BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab III. Metodologi penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kausal. Sugiyono (2010, hal.13) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Unit

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kolerasional. dengan pendekatan korelasional adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori, dan konseptualisme. Metode

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian dalam penyusunan laporan dengan judul Pengaruh Promosi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

ANALISIS DATA KUANTITATIF

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta.

sementara terhadap rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Produktivitas Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian merupakan suatu rencana untuk memilih jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian bersifat asosiatif. Dengan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ilmiah yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran langkah-langkah secara sistematis untuk memudahkan menganalisa masalah yang dihadapi sehingga penelitian menjadi jelas dan sesuai dengan tujuan serta memberikan kemudahan bagi pembaca untuk memahami penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini digunakan metoda diskriptif kualitatif dan kuatitatif. 3.1. Desain Penelitian Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2004), data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama baik individu maupun perseorangan dengan penyebaran kuesioner dan hasil wawancara. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Data primer dapat diperoleh secara langsung dari sumber yang diamati, melalui kegiatan observasi, penyebaran kuesioner dan wawancara langsung mengenai objek yang diteliti. Data sekunder adalah data yang yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi (Supranto, 2000). Berdasarkan sifatnya data dibagi menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk angka atau bilangan, misalnya kepuasan pelanggan (sangat puas, puas, kurang puas dan sebaginya). Data kualitatif dibagi menjadi data nominal dan data ordinal. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan, misalnya luas tanah. Jumlah penduduk dan sebagainya. Data kuantitatif dibagi menjadi data interval dan data rasio (Kuswadi dan Mutiara,2004) Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, serta sumber data berasal dari data primer dan sekunder, seperti dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini. 33

Tabel 3.1. Jenis dan Sumber Data Data Jenis Data Sumber Data Dasar latar Data primer dari Kuantitatif belakang penelitian perusahaan Data sekunder dari studi Dasar pengukuran kepustakaan dan data variabel-variabel Kualitatif primer, konsultasi dengan dalam penelitian dosen Sikap kerja 5S Kualitatif Data primer dari kuesioner karyawan Hambatanhambatan yang Data primer dari kuesioner Kualitatif mempengaruhi karyawan pelaksanaan 5S Menurut Nazir (2005) data dapat dibagi menjadi empat berdasarkan ukurannya yaitu : 1. Data Nominal Data nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. Ciri-ciri data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit. Data nominal merupakan data diskrit dan tidak memiliki urutan. Bila objek dikelompokkan ke dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan angka, set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa. 2. Data ordinal Data ini, selain memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan. Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja. 34

3. Data Numerik Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala interval dinamakan data interval. 4. Data Rasio Data rasio, yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala rasio memiliki titik nol. Karenanya, interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka ratarata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol di atas. Oleh karena ada titik nol, maka data rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. Data numerik dan data ordinal merupakan data yang digunakan dalam statistik non parametrik. Statistik parametrik digunakan untuk menganalisis data yang yang bersifat ordinal dan numerik. Santoso (2010) menyatakan Statistik non parametrik adalah analisis yang tidak menggunakan parameter-parameter dan tidak mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Pada analisis statistik parametrik menggunakan parameter-parameter seperti mean, deviasi standar, variansi. Statistik non parametrik digunakan untuk menganalisis data yang bersekala nominal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi (tidak harus berdistribusi normal) Jenis data yang dipergunakan untuk statistik non parametrik adalah data yang bersifat ordinal dan nominal. untuk lebih jelasnya maka di bawah ini dibuatkan gambar diagram sebagai pedoman dalam penggunaan statistik non parametrik. Gambar 3.1. Penggunaan Metode Non Parametrik, Sumber: Santoso (2010) 35

Data-data kuesioner merupakan bentuk dari skala ordinal sehingga pengolahan datanya biasa menggunakan metode non parametrik. Uji hipotesa yang digunakan untuk metode non parametrik dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis. Skala Pengukuran Variabel Nominal Ordinal Numerik (interval dan rasio) Tabel 3.2. Penggolongan Uji Hipotesis Jenis Hipotesis Komparatif/Assosiatif 2 Kelompok > 2 kelompok Tidak Tidak Berpasangan Berpasangan Berpasangan Berpasangan Chi Square Chi Square McNemar Fisher Fisher Marginal Cochran Kolmogorov Kolmogorov homogeneity Smirnov Smirnov McNemar Marginal homogeneity Wilcoxon Uji t berpasangan Sumber: Nazir (2005) Chi Square Fisher Kolmogorov Smirnov Mann- Whitney Uji t tidak berpasangan Cochran Chi Square Fisher Kolmogorov Smirnov Korelatif Coefisen Kontigensi Lambda Somers d Gamma Friedman Kruskal-Wallis Spearman ANOVA ANOVA Pearson Dalam penelitian ini menggunakan hipotesa ANOVA untuk melihat perbedaan usia dan masa kerja. Karena data berupa ordinal sedangkan pengujian hipotesa merupakan pengujian data rasio/interval maka harus dilakukan transpormasi data dengan cara menaikkan data dari pengukuran skala ordinal menjadi data dalam skala interval dengan Metode Suksesive Interval. Menurut Al-Rasyid (1994), menaikkan data dari skala ordinal menjadi skala interval dinamakan transformasi data. Transformasi data itu dilakukan diantaranya adalah dengan menggunakan Metode Suksesive Interval (MSI). Tujuan dari dilakukannya transformasi data adalah untuk menaikkan data dari skala pengukuran ordinal menjadi skala dengan pengukuran interval yang lazim digunakan bagi kepentingan analisis statistik parametrik. Transformasi data ordinal menjadi interval itu, selain merupakan suatu kelaziman, juga untuk mengubah data agar memiliki sebaran normal. Artinya, setelah dilakukan transformasi data dari ordinal menjadi interval, penggunaan model dalam suatu 36

penelitian tidak perlu melakukan uji normalitas. Karena salah satu syarat penggunaan statistik parametrik, selain data harus memiliki skala interval (rasio), data juga harus memiliki distribusi (sebaran) normal. 3.2. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel 5S yaitu seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke, dan hambatan dalam pelaksanaan 5S. Untuk indikatornya dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah dengan total pertanyaan untuk 5S adalah 25 pertanyaan dan untuk faktor-faktor hambatan kerja yang mempengaruhi pelaksanaan 5S terdapat 5 pertanyaan. Tabel 3.3. Indikator Penelitian Sikap Kerja 5S Dimensi Seiri (Ringkas) Seiton (Rapi) Seiso (Resik) Shitsuke (Rajin) Indikator 1. Barang dan Bahan 2. Metode Penyimpanan (Stratifikasi) 3. Area Kerja 1. Label Penyimpanan 2. Mesin dan Peralatan 3. Rak dan Tempat Penyimpanan Lainnya 1. Area Kerja 2. Tanggung Jawab Kebersihan 3. Mesin dan Peralatan 1. Tanggung Jawab 2. Peraturan dan Prosedur 3. Disiplin Pernyataan Kuesioner 1-5 6-10 10-15 20-25 Hambatan 1. Kepemimpinan 2. Tempat Penyimpanan dan Alat Kebersihan 3. Pemahaman 26-30 Sumber : 5S (Osada), Hambatan (Syukur) yang disesuaikan dengan perusahaan.) 3.3. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara, merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi mengenai isu yang diteliti (Sekaran, 2006). 37

Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait sebagai narasumber yang memiliki pengalaman dan kompetensi di bidang produksi untuk memperoleh data-data primer tentang pelaksanaan program 5S. 2. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada responden yang dibuat dalam bentuk pernyataan dalam skala likert. 3. Observasi atau pengamatan, adalah proses pengamatan responden dalam lingkungan kerja mereka sehari-hari, aktifitas dan perilaku mereka dalam pekerjaan (Sekaran, 2006). Pengumpulan data observasional untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan pelaksanaan program 5S. 3.4. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Riduwan, 2005). Populasi menurut Frankel dan Wallen (Riyanto, 2005) adalah kelompok yang meneliti, dimana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan objek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian. Pada penelitian ini jumlah populasi yang dijadikan penelitian adalah karyawan Bagian Winding Unit Spinning 1 PT. Argo Pantes, Tbk berjumlah 88 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2004). Adapun Sekaran (2003) menyatakan sampel sebagai sub kelompok atau sebagian dari populasi. Surakhmad (2004) menjelaskan apabila ukuran populasi kurang lebih 100, maka pengambilan sample sekurang-kurangnya 50% dari populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel yang diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari populasi. Rumus perhitungan metode sampel yang dirumuskan adalah sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2007). 38

Dimana S : Jumlah sample yang di ambil n : Jumlah anggota populasi Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Salah satunya adalah simple random sampling. Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila dalam anggota populasi tersebut dianggap homogen (Ridwan dan Kuncoro, 2007). Berdasakan alasan yang dikemukakan oleh Surakhmad (2004), Ridwan dan Kuncoro (2007) tersebut, maka penelitian menggunakan teori ini dalam penentuan jumlah sampel yaitu dengan cara simple random sampling. Penelitian ini memiliki jumlah populasi sebanyak 88 orang. Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : 44 orang Dengan menggunakan teori tersebut maka diperoleh jumlah responden sebanyak 44 orang. Sampel tersebut terdiri dari Shift Leader, Supervisor dan Operator yang ada di bagian produksi dengan masa kerja minimal 2 tahun. 39

Opsi pertanyaan diajukan kepada responden dengan menggunakan skala likert. Djaali dan Muljono (2007) berpendapat bahwa skala likert s adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu. Skala likert s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert s, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator varibel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert s mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Pemilihan jawaban dari skala likert s tersebut adalah (Sugiyono, 2004) : a. Penerapan 5S 1. Sangat tidak setuju diberi skor 1 2. Tidak setuju diberi skor 2 3. Ragu-ragu diberi skor 3 4. Setuju diberi skor 4 5. Sangat setuju diberi skor 5 b. Hambatan 1. Sangat tidak baik diberi skor 1 2. Tidak baik diberi skor 2 3. Cukup baik diberi skor 3 4. Baik diberi skor 4 5. Sangat baik diberi skor 5 3.5. Teknik Analisis Data Menurut Patton (1980) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Bodgan dan Taylor (1975) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan 40

tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitik beratkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi : Analisis data, proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dilakukan dibantu dengan software SPSS 22. 3.5.1. Uji Validitas dan Reabilitas Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas kuesioner, maka kuesioner tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2004). Uji validitas menunjukkan sejauh mana tingkat ketepatan penggunaan alat ukur tersebut terhadap gejala yang ingin diukur. Menurut Santoso (2005) kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan dalam suatu angket atau kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner atau angket tersebut. Keputusan pada sebuah butir pertanyaan dianggap valid, yang bisa dilakukan dengan beberapa cara : Jika koefisien korelasi product momen melebihi 0,3 (Sugiyono,2004) Jika koefisien korelasi product moment > r-tabel (α : n-2) n = jumlah sampel Nilai sig α Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Menurut Malhotra (2007), reliabilitas adalah sejauh mana skala mampu menciptakan hasil yang konsisten jika pengukuran berulang dilakukan 41

terhadap karakteristik tertentu. Uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach s Alpha dapat menunjukkan seberapa tingginya indikatorindikator pada setiap konstruk berkorelasi dan berhubungan satu sama lainnya. Menurut Sekaran (2006) nilai Cronbach s Alpha kurang dari 0,6 dianggap buruk, 0,7 bisa diterima dan lebih dari 0,8 adalah baik. 3.5.2. Statistik Deskriptif, Uji Mann-Whitney, Kruskal-Wallis dan Uji ANOVA Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2004). Yang termasuk dalam statistik deskriptif adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan detil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi serta perhitungan prosentase. Uji-t dua sampel independen pada statistik nonparametric mempunyai tujuan yang sama dengan uji t pada statistik parametrik, yakni ingin mengetahui apakah dua sampel bebas berasal dari populasi yang sama. Bebas atau indenpenden berarti dua sampel tersebut tidak tergantung satu dengan yang lain (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini, data sudah sesuai dengan asumsi yang disyaratkan, yaitu merupakan data statistik nonparametrik dan hanya memiliki 2 sampel. Uji perbedaan dengan menggunakan uji Mann-Whitney dapat diaplikasikan pada karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin seperti dilihat pada tabel 3.4, sedangkan uji nonparametrik yang memiliki lebih dari 2 sampel kategori menggunakan uji Kruskal-Wallis seperti pada kategori pendidikan. Kategori dan sampel dapat dilihat pada tabel 3.5. 42

Tabel 3.4. Karakteristik Responden yang menggunakan uji Mann-Whitney Kategori Sampel Alasan 1. Jenis Kelamin vs 5S 2. Jenis Kelamin vs Hambatan Laki dan Perempuan Sampel yang diuji hanya dari 2 kelompok Tabel 3.5. Karakteristik Responden yang menggunakan uji Kruskal-Wallis Kategori Sampel Alasan 1. Pendidikan vs 5S Sampel yang diuji SD, SLTP, SLTA, 2. Pendidikan vs lebih dari 2 DIPLOMA, dan S1 Hambatan kelompok Uji n sampel bebas berarti akan menguji lebih dari dua sampel yang bersifat bebas satu dengan yang lain, apakah sampel-sampel tersebut berasal dari sampel yang sama. Jika dari populasi yang sama, maka rata-rata ke-n sampel tersebut tentu relatif sama atau tidak secara signifikan (Santoso, 2010). Uji perbedaan dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dapat diaplikasikan pada karakteristik responden berdasarkan jabatan. Kategori dan sampel dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6. Karakteristik Responden yang menggunakan uji Kruskal-Wallis Kategori Sampel Alasan Sampel 1. Jabatan vs 5S yang diuji 2. Jabatan vs Shif Leader, Supervisor dan Operator lebih dari 2 Hambatan kelompok Uji perbedaan untuk lebih dari dua variabel untuk data statistik parametrik dapat digunakan uji ANOVA. ANOVA digunakan untuk menguji apakah rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan atau tidak, dan menguji apakah dua sampel atau lebih mempunyai varian yang sama atau tidak. Asumsi untuk melakukan uji anova adalah : data berdistribusi 43

normal, varian data sama, dan antar sampel tidak berhubungan satu sama lain (Santoso dan Fandi, 2004). Uji perbedaan dengan menggunakan ANOVA dapat diaplikasikan pada karakteristik responden berdasarkan umur dan masa kerja. Kategori dan sampel dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. Karakteristik Responden yang menggunakan ANOVA Kategori Sampel Alasan 1. Usia/Umur vs 5S 2. Usia/Umur vs Hambatan 1. Masa Kerja vs 5S 2. Masa Kerja vs Hambatan <21, 21-25, 26-30, 31-35, 36-40, 41-45, >45 tahun 0-3, 4-6, 7-9, 10-12, 13-15, >15 tahun Sampel yang diuji lebih dari 2 kelompok Sampel yang diuji lebih dari 2 kelompok Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada penerapan budaya kerja 5S maka diperlukan adanya suatu uji beda. Uji tersebut dilakukan berdasarkan kategori umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan dan masa kerja. Hipotesisnya adalah sebagai berikut : a. H o = tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penerapan budaya kerja 5S dan penanganan hambatan yang ada. b. H 1 = terdapat perbedaan yang signifikan dalam penerapan budaya kerja 5S dan penanganan hambatan yang ada Dengan kriteria pengujian : H o diterima jika sig. > 0,05 H o ditolak jika sig. 0,05 3.5.3. Uji Pengaruh Uji pengaruh dengan menggunakan analisis regrsi linear, yaitu hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), atau dalam artian ada variable yang mempengaruhi dan ada variable yang dipengaruhi. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan 44

variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis regresi linier ini banyak digunakan untuk uji pengaruh antara variable independen (X) terhadap variable dependen (Y). Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut : Y = a + bx Keterangan: Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X = Variabel independen a = Konstanta (nilai Y apabila X = 0) b = Koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun penurunan jika bernilai negatif) Untuk melihat seberapa kuat hubungan antara kedua variable dan untuk melihat seberapa besar variable prestasi belajar (Y) dipengaruhi oleh variable motivasi (X), dapat dilihat pada table output Model Summary seperti lampiran 10. Hipotesis diartikan sebagai pernyataan yang lemah. Disebut demikian karena masih berupa dugaan yang belum diuji. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya melalui riset. Jenis hipotesis dibedakan berdasaran keberadaan hubungan antar variable : 1. H 1, yaitu hipotesis yang menyatakan keberadaan hubungan di antara dua variable yang sedang dioperasionalkan. Menurut Arikunto (2004), hipotesis alternatif adalah yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Contoh terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar. 2. H 0, yaitu hipotesis yang menyatakan ketiadaan hubungan di antara dua variabel yang sedang dioperasionalkan. Pengertian tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (2004), hipotesis nol menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan H 0. Contoh tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi. 45

Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis hubungan (Asosiatif). Hipotesis asosiatif adalah suatu pertanyaan yang menunjukkan hubungan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2004). Hipotesis dalam uji pengaruh pada penelitian adalah sebagai berikut : a. H o = tidak terdapat pengaruh yang signifikan hambatan terhadap penerapan budaya kerja 5S. b. H 1 = terdapat pengaruh yang signifikan hambatan terhadap penerapan budaya kerja 5S. Dengan kriteria pengujian : H o diterima jika sig. > 0,05 H o ditolak jika sig. 0,05 Tabel 3.8. Nilai Koefisien Regresi (R) Interval Koefisien Tingkat Hubungan 1,000 0,80 Sangat Kuat 0,799 0,60 Kuat 0,599 0,40 Sedang 0,399 0,20 Rendah 0,199 0,00 Sangat Rendah Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2007) 46

3.6. Kerangka Penelitian LATAR BELAKANG : Perusahaan sudah menerapkan budaya kerja 5S tetapi belum pernah dilakukan suatu penilaian terhadap penerapan budaya kerja 5S kepada para karyawan sehingga belum dapat diketahui secara pasti apakah karyawan telah menerapkan budaya kerja 5S. MASALAH : Pencapaian target produksi tidak tercapai karena menurunnya kinerja perusahaan yang disebabkan belum diterapkannya budaya kerja 5S dan penanganan hambatan yang ada secara optimal oleh karyawan perusahaan. IDENTIFIKASI MASALAH : 1. Kerusakan Peralatan 2. Cacat/Defect Hasil Produksi 3. Area kerja masih kotor IMPLEMENTASI 5S TUJUAN : Untuk mengetahui a p a k a h t e r d a p a t p e r b e d a a n dalam penerapan budaya kerja 5S dan penanganan hambatan ditinjau dari aspek-aspek yang menyangkut : umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, dan masa kerja serta apakah hambatan yang mempengaruhinya. HIPOTESIS : 1. Uji Perbedaan 2. Uji Pengaruh TEORI : 1. Budaya Perusahaan 2. Budaya Kerja 3. Budaya Kerja 5S METODOLOGI : 1. Wawancara 2. Kuesioner 3. Observasi DATA DAN SUMBER DATA : 1. Dasar Latar Belakang Penelitian 2. Dasar Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian 3. Sikap Kerja 5S 4. Hambatan yang mempengaruhi ANALISIS (STATISTIK) : 1. Pengolahan Data Mentah 2. Pengujian Validitas dan Relibialitas 3. Pengujian Hipotesis KESIMPULAN Gambar 3.2. Kerangka Penelitian 47