Dr. Indra G. Munthe, SpOG

dokumen-dokumen yang mirip
EMBOLI CAIRAN KETUBAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai indikasi, yaitu sebagai analgesik, antipiretik, anti-inflamasi dan

Dr. Hotma Partogi Pasaribu, Sp.OG. Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas kedokteran USU RSHAM -RSPM

SINDROM ANTIFOSFOLIPID PADA KEGUGURAN BERULANG

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar. dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi

PLASENTA PREVIA (PLACENTA PREVIA)

PERSALINAN PRETERM. Dr. Hotma Partogi Pasaribu, Sp.OG. Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas kedokteran USU RSHAM -RSPM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada berbagai organ. Sampai saat ini preeklamsia masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. adanya hipertensi dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini. dapat dijumpai 5-8 % dari semua wanita hamil diseluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. angka morbilitas dan morbiditas yang masih tinggi. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan

Bab 1 PENDAHULUAN. Preeklampsia-eklampsia sampai saat ini masih merupakan the disease of

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu adalah satu dari delapan program Millenium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian maternal (maternal mortality). Menurut World Health

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Preeklamsi (PE) merupakan gangguan multiorgan pada kehamilan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEHAMILAN DENGAN SINDROMA ANTIFOSFOLIPID

IBU DGN MOLAHIDATIDOSA, PLASENTA PREVIA, ABRUPSIO PLASENTA

Kelainan darah pada lupus eritematosus sistemik

BAB I PENDAHULUAN. masa kehamilan, bersalin dan nifas, yaitu berkisar 5-10%. 1. sebagian kasus hipertensi gestasional diikuti oleh tanda dan gejala

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Dr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY

EVIDENCE BASED OF ANTIPHOSPHOLIPID SYNDROME (APS) TERHADAP KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN

Preeklampsia dan Eklampsia

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tertentu dalam waktu tertentu. Sehingga AKI mencerminkan resiko

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia suatu Negara. World Health Organization ( WHO )

BAB 5 PEMBAHASAN. Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Letak Lintang Usia Kehamilan 38 minggu di

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI), selama periode tahun angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

dr Agus Suhartono,SpOG (K) Bagian Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara terminologi kedokteran abortus ialah suatu keadaan yang tidak

dr. Hydrawati Sari, SpOG

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB IV METODE PENELITIAN

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka. Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 923 per

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan merupakan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

ABSTRAK PENGARUH ROKOK TERHADAP BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH. FX. Jarot Dwipoyono Pembimbing : July Ivone, dr., MS.

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan komplikasi dari 2-8% dari kehamilan di seluruh dunia, dan

DETEKSI DINI, DIAGNOSIS KELAINAN KONGENITAL. dr.jalila Zamzam, Sp.A

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran preterm, dan intrauterine growth restriction (IUGR) (Sibai, 2005;

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan khusus di ruang rawat intensif (ICU). Pasien yang dirawat

BAB I PENDAHULUAN. Pre eklamsia atau toksemia preeklantik (pre eclamtic toxaemia, PET)

BAB I PENDAHULUAN. Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

Persalinan Induksi persalinan diindikasikan pada pre-eklampsia dengan kondisi buruk seperti gangguan

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dalam ruang lingkup keilmuan Obstetri Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini preeklamsia masih menjadi masalah utama dalam kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

Transkripsi:

Dr. Indra G. Munthe, SpOG

PENDAHULUAN Suatu kumpulan gejala berupa trombosis vena atau arteri disertai peninggian kadar antibodi anti post polipid (APA). SAF mengakibatkan kegagalan kehamilan yg berubungan dgn dijumpainya APA yg menimbulkan suatu trombosis pada plasenta. APA dideteksi antibodi antikardiolipin (anticardiolipin antibodi/ ACA) dlm bentuk IgM atau IgG atau sebagai lupus antikoagulan/ LA. Konsensus Internasional di Sapporo, SAF dlm kehamilan ditemukan gejala trombosis vaskuler dan morbiditas obstetri yg disertai adanya ACA / LA.

ETIOLOGI Mekanisme terjadinya SAF oleh APA masih belum diketahui i secara pasti. PATOGENESIS 1. Patogenesis Umum Trombosis terjadinya proses pembekuan atau adanya darah beku didlm pembuluh darah atau ruang jantung yg mengakibatkan penyumbatan parsial atau total Ada dua jenis bentuk trombosis : 1. Trombisis Vena 2. Trombosis Arteri

Menurut Virchow (1856) terdapat 3 faktor yg berperan terhadap trombosis : 1. Pembuluh darah yg tdk normal 2. Penurunan aliran darah atau stasis 3. Perubahan komposisi darah Trombosis pada wanita terutama terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan post partum berhubungan dengan adanya hiperkoagulasi i pada masa tersebut. t

2. Patogenesis Sindroma Antifosfolipid a. Target antibodi protein plasma atau komponen membran permukaan sel yg terpapar langsung dgn antibodi dlm sirkulasi darah b. Antibodi antifosfolipid tersebut terlibat reaksi hemostatik dan trombotik pada permukaan sel endotel vaskuler, trombosit dan komponen sel darah lain. c. Transfer imunoglobin G (IgG) dari penderita SAF secara pasif pada binatang percobaan dpt menyebabkan SAF d. Adanya APA berhubungan dgn serangan pertama trombosis e. Manifestasi klinik pada SAF berhubungan dgn kadar APA

3. Patogenesis SAF Dalam Kehamilan Furchgott dan Zawadski menemukan endotel mengeluarkan suatu zat yang mengatur vasodilatasi vaskular bila terganggu akan mengakibatkan vasokontriksi. Endotel tidak hanya lapisan pemisah antara lumen dan dinding pembuluh darah juga berfungsi aktif sebagai pengatur aliran darah. Pada kehamilan secara fisiologis terjadi keadaan hiperkoagulasi yaitu kondisi darah yg cendrung mengalami trombosis. Akibat peningkatan jumlah dan aktifitas faktor pembekuan darah II, VII, VIII, IX, X dan XII serta peningkatan kadar fibronogen. Faktor Willebrand yg disertai penurunan jumlah dan aktifitas antitrombin dan aktifitas fibrinolisis.

4. Gambaran Histopatologi Plasenta Dapat berupa hematoma retroplasenter, peningkatan jumlah simpul sinsitial, nekrosisi sel trofoblas, edema dan persdarahan stroma villi, proliferasi trofoblas, serta hipovaskularisasi. 5. Insiden SAF dalam Kehamilan Masih belum banyak dilaporkan oleh pusat-pusat penelitian, meskipun sudah diketahui sindroma ini dpt ditemukan pada wanita tdk hamil dan pada kehamilan tanpa disertai gejala klinis yg bermakna.

Insiden Antikoagulen Lupus Pada Perempuan Tidak Hamil dan Kehamilan Normal Penelitian Jumlah Kasus Jumlah Kasus Presentasi LA Populasi yg LA (+) (%) diteliti i Duran suarez et al, 1982 2875 20 0.7 Tdk hamil Pattison et all, 1988 100 14 1.4 Hamil normal Lockwood et all, 1988 737 2 0.27 Hamil normal

Insiden antikoagulan lupus (LA) dalam keguguran yang berulang Penelitian Jumlah Kasus Jumlah Kasus LA Presentasi LA (+) (%) Carreras et al, 1981 Edelman et al, 1986 Howard at al, 1987 24 2 8.3 99 10 10.1 29 14 48.2 Petri at al, 1987 44 9 20.5 Berbui et al, 1987 63 11 17.5 Tchobroutsky et al, 1988 57 3 5.2

GAMBARAN KLINIS SAF DALAM KEHAMILAN Target utama APA Plasenta. Kematian janin trimester II, III diterima secara luas sebagai hal spesifik pada SAF dlm kehamilan. Kematian janin dgn SAF didahului dgn pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion dan kelainan denyut jantung janin yg disebabkan bk oleh hipoksia i janin. Vaskulopati arteri spiralis akan mengurangi laju aliran darah ke ruang mengurangi pertukaran gas dan suplai makanan ke janin.

Trombosis arteri dalam kehamilan dapat timbul sebagai trombosis plasenta menyebabkan sindroma keguguran berulang dan kematian janin dalam kandungan. Manifestasi SAF Dalam Kehamilan APA dikaitkan dgn masalah obstetri lain : pertumbuhan janin, PE berat dan sindroma post partum.

Diagnosis Dalam konsensus internasional sapporo 1998 disepakati diagnosa SAF ditegakkan atas penemuan satu kriteria klinik dan satu kriteria laboraturium. A. Kreteria Klinik 1. Trombosis Vaskuler 2. Morbilitas Kehamilan - satu atau lebih kematian janin tanpa sebab pada usia gestasi > 10 mgg. - Satu atau lebih persalinan kurang bulan pada usia < 34 mgg disebabkan oleh PE berat atau eklampsi. - Tiga kali atau lebih abortus spontan berturut-turut pada usia gestasi < 10 mgg.

B. Kreteria Laboraturium 1. Pemeriksaan Antibodi Antikardiolipin DItemukan ACA isotip dan IgM dlm darah dgn kadar sedang atau kadar tinggi pada > 2 pemeriksaan dgn interval waktu > 6 mgg. 2. Pemeriksaan Antikoagulan Lupus Ditemukan LA dlm plasma pada > 2 pemeriksaan pertama.

C. Diagnosis Laboraturium Sesuai dgn konsensus Internasional Sapporo 1998, diagnosis SAF ditegakkan atas pemeriksaan ACA atau LA. D. Pemeriksaan Antikardiolipin dan Antikoagulan Lupus TesACAdantesLA penting untuk mendiagnosa SAF dlm kehamilan pada pasien dgn trombosis vena atau arteri yg tdk dpt dijelaskan etiologinya atau pada abortus berulang.

E. Indikasi Tes Antikoagulan Lupus Tes LA diindikasikan pada seluruh pasien yang dicurigai mempunyai SAF misalnya : pasien dgn kegagalan g hamil, dan pasien yg menunjukkan trombositopenia yg tdk diketahui penyebabnya. F. Indikasi Tes Antikardiolipin Tes ACA berguna untuk mendeteksi antibodi spesifik untuk kardiolipin

1. Konseling Prakonsepsi 2. Kunjungan Antenatal PENATALAKSAAN 3. Penilaian Kesejahteraan Janin 4. Pengobatan Pengobatan dpt ditujukan : a. Penekanan aktifitas antifosfolipid antibodi (sistem Imum) dgn prednison atau IVIG b. Pencegahan trombosis dgn heparin dan aspirin c. Perbaikan sirkulasi plasenta/ mengatasi efek trombosan dgn aspirin

Terapi Menurut Klasifikasi SAF dgn APA kadar sedang-tinggi dgn riwayat KJDK, Abortus spontan berulang, trombosis dan kematian neonatal dari ibu penderita Preeklampsia atau pada kehamilan dgn gawat janin SAF dgn APA kadar rendah dgn riwayat KJDK atau abortus spontal berulang SAF yg bukan LA dan ACA dgn riwayat KJDK atau abortus spontan berulang.

1. Antikoagulan dan Antiagregasi Trombosit Pengobatan yg rasional pada SAF melakukan terapi preventif dan kuratif dgn pemberian antikoagulan dan antiagregasi trombosis. Saat ini dikenal 2 jenis heparin, yaitu : unfractional (UFH) dan Low Molecular Weight Heparin (LMWH) Penggunaan aspirin dosis 60-100 mg/hari efektif untuk SAF dlm kehamilan. Kombinasi heparin (UFH) dgn dosis 10.000-26.600000 600 U/hari dan aspirin 81 mg/hari dpt meningkatkan tercapainya kehamilan aterm hingga 70-80%.

2. Glukokortikoid Pemberian kartikoteroid prednison dgn atau tanpa heparin dalam jangka panjang dapat meningkatkan morbiditas perinatal dan maternal. Pwningkatan kejadian PE, dan ketuban pecah dini. Oleh karena itu pemakaian kortikoteroid t id sebaiknya dibatasi i untuk pemakaian jangka pendek saja.

Persalinan Pada SAF Dalam Kehamilan dan Pengawasan Masa Nifas. Segera setelah memasuki inpartu pemberian heparin harus dihentikan dan proses persalinan diawasi sebagaimana proses persalinan normal. Apabila ada indikasi untuk terminasi perabdominal, pemberian LMWH dihentikan 2 hari sebelumnya diganti dengan UFH dosis 5-10.00 U/hari dan dihentikan 6-8 jam sebelum tindakan pembedahan. Bila hanya digunkan LMWH, maka tindakan pembedahan dilakukan 24 jam setelah pemberian dosis terakhir.