PRESENTASI DIRI SEORANG PEKERJA SEKS KOMERSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya Instagram sudah mencuri perhatian para penggunanya, menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manusia, namun kita sering melupakan betapa besar peranannya.

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

PRESENTASI DIRI PEKERJA SEKS KOMERSIAL EMPORIUM JAKARTA (Studi Dramaturgi Mengenai Presentasi Diri Pekerja Seks Komersial di Emporium Jakarta)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berjudul Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun Istilah

BAB I PENDAHULUAN. diajak bicara mempunyai kesan tertentu tentang si pembicara. Pengelolaan kesan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gaya hidup baru. Terlebih lagi dengan pencintraan terhadap kebaya semikin

BAB II DRAMATURGI: ERVING GOFFMAN. yang namanya teori dramaturgi, Dramaturgi adalah teori yang

PERILAKU PEMANDU LAGU KARAOKE DI KOTA BANDUNG (STUDI DRAMATURGI PERILAKU PEMANDU LAGU KARAOKE DI KOTA BANDUNG)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERILAKU KOMUNIKASI TRAINER DENGAN SISWANYA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS DI DJ ARIE SCHOOL BANDUNG

PRESENTASI DIRI FOTO MODEL HIJAB DI KOTA BANDUNG

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, manusia di dunia ini tidak dapat dilepaskan dari

Interpretasi Diri Seorang Disc Jockey Perempuan. Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

Gambar 1.1 Gambar spoiler media sosial ask.fm Sumber :

Impression Management Seorang Selebgram sebagai Eksistensi Diri melalui Media Sosial Instagram

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengetahui Front Stage dan Back Stage yang dibangun oleh

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia tidak dapat menghindari interaksi sosial untuk mengungkapkan

Pakaian Sebagai Komunikasi Artifaktual

Impression Management Verbal Dan Non Verbal Pekerja Seks Komersial Di Kelurahan Talise

Presentasi Diri Seleb Instagram Hijabers

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

Pendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

PRESENTASI DIRI PADA ANDROGINI FIGUR JOVI ADHIGUNA. ( Studi Dramaturgi Pada Jovi Adhiguna Hunter Dalam Media Sosial Youtube )

Perilaku Komunikasi Pengguna Ganja (Studi dramaturgi Perilaku Komunikasi Pengguna Ganja dalam kehidupannya di Kota Bandung)

Presentasi Diri Tni Sebagai Militer dan Enterpreneur Self Presentation of TNI as Military and Entrepreneur

BAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan kesan sering kali dilakukan oleh orang-orang yang memiliki

FENOMENA PENGGUNAAN PATH SEBAGAI AJANG MENUNJUKKAN EKSISTENSI DIRI. Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata I

Kuliah ke-8 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D.

FENOMENA PEMANFAATAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PERSONAL BRANDING. Skripsi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Seperti yang dikatakan oleh Stuart dan Sudeen (1998) dalam tulisan Muchlisin

PENGELOLAAN KESAN OLEH PEKERJA SEKS KOMERSIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENUTUP Universitas Indonesia

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI MODEL KOMUNIKASI PEMBELAJARAN PADA HOMESCHOOLING KOMUNITAS KAK SETO WILAYAH KOTA MEDAN TESIS.

PRESENTASI DIRI MAHASISWI BERTATO. (Studi Dramaturgi pada Mahasiswi Bertato di Kota Bandung) SelfPresentation Of Tattooed Collage Student

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. guna mendapatkan tujuan atas konstruksi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam program acara. Hal tersebut menjadikan banyaknya bermunculan televisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

MAKNA BULLYING DI MEDIA SOSIAL ASK.FM. The meaning of social media bullying in ask.fm

PRESENTASI DIRI PERSONAL TRAINER GYM DI KOTA PEKANBARU Oleh : Yuditia Winanda Pembimbing : Nova Yohana, S.Sos, M.I.Kom

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

ANALISIS PENERAPAN DRAMATURGI PADA PENYIAR RADIO (Studi Pada Pengelolaan Kesan Oleh Penyiar Dalam Program Pergi Pagi 88.4 Global FM) TUGAS AKHIR

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. aktifitas presentasi diri Seleb Instagram Hijabers, bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PRESENTASI DIRI WUJUD PANGGUNG UTAMA AKTOR POLITIK

BAB III METODE PENELITIAN

Presentasi Diri Perempuan Musisi Hardcore Studi Dramaturgi Mengenai Presentasi Diri Perempuan Musisi Hardcore

STRATEGI DRAMATURGI DALAM PENGGUNAAN SELEBRITIS SEBAGAI PENYIAR RADIO DI BAHANA FM JAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Tangkuban Perahu saja. Banyak yang bisa wisatawan temui di sini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Indonesia adalah sebuah Negara yang menganut gaya kepemimpinan

BAB V PENUTUP. maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : lebih terbuka dan lebih bersifat kekeluargaan. Hal tersebut dilakukan agar

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

ANALISIS WATAK TOKOH NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

IMPRESSION MANAGEMENT. MATA KULIAH : ISU-ISU KONTEMPORER BY DYAN RAHMIATI, M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah

DRAMATURGI PRA PERCERAIAN REMAJA ( STUDI DI KABUPATEN PASER KECAMATAN TANAH GROGOT )

BAB III METODE PENELITIAN

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD, DAN ERVING GOFFMAN DRAMATURGI. A. Interaksionalisme simbolik George Herbert Mead.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Hallyu dan K-Pop sebagai Trendsetter Selera Pasar

COFFEE SHOP AS A MEDIA FOR SELF-ACTUALIZATION TODAY S YOUTH. Salendra (Alumni Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

POLA KOMUNIKASI PEMBIMBING DENGAN KLIEN DALAM PROSES REHABILITASI DI BALAI REHABILITASI SOSIAL KARYA WANITA KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengguna Facebook, Indonesia menduduki peringkat nomor dua di dunia setelah. diakses pada tanggal 20/09/2014, pukul 18:00)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB I PENDAHULUAN. jangkauan komunikasi yang lebih luas (Bungin, 2009:108).

SKRIPSI. Disusun Oleh : Alboin Leonard PS D

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online

IMPLEMENTASI NORMA KESOPANAN PADA PERILAKU MAHASISWA PENDATANG DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Transkripsi:

PRESENTASI DIRI SEORANG PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi Kualitatif Metode Dramaturgi Mengenai Presentasi Diri Seorang Pekerja Seks Komersial di Saritem Bandung ) ARTIKEL Oleh, RYANDY PURNAWAN NIM : 41808142 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2014

ABSTRACT THE PRESENTATION OF SELF A COMMERCIAL SEX WORKERS (STUDY DRAMATURGY ABOUT THE PRESENTATION OF SELF A COMMERCIAL SEX WORKERS IN SARITEM BANDUNG) By : Ryandy Purnawan NIM. 41808142 This Thesis Under Guidance : Sri Dewi Setiawati, S.Sos., M.Si This Research Aim To Understand The Presentation Of Self A Commercials Sex Workers (Study Dramaturgy About The Presentation Of Self A Commercials Sex Workers In Saritem Bandung). Sub focus on research that is front stage, middle stage, and also the back stage of commercial sex workers in Saritem. The Third sub focus was expected to be pursing research direction in order to get the expected results. This type of research uses a qualitative approach to the method of study and the research object dramaturgi is Commercial Sex Workers. Election of the informant using purposive sampling technique, the informant's research amounted to two people from the Commercial Sex Workers in Saritem, and two key informant. The acquisition of this research data derived from observation, indepth interviews, documentation, online data search, and also studies library. Techniques of data analysis by data reduction, collect data, presenting data, drawing conclusions, and evaluation. And test the validity of the data by means of triangulation techniques, discussions with colleagues, and membercheck. Results of this research showed that the Front Stage of Commercial Sex Workers thats using a mask and played on stage performances against the backdrop of the stage their show is Saritem. Middle Stage of Commercial Sex Workers that is done all preparations as dress, makeup, accesoris, prepare mentally and places where Commercial Sex Workers are doing a special discussion with fellow Commercial Sex Workers or the procurer to get a very good look at the time will be in the next stage. Back Stage of Commercial Sex Workers showing the figure is completely unlike on while on front stage but in was in daily life. The conclusions of this research are any Commercial Sex Workers do management impression and presentation themselves on the front stage, middle stage, and the back stage. See the difference at each stage whether it was the appearance also behavior. Keywords : Self Presentation, Front Stage, Middle Stage, Back Stage.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kita sering menyebut wanita penjual jasa pelayanan seksual dengan istilah PSK (Pekerja Seks Komersial), menurut arti pada setiap katanya, istilah PSK berarti orang yang mempunyai pekerjaan untuk melayani kebutuhan seksual bagi orang-orang yang membutuhkannya, dengan tujuan komersial atau mencari keuntungan (Ragil, 2009). Sedangkan menurut (Subadara, 2007), Pekerja Seks Komersil adalah seorang wanita yang menjual dirinya, dengan melakukan hubungan seks dan bertujuan mendapatkan imbalan yaitu uang. Uang merupakan tuntutan hidup bagi setiap umat manusia, begitu juga dengan PSK, ketika PSK menyadari bahwa tidak semua lingkungan mampu untuk menerima kehadirannya, maka ia melakukan pemeranan karakter-karakter tertentu. Ada suatu pengelolaan pesan yang ia ciptakan untuk memberikan pemahaman kepada lingkungan tertentu, sesuai dengan apayang ia harapkan. Pada dasarnya semua manusia juga melakukan suatu pemeranan karakter dalam kehidupannya, seperti dijelaskan oleh Goffman, normanorma, nilai-nilai, dan infrmasi budaya memberi meeka suatu peran seperti insinyur, polisi atau istri, ini dilaksanakan sesuai dengan tuntutan skenario dimana aktor tersebut harus memenuhi peran tersebut. Namun ketika seorang individu menjadikan individu lain atau komunitas tertentu sebagai sasaran melalui kumpulan simbol-simbol presentasi dirinya, individu atau komunitas lain itu bisa tertipu dan hanya mengasumsikan pada apa yang terlihat di permukaanya saja. Begitu pula halnya dengan PSK, dalam Presentasi diri seorang PSK dapat memainkan berbagai peran dan mengasumsikan identitas yang relevan untuk mendefinisikan sesuatu yang ingin di tonjolkan dari dirinya. Ada simbol-simbol tertentu yang tercakup dalam presentasi dirinya diciptakan, baik itu berupa komunikasi verbal maupun nonverbal yang dapat digunakan untuk memperkuat identitas peran yang ia mainkan.

Presentasi diri itulah yang dijelaskan Goofman sebagai bagian dari pesan seorang individu sebagai aktor yang bermain diatas panggung sesuai dengan tuntutan skenario. Presentasi Diri ini dilakukan ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain dan mengelola kesan yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya, melalui sebuah pertunjukan diri yang mengalami setting di hadapan khalayak. Dalam sebuah pertunjukan ini kebanyakan menggunakan atribut, busana, make-up, pernak-pernik, dan alat dramatik lainnya. Dalam perspektif dramaturgi, Goffman membagi kehidupan sosial menjadi dua bagian yaitu wilayah depan (front region) dan wilarah belakang (back region). Saat individu menampilkan diri-nya dengan peran tertentu di hadapan penonton atau khalayak, maka individu tersebut dianggap seperti sedang berada di depan panggung (front stage), dan saat individu sedang tidak bermain peran atau sedang mempersiapkan diri-nya untuk menjalani peran, maka di wilayah ini adalah panggung belakang (back stage), serta panggung tengah (middle stage) yang dimana daerah ini merupakan wilayah seorang individu melakukan persiapan untuk ke panggung depan (Mulyana, 2008: 58). Kesimpulannya, PSK memiliki berbagai pola interaksi sosial yang mencakup pengelolaan kesan dalam presentasi diri yang berbeda di keadaan, kondisi dan situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Ada suatu upaya untuk menyamarkan hal-hal tertentu yang sebaiknya tidak diperlihatkan dalam interaksi sosial tertentu. Seorang PSK lebih jauhnya laksana seorang aktor yang berperan di atas panggung sandiwara, menciptakan suatu pandangan, identitas dan realitas sosial yang berbeda bagi setiap khalayak yang ditemuinya. Inti dari penelitian ini adalah mencoba untuk menelaah dan menguak lebih jauh tentang presentasi diri yang dibangun oleh PSK dengan melihat wilayah peran yang disembunyikan dan peran yang ditonjolkan, dan peneliti merasa cocok bahwa penelitian ini dilakukan di

Saritem Bandung.Peneliti memilih PSK di Saritem sebagai penelitian karena Saritem merupukan tempat prostitusi terbesar di bandung. Peneliti menggunakan metodologi kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas serta masalah yang akan diteliti, maka peneliti membuat sebuah rumusan masalah yaitu : 1. Rumusan Masalah Makro Bagaimana Presentasi Diri Seorang Pekerja Seks Komersial di Saritem Bandung? 2. Rumusan Masalah Mikro 1. Bagaimana front stage (panggung depan) Pekerja Seks Komersial di Saritem Bandung. 2. Bagaimana middle stage (panggung tengah) Pekerja Seks Komersial di Saritem Bandung. 3. Bagaimana back stage (panggung belakang) Pekerja Seks Komersial di Saritem Bandung. II. METODE PENELITIAN Dalam penelitian mengenai Presentasi Diri Seorang Pekerja Seks Komersial ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan alasan penelitian yang sifatnya kualitatif memberikan keleluasaan untuk berinteraksi dengan subjek yang diteliti. Adapun sifat analisis dari metodologi ini seperti ditegaskan oleh Deddy Mulyana adalah dengan meletakkan penekanan pada subjektifitas untuk melakukan interpretasi

terhadap suatu persoalan yang dikajinya, mencari respn subjektif individual, memberikan keleluasaan bagi penelitinya. Lebih jauh pendekatan kualitatif lebh menekankan pada makna,penalaran dan definisi terhadap suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu). Hasil penelitian dari metodologi penelitian kualitatif selalu terbuka untuk persoalan baru. Ini sesuai dengan pandangan subjektif mengenai realitas sosial bahwa fenomena sosial senantiasa bersifat sementara, bahkan bersifat polisemik (multimakna), dan tetap diasumsikan demikian sehingga terjadi negosiasi berikutnya untuk menetapkan status realitas tersebut. Studi dramaturgi lebih menyoroti dan melihat perilaku dari manusia yang memiliki peran ganda. Pada perspektif dramaturgi, kehidupan diibaratkan teater. Inti dari perspektif dramaturgi adalah pengelolaan kesan yang dilakukan oleh manusia dan mempresentasikannya pada saat berinteraksi dengan sesamanya. Fokus penelitian ini adalah bukan mencari hasil dari proses, melainkan proses itu sendiri. Orang akan melakukan pertunjukan (performance) di hadapan khalayak untuk memelihara citra diri yang stabil. Goffman memusatkan perhatiannya pada pandangan atas kehidupan sosial sebagai serangkaian pertunjukan drama yang mirip dengan pertunjukan drama di panggung atau disebut dramaturgi. Layaknya sebuah drama, pasti adanya aktor (pelaku) dan juga penonton. Aktor memiliki tugas yaitu mempersiapkan

dirinya dengan menggunakan berbagai atribut pendukung yang sesuai dengan perannya, sedangkan penonton yang memberi interpretasi, bagaimana makna itu tercipta. Identitas manusia bisa mengalami perubahan tergantung dari interaksi yang dilakukan kepada orang lain. Pada saat itulah dramaturgi berperan, bagaimana kita menguasai interaksi tersebut. Pada dramaturgi, interaksi sosial termasuk sebuah pertunjukan teater. Manusia adalah aktor yang berusahauntuk menggabungkan karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui pertunjukan dramanya sendiri. Pada konsep dramaturgi, untuk mencapai tujuan tersebut, sang aktor akan mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung perannya. III. PEMBAHASAN Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan judul Presentasi Diri Seorang Pekerja Seks Komersial (Studi Dramaturgi Mengenai Presentasi Diri Seorang Pekerja Seks Komersial Di Saritem Bandung). Membicarakan presentasi diri bisa dikatakan juga sebagai pengelolaan kesan yang di tampilkan kepada khalayak oleh individu tertentu. Jalaluddin Rakhmat dalam buku Psikologi Komunikasi mengatakan impression management atau pengelolaan kesan merupakan sebuah usaha untuk menimbulkan kesan tertentu yang diharapkan oleh seseorang terhadap individu lain yang mengamati dan juga menilainya. Ketika dihubungkan dengan dramaturgi, individu tersebut biasanya disebut

penonton, yang terdapat pada front stage atau panggung depan seorang aktor. Penulis menggunakan dramaturgi menurut Deddy Mulyana yang mengadopsi dari Erving Goffman bahwa ada tiga panggung pertunjukan yaitu, panggung depan (front stage), panggung tengah (middle stage), dan panggung belakang (back stage). 3.1. Panggung Depan Panggung depan meupakan suatu panggung yang terdiri dari bagian pertunjkukan (appearance) atas penampilan dan gaya (manner). Pada panggung ini, aktor akan membangun dan menunjukan sosok ideal dari identitas yang akan ditonjolkan dalam interaksi sosialnya. Goffman membagi panggung depan menjadi dua bagian yaitu front pribadi (personal front) dan setting, yaitu situasi fisik yang harus ada ketika aktor harus melakukan pertunjukan. Personal front terdiri dari alat-alat yang dapat dianggap khalayak sebagai perlengkapan yang dibawa aktor ke dalam setting. Para informan berperan layaknya aktor dalam suatu pertunjukan drama panggung, dalam hal ini kondisi akting di panggung depan adalah adanya penonton (seorang tamu atau pelanggan yang sering berkunjung ke saritem) yang melihat aktor (informan penelitian yaitu kedua PSK) yang sedang berada dalam kegiatan pertunjukan (ketika PSK sedang bekerja). Selain itu aktor berusaha memainkan peran sebaik-baiknya agar pentonton

mendapatkan apa yang dia inginkan dan sang aktor mendapatkan suatu imbalan yaitu berupa uang. Jadi panggung depan adalah merupakan panggung dimana seorang PSK mempresentasikan dirinya kepada tamu yang datang, memperlihatkan tampilan luar dan tampilan fisik yang telah di bentuk oleh si PSK itu sendiri, dan dengan cara seperti itu PSK bisa mendapatkan pelanggannya. 3.2. Panggung Tengah Panggung tengah merupakan area transisi panggung belakang ke panggung depan, seluruh aktor dramaturgi dalam panggung ini, akan melakukan sebuah persiapan yang dapat mendukung penampilannya ketika berada di panggung depan, yaitu seperti mempersiapkan make-up, pakaian, aksesoris yang akan dipergunakan ketika berada di panggung depan. Panggung tengah juga merupakan tempat dimana sesama PSK melakukan suatu diskusi atau pembicaraan baik itu bercerita tentang pengalaman mereka, bercerita tentang cara mereka bekerja saat bekerja menjadi PSK atau pun berbagi tips sesama PSK saat berhadapan dengan tamu yang mereka tidak suka ataupun lainnya, dan tidak lupa pada panggung ini, PSk biasanya sudah mempersiapkan sebuah setting atau sebuah sandiwara yang akan di pertunjukan kepada penonton, seperti pada saat PSK tersbut menceritakan keluh kesahnya, ataupun bercerita bahwa dia merasa tertekan dan tidak betah itu semua belum tentu ungkapan yang

sebenarnya, layaknya seorang aktor yang siap untuk membuat penonton menjadi kagum, iba ataupun merasa kasian. 3.3. Panggung Belakang Panggung belakang merupakan wilayah yang berbatasan dengan panggung depan, tetapi tersembunyi dari pandangan setiap orang. Ini dimaksudkan untuk melindung rahasia dari seorang aktor, dan biasanya orang lain tidak dizinkan memasuki panggung belakang, kecuali dalam keadaan mendesak atau darurat. Di panggung inilah informan atau aktor akan tampil seutuhnya dalam arti identitas aslinya, para informan menampilkan topeng aslinya tanpa andanya unsur seperti pada saat berada di panggung depan. Pada panggung ini para informan atau aktor ada yang berperan asli sebagai orang tua dan sebagai tulang punggung keluarga. Dalam penelitian ini, PSK melakukan presentasi diri dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu mengatur penampilan, setting atau sebuah sandiwara untuk menghasilkan sebuah kesan yang mereka ingin timbulkan dari orang lain, dilakukannya presentasi diri oleh PSK tersebut adalah lebih pada membentuk kesan yang diinginkan dari orang lain agar dapat terpenuhi tujuan yang ditujunya yaitu mendapatkan imbalan berupa uang. IV. KESIMPULAN Panggung depan (Front Stage) PSK ini semuanya mencoba untuk memainkan perannya dengan sangat baik, yaitu dengan cara melakukan

suatu presentasi diri meliputi gaya berbusana memakai busana yang sexy dan minim agar dapat menarik perhatian tamu yang datang, make up yang begitu tebal disertai dengan accesoris seperti kalung, anting ataupun parfum sebagai wewangian, sikap dan perilaku di buat sebaik mungkin agar membuat nyaman tamu yang datang. Pada panggung ini juga PSK melakukan sebuah manipulasi peran, baik itu pada saat menjadi PSK maumpun pada saat berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, komunikasi yang dilakukan nya menggunakan komunikasi verbal dan juga komunikasi non verbal. Semua dilakukan agar mendaatkan kesan yang diharapkan dan tujuannya tercapai. Segala hal mengenai yang ada di pangggung depan, seperti hal nya mengenai pakaian yang dikenakan pada saat di atas panggung pertunjukan, hanya semata-mata tuntutan pekerjaan, dan bertujuan untuk mendapakan imbalan yaitu uang. Panggung tengah (middle stage) panggung tengah merupakan area transisi PSK dari panggung belakang menuju panggung depan. pada panggung tengah ini adalah tempat dimana kedua informan peneliti melakukan berbagai macam kegiatan untuk mempersiapkan segala hal yang dapatmendukung penampilannya ketika berada di panggung depan, mulai daripersiapan pakaian, aksesoris, dan make up ketika berada di salon. Dipanggung tengah ini juga merupakan area yang dipakai mereka untuk menyiapkan mental dan melakukan suatu diskusi dengan teman sesama PSK ataupun dengan sang germo pada saat akan masuk ke dalam

panggung depan, panggung pertunjukan agar mendapatkan suatu kesan atau penampilan terbaiknya. Panggung belakang (back stage) PSK benar-benar memainkan sebuah peran yang utuh/sesungguhnya, mereka tidak seperti pada saat berada di panggung depan (front stage). Pada panggung ini mereka berpenampilan seutuhnya tanpa menggunakan sebuah topeng lain, namun ada kecenderungan dari pelaku dramaturgi yaitu menampilkan perilaku yang biasa ia tampilkan pada saat berada di panggung depan pada saat-saat tertentu, seperti menggunakan pakaian yang agak minim dan make up yang brlebihan tetapi itu pada momen momen tertentu saja atau tidak sering dilakukan. DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Abdurrachman, Oemi. 2001.Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Citra. Cangara. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Pers. Effendy, Onong.U. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : CV Mandar Maju. -------------------------- 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Remaja. ------------------------- 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Heryawan, RMA. 1986. Dramaturgi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2008. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : Remaja Rosdakarya. ------------------------ 2008. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Pitoyo. 2013. The End of Saritem. Bandung : Simbiosa. Purnomo & Bachtiar. 2007. Bisnis Prostitusi. Yogyakarta : Pinus. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. ------------------------- 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. ------------------------- 1986. Teori-Teori Komunikasi. : Remaja Karya CV. Soemantoe, 1987.PsikologiPendidikan Satori, Djam an. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. ------------------- 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2. Sumber Online http://psychologymania.com/2012/09/pengertian-pekerja-seks-komersial.html, diakses pada tanggal 28/02/2014 jam 14:46

http:// estehhangat.wordpress.com/2012/09/29/dramaturgi-erving-goffman- 2/diakses padatanggal 3/3/2014 jam 15:56 http://risvianna.wordpress.com/2011/03/29/teori-ervinggoffman/diaksespadatanggal 3/3/2014 jam 20:55 http://qiky-violetta.blogspot.com/2012/06/dramaturgi-peran-pekerja-sekskomersial diaksespadatanggal 4/3/2014 jam 16:50 http://studyandlearningnow.blogspot.com/2013/01/teori-dramaturgi-ervinggoffmandiaksespadatanggal 4/3/2014 jam 22:45 http://meiliemma.wordpress.com/2008/01/27/dramaturgi/diaksespadatanggal 4/3/2014 jam 23:12 http://wordsanduniverse.wordpress.com/2012/05/09/dramaturgi-ervinggoffman/diaksespadatanggal 5/3/2014 jam 02:18