gula merah Saparua mengalami fluktuasi dari periode ke periode, yang menunjukkan peningkatan produktivitas tertinggi di bulan maret sebesar 26,9 %, sedangkan tingkat produktivitas terendah terjadi di bulan april sebesar 0,4 %. Walaupun terjadi penurunan produktivitas pada 2 (dua) bulan berikutnya, tapi sifat penurunannya relatif stabil dan masih diatas target periode dasar. Penurunan tersebut lebih banyak disebabkan oleh faktor penggunaan tekhnologi dan tenaga kerja yang sebelumnya dijelaskan dalam konteks produktivitas secara parsial. 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya, maka ada beberapa poin-poin penting kesimpulan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan pengukuran produktivitas secara parsial, indeks terendah yang dicapai adalah pada periode April sebesar 81,9 % atau turun sebesar 18,1 %, untuk input teknologi yang khususnya lebih berpengaruh untuk penjualan di daerah Ambon. Sedangkan Produktivitas tertinggi ditunjukkan di bulan mei yaitu sebesar 145,7% dengan peningkatan sebesar 45,7% melalui input teknologi yang lebih berpengaruh terhadap penjualan di Saparua.Sedangkan untuk pengukuran produktivitas total menunjukkan peningkatan produktivitas, dimana produktivitas tertinggi terjadi di bulan maret sebesar 26,9 %, sedangkan tingkat produktivitas terendah terjadi di bulan april sebesar 0,4 total menunjukkan peningkatan produktivitas, dimana produktivitas tertinggi terjadi di bulan maret sebesar 26,9 %, sedangkan tingkat produktivitas terendah terjadi di Periode Februar Maret Mei April i AOP Total 86.710 113.74 115.84 130.12 (dalam Rp.000) 6 6 9 Indeks Output 1,0000 1,3118 1,0184 1,1232 RIP Total 55.866 57.727 58.509 60.024 (dalam Rp.000) Indeks Input 1,0000 1,0333 1,0135 1,0258 Indeks 100,0 126,9 100,4 109,4 Produktivitas bulan april sebesar 0.4%. 5.2 Saran Adapun saran yang bisa diambil dalam penelitian ini antara lain perlu peningkatan daya saing terhadap usaha sejenis yang datang dari luar Maluku dengan cara meningkatkan produktivitas melalui peningkatan kualitas dan mengusahakan agar seluruh produk dapat terserap di pasar dengan harga yang menguntungkan. Selain itu perlu strategi untuk meningkatkan produktivitas usaha gula merah Saparua dengan memperhatikan kebutuhan pasar, melakukan diversifikasi produk dalam hal bentuk, ukuran berat dan kemasan yang sesuai dengan selera konsumen. Serta perlunya penerapan teknologi pertanian tepat guna yang dapat difasilitasi oleh Pemerintah daerah, Dinas Perindustrian, LSM, Perguruan tinggi maupun sumbersumber lain. DAFTAR PUSTAKA Basri,Y dan Mahendro Nugroho.,2009, Ekonomi Kerakyatan : Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Universitas Trisakti, Jakarta. Fristia dan Ardy Maulidy Navastra,.2014, Faktor Penyebab belum berkembangnya Industry Kecil Batik Desa Kenongo Kecamatan Tulangan Sidoarjo, Jurnal Teknik Pomits. Institut Teknologi Sepuluh November.Surabaya. Holle,F dan Retno Mustika Dewi.,2014, Pengembangan Industri Kecil Tahu dan Tempe Desa Sepande Kecamatan Cadil kabupaten Sidoarjo, Jurnal Ilmiah. Program Studi Pendidikan Ekonomi.Universitas Negeri Surabaya. http://www.agrosukses.com/artikel.2014.bisnis Gula Merah Prospeknya semakin Manis p-issn: 2302-9560/e-ISSN: 2597-4599 10

http://beritadaerah.co.id/2014/09/17.gula-aren-bantentembus-pasar-ekspor-australia-dan-belanda/ Kristiningsih and Trimajino,Adrianto..2014,Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Perkembangan Usaha Kecil Menengah : Studi Kasus Pada UKM di Wilayah Surabaya. In :The 7 th NCFB and Doctoral Colloqurium 2014 Towards a New Indonesia Business Architecture, Fakultas bisnis dan pascasarjana UKWMS,Surabaya. Mangunwidjaja, D dan Sailah., I,2009, Pengantar Teknologi Pertanian, Penebar swadaya,bogor Mudrajad Kuncoro..2007,Ekonomi Pembangunan : Teori, masalah dan Kebijakan, AMP YKPN,Yogyakarta. Muhlisin.,A.2014,Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuaan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha : Survey pada Pengrajin Sentral Rajut Binong Jati Bandung, Artikel. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia,Bandung. Mulyadi.,2003,Akuntansi Manajemen : Konsep,Manfaat dan Rekayasa,Salemba Empat,Jakarta. Suprobo,P.F,Hariastuti, Mardiana C,Prihatin R dan Suparjo,2013. Pengukuran Produktivitas Kinerja UKM Sandang-Kulit Berdasarkan Aspek Produksi dan Pemasaran.Jurnal EcoTeknologi Uwika. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah. p-issn: 2302-9560/e-ISSN: 2597-4599 11