TINJAUAN PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat karena harganya terjangkau dan mudah diperoleh. Jamu gendong

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

Kontaminasi Pada Pangan

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan. Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain

Bacillius cereus siap meracuni nasi anda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan kepada manusia melalui makanan (Suardana dan Swacita, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Sehat merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Bebas dari segala penyakit

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, garam halus, tapioka, minyak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

Pangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini merupakan indikator kualitas air karena keberadaannya menunjukan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging Ayam

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, namun demikian pada

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

: Clostridium perfringens

BAB I PENDAHULUAN. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

BABI PENDAHULUAN. Rawon merupakan salah satu makanan khas Jawa Timur yang mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

BAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging

Morfologi dan Taksonomi Escherichia coli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI ANTIBIOTIK TERHADAP Staphylococcus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan saat ini banyak industri

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan kesehatan. Gaya hidup yang kembali ke alam (Back to nature)

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

Enterobacter sakazakii dan Meningitis

BAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan berat badan, anemia, dan sebagainya (Rahal et al., 2014). Sayuran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup. Bakteri juga banyak terdapat pada saluran pencernaan ternak

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan nasional dapat

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

DASAR KEHIDUPAN MIKROORGANISME DI LINGKUNGAN. ZAENAB, SKM, M.Kes. HP : /

MIKROORGANISME PATOGEN. Prepare by Siti Aminah Kuliah 2. Prinsip Sanitasi Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga family

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR SINGKATAN... v. DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Jamu Cara pandang orang yang lebih ramah lingkungan melahirkan Green Science yang saat ini menjadi perhatian dunia. Mulai dari hemat energi hingga berbagai produk back to nature yang sedang marak diterapkan di berbagai belahan dunia. Berbeda dengan konsep back to nature di dunia Barat, live with nature sudah menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia sejak dulu. Salah satunya terefleksi dalam produk jamu untuk kesehatan dan kecantikan yang secara turun temurun digunakan oleh masyarakat. Namun produk ini tidak dapat dimasukkan dalam pelayanan kesehatan masyarakat karena banyak yang hanya memiliki data empiris tetapi belum memiliki data klinis, evidence base (Tilaar, 2010). Popularitas dan perkembangan obat tradisional semakin meningkat dengan slogan kembali ke alam. Hal ini dibuktikan oleh semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat radisional. Industri-industri tersebut berlomba-lomba memproduksi obat tradisional secara modern. Namun, masih banyak industri rumah tangga yang membuat obat tradisional secara sederhana. Mereka menerapkan resep-resep kuno yang dipercaya bermanfaat untuk kesehatan (Suharmiati, 2005). Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang sangat diminati masyarakat karena harganya terjangkau dan mudah diperoleh, terutama dari penjaja jamu gendong yang banyak dijumpai, baik di kota maupun di desa. Usaha jamu gendong terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang banyak menggunakannya sebagai minuman penyegar atau obat penyakit ringan. Konsumen jamu gendong banyak tersebar, baik di pedesaan maupun di perkotaan dan diperkirakan semakin meningkat dari hari ke hari. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah penjaja jamu gendong (Suharmiati, 2003). Menurut data Departemen Kesehatan, peningkatan jumlah penjaja jamu gendong cukup pesat, yaitu dari 13.128 orang pada tahun 1989 menjadi 25.077 orang pada tahun 1995. Angka tersebut barangkali masih di bawah angka sebenarnya, mengingat sangat banyak penjaja jamu gendong, sehingga besar kemungkinan banyak yang tidak terdata. Jamu gendong merupakan industri

rumah tangga yang dibuat dan diolah dengan peralatan sederhana, pembuatannya cukup mudah dan bahan baku banyak tersedia di pasar-pasar atau di toko bahan baku jamu (Depkes RI, 1996). Sejarah Jamu Gendong Kata jamu berasal dan kata jampi (dalam krama Jawa kuno). Jampi berarti ramuan ajaib. Jampi-jampi berarti mantera oleh dukun, sedangkan kata menjampi berarti menyembuhkan dengan magis/mantera. Artinya saat dukun membuat jamu, dia harus berdoa meminta restu dari Tuhan (Tilaar, 2010). Pada masa pemerintahan kerajaan di Jawa Tengah, dan kerajaan Mataram yang selanjutnya pecah menjadi Keraton Ngayogjokarto dan Surokarto, penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak dilakukan sampai pelosok desa. Hal ini disebabkan sistem transportasi belum maju seperti saat ini. Pusat kesehatan milik kerajaan yang disebut Dinas Kesehatan Kerajaan berkedudukan di ibukota kerajaan. Rumah sakit untuk pengobatan modern yang diselenggarakan oleh pemerintah Hindia Belanda juga berada di Ibukota. Hal ini mendorong masyarakat untuk berupaya mengatasi masalah kesehatannya sendiri dengan memanfaatkan potensi yang ada. Praktik-praktik pengobatan yang dilakukan oleh orang pintar, dukun atau wiku sebagian besar menggunakan ramuan (jamu), sebagian rnenggunakan ilmu kebatinan dan ada yang menggabungkan kedua cara tersebut. Selanjutnya, karena tenaga laki-laki lebih diperlukan untuk usaha pertanian, penjualan jamu lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan. Jamu yang dijual pada saat itu banyak dibuat oleh dukun bayi. Sehingga jenis jamu yang dijual hanyalah untuk perempuan, terutama yang sedang mengandung atau baru melahirkan. Setelah mengetahui usaha tersebut rnenguntungkan, penjual jamu mulai menjual jamu buatannya sendiri. Bahkan banyak menarik minat perempuan lain untuk berjualan. Resep-resep jamu yang diperoleh dari para dukun bayi tersebut mulai ditularkan dari mulut ke mulut, sehingga semakin banyak orang yang mengetahuinya (Suharmiati, 2003). Sesudah masa kemerdekaan, banyak penduduk desa yang pindah ke kota untuk mengadu nasib dengan cara menjadi buruh atau berdagang, demikian juga para penjual jamu tersebut. Mengingat konsumen yang dilayani berbeda-beda,

jenis jamu yang dijual akhimya berupa jamu-jamu yang mempunyai khasiat lebih umum, seperti cabe puyang, beras kencur dan daun pepaya. Saat ini jenis jamu yang dijual oleh penjual jamu semakin banyak. Meskipun demikian mereka tetap mengembangkan resep-resep yang diturun oleh leluhurnya (Tilaar, 2010). Pengolahan Jamu gendong Jamu gendong biasanya dibuat dalam jumlah kecil untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kepentingan keluarga. Namun tidak tertutup kemungkinan jamu gendong dibuat dalam jumlah besar, misalnya untuk dijual atau yang dibuat berdasarkan pesanan. Pembuatan jamu gendong secara umum dibedakan menjadi dua macam, yakni dengan cara merebus seluruh bahan atau mengambil (memeras sari) yang terkandung di dalam bahan baku, kemudian mencampurnya dengan air matang. Beberapa bahan ramuan yang akan direbus dan diperas biasanya diirisiris atau dihancurkan lebih dulu (Suharmiati, 2003). Ramuan yang dibuat tanpa direbus, harus dicampur dan dimasukkan ke dalam air bersih yang telah masak. Ramuan ini digunakan dalam keadaan segar dan jika dalam waktu 12 jam belum digunakan, sebaiknya dibuang. Untuk ramuan yang dibuat dengan cara direbus, digunakan air mentah yang bersih. Ramuan ini boleh disimpan 24 jam (sehari semalam) dan setelah melampaui waktu tersebut sebaiknya dibuang. Pembuatan yang dilakukan secara tradisional biasanya tidak menggunakan takaran yang tepat, tetapi hanya perkiraan berdasarkan pengalaman yang merupakan warisan dan kebiasaan. Dengan cara seperti itu, kemungkinan besar rasa dan jamu yang dihasilkan tidak selalu sama dan waktu ke waktu. Berbeda jika bahan baku yang digunakan sudah ditakar dengan takaran pasti (Suharmiati, 2005). Rasa ramuan sangat bervariasi, tergantung dari ramuannya. Ada yang mempunyai rasa pahit, asam atau segar. Untuk mengurangi rasa yang kurang disukai, dapat ditambahkan bahan-bahan seperti jeruk nipis. Rasa pahit dapat dikurangi dengan menambahkan madu, gula merah, gula batu atau gula pasir. Tidak dianjurkan menggunakan pemanis buatan dalam pembuatan jamu gendong. Penampilan jamu merupakan satu hal yang tidak boleb diabaikan. Karenanya harus diupayakan menampilkan warna yang menarik. Untuk ramuan yang

mempunyai warna kurang menarik, misalnya ramuan beras kencur, dapat ditambahkan kunyit secukupnya agar warna ramuan lebih menarik (Suharmiati, 2003). Pembuatan ramuan dalam jumlah besar akan memberi peluang terjadinya pencemaran yang lebih tinggi. Agar diperoleh ramuan yang memenuhi persyaratan kesehatan, perlu diperhatikan air yang digunakan, kondisi pembuat ramuan, bahan baku, peralatan, serta wadah yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan dalam membuat ramuan juga harus dalam keadaan bersih. Sebelum digunakan, peralatan harus sudah dalam keadaan bersih dan dikhususkan untuk pembuatan ramuan. Setelah digunakan sebaiknya peralatan tersebut dalam keadaan kering di tempat yang tidak lembab agar tidak ditumbuhi jamur (Suharmiati, 2005). Bakteri Escherichia coli Bakteri patogen dalam saluran cerna merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada saluran cerna manusia. Jenis bakteri yang paling sering menyebahkan infeksi pada saluran cerna adalah hakteri-bakteri famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini dapat hidup dalam usus besar manusia dan hewan, dalam tanah dan dalam air. Karena hidup dalam usus besar manusia, bakteribakteri ini sering disebut bakteri enterik (Radji, 2011). Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan. Sebagian besar penyakit yang disebabkan Escherichia coli ditularkan melalui makanan yang tidak dimasak dan daging yang terkontaminasi. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam lambung dan enzim-enzim di lambung atau oleh empedu dan enzim di usus halus (Pratiwi, 2008). Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 mikrometer dan diamater 0,5 mikrometer, bersifat anaerob fakultatif, biasanya dapat bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri mi umumnya hidup pada rentang 20-40 0 C, optimum pada 37 C (Dwidjoseputro, 1985). Escherichia coli merupakan merupakan flora normal yang terdapat pada saluran pencernaan manusia. Flora tetap yang hidup di bagian tubuh manusia

mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Flora normal dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Tetapi yang penting adalah flora normal tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya (Brooks, 2001). Penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak langsung dan biasanya terjadi di tempat yang kurang memiliki sanitasi lingkungan yang bersih (Radji, 2011). Organisme yang paling umum digunakan sebagai petunjuk adanya pencemaran pada air adalah Escherichia coli dan kelompok koliform secara keseluruhan. Escherichia coli, tidak diragukan lagi berasal dan kotoran manusia dan adanya Escherichia coli harus dianggap sebagai petunjuk adanya polusi kotoran yang memerlukan tindakan secepatnya (Buckle, 2007). Hampir semua hewan berdarah panas dapat dikolonisasi oleh Escherichia coli hanya dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah dilahirkan. Kolonisasi pada bayi dapat terjadi oleh bakteri yang ada dalam makanan atau air atau dengan kontak langsung melalui pengasuh bayi. Kolonisasi dalam saluran cerna manusia biasanya terjadi setelah 40 hari dilahirkan. Escherichia coli dapat melekat pada usus besar dan bertahan selama heberapa bulan bahkan beberapa tahun. Perubahan populasi bakteri Escherichia coli terjadi dalam periode yang lama, hal ini dapat terjadi setelah infeksi usus atau setelah penggunaan kemoterapi atau anti mikroba yang dapat membunuh flora normal.beberapa galur Escherichia coli menjadi penyebab infeksi pada manusia, seperti infeksi saluran kemih. Infeksi Escherechia coli sering kali berupa diare yang disertai darah, kejang perut, demam dan terkadang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal ( Radji, 2011 ). Berikut klasifikasi bakteri Escherichia coli (Dwidjoseputro, 1985): Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Protophyta : Schizornycetes : Eubacteriales : 1nterobacteriaceac : Eseherichia : Eseherichia coli

Bakteri Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat. Memiliki diameter 0,4 sampai 1 mikron, dengan diameter 0.4 1.2 mikrometer. Tidak bergerak dan tidak berspora.koloni mikroskopik cenderung berbentuk menyerupai buah anggur. Dapat tumbuh pada suhu 20-40 C dan suhu optimum 35 C dan dalam NaCl 15 % (Volk, 1989). Staphylococcus aureus merupakan flora normal yang terdapat pada kulit manusia. Merupakan jenis bakteri patogen yang dapat menimbulkan infeksi dan kelainan pada kulit (Radji, 2011). Secara ekologis Staphylococcus aureus erat sekali hubungannya dengan manusia terutama pada bagian kulit, hidung dan tenggorokan. Dengan demikian makanan dan minuman kehanyakan tercemar melalui pengelolaan oleh manusia.secara keseluruhan organisme ini tidak kuat bersaing dengan mikroba lainnya dan akibatnya bakteri ini tidak mempunyai peran penting pada bahan-bahan pangan yang tidak dimasak. Akan tetapi, dalam bahan pangan yang telah dimasak atau diasin, dimana organisme yang ada telah rusak oleh pemanasan atau pertumbuhannya terhambat oleh konsentrasi garam, sel-sel Staphylococcus aureus dapat terus berkembang mencapai tingkat yang membahayakan. Keracunan karena bahan pangan yang tercemar Staphylococcus aureus kebanyakan berhubungan dengan produk bahan pangan yang telah dimasak terutama yang dikelola oleh manusia. Gejala-gajala dan bahan pangan yang tercemar Staphylococcus aureus bersifat intoksikasi. Pertumbuhan organisme ini dalam bahan pangan menghasilkan racun enterotoksin, dimana apabila termakan dapat mengakibatkan serangan mendadak. yaitu kekejangan pada perut dan muntah-muntah yang hebat. Diare dapat juga terjadi (Buckle, 2007). Staphylococcus aureus merupakan flora normal yang terdapat pada kulit manusia. Merupakan jenis bakteri patogen yang dapat menimbulkan infeksi dan kelainan pada kulit (Radji, 2011). Secara ekologis Staphylococcus aureus erat sekali hubungannya dengan manusia terutama pada bagian kulit, hidung dan tenggorokan. Dengan demikian makanan dan minuman kehanyakan tercemar melalui pengelolaan oleh manusia. Secara keseluruhan organisme ini tidak kuat bersaing dengan mikroba lainnya dan akibatnya bakteri ini tidak mempunyai

peran penting pada bahan-bahan pangan yang tidak dimasak. Akan tetapi, dalam bahan pangan yang telah dimasak atau diasin, dimana organisme yang ada telah rusak oleh pemanasan atau pertumbuhannya terhambat oleh konsentrasi garam, sel-sel Staphylococcus aureus dapat terus berkembang mencapai tingkat yang membahayakan. Keracunan karena bahan pangan yang tercemar aureus kebanyakan berhubungan dengan produk bahan pangan yang telah dimasak terutama yang dikelola oleh manusia. Gejala-gajala dan bahan pangan yang tercemar staphylococcus aureus bersifat intoksikasi. Pertumbuhan organisme ini dalam bahan pangan menghasilkan racun enterotoksin, dimana apabila termakan dapat mengakibatkan serangan mendadak. yaitu kekejangan pada perut dan muntah-muntah yang hebat. Diare dapat juga terjadi (Buckle, 2007). Berikut klasifikasi bakteri Staphylococcus aureus (Dwidjoseputro, 1985): Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Protophytas : Schizomycetes : Eubacteriafes : Micrococcaceae : Staphylococcus : Staphylococcus aureus Bakteri Salmonella sp. Sifat-sifat umum Salmonella sp yaitu bakteri gram negatif batang, panjang pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak aktif dengan flagella peritrich, tumbuh dlm media sederhana,dengan suhu optimum 37 o C, fakultatif anaerob. Menimbulkan penyakit Salmonellasis yang berpusat di usus penderita (Depkes RI 2003). Salmonella adalah suatu genus bakteri yang merupakan penyebab utama penyakit bawaan makanan di seluruh dunia. Bakteri umumnya ditularkan ke manusia melalui konsumsi minuman/makanan yang terkontaminasi yang berasal dari hewan, terutama daging, unggas, telur dan susu. Gejala infeksi Salmonella biasanya muncul 12-72 jam setelah infeksi, dan termasuk demam, sakit perut, diare, mual dan kadang-kadang muntah. Penyakit yg disebabkan oleh bakteri yg umumnya ditandai dengan gejala enterokolitis akut, dengan sakit kepala yang tiba-tiba, salit perut, diare, mual dan kadang-kadang muntah (http//www.who.int).

Berikut klasifikasi bakteri Salmonella sp (Depkes RI 2003) Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Protophyta : Schyzomycetes : Eubacteriales : Enterobactericeae : Salmonella : Salmonella Sp